Karya seni rupa terapan ialah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwan). Bentuknya berupa benda-benda pakai atau benda guna untuk kebutuhan manusia. Contoh : alat perkakas rumah tangga (meja, kursi, bufet, almari, tempat tidur) benda-benda gerabah, keramik, dan mainan anak. Seni terapan dibedakan menjadi dua bagian yaitu seni karya (kerajinan) dan desain (rancangan). Agar sebuah karya seni dapat berhasil baik, sebelum dibuat, diperlukan rancangan atau desain lebih dahulu. Di sini, kita akan membuat rancangan (merancang) karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat. Apa yang dimaksud karya seni rupa terapan daerah setempat itu ? Perhatikan penjelasannya berikut ini!
Karya seni rupa terapan daerah setempat juga disebut seni terapan tradisional. Karya seni rupa terapan terciptakan dengan tujuan untuk melestarikan tradisi seni rupa suatu daerah setempat. Digarap oleh masyarakat tertentu sebagai ciri khas suatu daerah yang terikat oleh nilai-nilai filosofi dan nilai-nilai tradisi. Seni terapan daerah dikerjakan secara tradisi, dengan keterampilan tangan yang sederhana. Bahan atau media yang digunakan umumnya diambil dari alam yang ada di daerah setempat. Contoh bahan : bambu, kayu, daun-daunan, kulit binatang, rumput-rumputan, batu cadas, tanah liat, batu endesit, akar pohon jati, rumah kerang, tulan dan tanduk. Seni terapan daerah atau seni pakai di samping untuk kegunakan praktis juga memperhatikan nilai keindahan (estetis). Pembuatan seni terapan atau karya seni pakai berupa seni kerajinan (seni kriya) harus memenuhi syarat-syarat, yaitu :
Karya seni terapan dapat meliputi karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Karya seni ini mempunyai fungsi sosial atau fungsi pakai. Benda seni terapan mempunyai nilai guna di samping nilai seni.
Merancang sebuah karya seni rupa tumbuh dari adanya gagasan atau ide, dan imajinasi. Gagasan atau ide yang baik dan diwujudkan atau dibabarkan dalam wujud rupa akan menjadi sebuah karya yang ideal. Pada penciptaan karya seni rupa terapan dibedakan antara seni kriya dan desain yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri : Seni kriya (seni kerajinan) adalah suatu usaha membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan tangan. Benda seni kriya biasanya dibuat untuk dipergunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan tradisi kesenirupaan suatu daerah. Hal ini artinya seni rupa dibuat oleh masyarakat tertentu sebagai ciri khas daerahnya. Gagasan seni terapan daerah umumnya terikat aturan-aturan tertentu berupa adat dan tradisi daerah setempat, misalnya membuat terapan untuk :
2. Dalam mencipta bentuk desain harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip organisasi unsur seni (prinsip-prinsip desain) yang meliputi :
3. Desain karya seni terapan tradisi daerah pada umumnya tidak diketahui siapa penciptanya. Hal ini karena sudah ada dan dilanjutkan dari generasi ke generasi berikutnya yang diakui sebagai milik masyarakat daerah setempat atau milik umum. Contohnya antara lain macam-macam motif ragam hias daerah yang beraneka ragam, seperti motif untuk walang, geometris, garis potong (motif tangga, kawung, meander atau swastika, fauna, flora atau bunga, tubuh manusia, alam atau matahari, bumi, bulan, binatang, api, air, awan, anyaman, dan motif religius. c. Gagasan atau ide berkarya seni terapan.Gagasan atau ide berkarya seni terapan dapat berupa :
Contoh : ada janur (daun kelapa muda) baru digagas untuk dibuat : ketupat, lepet, hiasan dinding, penjor, atau bentuk-bentuk lain. Ada bahan dari akar bambu, akar pohon jati, balok kayu limbah, dan bekas limbah atau barang bekas. Setelah melihat, baru diangan-angan untuk apa baiknya, lalu diciptakan bentuk dan dibuat jadi. Gagasan seperti ini diperlukan kreatifitas yang kuat karena ide atau gagasan menyesuaikan keadaan bahan dan dapat menghasilkan benda seni yang disenangi dan bermanfaat bagi orang banyak. Teknik merupakan cara yang digunakan dalam proses membuat karya seni rupa. Teknik pembuatan pada karya seni rupa terapan tradisional (daerah setempat) umumnya dikerjakan secara sederhana, buatan tangan (handmade) dan bantuan mesin sederhana. a. Teknik pembuatan karya seni terapan dua dimensi.
