Nilai estetika pada gerak tari dapat diperoleh melalui

Tari merupakan rakaian antara gerak satu dengan gerak yang lainnya. Gerak terdiri atas bermacam motif - motif gerak. Jadi,  setiap gerak memiliki bentuk – bentuk yang berbeda. Jika mengingat pada pembelajaran sebelumnya yang membahas tentang Gerak Dasar Tari,  gerak agem misalnya terbentuk atas gerak tangan, badan dan juga kaki. Agem inilah yang disebut dengan bentuk gerak. 

Demikian juga dengan gerak trisik atau berjalan dengan kaki jinjit, merupakan bentuk dari gerak yang terbentuk dari gerak berjalan dan juga gerak tangan. Gerak juga memiliki jenis – jenisnya yang tersendiri. Ada gerak yang tidak mendapat sentuhan stilisasi namun juga terdapat gerak yang diberi stilisasi.

Kedua jenis gerak ini menyatu dalam sebuah karya tari. Perpaduan antara bentuk dan jenis gerak inilah yang merupakan nilai-nilai estetika pada tari yang dinikmati selain dari pendukung  tari seperti tata rias dan tata busana serta properti.

Menurut Autard,  Bentuk (form) sehubungan penataan dengan komposisi tari, merupakan proses penataan atau pembentukan sebuah komposisi dari suatu tari yang  menghasilkan bentuk keseluruhan. Kata bentuk atau form digunakan pada bentuk seni manapun untuk menjelaskan sistem yang dilalui oleh setiap proses pekerjaan karya seni tersebut.  Ide ataupun emosi yang dikomunikasikan oleh para pencipta tari tercakup di dalam bentuk tersebut. Bentuk merupakan aspek yang secara estetis dievaluasi oleh penonton di mana pada umumnya penonton tidak melihat setiap elemen karya seni yang ditampilkan namun memperoleh kesan secara keseluruhan dari karya tersebut.

Nilai estetika pada gerak tari dapat diperoleh melalui
Bentuk, Jenis dan Nilai Estetis Gerak Tari
Bentuk dapat didefinisikan sebagai hasil dari penyatuan berbagai elemen tari, yang dipersatukan secara kolektif sebagai kekuatan estetis, yang tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak akan terwujud ( John Martin ).  Secara keseluruhan atau kesatuan bentuk dari suatu karya itu, akan menjadi lebih bermakna dari pada beberapa bagiannya yang terpisah. Proses penyatuan untuk memperoleh bentuk  juga dinamakan dengan komposisi.

Berdasarkan dari pengertian bentuk tari di atas maka dapat disimpulkan bahwa

bentuk tari berdasarkan geraknya, yaitu terdiri atas ;

Tari representasional yaitu tari yang secara utuh menggambarkan sesuatu dengan jelas (wantah), misalnya tari tani yang menggambarkan seorang petani, tari nelayan yang menggambarkan seorang nelayan atau tari Bondan yang menggambarkan tentang kasih sayang ibu kepada anaknya.

Tari non representasional adalah tari yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan cara simbolis yang biasanya menggunakan gerak-gerak yang bersifat maknawi. Contohnya tari ini misalnya, Tari Topeng Klana, Tari Srimpi, dan Tari Bedaya.

Gerak tari yang memiliki keindahan berasal dari proses pengolahan proses dan teknik  tari yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan) sehingga lahirlah dua jenis gerak

berikut ini.

Nilai estetika pada gerak tari dapat diperoleh melalui
Bentuk, Jenis dan Nilai Estetis Gerak Tari

1. Gerak Tari Murni.

Gerak tari murni atau disebut juga dengan gerak wantah yaitu gerakan tari yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk yang artistik (keindahan) dan tidak memiliki maksud-maksud tertentu.

Gerak maknawi (gesture) atau gerak tari yang tidak wantah adalah gerakan tari  yang mengandung arti atau maksud tertentu dan telah di distilasi, Contohnya gerak ulap-ulap (dalam tari jawa) yang merupakan stilasi dari orang yang sedang melihat sesuatu yang  jauh tempatnya.

Nilai estetika pada gerak  tari tidak hanya dilihat secara keseluruhan tapi juga dapat dilihat pada gerakannya. Nilai estetika gerak tari dapat diperoleh dengan melihat atau visual dan pendengaran atau auditif. 

