tirto.id - Seni pertunjukkan pantomim merupakan jenis tontonan yang terkenal pada era 70-an. Salah satu tokoh yang mengenalkan seni ini adalah Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin. Show Ia merupakan seorang Amerika yang mempopulerkan pantomim melalui filmnya. Adegan yang ditunjukkan bukan monolog atau dialog melainkan gerakan yang tidak menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi. Pantomim adalah seni pertunjukkan gerak-gerik seseorang yang sedang beraktivitas tanpa memberikan suara sehingga isi cerita hanya melalui ekspresi dan gerak tubuh.
Menurut Purnomo dalam buku Seni Budaya Kelas VIII (2017) pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi musik. Pantomim memiliki ciri-ciri berupa kesan lucu, humoris, dan untuk menghibur sehingga semua unsur yang akan ditampilkan bersifat komika. Pengolahan ekspresi wajah sangat penting sebagai alat komunikasi. Sukses atau tidaknya pertunjukan pantomim dapat dinilai dari seberapa baik pementasan dipersiapkan. Hal ini karena sifat dari pertunjukan pantomim itu sendiri dimana pemain hanya memanfaatkan gerak tubuh dan ekspresi saja untuk menyampaikan isi cerita yang akan dibawakan. Sehingga, pertunjukan pantomim membutuhkan komponen-komponen pendukung untuk membantu memperjelas maksud sang pemain, seperti riasan, musik, kostum, hingga properti.
Proses Merancang Pementasan Pantomim
Pantomim bukan pertunjukan teater yang membutuhkan dialog melainkan gerak-gerik tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan faktor pendukung lainnya yang dapat mempermudah pemain dalam mengekspresikan isi cerita.
Menurut Purnomo pantomim terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
1. Rancangan rias
Pemain pantomim memiliki ciri khas yang terletak pada riasannya, yaitu seluruh wajah yang dibaluti bedak putih dan warna hitam pada beberapa bagian wajah. Warna hitam ini bertujuan untuk memberikan gambaran karakter pada masing-masing pelaku, biasanya terletak pada mata, bibir, dan hidung. Selain bedak putih dan garis hitam, penggunaan alat rias lain contohnya lipstik, pemerah pipi, dan pensil alis.
2. Rancangan kostum
Idealnya pemain pantomim mengenakan baju klasik bewarna hitam putih dengan garis horizontal dengan kerah boat neck dan lengan tiga per empat. Sementara pakaian bawahnya mengggunakan celana bewarna gelap, tali selempang hitam, dan sarung tangan bewarna putih. Namun, pemain tidak harus mengenakan pakaian tersebut melainkan bisa mengenakan kaos ketat yang sederhana. Fungsinya untuk membantu memperjelas gerakan dari pemain. Hal ini karena kunci utama pantomim adalah gerakan tubuh.
3. Rancangan musik
Musik merupakan faktor penting pada hampir semua pertunjukan teater. Pada pertunjukan pantomim, musik berfungsi untuk memperjelas suasana yang sedang diceritakan misalnya gembira, sedih, saat di jalan raya, ataupun suara orang tidur. Elemen ini sangat membantu penonton dalam mengartikan gerak-gerik dari pemain.
4. Rancangan propertiPenyampaian informasi dari pemain kepada penonton dapat dibantu dengan menambahkan properti saat melakukan aktivitas, misalnya kursi untuk memperjelas bahwa sedang menunggu seseorang. Penggunaan properti ini sangat penting karena melakukan gerakan tanpa ada properti yang dibawa akan memberikan kesan kosong pada panggung.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PEMENTASAN PANTOMIM
atau
tulisan menarik lainnya
Wulandari
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
ambar di atas diambil dari adegan pertunjukan William Shakespeare yang dipentaskan oleh siswa sekolah menengah di Kanada. Terlihat meyakinkan sekali bukan akting yang mereka ciptakan? Kamu pun dapat memainkan tokoh dengan baik jika mau berlatih dan belajar akting Ekspresi dan akting siswa sekolah menengah di Kanada dalam pertunjukan teater berjudul karya William Shakespeare. Seni Teater SMP/MTs Kelas IX Pelajaran teater akan menjadi lebih sah dan menarik jika dipraktikkan. Oleh karena itu, kali ini kita akan mempraktikkan teori yang telah kita pelajari dalam suatu pertunjukan teater. Pertunjukan teater dapat menjadi media yang tepat bagimu untuk berekspresi sekaligus mengaktualisasikan diri. A. Merancang Pertunjukan Teater Kreatif Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu merancang per- tunjukan teater kreatif dengan mengolah unsur teater daerah setempat, Nusantara, dan mancanegara di Asia. Kali ini kamu akan merancang pertunjukan teater kreatif. Teater kreatif adalah karya seni teater yang dikembangkan berdasarkan gagasan baru dan tidak mengikuti begitu saja teater yang sudah mentradisi. Kamu dapat merancang per- paduan berbagai jenis teater tradisional, teater modern, teater Nusantara, maupun teater manca- negara di Asia maupun luar Asia kamu pelajari sebelumnya untuk me pertunjukan teater kreatif. Kerahkanlah kemam- puanmu untuk merancang pertunjukan teater kreatif kali ini karena dengan kreativitas, latih- an, disiplin, dan kerja keras seseorang mampu menciptakan pertunjukan yang penuh dengan ide-ide kreatif dan menarik saat ditonton. Hal penting yang tidak boleh dilupakan sebelum membuat pertunjukan teater kreatif adalah membuat rancangan pertunjukan dan melaksanakannya sesuai jadwal yang telah disepakati oleh semua yang terlibat. Rancangan pertunjukan teater kreatif meliputi hal berikut. Tema pertunjukan teater kreatif dapat kamu tentukan bersama teman-teman serta guru pembimbing seni teater yang bersangkutan, dan melalui kesepakatan bersama. Tema pertunjukan misalnya: Per- temuan Barat dengan Timur (pertunjukan teater yang memadukan teater tradisi dengan teater Barat). www.ucfvthea101.files.wordpress.com bentuk pertunjukan teater - Berekspresi Melalui Teater Pertunjukan teater biasanya memiliki beberapa tujuan berikut ini. a. Melatih berorganisasi dan bekerja sama dengan teman yang lain. Mengenalkan kepada masyarakat hasil prestasi yang telah kamu raih di bidang seni teater. d. Menunjukkan kepada masyarakat hasil berlatih serta pembelajaran Memberi hiburan kepada masyarakat di sekitar sekolah. 3. Pembagian Peran Sesuai Tema Selanjutnya menentukan peran sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan bersama. Misalnya ditentukan siapa yang akan menjadi sutradara, pemain, tim artistik, tim produksi (panitia) yang akan mena- ngani pertunjukan, manajer panggung, dan sebagainya. Misalnya yang tertarik dengan seni musik didaulat untuk menjadi pengiring (pemusik) pertunjukan; yang tertarik pada seni rupa ditempatkan dalam tim artistik (penata rias, penata panggung, maupun penata busana); yang tertarik pada manajemen pertunjukan diberi kepercayaan untuk menangani produksi pertunjukan; dan sebagainya. 4. Merencanakan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan pelaksanaan kegiatan meliputi hal-hal berikut. Kegiatan dilaksanakan di luar jam pelajaran atau setelah jam pela- jaran. Kegiatan meliputi latihan dan pertunjukan teater. Seluruh kegiatan dilaksanakan oleh semua siswa dan dibimbing oleh guru yang bersangkutan. Kegiatan dipimpin oleh siswa yang berpengalaman atau yang mampu, berbakat, dan berminat untuk menjadi penanggung jawab dan dipandu oleh guru karya seni teater. Objek kegiatan adalah pertunjukan teater Nusantara hasil karya siswa dengan melibatkan seluruh unsur dan komponen teater Nusan- Seni Teater SMP/MTs Kelas IX Untuk mencukupi seluruh keperluan pergelaran, perlu diupayakan sumber dana kegiatan yang dapat diperoleh dari bantuan sekolah, ban- tuan suka rela dari siswa, donatur dari masyarakat, bantuan dari OSIS, dan sebagainya. Sumber dana juga dapat diperoleh dari pihak sponsor yang tertarik untuk membiayai pemenatasan. Bantuan dari pihak luar sekolah, misalnya pergelaran disutradarai oleh sutradara dari luar sekolah. Kamu sudah merancang pertunjukan teater kreatif dan mene- rapkan prinsip kerja sama dalam pertunjukan teater. Untuk menam- bah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini! 1. Diskusikan dengan teman-teman sekelas untuk membuat sebuah pertunjukan teater kreatif di sekolahmu. 2. Buatlah rancangan pertunjukan teater yang akan dilaksanakan oleh seluruh siswa di kelasmu! Jelaskan tugas-tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sesuai dengan bagian dalam proses pertunjukan tersebut! Kerjakan tugas dan pekerjaan sesuai bagianmu dalam pertunjukan tersebut dengan penuh tanggung jawab! Nah, selamat berproses B. