Kebun sekolah berfungsi untuk pembelajaran siswa yaitu sebagai

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Proses pendidikan akan berlangsung dengan baik jika lingkungan tempat terjadinya proses pendidikan itu sendiri mendukung dalam artian aman, nyaman dan menyenangkan. Sekolah sebagai tempat terjadinya proses pembelajaran sebisa mungkin didesain untuk mendukung proses pembelajaran senyaman mungkin. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa  sekolah adalah tempat belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, selain sarana dan fasilitas yang memadai sekolah juga memerlukan lingkungan yang nyaman bagi para siswanya. Untuk itu, dapat juga disediakan taman yang berada di dalam sekolah, yang biasa disebut taman sekolah.

Tamanisasi merupakan salah satu kegiatan yang menyediakan fasilitas untuk mendukung dalam proses pembelajaran bagi siswa. Tamanisasi sekolah mempunyai beberapa manfaat, bagi sekolah, yaitu untuk memperindah lingkungan sekolah dan memberi rasa sejuk, karena dikelilingi oleh tanaman yang indah. Taman sekolah dapat memberi motivasi belajar kepada para siswa karena dengan lingkungan sekolah yang indah dan sejuk, mereka akan merasa betah dan bersemangat untuk belajar.

Taman di sekolah bisa dimanfaatkan para siswa sebagai tempat untuk belajar, membaca buku, berdiskusi dengan teman, dan lain sebagainya karena tempatnya yang nyaman, indah, dan sejuk. Siswa tidak akan merasa jenuh karena terlalu lama berada di kelas. Untuk itu, diperlukan peran dari para pihak sekolah dalam rangka tamanisasi di sekolah guna mendukung proses belajar mengajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah.

Tujuan

Tujuan dari program ini diantaranya yaitu: 

1.     Untuk memperindah sekolah. Dengan indahnya lingkungan sekolah, diharapkan mampu memberi motivasi siswa untuk lebih giat belajar guna meningkatkan prestasi mereka.

2.      Menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan. Terutama pada tanaman serta menumbuhkan rasa keindahan dan kebersihan lingkungan bagi para siswa

3.     Sebagai media pembelajaran konkret terutama pada muatan pelajaran IPA

4.     Menumbuhkan rasa tanggungjawab dan gotong royong bagi para siswa.

Proses pelaksanaan Program

Pertama penulis membuat rencana program kegiatan tamanisasi sekolah kemudian menyampaikan kepada pimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Ternyata program yang disampaikan penulis mendapat respon yang sangat baik dari bapak kepala sekolah.

Langkah berikutnya, setelah mendapatkan ijin dari bapak kepala sekolah, penulis berkoordinasi dengan penjaga sekolah untuk mempersiapkan tempat yang digunakan sebagai taman sekolah. Karena keterbatasan dana, maka penulis memfokuskan rencana program untuk kelas yang diampu penulis dahulu. Lokasi pembuatan taman dibagi menjadi dua, yaitu di depan kelas yang diampu penulis dengan menggunakan pot gantung dan pot biasa. Lokasi kedua memaksimalkan taman sekolah yang kurang dimanfaatkan agar kembali asri. 

Setelah semua persiapan selesai, penulis mensosialisasikan program kepada semua warga sekolah khusus kelas yang diampu penulis. Penulis melibatkan peserta didik dengan cara membawa bunga atau tanaman dari rumah. Tanaman yang dibawa siswa seperti berbagai tananam bunga, cabai, dan lain-lain. Humus dan pupuk organik pun dibawa siswa dari rumah. Perawatan taman sekolah bisa diterapkan dengan cara piket siswa. Hal ini untuk melatih rasa tanggung jawab, rasa memiliki, dan kerjasama antarsiswa.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan Tamanisasi sekolah

Penulis menyadari kegiatan ini belum sepenuhnya berhasil menciptakan lingkungan sekolah yang indah dan asri, akan tetapi program ini sebagai perintis dari tamanisasi sekolah secara menyeluruh. Walaupun belum maksimal dikarenakan kegiatan pembelajaran dilakukan secara PJJ dan berlanjut dilibur akhir semester, akan tetapi ada beberapa hasil yang muncul dari kegiatan ini diantaranya yaitu:

1.     Terciptanya lingkungan sekolah yang indah dengan adanya taman sekolah.

2.     Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, hijau, indah, aman, dan sehat.

3.     Siswa memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk melakukan bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan ringan.

Hambatan yang dihadapi

Dalam menjalankan program atau kegiatan ini, penulis menghadapi beberapa kendala diantaranya yaitu:

1.     Pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh, sehingga siswa tidak bisa maksimal dalam perawatan taman kelas dan di sekolah.

2.     Kegiatan tamanisasi sekolah belum masuk program sekolah jadi belum ada anggaran dana yang mendukung agar lebih maksimal.

