Oleh Umi Farida Gabungan kata dapat membentuk kata, kata majemuk, dan frasa. Gabungan kata yang membentuk kata adalah gabungan antara bentuk terikat dan kata dasar, misalnya: ekstra– + kurikuler, pra- + sejarah, swa- + layan. Gabungan kata yang membentuk kata majemuk adalah gabungan antara kata dasar dengan kata dasar yang membentuk makna baru, misalnya: rumah sakit, meja makan, tanda tangan, anak tiri, buku halus, dan tumpang tindih. Gabungan kata yang berupa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak bersifat predikatif, misalnya gadis cantik, gunung tinggi, rambut pendek, bubur ayam, dan rumah besar. Penulisan gabungan kata tersebut memiliki ketentuan masing-masing. Berikut ini ketentuan penulisan gabungan kata.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Maret-April 2014 tirto.id - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat proses penggabungan kata yang dikenal juga dengan pemajemukan kata. Dilansir dari buku Bahasa Indonesia, gabungan kata adalah proses penyusunan dari dua kata yang berbeda dan membentuk makna baru. Umumnya gabungan kata ditemukan dalam penulisan. Dalam penulisannya, gabungan kata meski memperhatikan unsur imbuhan yang melengkapinya. Pasalnya, gabungan kata terdiri dari kata majemuk dan gabungan kata yang hanya diikuti salah satu imbuhan (awalan atau akhiran) biasanya ditulis terpisah. Sementara gabungan kata yang diapit awalan dan akhiran ditulis dengan cara serangkai. Kendati demikian, tidak semua gabungan kata tanpa imbuhan ditulis terpisah, gabungan kata yang dianggap sudah padu ditulis serangkai.
Berikut contoh-contoh penulisan gabungan kata yang masih sering keliru beserta pembetulannya.
|