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater. Teater adalah proses menambah kebaikan, kemampuan, keahlian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, dan sebagainya. Maka salah satunya adalah sebagai proses belajar untuk bekerja sama. Pelaksanaannya bisa diterapkankan dalam latihan dan setelah latihan oleh seluruh personil Setiap personil memiliki peran dalam pertunjukan. Betapa pun kecilnya peranan personil tersebut, namun jika ia tidak melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya, maka pertunjukan akan berjalan kacau. Seluruh - Berekspresi Melalui Teater personil juga diharapkan memiliki energi dan kreativitas yang tinggi selama proses dan saat pertunjukan teater. Oleh karena itu, setiap personil yang terlibat diharapkan dapat bekerja sama yang erat dan memiliki satu jalinan batin. Untuk persiapan pertunjukan teater kreatif yang melibatkan berbagai jenis dan bentuk teater dibutuhkan kerja sama erat antara tim artistik dan Tim artistik bertugas menciptakan karya seni pertunjukan sesuai tema yang telah ditentukan. Pertunjukan tersebut diharapkan kaya dengan ide-ide kreatif dan sesuai bidang keahlian masing-masing personil. Tim artistik dipimpin oleh seorang pimpinan artistik yang biasanya dipegang oleh sutradara. Dialah penentu kebijakan keseluruh- an artistik yang akan ditampilkan dalam pertunjukan teater. Tim artistik terdiri atas sutradara, asisten sutradara (kalau diperlukan), para pemain, serta personil artistik yang terlibat dalam pertunjukan. Dalam mela- kukan tugasnya, sutradara dibantu asisten sutradara maupun manajer Kerja sama tim artistik dilakukan saat latihan hingga pertunjukan berlangsung. Pada saat latihan bisa dilakukan pada setiap materi latihan, a. Kerja sama antarpemain, misalnya saling mengingatkan jika lawan b. Kerja sama antarpersonil yang tergabung dalam tim penataan musik. Misalnya saling berusaha menciptakan harmonisasi musik dan suara yang tepat untuk membangun suasana pertunjukan, serta memainkan alat musik secara tepat dan jangan saling mendahului maupun memiliki keinginan untuk menonjol. Kerja sama antara pemain dengan pemusik dan penata cahaya, misalnya akting pemain akan lebih meyakinkan jika didukung oleh kepiawaian penata suara dan penata cahaya dalam menciptakan suara maupun cahaya yang diciptakan. Sebagai contoh, seorang pemain memerankan tokoh di medan peperangan yang sedang berlangsung sengit, dia akan berakting dengan banyak bertiarap dan merunduk. Akting pemain akan lebih meyakinkan jika disertai suara tembakan, bom, maupun desingan peluru disertai kilatan cahaya yang menunjukkan jatuhnya bom, dan sebagainya. d. Kerja sama antara penata busana dan penata cahaya. Misalnya jika penata busana akan memasukkan warna busana, dia akan membicarakannya dengan penata cahaya berkaitan dengan warna cahaya yang akan digunakannya. Penata busana akan memper- hitungkan efek warna-warna cahaya terhadap warna busana yang Seni Teater SMP/MTs Kelas IX akan dipakainya. Demikian pula penata cahaya akan memper- timbangkan warna filter yang akan digunakannya berkaitan dengan warna busana. Jangan sampai warna filter yang digu- nakannya melemahkan warna busana yang akan dikenakan oleh pemain. Perhatikan gambar Gambar tersebut diambil dari per- TAM), salah satu gedung teater bergengsi di kota Milan, Italia dengan sutradara Robert Wilson asal Amerika Serikat. Pertun- jukan tersebut terinspirasi dari epik dari masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Pertunjukan teater kontemporer tersebut merupakan contoh pertunjukan teater kreatif yang sangat menarik. Hal ini dikarenakan landasan dasar pertunjukan adalah salah satu karya sastra tradisional Bugis, dipadu dengan penataan cahaya serta penataan suara yang canggih. Demikian pula lampu warna warni yang berub ah-ubah serta adegan seperti halnya sendratari (seni drama dan tari) yang dipadu dengan alunan musik dan lagu tradisional rakyat Bugis. Tim produksi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola pertunjukan. Bermula dari proses produksi hingga pertunjukan ber- langsung. Tugas dan tanggung jawab tim produksi di antaranya meli- puti: pembuatan surat pemberitahuan kepada pihak sekolah tentang pertunjukan teater yang akan dilaksanakan di sekolah, pencarian dana, pembuatan publikasi pertunjukan, membantu tim artistik untuk me- nyiapkan sarana dan prasarana, dan menyiapkan acara pada saat pertunjukan berlangsung. Tim produksi dipimpin oleh seorang pim- pinan produksi yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, bagian publi- kasi, bagian dokumentasi, bagian transportasi, keamanan, serta seksi- Tim produksi senantiasa saling bekerja sama dan bertoleransi sebagai bentuk proses belajar. Juga perlu disadari untuk menjaga kerja sama dengan elemen-elemen di luar teater, seperti pihak sekolah, pihak sponsor, pihak keamanan, birokrat, dan sebagainya. tepat memperkuat warna busana dan membantu pemain dalam karakter tokoh yang diperankannya. - Berekspresi Melalui Teater Hamm dan tokoh Nagg beradu Kamu sudah mempelajari materi menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater. Sekarang tugasmu adalah menerapkan prinsip tersebut dengan teman-teman yang terlibat dalam pertun- jukan. Tuliskanlah pengalamanmu menerapkan prinsip kerja sama tersebut ke dalam sebuah tulisan bebas disertai hambatan-hambatan yang kamu temui selama bekerja sama dengan mereka. Ungkapkan pula langkah yang kamu ambil untuk mengatasi hambatan tersebut! Bacakan tulisanmu di depan teman-teman sekelas dan ciptakan diskusi membahas hambatan serta solusinya. C. Berakting Secara Wajar Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu berakting secara wajar dalam pertunjukan karya teater kreatif di sekolah. Kegiatan inti berproses teater adalah berlatih dan mementaskan hasil latihan tersebut. Oleh karena itu, pemain teater sebaiknya mempersiapkan diri dengan serius dan penuh kreativitas. Pemain teater sebaiknya menguasai olah tubuh, vokal, dan mempunyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi, serta mempunyai kecerdasan, wawasan, serta pengetahuan yang luas tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Sehingga ketika memeran- kan tokoh akan tampil dengan kedalaman karakter yang indah, menarik, dan penuh penghayatan sesuai dengan tuntutan naskah pertunjukan. Pemain teater dituntut untuk menciptakan karakter tertentu dan ber- akting secara wajar. Akting yang wajar dapat kamu ciptakan hanya dengan Pemain teater sebaiknya mampu menampilkan akting yang wajar dan enak dilihat penonton. Hal ini hanya dapat dicapai jika pemain memiliki sikap Diam tak bergerak tetapi santai dan wajar. Hal itu lebih bisa menguasai pe- nonton daripada terlalu banyak bergerak tetapi tanpa alasan. Bergerak di atas panggung haruslah memiliki motivasi atau alasan mengapa gerakan tersebut Seni Teater SMP/MTs Kelas IX dilakukan. Alasan untuk bergerak biasanya bersumber pada kewajaran dan kejiwaan. Misalnya tokoh ibu mengucapkan kalimat, “Apa yang terjadi dengan wajahmu, Zal?” lalu menghampiri sang anak, mengangkat dagunya, Sedangkan alasan kejiwaan merupakan alasan yang muncul dari gam- baran keadaan jiwa tokoh yang diperankan. Misalnya tokoh yang sedang gelisah berakting dengan meremas-remas jemarinya dan berjalan mondar- Tanpa kedua alasan itu lebih baik pemain tidak bergerak. Adapun akting yang paling sulit biasanya adegan diam sementara menunggu giliran untuk berdialog. Namun hal ini dapat diatasi apabila pemain benar-benar men- dengar dan menanggapi lingkungan mereka bermain, dan juga apabila Sikap santai dan wajar merupakan kunci semua teknik berperan. Keadaan santai meliputi pikiran, perasaan, dan seluruh otot tubuh. Sedang- kan sikap wajar ialah spontanitas yang mengandung alasan. Nah, hal ini hanya dapat kamu capai dengan berlatih secara sungguh-sungguh sehingga muncul kepercayaan diri yang kuat. Keadaan santai dan wajar dapat dicapai jika pemain mampu mengatur pernapasannya. Napas yang teratur bisa memengaruhi ketenangan perasaan dan otot untuk santai. Apabila otot santai disertai perasaan yang santai pula, maka dengan mudah pikiran pun akan bisa tenang. Kamu sudah mempelajari akting secara wajar dalam pertunjuk- Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas 1. Bentuklah kelompok beranggota tiga siswa. Pelajarilah kutipan naskah berikut ini dan masing-masing memerankan satu tokoh! Dua orang petugas Intel bergegas masuk. Mereka bergegas mengejar seseorang. Dengan pistol di tangan berkeliling memeriksa keadaan. : Kamu periksa di sebelah sana! Saya sebelah situ! Memeriksa keadaan di tempat tersebut. : Hai! Ada orang di dalam? Dengar tidak? Ada orang di dalam? Heh! Jangan main-main! Kami polisi! Mau ditembak? : Ayo keluar! Kalau tidak .... - Berekspresi Melalui Teater Kusumo tiba-tiba keluar .... Senyum-senyum angkat tangan. Memeriksa dan menggeledah. Kusumo Pak, panggilan sayang: Mas Kus, eh ... Mas Jangan cengengesan! Kami sedang bertugas! iya ... eemmm ... iya Pak. : Saudara tinggal di sini? Kusumo : Ndak Pak ... bukan saya Pak ... bu bukan Katepe Pak! Saya Kusumo Pak! Kartu Tanda Penduduk! Goblok! Kusumo : Oh ... itu ... saya ndak punya Pak! Saya baru 15. Nanti kalau saya 17, saya punya Pak! Sudah! Sudah! Malah cengengesan! Kami sedang mengejar buron! Saudara melihat gadis membawa lihat seorang gadis membawa pisau menuju kemari? Saudara yakin dengan penglihatan saudara? : Apa ada orang lain yang tinggal di sini? Kusumo : Ya ndak tahu, tiba-tiba saya ada di sini. Tiba-tiba Pak Rono itu komandan perang, Mbok Rono itu Tidak Pak! Silakan Bapak periksa dulu. Atau Bapak dulu yang saya periksa? Dari gejalanya saya tahu Bapak menderita penyakit yang tidak tertahankan. Bapak menderita gangguan hati yang cukup parah. Seni Teater SMP/MTs Kelas IX Gangguan ini menyebabkan Bapak marah terus- terusan. Bapak jadi kasar, tidak punya perasaan, sombong, takabur, dan besar kepala! Untuk mengatasi hal ini ... Stop! Jangan ngawur kamu! Ngomong sembarangan! ) Bagaimana Pak? Nampaknya kita tidak dapat mengorek apa-apa dari tikus ini. Mubazir Pak! Ini orang sinting! Gila! Bagaimana? : Kamu periksa sekeliling sekali lagi! : Tapi tadi ada saksi lain yang melihat tersangka me- Kusumo! Kami akan pergi! Jika nanti ada seorang gadis mencurigakan datang ke sini, segera lapor ke Polsek terdekat! Ingat! Jangan coba-coba menyem- bunyikan tersangka! Hukumannya berat! Paham? Saudara Kusumo! Anda sudah dengar resikonya jika melindungi tersangka. Harap Saudara ingat Kusumo : Da daaag Pak! Sampai ketemu lagi! Kalau ke sini jangan lupa bawa kartu periksa ya? Hati-hati lho! Virusnya cepat menyebar! Jangan lupa minum ........................... (Dikutip dari naskah “Rumah buat Lisa [Terbuang]” Praktikkan kutipan naskah yang telah kamu pelajari di depan kelas! Kelompok lain yang tidak tampil berperan sebagai pengamat. 3. Setelah satu kelompok tampil, kelompok lain memberi komentar dengan mengisi tabel berikut ini! Tabel Pengamatan Pemeranan Tokoh - Berekspresi Melalui Teater Berikan penghargaan kepada kelompok yang telah mementaskan karyanya dengan memberikan tepuk tangan yang meriah dan a. Laporkan hasil kerja kelompokmu mengomentari penampilan b. Kerjakan tugas ini secara bergilir! D. Menyiapkan Pertunjukan Teater Kreatif Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menyiapkan pertunjukan karya teater kreatif di sekolah. Pertunjukan teater membutuhkan persiapan dan pengelolaan yang benar. Kamu telah merancang pertunjukan teater kreatif yang melibatkan seluruh siswa di kelas. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan pertunjukan tersebut dengan sebaik-baiknya. Persiapan pertunjukan oleh tim artistik misalnya sutradara menentukan bentuk garapan naskah. Apakah akan dipentaskan dengan bentuk teater tradisional, modern, perpaduan keduanya, ataukah bentuk teater yang lain. Selanjutnya sutradara memilih pemain ( panggung, kostum yang akan dipakai, penataan rias, penataan suara, dan Agar persiapan pentas lebih matang, perlu diadakan proses adaptasi pemeranan, penentuan jadwal latihan, dan penguasaan teknik berperan. Salah satu teknik pemeranan yang perlu dikuasai adalah teknik muncul. Teknik muncul digunakan pemain untuk muncul di atas panggung per- tunjukan. Barangkali ia muncul ketika pemain-pemain yang lain sudah berada di atas pentas dalam satu adegan, barangkali ia muncul tepat pada saat layar dibuka dan ia sudah ada di pentas. Bagaimana pemain terlihat di atas pentas, itulah yang disebut teknik muncul. Seni Teater SMP/MTs Kelas IX Teknik muncul sangat penting ka- rena dilakukan untuk memunculkan kesan pertama penonton terhadap watak tokoh yang dimainkan. Teknik muncul akan memberikan gambaran fisik dan tingkat emosi peran yang dimainkan. Selain itu, juga diharapkan dapat memberikan gam- baran suasana perasaan tokoh. Teknik muncul yang baik dapat dilakukan jika pemain mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan cerita. Pemain sebaiknya menunjukkan mimik (ekspresi wajah) yang tepat untuk menunjukkan emosi yang dialami tokohnya. Aturlah gestur (gerak- gerak besar; gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya) sesuai dengan karakter tokoh. Demikian pula bloking (perpindahan tempat) pemain diatur sedemikian rupa sehingga pertunjukan tidak menjemukan. Kamu sudah mempelajari persiapan pertunjukan teater kreatif. Untuk menambah kreativitasmu, praktikkan latihan teknik kemun- culan pemain di atas panggung berikut ini! 1. Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan usia tokoh 2. Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan ketidak- sempurnaan fisik tokoh. Misalnya tokoh yang buta, kaki pincang, tangan tidak bisa digerakkan, dan sebagainya. 3. Lakukan latihan muncul dengan menggambarkan status sosial tokoh. Misalnya seorang guru, dokter, pemulung, dan sebagai- 4. Lakukan latihan muncul dengan rasa gembira, sedih, marah, 5. Lakukan latihan muncul dengan kepanikan, ketergesa-gesaan, santai, serius, dan sebagainya. 6. Lakukan latihan secara kelompok. Lakukan improvisasi secara bergantian, misalnya tokoh X sedang marah, kemudian dilanjut- kan kemunculan Y dengan marah-marah pula, dan seterusnya. kesuksesan seperti tampak pada - Berekspresi Melalui Teater E. Menggelar Pertunjukan Teater Kreatif Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menggelar per- tunjukan teater kreatif di sekolah. Kamu bersama teman-teman sekelas telah merancang dan berlatih untuk mementaskan teater sesuai dengan kreativitas kalian. Berdasarkan jadwal dan hasil latihan, kalian tentunya sudah siap mementaskan teater. Nah, pentas- kanlah hasil latihan kalian di sekolah. Ada berbagai hal yang harus diker- jakan tim artistik dan tim produksi me- nyangkut persiapan penataan pertun- jukan dan teknis acara pertunjukan. Berikut ini beberapa hal tersebut. 1. Mempersiapkan dan menata perlengkapan panggung dan lampu. dengan kebutuhan pertunjukan tanpa meninggalkan nilai artistik. Lakukanlah gladi (latihan) bersih sebelum pertunjukan. Saat geladi bersih semua properti telah ada di panggung, lampu telah di- sebaiknya telah mengenakan kostum dan make up lengkap. Geladi bersih untuk meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi saat pentas. 3. Tentukan posisi tempat duduk penonton, tempat untuk pemusik, untuk menata rias dan kostum, tempat untuk penata cahaya, dan tempat pen- jualan tiket jika pertunjukan ditiketkan. 4. Lakukanlah pertunjukan dengan penuh tanggung jawab, percaya diri, disiplin, dan senang hati. Nik- matilah apa pun tugas dan peran yang menjadi tanggungjawabmu. Bagi pemain, tampilkanlah tokoh dan karakternya sesuai alur cerita, setting, dan konflik berdasarkan la- tihan yang selama ini kamu lakukan, maka pertunjukan drama itu di- harakan dapat memukau penonton. smpn137.files.wordpress.com sebaiknya dilakukan dengan intensif. dedidwitagama.files.wordpress.com merupakan salah satu wujud kreativitas siswa menyalurkan bakat seninya. Seni Teater SMP/MTs Kelas IX Kamu sudah mempelajari cara menggelar pertunjukan teater Untuk menambah kreativitasmu, diskusikan dan koordinasi- kan hal-hal berikut ini bersama teman sekelas membahas rencana pertunjukan teater yang akan kalian lakukan. yang kalian kehendaki sebagai latar panggung? Apakah memerlukan perlakuan khusus seperti panggung seperti di dalam hutan, di ruang parlemen, di ruang keluarga, ataukah cukup diberi kain hitam atau putih? Pertunjukan teater bisa menggunakan banyak latar tempat. Latar tempat babak pertama bisa berbeda dengan latar tempat babak kedua, ketiga, dan seterusnya. Latar tempat harus sesuai dengan latar waktu, serta latar situasi. Dengan latar yang tepat, pertunjukan drama akan menjadi lebih hidup. 