3.     Belum didukung secara keseluruhan oleh semua warga sekolah.

Rencana Perbaikan

Rencana perbaikan yang akan dilakukan penulis yaitu:

1.     Mengajukan program tamanisasi sekolah menjadi salah satu program sekolah.

2.     Membuat program pendukung dengan memasukkan syarat penerimaan siswa baru dengan satu siswa satu tamanan.

3.     Berkoordinasi dengan kelas lain untuk mendukung dan menyukseskan program tamanisasi sekolah.

Dokumentasi

Kebun sekolah berfungsi untuk pembelajaran siswa yaitu sebagai

Tanaman Pot di depan kelas

Kebun sekolah berfungsi untuk pembelajaran siswa yaitu sebagai

Siswa memastikan tanaman yang ditanamnya secara piket di sekolah selama pandemi

Kebun sekolah berfungsi untuk pembelajaran siswa yaitu sebagai

Selama Pandemi siswa sesuai piket merawat tanaman yang meraka tanam

Learning resources Plant classification Plant function and structure School garden

Nurwidodo, N., Hindun, I., Mahmudati, N., & Iswanto, I. (2022). Pemanfaatan Kebun Sekolah Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Siswa pada Materi Biologi. Jurnal SOLMA, 11(1), 79-91. https://doi.org/10.22236/solma.v11i1.8268

Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)
BibTeX

  1. Aminah, S., Nurwidodo, N., & Chamisijatin, L. (2017). Studi hubungan kekerabatan beberapa spesies anggrek berdasarkan ciri morfologi menggunakan metode taksimetri di Dd’ Orchid Nursery. Prosiding Seminar Nasional III, 90–94.
  2. Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. LPPPI.
  3. Angkat, N. U. (2017). Identifikasi karakter morfologi dan hubungan kekerabatan genotipe tanaman buah naga (Hylocereus sp.) pada beberapa kecamatan di Kabupaten Dairi Sumatera Utara. In Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota. Universitas Sumatera Utara.
  4. Arbainah, A., Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Utilization of Wasaka Museum as a Learning Resource on Social Studies. The Kalimantan Social Studies Journal, 1(2), 121. https://doi.org/10.20527/kss.v1i2.2027
  5. Atmodiwirjo, P. (2013). School Ground as Environmental Learning Resources: Teachers’ and Pupils’ Perspectives on Its Potentials, Uses and Accessibility. School Ground as Environmental Learning Resources: Teachers’ and Pupils’ Perspectives on Its Potentials, Uses and Accessibility, 3(2), 101–119.
  6. Behrendt, M., & Franklin, T. (2014). A Review of Research on School Field Trips and Their Value in Education. International Journal of Environmental and Science Education, 9(3), 235–245. https://doi.org/10.12973/ijese.2014.213a
  7. Bennet, T. (2017). Creating a culture: How school leaders can optimise behaviour. In UK Department for Education (Issue March). Department for Education (DfE).
  8. Darling-Hammond, L., Flook, L., Cook-Harvey, C., Barron, B., & Osher, D. (2019). Implications for educational practice of the science of learning and development. Applied Developmental Science, 0(0), 1–44. https://doi.org/10.1080/10888691.2018.1537791
  9. Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis. Journal of Educational Technology Systems, 49(1), 5–22. https://doi.org/10.1177/0047239520934018
  10. Fleszar, E., & Gwardys-Szczęsna, S. (2009). the School Gardens in Preserving Biological Diversity for Education of Sustainable Development. Bulgarian Journal of Science & Education Policy, 3(2), 216–232.
  11. Graham, H., Beall, D. L., Lussier, M., McLaughlin, P., & Zidenberg-Cherr, S. (2005). Use of School Gardens in Academic Instruction. Journal of Nutrition Education and Behavior, 37(3), 147–151. https://doi.org/10.1016/S1499-4046(06)60269-8
  12. Hariani, N. M. M., Tellu, A. T., & Suleman, S. M. (2015). Jenis-jenis tumbuhan di sekitar sekolah sma gkst palu dan pengembangannya sebagai media pembelajaran. Jurnal Sains Dan Teknologi Tadulako, 5(3), 42–53.
  13. Hidayat, R., & Abdillah, A. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.” LPPPI.
  14. Huelskamp, A. (2018). Enhancing the Health of School Garden Programs and Youth: A Systematic Review. Health Educator, 50(1), 11–23.
  15. Huys, N., De Cocker, K., De Craemer, M., Roesbeke, M., Cardon, G., & De Lepeleere, S. (2017). School Gardens: A Qualitative Study on Implementation Practices. International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(12), 1454. https://doi.org/10.3390/ijerph14121454
  16. Kristiawan, M. (2020). Analisis pengembangan kurikulum dan pembelajaran (Issue February). FKIP Universitas Bengkulu.
  17. Kurnianingrum, A. Y. (2013). Pemanfaatan lingkungan sekolah dengan pembelajaran kontekstual pada materi keanekaragaman hayati kelas x. Universitas Negeri Semarang.
  18. Latip, A. E. (2018). Evaluasi Pembelajaran Di SD Dan MI: Perencanaan Dan Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Autentik. In Jakarta. Rosda.
  19. Lodge, J. M., Kennedy, G., Lockyer, L., Arguel, A., & Pachman, M. (2018). Understanding Difficulties and Resulting Confusion in Learning: An Integrative Review. Frontiers in Education, 3(June), 1–10. https://doi.org/10.3389/feduc.2018.00049
  20. Musfiqon, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik. NLC.
  21. Muthuprasad, T., Aiswarya, S., Aditya, K. S., & Jha, G. K. (2021). Students’ perception and preference for online education in India during COVID -19 pandemic. Social Sciences & Humanities Open, 3(1), 100101. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2020.100101
  22. Nikmah, I. A., Rugayah, R., & Chikmawati, T. (2021). Morphological and genetic variation in populations of desmos chinensis lour. (annonaceae). Biodiversitas, 22(2), 811–822. https://doi.org/10.13057/biodiv/d220235
  23. Pahrudin, A., & Pratiwi, D. D. (2019). Pendekatan saintifik dalam implementasi kurikulum 2013 dan dampaknya terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran pada man di Provinsi Lampung. Pustaka Ali Imron.
  24. Permana, F. H., Nurwidodo, N., Chamisijatin, L., Zaenab, S., Pantiwati, Y., & Sulistiarini, D. (2020). Pembelajaran Klasifikasi Kladogram Dengan Metode Taksimetri Untuk Mempelajari Kekerabatan Tanaman Genus Tillandsia & Neoregelia. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 6(1), 28. https://doi.org/10.22219/jinop.v6i1.7084
  25. Qi, J., Liu, W., Jiao, T., Hamblin, A., & Li, Y. (2020). Variation in Morphological and Physiological Characteristics of Wild Elymus nutans Ecotypes from Different Altitudes in the Northeastern Tibetan Plateau. Journal of Sensors, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/2869030
  26. Situmorang, R. P. (2016). Analisis potensi lokal untuk mengembangkan bahan ajar biologi di SMA Negeri 2 Wonosari. Jurnal Pendidikan Sains, 4(1), 51–57.
  27. Sulthon, S. (2017). Pembelajaran IPA yang Efektif dan Menyenangkan bagi Siswa MI. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 4(1), 38–54. https://doi.org/10.21043/elementary.v4i1.1969
  28. Suryani, A., Saifulloh, M., Muhibbin, Z., Hanoraga, T., Nurif, M., Trisyanti, U., Rahadiantino, L., & Rahmawati, D. (2019). ISSN (2354-6026) 65 The 1 st International Conference on Global Development-ICODEV. IPTEK Journal of Proceedings Series, 6(6), 65–72.
  29. Wibowo, W. S. (2019). The Natural Environment As a Learning Source for Science: Implementation Strategy. Journal of Science Education Research, 3(1), 63–66. https://doi.org/10.21831/jser.v3i1.27629
  30. Zhou, M., & Brown, D. (2020). Educational Learning Theory. In Instructional Design: International Perspectives I (2nd Ed.). University System of Georgia. https://doi.org/10.4324/9780203062920-11

Aminah, S., Nurwidodo, N., & Chamisijatin, L. (2017). Studi hubungan kekerabatan beberapa spesies anggrek berdasarkan ciri morfologi menggunakan metode taksimetri di Dd’ Orchid Nursery. Prosiding Seminar Nasional III, 90–94.

Ananda, R. (2019). Perencanaan pembelajaran. LPPPI.

Angkat, N. U. (2017). Identifikasi karakter morfologi dan hubungan kekerabatan genotipe tanaman buah naga (Hylocereus sp.) pada beberapa kecamatan di Kabupaten Dairi Sumatera Utara. In Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota. Universitas Sumatera Utara.

Arbainah, A., Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Utilization of Wasaka Museum as a Learning Resource on Social Studies. The Kalimantan Social Studies Journal, 1(2), 121. https://doi.org/10.20527/kss.v1i2.2027

Atmodiwirjo, P. (2013). School Ground as Environmental Learning Resources: Teachers’ and Pupils’ Perspectives on Its Potentials, Uses and Accessibility. School Ground as Environmental Learning Resources: Teachers’ and Pupils’ Perspectives on Its Potentials, Uses and Accessibility, 3(2), 101–119.

