“Ada beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan untuk deteksi kanker payudara. Salah satunya adalah mammografi, yaitu metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar-X dosis rendah.” Show Halodoc, Jakarta - Kanker payudara telah lama menjadi momok bagi setiap wanita. Ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu deteksi mandiri (yang juga populer dengan sebutan ‘SADARI’) dan deteksi secara medis melalui rangkaian tes laboratorium. Kedua jenis metode deteksi itu sangat penting untuk dilakukan, agar keberadaan sel kanker bisa diketahui sedini mungkin dan harapan kesembuhan bisa meningkat. Untuk deteksi mandiri, wanita dianjurkan untuk memeriksa kondisi payudaranya sendiri setiap bulan, agar jika ada perubahan pada payudara bisa segera diketahui. Berikut langkah-langkah deteksi mandiri (sadari) yang bisa dilakukan:
Tes Laboratorium yang Dapat DilakukanPada sebagian kasus kanker payudara, deteksi mandiri bisa jadi kurang efektif dan memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Berikut beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan untuk deteksi kanker payudara: 1. Mammografi Mammografi adalah metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar-X dosis rendah. Dalam pemeriksaan ini, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan menyebarkan jaringan payudara. Prosedur ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. 2. USG Payudara USG payudara adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara. Pemeriksaan ini dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista (benjolan berisi cairan). USG payudara juga digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan pada wanita muda (di bawah usia 30 tahun). 3. MRI MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi. Maksudnya, sering muncul gambaran kelainan payudara yang ternyata bukan kanker. 4. PET Scan PET Scan merupakan metode pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel kanker. Caranya dengan penyuntikan zat kontras lewat vena yang akan diserap oleh sel kanker. Derajat penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologis dan potensi agresivitas tumor. 5. Biopsi Biopsi merupakan metode pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan pada payudara untuk kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya sel kanker. Ada tiga macam biopsi yang bisa dilakukan, yakni biopsi dengan jarum halus atau disebut Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), biopsi dengan membuat irisan kecil di kulit payudara dan mengambil sedikit jaringan tumor atau Core Biopsi, dan biopsi dengan melakukan bedah atau Biopsi Bedah. Itulah sedikit penjelasan tentang tes-tes yang bisa dilakukan untuk deteksi kanker payudara. Jika kamu mengalami benjolan atau gejala kanker payudara lainnya, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit pilihanmu. Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji medis untuk memeriksakan kondisi kesehatanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodocsekarang juga! Pemeriksaan payudara ke dokter spesialis apa?Pemeriksaan fisik payudara yang dilakukan oleh dokter ahli payudara (breast physician/breast surgeon). Di Rumah Sakit Onkologi Surabaya, pemeriksaan payudara dilakukan oleh dokter ahli bedah payudara (breast surgeon) yang diwajibkan telah melakukan lebih dari 50 operasi kanker payudara per tahunnya.
Apakah bisa periksa payudara ke dokter umum?Sejatinya, dokter umum pun memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan fisik payudara. Jadi, baiknya Anda kunjungilah dulu dokter umum di fasilitas kesehatan terdekat.
Berapa biaya untuk USG payudara?Paket mammografi: Rp488.000. Paket USG Mammae: Rp688.000. Paket mammografi & USG Mammae: Rp888.000.
Periksa payudara namanya apa?Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri guna melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada payudara. Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera terdeteksi sejak dini.
|