Nilai estetika secara visual berdasarkan pada gerak yang dilakukan, sedangkan secara pendengaran atau auditif berdasarkan iringan tarinya. Perlu diketahui pula bahwa nilai estetika bersifat subjektif dengan maksud bahwa gerak bagi orang tertentu mungkin memiliki nilai estetika yang baik namun bagi orang lain mungkin belum tentu baik, namun meskipun demikian penilaian ini bukan berarti bahwa tari yang ditampilkan baik atau kurang baik.

Contohnya Gerak pada tari merak, merupakan ungkapan keindahan dari gerak gerik kehidupan burung merak dimana keindahan tersebut dituangkan dalam bentuk dari gerak yang satu ke gerakan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang utuh.

Demikian pula tari yang berkembang di daerah Dayak (Kalimantan) terinspirasi dari keindahan burung Enggang. Kepak sayap burung Enggang diwujudkan dalam bentuk gerakan tari yang lemah gemulai namun cekatan serta tangkas.

Persepsi adalah tahap di mana sensasi itu telah berkesan dimana persepsi tersebut menggerakkan proses asosiasi dan mekanisme lain seperti komparasi atau perbandingan, diferensiasi atau pembedaan, analogi atau persamaan, dan sintesis atau penyimpulan. Kesemuanya itu mengandung dan menghasilkan pengertian yang lebih luas serta mendalam dan menjadi sebuah keyakinan yang disebut juga dengan impresi.

Impresi merupakan kesan pertama terhadap gerak yang dilihat dan persepsi merupakan interpretasi terhadap gerak tersebut. Pada nilai estetika impresi dan persepsi merupakan dua sisi yang saling melengkapi. Nilai estetika juga dipengaruhi oleh emosi para penikmat tari.

Emosi merupakan perasaan yang perlu digugah dan harus ada untuk dapat menikmati kesenian dan keindahan, serta merupakan perasaan (misalnya: sedih, senang, dan lainlain) yang dapat dikendalikan sebab tanpa adanya emosi maka tidak mungkin ada kenikmatan dalam seni. Keindahan yang ada dalam kesenian dan keindahan alam bisa dinikmati hanya oleh manusia yang bisa beremosi yaitu yang perasaannya bisa digugah. 

Emosi dapat terjadi antara penari dengan penikmat ketika gerak sebagai bahasa komunikasi nonverbal dapat menghadirkan makna sesuai yang ingin disampaikan. Contohnya pada dramatari, ungkapan emosi dapat disampaikan secara nonverbal melalui desain dramatis atau nyanyian sebagai dialognya.

Demikian penjelasan singkat tentang Bentuk, Jenis dan Nilai Estetis Gerak tari tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.

Sumber : Kemendikbud_RI-2017

125 Seni Budaya pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pertunjukan tari dengan anak-anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pertunjukan tari tersebut.