2. Bagaimanakah pengadaan dan penataan properti di atas panggung? Apakah properti telah tersedia, ataukah harus me- 3. Cahaya dan penataan lampu yang bagaimanakah yang cocok untuk menyinari panggung? Apakah pertunjukan memerlukan lampu khusus untuk adegan-adegan tertentu, apakah harus mencari teknisi ahli untuk menangani pengadaan lampu dan listrik, ataukah cukup kalian sendiri yang menangani? 4. Jam berapakah penonton mulai masuk ruangan, kapankah pertunjukan dimulai, serta acara pada saat pertunjukan? Apakah ada peraturan-peraturan khusus yang harus dipatuhi penonton, misalnya apakah penonton harus mematikan ponsel mereka selama pertunjukan, apakah mereka dapat mengambil gambar meng- gunakan lampu blitz, dan sebagainya. Lantas apakah akan diadakan diskusi setelah pertunjukan, bagaimana cara mengantisipasi jika penonton melebihi kapasitas gedung, dan sebagainya. 5. Diskusikan pula berbagai permasalahan yang mungkin timbul berkenaan dengan acara pertunjukan! F. Menilai Pertunjukan Teater Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu menilai dan mengapresiasi pertunjukan teater kreatif di sekolah. - Berekspresi Melalui Teater Kadang kala kita melakukan suatu kesalahan yang tidak kita sadari. Begitu- pun dalam pertunjukan teater. Akan terjadi kesalahan dan kekurangan yang sering tidak disadari oleh pelakunya. Hal ini terutama dapat menimpa pemain, penata lampu, penata busana dan rias, pemusik, serta kru panggung yang langsung berhubungan dengan pentas. Nah, untuk mengantisipasi kesalahan- kesalahan yang mungkin terjadi lagi, diperlukan sebuah evaluasi kerja. Evaluasi kerja diperlukan untuk menilai pertunjukan dari berbagai aspek setelah pertunjukan berlangsung. Misalnya pemain terlambat berdialog, pemusik yang keliru memasukkan suara, kru penata panggung yang salah menempatkan properti sehingga menyulitkan bloking pemain, dan sebagainya. Menanggapi hasil pertunjukan teater dapat dari segi tokoh, karakter, akting, mimik, dan pantomimik tokoh-tokohnya. Kamu juga dapat menang- gapi pertunjukan dari segi tata rias, tata busana, tata lampu, tata suara, ilustrasi musik, pemanggungan, dan sebagainya. Selain itu, evaluasi juga dapat diungkapkan untuk menilai hasil kerja tim produksi. Misalnya bagian publikasi yang kurang bekerja maksimal sehingga penonton yang datang sedikit, bagian pendanaan yang tidak mampu menyediakan dana untuk pertunjukan, dan sebagainya. Pada saat memberikan evaluasi per- tunjukan teater, harus disertai dengan alasan atau argumen yang masuk akal dan logis. Argumen yang logis tersebut untuk memantapkan penilaian terhadap hasil kerja pertunjukan. Tidak jarang evaluasi berupa kritik-kritik dan akan menyakitkan hati. Namun semua itu diharapkan dapat dijadikan sebagai cambuk dan semangat untuk memper- baiki kesalahan dan untuk terus maju. Nah, terimalah kritik-kritik tersebut dengan lapang dada dan pikiran terbuka. Kamu sudah menilai dan mengapresiasi pertunjukan teater Untuk menambah kreativitasmu, kerjakan tugas berikut ini! 1. Berikanlah evaluasi terhadap pertunjukan yang telah kamu lakukan bersama-sama teman sekelas! 2. Catatlah permasalahan disertai pendapat dan kritik menang- gapi pertunjukan yang telah kalian lakukan! 3. Sebutkan simpulan hasil evaluasi pertunjukan! 4. Pelajaran apa yang kamu peroleh dari evaluasi pertunjukan? 5 . Bagaimana sikapmu menanggapi evaluasi pertunjukan tersebut? pemain dan tim artistik sangat diperlukan untuk menciptakan pertunjukan yang menarik dan dapat Seni Teater SMP/MTs Kelas IX 6. Solusi apa yang tepat kamu kemukakan untuk memecahkan permasalahan dalam pertunjukan tersebut? Pertunjukan teater merupakan sebuah kerja kolektif yang me- merlukan kerja sama, kedisiplinan, dan tanggung jawab seluruh Beberapa hal penting sebelum mementaskan teater adalah me- nentukan tema, menentukan tujuan pertunjukan, membagi peran sesuai tema, dan merencanakan pelaksanaan kegiatan. Pemain teater sebaiknya menguasai olah tubuh, vokal, dan mem- punyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi, serta mem- punyai kecerdasan, wawasan, serta pengetahuan yang luas tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Hal ini untuk menciptakan karakter tertentu dan berakting secara wajar. Akting yang wajar hanya dapat diciptakan hanya dengan berlatih keras. Pertunjukan teater membutuhkan persiapan dan pengelolaan yang benar. Persiapan dan pengelolaan meliputi tim artistik dan Menggelar pertunjukan teater memerlukan persiapan penataan artistik dan teknis acara pertunjukan. Pertunjukan sebaiknya di- lakukan dengan penuh tanggung jawab, percaya diri, disiplin, dan Evaluasi kerja diperlukan untuk menilai pertunjukan dari ber- bagai aspek. Misalnya dari segi kerja tim artistik dan hasil kerja tim produksi. Evaluasi pertunjukan diharapkan dapat dijadikan sebagai cambuk dan semangat untuk memperbaiki kesalahan dan untuk Pada bab ini kamu telah merancang pertunjukan teater kreatif dengan mengolah unsur-unsur teater. Kemudian menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater, menyiapkan pertunjukan, dan menggelar pertunjukan teater kreatif yang diciptakan di sekolah. Nah apakah kamu telah benar-benar menguasai materi tersebut? Untuk itu, tulislah kembali kegiatan pembelajaran yang telah kamu lakukan saat mempelajari materi dalam bab ini secara urut dan detail! - Berekspresi Melalui Teater A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Muncul rombongan terdiri atas para pegawai, pembawa beban, dan “Maaf, dapatkah Saudara-Saudara “Dapatkah saya bertemu dengan (4) Pemimpin Pengawal : “Saya, ada apa?” “Dapatkah saya berbicara dengan Tuan di tempat lain? Saya tidak mau membuat seluruh rombongan cemas.” “Baik, ada apa? Marilah di tempat lain.” Mereka berjalan ke tengah hutan menjauh dari rombongan yang menunggu. (8) Pemimpin Pengawal : “Perampok? Di mana?” : “Di sini, Tuan.” (Sambil menusuknya.) Dialog yang diucapkan dengan suasana penasaran dan khawatir 2. Merencanakan teknik serta cara pertunjukan adalah tugas .... 3. Berikut ini naskah teater karya Arthur Miller adalah .... d. Matinya Seorang Salesman 4. Pimpinan Teater Koma adalah .... Pada dasarnya seorang pemain teater harus mampu menguasai .... a. pendengaran dan penciumannya penglihatan dan perabaannya penciuman dan pendengarannya Seni Teater SMP/MTs Kelas IX 6. Ide cerita naskah teater dapat diperoleh melalui .... a. imajinasi, pemikiran, pengalaman b. penderitaan hidup, kesedihan 7. Segala pakaian dan perlengkapan yang dikenakan pemain teater saat pentas merupakan tugas seorang .... : (suaranya lemah) Tolong, ambilkan obat itu, Nin! (batuk- : (menarik napas) Oh... hampir setahun rasanya ibu berbaring terus tak dapat bekerja. Kasihan engkau, Nak. Kutipan drama di atas menggambarkan bahwa ibu Yuni sedang .... 9. Berikut ini merupakan tugas seorang penata busana, b. menentukan warna baju yang cocok membuat pemutih rambut untuk peran orang tua d. memotong kain sesuai tubuh pemain 10. Bukan merupakan tugas tim produksi adalah .... a. membuat poster untuk publikasi menentukan properti yang harus digunakan pemain d. mendokumentasikan pertunjukan B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Bagaimanakah bentuk pertunjukan teater kreatif yang ideal menurut- mu? Uraikan jawabanmu beserta alasan-alasan yang mendukung! Sebutkan tugas-tugas seorang pemain yang baik sebelum pertunjukan! 3. Mengapa teater disebut sebagai sebuah seni kolektif? Menurut pengalamanmu bagaimanakah menampilkan suatu bentuk akting yang wajar dan kamu nikmati? Jelaskan jawabanmu! 5. Jika akan mementaskan kutipan naskah berikut ini, bagaimanakah penataan panggung, kostum, rias, suara, dan cahaya yang akan Dahana, Radhar Panca. 2001. Encarta Encyclopedia 2006 Hanindawan (Penyunting dan Pengantar). 2006. Ismail, Taufiq (ed.) dkk, 2002. Horison Sastra Indonesia 4, Kitab Nukilan Drama Horison & The Ford Foundation. . Jakarta: Burung Merak Press. Saptaria, Rikrik El. 2006. Panduan Praktis untuk Film dan Teater Acting Sholeh, Iman dan Rik Rik El Saptaria. 2005. Modul Workshop Keaktoran Festamasio 3 TGM. Jogjakarta: Teater Gajah Mada. Sholeh, Iman dan Rik Rik El Saptaria. 