b. Teknik berkarya seni terapan tiga dimensi.Teknik membuat seni terapan tiga dimensi biasanya disesuaikan dengan media (bahan) yang digunakan.
Teknik atau cara yang digunakan dalam membuat karya seni kriya daerah adalah sangat sederhana. Umumnyadikerjakan dengan tangan (handmade), dikerakan secara bersama (orang banyak) dan secara individu. Cara tersebut antara lain dengan teknik :
Seni kriya disebut pula seni kerajinan. Seni kriya daerah setempat sering disebut seni kriya tradisional karena dikerjakan dengan cara atau teknik sederhana sekali. Media (bahan atau alat) yang digunakan diambil dari daerah setempat, kebanyakan dari bahan alam. Corak yang digunakan umumnya menunjukkan ciri khas daerah setempat dan bersifat statis, itu-itu saja. Oleh karena itu, kita dalam membuat karya seni kriya daerah membutuhkan ide atau gagasan yang bersifat pengembangan dan inovasi (pembaharuan) sehingga akan tercipta karya yang bercorak daerah, namun dalam bentuk dan kreasi baru. Pembuatan rancangan bertujuan untuk menciptakan sebuah karya seni kriya menjadi kary ayang baik. Karya seni kriya yang sangat baik ialah karya seni kriya yang dapat memenuhi kepuasan pencipta dan pemakai. Pembuatan karya seni kriya harus memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor estetis (memiliki nilai indah)Karya dikatakan indah apabila komposisi atau susunan unsur-unsur rupa tepat, serasi atau harmonis. Di samping itu, karya yang indah adalah halus, lembut, rapi, rajin. b. Faktor artistik.Karya seni kriya dikatakan artetistik (bernilai seni) apabila mengandung unsur seni dan fungsi seni. c. Faktor kegunaan.Seni kriya (seni terapan) harus memiliki nilai guna maksudnya dapat dipakai (digunakan). Untuk itu, perlu dipertimbangkan tentang keluwesan (flexibility), keamanan (scurity), dan kenyamanan (comfori). d. Faktor rasa bahan (karakteristik bahan).Faktor rasa bahan adalah yang menyangkut sifat bahan. Misalnya, tanah liat bersifat elastis, bila kering mudah retak. Rotan bersifat lentur. Kayu ada yang lunak ada yang keras. e. Faktor selera.Karya seni kriya dibuat dengan tujuan agar memenuhi selera pemakai atau permintaan pasar. Hal ini karena seni kriya memiliki tujuan komersial. f. Faktor tempat.Seni kriya dan cipta harus mempertimbangkan segi tempat yang digunakan untuk meletakkan benda kriya (kerajinan)tersebut. Seni kriya atau seni kerajinan pada umumnya dibuat denan tujuan untuk melestarikan tradisi seni rupa daerah atau suku bangsa, dengan ciri-ciri khusus daerah yang terikat oleh norma dan nilai filosofis daerah atau suku bangsa.
Macam-macam motif ragam his tersebut, antara lain sebagai berikut ini :
Pada dasarnya, seni kriya yang disebut juga dengan pani kriya memiliki sifat yang berfungsi sebagai benda pakai (aplied art) serta sebagai benda hiasan yang tidak terlepas dari nilai estetika (keindahan) dan nilai artistik (nilai seni). Corak karya seni kriya daerah adalah tradisional, monoton (tetap itu-itu saja) secara turun-menurun. Corak tersebut antara lain :
Baca juga selanjutnya di bawah ini : |