C. Nilai Estetis dalam Gerak Tari Informasi Guru

Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan melakukannya. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya. Nilai estetis pada tari memiliki pemaknaan yang berbeda-beda dari setiap tarian. Hal tersebut dapat dilihat dari pengalaman dari masing-masing individu dalam melihat sebuah pertunjukan tari. Konsep Umum Berikut adalah teori-teori menyangkut estetika. 1. Teori subyektif, dimana ciri yang menciptakan keindahan pada suatu benda sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati. 2. Teori obyektif, yang berpendapat bahwa ciri atau sesuatu yang menciptakan keindahan merupakan sifat yang telah ada pada benda yang bersangkutan. 3. Teori campuran, yaitu campuran antara subjektivisme dan objektivisme. 4. Teori perimbangan keindahan, yaitu suatu benda tercipta dari ukuran, jumlah, dan susunan yang mempunyai perimbangan tertentu. 5. Teori proporsi, yaitu dengan melihat keindahan tercipta dari tidak adanya keteraturan yang tersusun dari daya hidup, penggambaran, kelimpahan, dan pengungkapan perasaan. Dengan demikian, estetika bukan bagian dari kualitas atau peristiwa, tapi bagaimana cara kita menangkapnya. keindahan tersebut karena mengacu pada selera. Estetika dalam tari dapat diamati melalui wirama irama, wiraga keterampilan gerak, wirasa rasa, serta unsur-unsur yang mendukungnya seperti musik, setingdekorasi, property tari, rias dan busana. Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Benda itu sangat estetis indah karena adanya sifat yang melekat pada benda indah, dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya keindahan itu karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, keindahan itu ada karena proses hubungan antara benda karya tari dan alam pikiran orang yang mengamati. Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 126 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Pengamatan kemampuan visual akan membuahkan persepsi yang berbeda- beda. Kemampuan kognitif intelektual juga berpengaruh terhadap persepsi imajinasi demikian juga psikis. Ketiga hal ini akan menentukkan subjektivitas dan objektivitas pengamat di dalam mencermati karya tari. Pengamatan tidak hanya mengandalkan kemampuan berimajinasi saja tetapi juga keluasan pengetahuan intelektual dan estetis yang dimilik seseorang dan dalam keadaan yang bagaimana kejiwaan seseorang. Apabila pengamatan karya tari didominasi oleh salah sati aspek saja maka hasil analisis menjadi subjektif. Oleh karena itu pengamatan yang baik memerlukan kesiapan isik, psikis, dan intelektual yang berjalan bersama-sama. Dengan kata lain mengamati karya tari membutuhkan bekal pengalaman estetis dan pengetahuan intelektual, Pengalaman estetis dapat diperoleh melalui kesinambungan didalam melihat pementasan karya tari dan belajar menari. Sedangkan, pengalaman intelektual akan terasa melalui kegiatan membaca dan diskusi serta hasil pengamatan karya tari yang estetis. Proses Pembelajaran Langkah-langkah yang dilakukan oleh para siswa dalam proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanyakan, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan temuan-temuan yang mereka peroleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran untuk sub-materi ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Siswa diminta untuk menyaksikan dengan seksama beberapa contoh permainan musik dari suatu kelompok masyarakat melalui media audio- visual b. Siswa diminta untuk mengidentiikasi simbol-simbol pada pertunjukan tari c. Siswa distimuli untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pertunjukan tari yang diamati d. Siswa diminta untuk mencari informasi atau data tentang nilai-nilai estetik dalam kebudayaan masyarakat pendukung tari yang diamati tersebut e. Siswa diminta untuk mendiskusikan temuan-temuan mereka tentang tari dan nilai-nilai estetik dalam kebudayaan masyarakat pendukungnya f. Siswa diminta untuk mencari informasi atau data tentang tari lokal yang terdapat dalam lingkungannya g. Siswa diminta untuk mencari informasi atau data tentang nilai-nilai estetik dalam kebudayaan masyarakat lokal tempat siswa berada h. Siswa diminta untuk menganalisis keterkaitan antara tari dan nilai-nilai estetik dalam kebudayaan masyarakat tempat siswa berada i. Siswa diminta untuk mengkomunikasikan hasil analisisnya dalam diskusi Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 127 Seni Budaya Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh siswa atau kelompok siswa yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa atau kelompok siswa yang lain. Bagi siswa atau kelompok siswa yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai estetik tari untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli siswa atau kelompok siswa untuk mencari referensi tentang budaya masyarakat yang lebih beragam dan menghubungkan nilai-nilai estetik tersebut dengan simbol-simbol musik yang mereka temui dalam pertunjukan atau permainan musik. Remedial Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa-siswa yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan- pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau kelompok siswa dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh- contoh yang diberikan dapat berupa gambar maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa tersebut yang dilakukan secara menyenangkan atau non-formal. Pendekatan yang menyenangkan atau non-formal ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan membentuk pemahaman tentang nilai-nilai estetik gerak tari dalam beberapa pertunjukan musik dari budaya yang berbeda. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman siswa atau kelompok siswa tersebut terhadap sub-materi pembelajaran Penilaian Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut: Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 128 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK No. Nama Siswa PENGETAHUAN TOTAL NILAI Esteika Keindahan gerak tari Pengalaman esteis dalam karya seni tari Menghubungkan Nilai Esteik gerak tari dengan Masyakat Pendukungnya 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. No. Nama Siswa SIKAP TOTAL NILAI Apresiasi tari Apresiasi terhadap pengalaman esteis karya seni tari Apresiasi terhadap Keragaman gerak tari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. No. Nama Siswa KETERAMPILAN TOTAL NILAI Keteliian terhadap Nilai Esteik gerak tari Mencari Referensi tentang nilai esteis karya seni tari Mengkomunikasikan Hubungan Nilai Esteik gerak tari dengan Masyarakatnya 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa, yaitu: PENILAIAN PROSES: NILAI-NILAI ESTETIK MUSIK Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 129 Seni Budaya SKOR PENJELASAN 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang siswa memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah: 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh siswa adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan siswa adalah 73,3 untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik gerak tari. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir semester.

D. Praktik Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan Informasi Untuk Guru