2005. Modul Workshop Keaktoran Festamasio 3 Jogjakarta: Teater Gajah Mada UGM. The Art of Acting: Seni Peran untuk Teater, Film & TV Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia , edisi 02 November 2008. Drama, Teori dan Pengajarannya The Theatre Experience. NewYork : The City University of New York. www.blontankpoer.blogsome.com www.dedidwitagama.files.wordpress.com www.engineeringharmonics.com www.santi12love.files.wordpress.com www.smpn137.files.wordpress.com www.ucfvthea101.files.wordpress.com Pentas menggambarkan sebuah pendapa kelurahan. Malam hari itu Lurah sedang berbincang-bincang dengan Carik dan Jagabaya. : ‘’Saya mesti tetap memikirkannya, Pak Jagabaya. Sebagai seorang Lurah, saya tidak akan berdiam diri terhadap persoalan ini.” : ‘’Tapi maaf, Pak Lurah, saya rasa tindakan Pak Lurah dalam menghadapi persoalan ini kurang tegas. Maaf, kurang cak-cek, kurang cepat.” : ‘’Memang, saya sadari saya kurang tegas dalam hal ini, ini saya sadari betul, Pak Jagabaya. Tapi tindakan saya yang kurang cepat ini sebetulnya bukan berarti apa-apa. Terus terang dalam menghadapi masalah ini saya tidak mau pula berarti diam saja hanya menunggu berita. Pak Lurah kan tinggal memberikan perintah atau izin kepada saya untuk mengerahkan pemuda desa kita untuk mengadakan ronda kampung tiap malam.” : “Iya, saya tahu, Dik, eh, Pak Jagabaya. Tapi dalam saat-saat terakhir ini pemuda dalam menghadapi kesenian. Pak Jagabaya tahu, dalam tempo satu bulan lagi Bapak Bupati akan meninjau desa kita.Saya sedang mempersiapkan pemuda-pemuda desa kita untuk menyambutnya dengan acara-acara kesenian. Saya mengerti benar tentang selera Pak Bupati. Dia adalah seorang pecinta kesenian dan ia akan bangga sekali jika tahu rombongan kesenian yang menyambutnya adalah pemuda dari desa kita. Kita akan mendapat pujian yang tinggi dan Pak Bupati akan selalu memperhatikan : ‘’Tapi apa artinya kita dapat pujian Pak Bupati, jika kenyataannya desa kita sendiri malahan tidak aman? Walaupun Pak Bupati tidak tahu, tapi yang merasakan terganggunya keamanan adalah penduduk desa kita, rakyat kita : ‘’Berapa banyak penduduk yang menderita kerugian akibat gangguan maling itu? Dan bandingkan dengan pujian yang bakal kita terima. Bayangkan, Pak Jagabaya, seluruh penduduk desa kita akan ikut bangga dipuji oleh Bapak Bupati karena maju dalam dunia kesenian.’’ : ‘’Kalau Pak Lurah punya cita-cita semacam itu, ya, sudah. Akan lebih baik kalau semua rakyat di desa ini baik tua-muda, anak laki-laki dan perempuan dilatih saja karawitan, dilatih ketoprak. Semuanya dilatih kesenian! Jangan , tapi semuanya, semuanya! Nggak usah mengurusi sawah dan ladang atau ternak-ternak mereka ....Jadikan saja desa ini sebagai desa kesenian!’’ (Mau pergi saking marahnya, tapi dicegah oleh Pak Lurah dan Pak Carik) : ‘’Lho....lho....kok terus begitu, Pak Jagabaya? Sabar toh, sabar, kalau memang Pak Jagabaya tidak setuju ya mari kita secara baik-baik. Sekarang duduk dulu, Pak Jagabaya, mari duduk dulu. Nah, sekarang maunya Pak Jagabaya bagaimana? Coba katakan dengan sabar. Dik Carik, pendapatnya! Katakan, Dik Carik, bagaimana?” , eh, saya kira usul dari Mas Jagabaya untuk mengadakan lomba ronda kampung memang perlu sebab ...eh, ...si maling yang tiap malam mengacau itu memang perlu dirondai! Eh, kita perlu meronda untuk mengatasi nekadnya si maling yang kurang ajar itu.’’ : ‘’Jadi Pak Carik tidak setuju dengan adanya kegiatan kesenian yang tiap malam diajarkan di Balai Kelurahan?’’ , ya, setuju banget! Akur saja, Pak Lurah. Tapi, memang maling itu nekad : ‘’Malingnya nekad bagaimana? Nyatanya rumah saya belum pernah kemalingan kok, Pak Carik’’. : ‘’Malingnya tidak akan mungkin mencuri di rumah Pak Lurah. Karena rumah Pak Lurah berdekatan dengan Balai Kelurahan yang tiap malam selalu ramai dengan pemuda-pemuda yang sedang belajar kesenian. Tapi rumah penduduk yang di pojok-pojok desa itu?’’ : ‘’Benar, Pak Lurah, rumah Pak Wongso Kariyo yang berada di pojok desa sebelah selatan ini .... wah.... hampir tiap malam Lurah sudah mendapat laporan yang lebih jelas bukan?’’ : ‘’Laporan tentang kemalingan di rumah Pak Wongso Kariyo memang tiap hari saya dengar, Dik Carik. Tetapi secara terperinci belum saya ketahui. Maklum, Dik Carik, saya terlalu sibuk. Coba ceritakan bagaimana?’’ : ‘’Kemalingannya memang seperti kemalingan yang terjadi di beberapa rumah yang lain, Pak Lurah. Tapi ini yang saya katakan maling nekad, ya ini. Maling memang menjadi maling langganan di rumah Pak Wongso Kariyo karena setiap malam minggu dia secara rutin datang dua kali dan sampai-sampai Pak Wongso Kariyo hafal benar dengan maling itu. Pak Wongso Kariyo selalu menyediakan nasi dan lauk-pauknya kalau maling itu datang.’’ : ‘’Kenapa Pak Wongso Kariyo tidak melapor pada Pak Jagabaya?’’ : ‘’Dia sudah melapor pada Pak Jagabaya!’’ : ‘’Kenapa Pak Jagabaya diam saja?’’ : ‘’Edan! Diam saja atau telinga Pak Lurah sudah kemari. Tiap hari saya ribut dengan Pak Lurah. Tiap hari saya teriak otot-ototan dengan Pak Lurah tapi Pak Lurah cuma diam saja. Cuma : ‘’Lho, menangkap maling toh, tidak perlu dengan pemuda desa. Sebagai seorang jagabaya, Pak Jagabaya mesti bisa menangkap maling itu sendiri.’’ : ‘’Edan! Apakah Pak Lurah tidak pernah dengar kabar kalau maling itu : ‘’ Lho, biarpun malingnya tinggi besar apa Pak Jagabaya tidak bisa menangkap maling itu sendiri? Pak Jagabaya kan pernah belajar pencak di Kelurahan? Pak Jagabaya pernah jadi jagoan pencak di desa ini.’’ ...Pak Lurah kabarnya maling itu bisa main karate dan kungfu.’’ : ‘’Apa kau kira pencak akan kalah, kalau bertanding dengan karate dan kungfu?’’ : ‘’Saya tidak mau membuktikan apakah pencak akan kalah dengan karate atau kungfu. Tapi kalau Pak Lurah mau membuktikan, kami persilakan Pak Lurah sekali-kali bertanding dengan maling itu.’’ Terdengar teriakannya, kemudian muncul berlari tergesa-gesa; bingung tetapi gembira ‘’Pak Luraaaaah, saya telah membunuh oraaaaaang! Pak Lurah, saya telah membunuh orang! Hebat Pak Lurah orang itu bisa saya bunuh.” ‘’Apa? Kau telah membunuh orang?’’ W : ‘’Edan saya telah membunuh orang! Edan! Orang itu bisa saya bunuh sendiri, tanpa bantuan siapa pun juga.’’ : ‘’Tenang! Tenang! Coba ceritakan dengan jelas.’’ W : ‘’Edan! Orang itu berhasil saya bunuh sendiri. Orang itu bisa saya bunuh : ‘’Sabar! Sabar! Sabar, Kang! Ada apa?’’ Pak Lurah, saya telah berhasil membunuh orang. Eh... : ‘’Maling itu kau bunuh?’’ W : ‘’Maling itu telah saya bunuh! Seperti biasanya maling itu datang ke rumah saya sore ini, tapi saya bukan orang yang bodoh lagi. Sudah sejak siang aku persiapkan perangkap untuk menangkap maling itu. Siang tadi aku sudah membeli racun tikus. Dan sore ini waktu maling itu datang seperti biasanya langsung makan malam di rumah saya. Dia tidak tahu bahwa makanan itu telah saya campur dengan racun tikus tadi. Ya, sayur lodeh untuk lauk maling itu telah saya campuri dengan racun tikus. Eeeee, saya cuma mengharapkan maling itu klenger. Tapi, malahan mati. Ya, sudah saya mesti dihukum Pak Polisi, tidak apa-apa. Sebab sekarang saya telah menjadi orang yang hebat, bisa menangkap maling hingga mati.’’ : ‘’Jadi maling itu mati?’’ W : ‘’Mati, Pak Lurah! Mati!’’ : ‘’Kenapa maling itu tidak kau bawa kemari?’’ W : ‘’Saya nggak kuat membawanya sendirian Pak Lurah. Dan untuk meminta bantuan dari tetangga saya tidak mau, sebab saya tidak berani lancang sebelum Pak Lurah melihat sendiri siapa maling itu.’’ : ‘’Bawa kemari maling itu, lekas!’’ W : ‘’Tapi Pak Lurah nanti apa tidak malu?’’ W : ‘’Karena maling itu ternyata adalah ... ternyata adalah adik lelaki Pak Lurah Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet, Iwo, dan Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah Mondar-mandir di sela-sela mobil nyanyi-nyanyi sampai suaraku sember hilir-mudik di antara rumah makan senyam-senyum sampai bibirku dower andai saja kupunya rumah mobil juga andai saja kudapat hasil berjuta-juta : Dapat berapa kita hari ini? Sebentar, aku hitung dulu. ( Menghitung uang recehan, penghasilan mereka : Eh, kawan-kawan, tadi malam aku bermimpi kejatuhan durian! : Benjol dong kepalamu. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh! : Memangnya kenapa kalo aku mimpi ketiban durian?! : Kita jadi kebelet pingin durian dong! Ah, bego kamu! : Iya, mimpi dulu, nanti benerannya!! : Sudah, sudah! Eh, Wo, Mal, lumayan juga penghasilan kita hari ini. : Tiga ribu dua ratus rupiah. bisa makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur dong Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah sisi panggung, bergegas sambil meniup peluitnya. Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu terperangkap di salah satu pojok Eh, eh, mau lari ke mana kalian, hah?! Maaf Pak, apa salah kami?! Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga, memangnya kalian mau : Ampun Pak, kami sungguh tidak mengerti. di sekitar tempat ini, tahu!! Maaf Pak, kami tidak tahu, Pak! Dasar anak brekele, kamu ... Betul Pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita bertiga pertama-baru pertama, eh, kalian kira kita berdua buta apa?! Sudah sering aku lihat kalian pada genjrang-genjreng di sekitar sini ... : Barangkali bukan kami, Pak! Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang kami tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, Tapi Pak, bukan kami, sungguh bukan kami ... Ketiga anak itu digiring oleh petugas, mereka semua keluar. Keesokan harinya di kantor petugas. Iwo, Kemal, dan Atet duduk di bangku panjang, dua petugas, Abdul dan Nasir mendampingi mereka. Abdul duduk di belakang meja, sementara Nasir berdiri mondar-mandir dengan pentungan karet di tangannya. Nah, hari ini kalian bertiga akan dibebaskan. Tapi ingat, jangan sekali- sekali kulihat lagi kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik tahu!! Bapak pejabat yang rumahnya dekat situ sempat matanya ngeliatin kamu-kamu semua... ngerti, nggak?! Tiba-tiba telepon berdering, Abdul mengangkatnya. terdengar suara komandan memanggilnya menghadap kemejanya Dul, harap segera datang ke ruangan saya! pergi ke meja komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas level yang agak ditinggikan Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang pemusik, organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia telpon, katanya nggak bisa tampil karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung mencari gantinya?! Kira-kira kamu punya kenalan yang Kenalan? Rasanya nggak ada Komandan. Hendak berbalik, tiba-tiba ingat sesuatu Komandan, bagaimana kalau pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita suruh tampil di rumah komandan?! depan rumah boss, Komandan. begitu. Ehm, boleh juga. Tapi apa mereka bisa bernyanyi dengan baik?! Jangan-jangan mereka hanya bisa nyanyi sepotong-sepotong saja, kan di jalan mereka nggak pernah nyanyi utuh?! ya, ya?! Tapi bagaimana kalau kita test saja mereka, Komandan?! Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau Komandan anggap layak, kita tampilkan mereka di Wah, bagus juga ide kamu. Tidak sia-sia ku manggil kamu kemari. Di ruangan sebelah, Komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir. Kalau begitu mari kita temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang Siap, selamat pagi Komandan! Pagi, semua baik-baik saja , tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu. terus mendekati para pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam acara ulang tahun anaknya Kami diminta tampil, wah, kesempatan bagus nih ... Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di hadapan Komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau macam-macam!! kita nyanyikan sebuah lagu kawan. : Bagaimana kalau lagu plesetannya kang Harry itu? : Jangan, itu masuk kategori lagu protes, kan nggak boleh katanya. : Kalau begitu, lagu (menyebutkan sebuah judul lagu yang akan di : Ya, ya, lagu itu aja, tapi kamu hafal nggak?! : Oke, kalau begitu!! Pak, kami siap pak! (setelah mohon persetujuan komandan) Baik, mulailah. Mereka bertiga mulai menyanyikan sebuah lagu (yang judulnya sudah disebut- kan diatas) yang sesuai dengan situasi serta kondisi di tempat pertunjukan. Selesai nyanyian, komandan, Abdul dan Nasir bertepuk tangan. Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar kostumnya nanti diatur oleh Abdul dan Nasir. Ayo kita berangkat (mereka keluar) Esok harinya, di kantor dua petugas, Abdul dan Nasir ngobrol tentang pesta anak komandan mereka tadi malam. : Meriah banget pestanya si Ria tadi malam ya, Sir!! makanannya enak-enak dan melimpah, teman-temannya si Ria juga cantik-cantik dan seksi-seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak- anak itu juga nyanyinya nggak malu-maluin, kompak dan apik deh. walau peralatan mereka sederhana, tapi penampilan mereka tetap memikat. Sampai semua yang hadir terpikat dan terkagum-kagum kira-kira komandan datang nggak hari ini?! Aku jamin, nggak bakalan. Paling-paling dia sedang molor kecapaian! (Tiba-tiba masuk sang komandan) yang kamu bilang molor, Dul?! : Eh, itu komandan, ehm .. anak-anak itu ...tentu mereka kecapaian. kira-kira aku bisa menemukan mereka?! sudah nyolong sesuatu dari rumah komandan?! Betul komandan, apa mereka sudah berlaku kurang senonoh di pesta Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi malam aku tidak melihat mereka pulang. Jadinya belum sempat mengucapkan terima kasih. : Oh, saya kira mereka tak tah u diri dan berbuat kacau. saya juga mengira mereka telah mempermalukan komandan di depan para undangan komandan. Oh, tidak-tidak. Malahan tamu-tamuku banyak yang memuji mereka. Banyak diantaranya yang menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan sekarang aku mau minta tolong pada kalian berdua untuk aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasihku pada mereka. Karena mereka telah tampil dengan baik dan dapat meng- hibur tamu-tamuku. Tolong sampaikan ini kepada mereka. (Menye- rahkan amplop). Nah, aku pulang dulu, karena ada urusan yang harus kubereskan dulu, berkaitan dengan pesta tadi malam. Tolong sampaikan kepada mereka sekarang juga! Siap, komandan!! (Komandan keluar) Sir, ayo kita berangkat .. Ayo!!! (mereka berdua keluar) Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota. Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan Kemal. Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka, karena mentari mulai meninggi. Sambil berjalan mereka mendendangkan potongan lagu. tak boleh karena terpaksa kita harus mencari mereka, ya?! Karena disana ada warungnya si Mawar, si janda bahenol ... : Dasar buaya kamu, ayo ... (mereka berjalan sebentar) Wah, lumayan kakiku juga mulai pegel nih. : Tapi kemana perginya anak-anak brekele itu, ya?! : He-eh, kalau dicari menghilang bagai setan, nah kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing di depan mata. Dasar apa tuh ..., kata kamu?! ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu?! diberikan komandan untuk anak-anak itu. cuma pengen tahu isinya doang. ya. Apa ya, kira-kira isinya? : Makanya, buruan buka, biar kita tidak penasaran. dosanya kita bagi dua, ya?! buruan ah! (Nasir mengeluarkan dan membuka amplop). banyak? (Nasir menghitung) kita meminjamnya sedikit untuk sarapan? Meminjam bagaimana maksud kamu? Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya meminjam- nya. Ya, hitung-hitung ongkos pengantaran. Nanti kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu, ngomong-ngomong perutku Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya?! (Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul, kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan satu lagi untuk dirinya) Kemudian, masuk Atet dan Kemal sambil berdendang. Kedua petugas itu buru- buru menyelipkan uang kutipan serta amplop itu kedalam kantung baju mereka. mereka, hai .. kamu!! (mendengar teriakan itu, atet dan Kemal lari, terus dikejar oleh kedua petugas. Mereka lari keliling panggung) Tunggu, tunggu dulu!! Kami datang bukan mau menangkap kalian ... : Terus, mau ngapain dong?! : Ngasih uang buat apa? (mereka berhenti berkejaran) : Kamu aja yang ngejelasin, Sir. Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat penampilan kalian yang bagus, tamu-tamu- nya menjadi terhibur. (Nasir menyerahkan amplop terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi) berapa banyak isinya, ya?! : (Mengeluarkan isi amplop) Seratus ribu ... Banyak amat! Eh, Tet bagaimana kalau kita pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar nih!! : Tapi ini amanat buat kita bertiga. Bagaimana kalau kita tunggu Kemal dulu, sebentar lagi pasti dia datang. Nanti kita sarapannya sama- sama, bagaimana?! (Iwo masuk) Tuh, Iwo sudah datang. : Maaf friends, aku kebelet tadi. Tapi sekarang sih sudah lega, kita Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan duit buat kita ... : Nah, ini uangnya. (menyerahkan amplop). : Baik juga hati komandan itu, ya?! : Nah, sekarang mari kita pergi kerumah makan Padang yang di belokan jalan itu. Kita pesan nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado yang lezat itu, setuju ... Let’s go ... (mereka berjalan berputar-putar sambil bernyanyi) Lagu Symphoni Anak Jalanan madu kutapis sengat kudapat lagu kutulis uang kudapat walaupun susah mencari makan namun tak pernah menjadi beban Sungguh enak anak-anak jalanan anak jalanan banyak kawannya walau disaku uang tak ada tetap berdendang tertawa-tawa cincin berkemilau, cincin kecubung dari Tulung Agung Hati ini sangat galau, saya bingung... tolong, tolong! Nama saya Madsoleh. Dipanggil Mang Oeh. Berbagai jenis pekerjaan sudah saya coba, termasuk pekerjaan yang sekarang. Menjual cincin berkeliling kota, pusat-pusat keramaian, pasar basah, pasar kering, semua sudah saya telusuri. Tapi tetap saja bernasib kurang baik. Padahal, Anda bisa lihat sendiri. Penampilan begitu kerennya. Pakai dasi dan sepatu meng- kilap. Ketek saya beri minyak wangi. Rambut pakai minyak rambut yang mahal. Cincin berjejer di jemari. Tidak lupa, saya latihan bicara di depan kaca. Tetapi, tetap saja tidak ada yang berminat membeli. (MENGELUH) Tuhan, saya ini harus usaha apa lagi? Rasanya sudah kehabisan akal sehat. Jadi penjual obat yang jujur, malah ditangkap tibum. Saya kasih uang sogokan, malah ditampar. (DUDUK) Jadi penjual tape singkung malah diseruduk kerbau gila. Jelas, habis semua dagangan saya. Jadi tukang pangkas rambut di bawah pohon rindang, eh, pohonnya tumbang. (MENGELUARKAN SAPU TANGAN). Jadi penjual bakso tahu siomay, malah dipalak oleh preman terminal. Dagangan habis, wajah dipermak! (BERTERIAK) Usaha apa lagi, Tuhaaaan? Tiba-tiba datang Unus, keponakan Madsoleh, membawa wayang golek sambil berlari. : Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu tidak mau bocah edan! Bikin kaget orang tua! Kalau bukan keponakan istri saya dan anak yatim piatu, rasanya sudah tidak sanggup meng- urus anak yang baru saja lewat. Makannya rakus, kesukaannya ubi. Jelas saja, kentut terus setiap hari. Untung saja barusan dia lewat tanpa : Cintailah anak yatim, niscaya kamu akan dapat pahala. (BERTERIAK) Unus, jangan lari-lari terus! Saya sedang bingung. Diamlah barang satu hari! Penonton... tolong beri tahu saya, harus usaha apa lagi? Sudah saya bilang, segala usaha sudah saya coba. Tetapi, dasar bernasib sial, tidak pernah ada bahagia! (PADA PENONTON) Siapa orangnya yang suka ikut-ikutan? Nih, Madkadib! Sekampung Bojong Kenyot, semua juga tahu bahwa saya sangat pandai dalam urusan ikut-ikutan. Apa ciri-cirinya? Nih, pakaian necis, jalan selalu sambil bersenandung, pulang selalu malam, kalau berdiri tidak bisa diam, kesukaannya kolang-kaling, dan tidak pernah ambil pusing. (NUNJUK KE TEMPAT MADSOLEH) Tidak seperti suami adik saya, Madsoleh. Bilang nyasih orang soleh, tetapi selalu kalah. Percuma, percuma. Apa pun pekerjaan yang dilakoninya, akan saya ikuti. (TERTAWA) Namanya juga orang yang suka ikutikutan. (MENDEKATI PENONTON) Anda pasti menganggap kami ini sama. (TERTAWA) Tidak, tidak sama. Yang sama dagangannya, yang berbeda adalah nasibnya. Kalau Madsoleh nasibnya sisit kadal, alias bernasib sial, kalau saya sisit arwana. Uang terus berdatangan. Kalau dia? Nihil dan sial! (TERTAWA) Nah, sekarang, coba tebak, saya mau ke mana? Berjualan? Ya, benar. Saya akan berjualan batu cincin. Lihat, berjajar di jemari saya. Batu cincin sebetulnya adalah barang langka tetapi sangat berharga. Tidak percaya? Saya punya cerita. Begini ceritanya, kemarin, ada seorang Tionghoa, katanya mimpi menunggang naga. Naga tersebut memberinya sebuah batu cincin berwarna merah darah. Dia keburu bangun, tetapi dia jadi tegang. Dia mencari-cari barang, ke sana-ke mari mencari batu cincin berwarna merah darah. Di kalangan tukang batu cincin, batu cincin seperti itu diberi nama yang sangat bagus, yaitu Merah Delima. Kebetulan, satu minggu yang lalu, Madsoleh menjual semua koleksinya. Ternyata, ada yang merah darah! Batu cincin tersebut saya beri cerita yang dramatis. Saya beri dongeng yang nyambung sama mimpinya orang Tionghoa tersebut. Akhirnya, saya dapat untung karena orang itu percaya bahwa batu merah darah itu adalah pemberian naga yang ada dalam mimpinya tersebut. (BERTERIAK) Terima kasih, Madsoleh!!! (diterjemahkan dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Sunda) dalam Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia (buku sekolah elektronik) oleh Adi Abdul Somad, dkk. 2008. Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00 lampu belum dinyalakan. (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal). Booooooong. Huh, Bongkrek. : Lebih baru dari kau. Mana Bing? Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat, dan apa saja. begini, aku mestinya . . . . Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan : Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau . . . . : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah, ) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . . sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan . . . . Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak. : Diam, Dawud bilang apa? Masak nggak denger bahwa da . .. . Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna. Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd. Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar . . . . : Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke : Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama. Majalah Dinding Kumpulan Drama Pentas menggambarkan sebuah ruangan kelas pada waktu pagi hari. Tampak di sana beberapa meja kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan majalah dinding tersandar di Seorang pemuda pelajar sedang duduk di atas meja. Ia bersilang tangan. Pemuda itu Anton namanya. Ia adalah pemimpin redaksi majalah dinding itu. Sedangkan Rini, sekretaris Waktu itu hari Minggu Anton tampak kusut. Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah karena mendengar berita dari Wilar, wakil pemimpin redaksi, bahwa majalah dinding itu dibredel oleh kepala sekolah, gara- gara karikatur Trisno mengejek Pak Kusno, guru karate. Seorang pelajar lainnya, Kardi, sedang menekuni buku. Ia adalah esais yang mulai dikenal tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu. Kau ada waktu nanti sore? Aku perlu bantuanmu. Menyusun surat protes itu. Kurasa tak ada gunanya, kita protes. Kita sudah kalah. Bagi kita, Kepala Sekolah kita bukan guru lagi. Bukan pendidik. Ia berlagak penguasa. Itu tafsiranmu, Rin. Menurut dia, tindakannya mendidik. : Mendidik, tetapi mendidik pemberontak. Bukan mendidik anak-anak- Kalau mendidik anaknya sendiri, kan tidak begitu caranya. Tentu saja tidak. Ia bertindak, dengan caranya sendiri. Sudahlah. Kalau kalian menurut aku, sebaiknya kita protes diam. Kita mogok. Nanti kalau sekolah kita tutup tahun, kita semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf Tapi masih ada satu bahaya. Nasib Trisno, karikaturis kita itu? Bisa jadi dia akan celaka. Kita harus selesaikan masalah ini. Habis kalau kita main gerilya kita kalah. Dia masih bisa main tangan Orang luar bisa tahu. Sekolah cemar. Apakah sudah tak ada jalan keluar lagi? Kita mati kutu? . Kita harus ingat, ini bukan perlawanan melawan musuh. Kita berhadapan dengan orang tua kita sendiri, di rumah sendiri. Jadi jangan asal membakar rumah, kalau marah. Baik filsuf! Apa rencanamu. Trisno masuk. Nafasnya terengah-engah peluhnya berleleran Dari rumah Pak Kepala Sekolah? Dari rumah Pak Kepala Sekolah dan kau dimarahi? : Huuuh. Disemprot ludah pagi hari, bacin. Ngapain ke sana? Kan tak dipanggil? Kau goblok, Tris! Masa pagi-pagi ke sana. Sebaiknya kau tidak ke sana sebelum Hah! Individualismemu itu Kau selalu begitu setiap kali. Aku goblok? Secantik ini goblok? : Belum tahu sudah disemprot. : Iya. Terus aku mau rembukan gimana sama kalian? Belum bernafas : Untung mereka ke gereja pagi. : Pokoknya aku didesak, ide itu ide siapa. Sudah dapat izin dari kau : Aku bilang, ide itu ide.... : Ide Albertus Sutrisno sang pelukis! Dengar? Tapi, kau bilang sudah ada persetujuan dari pimpinan redaksi. : Tidak, Rin, kullindungi kekasihmu yang belum mandi itu. Kau bilang apa pada Si Botak : Aku bilang bahwa tanpa sepengetahuan Anton, aku pasang karikatur itu. Sepenuhnya tanggung jawab saya. Dengar? bat kau Tris. Berbahagialah Yayuk yang punya kekasih nggak gitu. Nanti aku tidak bisa tidur kau bilang Yayuk Kenapa kau bilang begitu. Kau menghina aku, Tris? Aku yang suruh engkau melukis itu. Aku penanggung jawabnya. Akulah yang mesti digantung ..... bukan kau. Loh, loh, sabar, sabar, sabaaar! Ayo, kau mesti ralat pernyataan itu. : Begini Ton, maksudku, agar kau .... : Tidak. Aku tidak butuh perlindunganmu. Aku mesti digantung, bukan : Begini Ton, maksudku, bahwa aku telah .... Sudah! Aku tahu, kau berlagak pahlawan, agar orang-orang menaruh perhatian padamu, sehingga dengan demikian kau .... Anton, sabaaar. Kau mau bunuh diri apa bagaimana? Masak sedang gawat malah bertengkar sendiri. Anton, Kardi, dan Rini hanya membisu. : Maaf, Ton. Aku tidak hendak berlagak pahlawan. Aku sekedar ingin bertanggung jawab. Aku tidak tega kalau kau... kau di... : Dimarahi atau dikeluarkan. menolak pernyataan setia kawanku dengan kau. Sudahlah. Mungkin... kita memang tidak harus dalam satu ide. ( Tris, Tris, Trisno... Trisno.... Biar saja dia pergi. Kau mau apakan dia? Tapi dia bisa memihak Kepala Sekolah. Aku ngerti, kenapa kau tersinggung? Tetapi dalam keadaan gawat kita tidak boleh mengutamakan emosi, demi persatuan kita. Nah, gimana kalau begini? Kardi berjalan keluar, Anton diam sendiri, berjalan hilir mudik. Ayo, dong, Laaar, gimana dia. Kau ini ngejek. Kau ketemu dia, pagi ini? : Jelas. Malah dia bilang begini. Aku wakil kelas kalian. Aku ikut ber- tanggung jawab atas perbuatan kalian terhadap Pak Kusno. Tapi kalian tidak boleh bertindak sendiri. Diam saja. Aku yang akan maju kepada Bapak Kepala Sekolah. Aku akan menjelaskan bahwa Pak Kusno memang kurang beres. Tapi kalau kalian berbuat dan bertindak sendiri-sendiri, main corat-coret atau membikin onar, kalian akan aku Pak Lukas memang guru sejati. Mau melibatkan diri dengan problem anak-anaknya. Dia sungguh seperti bapakku sendiri. Dia seorang bapak yang melindungi, sifatnya lembut seperti seorang : Bagaimana kalau dia kita juluki, Pak Lukas Sang Penyelamat... Sekarang sampailah kesimpulan tentang renungan-renunganku Bahwa... bahwa kreativitas ternyata... ternyata membutuhkan Majalah Dinding Kumpulan Drama Tingkah laku yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayat- Apresiasi teater : Usaha untuk memberikan penilaian terhadap suatu seni teater. Orang berakting di atas panggung. ubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana menga- takannya, dan dipengaruhi oleh penguasaan organ produksi Gerak dan perpindahan pemain dari satu area ke area lain di Alat pengatur tinggi rendahnya intensitas cahaya. : Plastik, mika, atau kaca berwarna untuk mengubah warna lampu. Gerak tubuh yang memiliki makna, gerak tubuh sebagai isyarat. Proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya : Gerakkan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidup- : Nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Gambaran tokoh yang diciptakan penulis naskah lakon melalui keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran. Kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis. Kemampuan yang diperlukan untuk mengerahkan pikiran dan kekuatan batin yang ditujukan ke suatu sasaran sehingga dapat menguasai diri dengan baik. Ludruknya Betawi yang mengambil cerita kisah seribu satu malam, jagoan-jagoan betawi (Si Pitung; Si Jampang; dan lain-lain), dongeng rakyat, dan sebagainya. tradisional masyarakat Kutai. : ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi Orang yang bertugas mengatur kostum pemain baik bahan, warna, model, maupun cara mengenakannya. Penata panggung : Orang yang bertugas menciptakan dekor di atas panggung untuk memberikan gambaran kepada penonton tentang kondisi sosial, waktu, tempat kejadian cerita, dan suasana yang harus di- munculkan dalam pertunjukan. Orang yang menyediakan dana pertunjukan. Benda atau pakaian yang digunakan untuk mendukung dan me- : Sikap yang bersifat menilai. Orang yang bertugas menafsirkan naskah lakon dan meng- aktualisasikan ke dalam bentuk seni garap teater secara utuh. Drama dalam arti lebih luas : Teater yang tumbuh dan berkembang di sebuah daerah. Teater Nusantara : Teater yang tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara. : Teater yang dikembangkan berdasarkan gagasan baru yang tidak mengikuti begitu saja teater yang sudah mentradisi. : Pertunjukan yang biasanya mengekspresikan dan menggambar- kan kehidupan suatu masyarakat. Akting 10, 11, 12, 32, 35, 59, 63, 64, 65, 69, 71, 74, 79, 85, 86, 92, 102, 110, 111, 117, 124, 125, 126, 128, 129, 132, 135, 139, 140, 141, 142, 149, 150, 152, 171 Apresiatif 1, 6, 7, 21, 27, 28, 29, 30, 59, 172 Artikulasi 10, 12, 13, 35, 87, 171 Bengkel Teater Rendra 51, 52, 60 Bentuk teater 4, 48, 53, 54, 55, 61, 71, 78, 79, 103, 104, 105, 122, 123, 139, 145 Dekorasi 23, 37, 42, 49, 62, 110, 119, 120, Gesture 35, 64, 71, 78, 171 Imajinasi 11, 12, 19, 35, 44, 141, 150, 152, Karakter 15, 34, 36, 37, 43, 45, 56, 57, 62, 69, 70, 72, 79, 94, 100, 103, 109, 117, 119, 127, 128, 130, 140, 141, 146, 147, Konsentrasi 6, 28, 32, 33, 34, 35, 44, 67, 75, Kostum 36, 65, 71, 72, 73, 76, 96, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 111, 113, 119, 120, 121, 124, 128, 129, 145, 147, 152, 160, Ludruk 27, 29, 30, 48, 52, 83, 171 Mamanda 26, 27, 48, 83, 106, 171 Menggelar pertunjukan 31, 42, 43, 44, 46, 74, 75, 86, 96, 97, 98, 147, 148, 150 Olah pikir 9, 10, 11, 12, 14, 20, 31, 32, 35, 40, 41, 44, 69, 86, 97, 98, 115 Olah tubuh 9, 10, 14, 19, 20, 31, 32, 35, 40, 41, 44, 45, 46, 64, 69, 75, 86, 92, 97, 98, Olah vokal 12, 19, 20, 41, 69, 115 Penata artistik 73, 118, 130 Penata cahaya 41, 42, 58, 62, 73, 98, 115, 116, 119, 127, 128, 139, 140, 147 Penata panggung 19, 57, 62, 73, 76, 98, 113, 115, 127, 128, 137, 149, 151, 152, Penata rias 41, 43, 56, 62, 98, 109, 115, Penata suara 70, 73, 98, 128, 139 Pernapasan 13, 19, 67, 69, 75, 142 Persiapan pertunjukan 36, 41, 96, 139, Studiklub Teater Bandung 53 Sutradara 8, 16, 17, 19, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 51, 52, 56, 61, 62, 65, 70, 73, 74, 75, 82, 92, 94, 98, 107, 108, 109, 110, 111, 113, 115, 118, 119, 120, 123, 124, 125, 128, 130, 133, 137, 138, 139, Teater absurd 54, 123, 125, 134 Teater daerah 1, 2, 5, 6, 7, 8, 15, 17, 18, 21, 22, 27, 28, 29, 30, 31, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 121, 136, 172 Teater Garasi 53, 54, 80, 81, 82, 174 Teater Gidag Gidig 52, 53, 82, 83, 174 Teater Kecil 51, 59, 60, 174 Teater klasik 49, 61, 78, 122, 133 Teater Koma 47, 52, 59, 60, 61, 62, 63, 79, Teater kreatif 107, 108, 113, 136, 138, 139, 140, 141, 142, 145, 146, 147, 148, 149, Teater mancanegara 103, 104, 105, 121, 122, 123, 125, 129, 130, 131, 132, 134, Teater Mandiri 52, 59, 60, 62, 174 Teater modern 3, 8, 15, 47, 48, 50, 51, 53, 54, 56, 59, 61, 78, 81, 82, 117, 121, 122, 123, 124, 125, 127, 132, 133, 136, 153 Teater Nusantara 47, 48, 50, 51, 53, 54, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 86, 92, 93, 94, 96, 97, 98, 121, 136, Teater Payung Hitam 53, 81, 174 Teater rakyat 3, 4, 7, 8, 23, 30, 52, 106, 172 Teater SAE 52, 62, 82, 83, 174 Teater Satu Lampung 53, 81, 82, 174 Teater Tetas 52, 80, 81, 82, 83, 174 Teater tradisi 2, 3, 4, 7, 8, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 37, 39, 41, 44, 47, 48, 49, 50, 61, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 127, 136, 145 Teater tradisional 2, 3, 7, 8, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 47, 48, 49, 50, 61, 62, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 136, 145 untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Utami Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum Janta Setiana untuk SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX Trisno Santoso Retno Sayekti Wisik Lawu Purbo Utami Sekar Galuh Endah Pinuji Lawuningrum Janta Setiana Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2009, Harga Eceran Tertinggi (HET) *Rp14.837,00 |