Behrendt, M., & Franklin, T. (2014). A Review of Research on School Field Trips and Their Value in Education. International Journal of Environmental and Science Education, 9(3), 235–245. https://doi.org/10.12973/ijese.2014.213a

Bennet, T. (2017). Creating a culture: How school leaders can optimise behaviour. In UK Department for Education (Issue March). Department for Education (DfE).

Darling-Hammond, L., Flook, L., Cook-Harvey, C., Barron, B., & Osher, D. (2019). Implications for educational practice of the science of learning and development. Applied Developmental Science, 0(0), 1–44. https://doi.org/10.1080/10888691.2018.1537791

Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis. Journal of Educational Technology Systems, 49(1), 5–22. https://doi.org/10.1177/0047239520934018

Fleszar, E., & Gwardys-Szczęsna, S. (2009). the School Gardens in Preserving Biological Diversity for Education of Sustainable Development. Bulgarian Journal of Science & Education Policy, 3(2), 216–232.

Graham, H., Beall, D. L., Lussier, M., McLaughlin, P., & Zidenberg-Cherr, S. (2005). Use of School Gardens in Academic Instruction. Journal of Nutrition Education and Behavior, 37(3), 147–151. https://doi.org/10.1016/S1499-4046(06)60269-8

Hariani, N. M. M., Tellu, A. T., & Suleman, S. M. (2015). Jenis-jenis tumbuhan di sekitar sekolah sma gkst palu dan pengembangannya sebagai media pembelajaran. Jurnal Sains Dan Teknologi Tadulako, 5(3), 42–53.

Hidayat, R., & Abdillah, A. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.” LPPPI.

Huelskamp, A. (2018). Enhancing the Health of School Garden Programs and Youth: A Systematic Review. Health Educator, 50(1), 11–23.

Huys, N., De Cocker, K., De Craemer, M., Roesbeke, M., Cardon, G., & De Lepeleere, S. (2017). School Gardens: A Qualitative Study on Implementation Practices. International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(12), 1454. https://doi.org/10.3390/ijerph14121454

Kristiawan, M. (2020). Analisis pengembangan kurikulum dan pembelajaran (Issue February). FKIP Universitas Bengkulu.

Kurnianingrum, A. Y. (2013). Pemanfaatan lingkungan sekolah dengan pembelajaran kontekstual pada materi keanekaragaman hayati kelas x. Universitas Negeri Semarang.

Latip, A. E. (2018). Evaluasi Pembelajaran Di SD Dan MI: Perencanaan Dan Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Autentik. In Jakarta. Rosda.

Lodge, J. M., Kennedy, G., Lockyer, L., Arguel, A., & Pachman, M. (2018). Understanding Difficulties and Resulting Confusion in Learning: An Integrative Review. Frontiers in Education, 3(June), 1–10. https://doi.org/10.3389/feduc.2018.00049

Musfiqon, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik. NLC.

Muthuprasad, T., Aiswarya, S., Aditya, K. S., & Jha, G. K. (2021). Students’ perception and preference for online education in India during COVID -19 pandemic. Social Sciences & Humanities Open, 3(1), 100101. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2020.100101

Nikmah, I. A., Rugayah, R., & Chikmawati, T. (2021). Morphological and genetic variation in populations of desmos chinensis lour. (annonaceae). Biodiversitas, 22(2), 811–822. https://doi.org/10.13057/biodiv/d220235

Pahrudin, A., & Pratiwi, D. D. (2019). Pendekatan saintifik dalam implementasi kurikulum 2013 dan dampaknya terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran pada man di Provinsi Lampung. Pustaka Ali Imron.

Permana, F. H., Nurwidodo, N., Chamisijatin, L., Zaenab, S., Pantiwati, Y., & Sulistiarini, D. (2020). Pembelajaran Klasifikasi Kladogram Dengan Metode Taksimetri Untuk Mempelajari Kekerabatan Tanaman Genus Tillandsia & Neoregelia. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 6(1), 28. https://doi.org/10.22219/jinop.v6i1.7084

Qi, J., Liu, W., Jiao, T., Hamblin, A., & Li, Y. (2020). Variation in Morphological and Physiological Characteristics of Wild Elymus nutans Ecotypes from Different Altitudes in the Northeastern Tibetan Plateau. Journal of Sensors, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/2869030

Situmorang, R. P. (2016). Analisis potensi lokal untuk mengembangkan bahan ajar biologi di SMA Negeri 2 Wonosari. Jurnal Pendidikan Sains, 4(1), 51–57.

Sulthon, S. (2017). Pembelajaran IPA yang Efektif dan Menyenangkan bagi Siswa MI. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 4(1), 38–54. https://doi.org/10.21043/elementary.v4i1.1969

Suryani, A., Saifulloh, M., Muhibbin, Z., Hanoraga, T., Nurif, M., Trisyanti, U., Rahadiantino, L., & Rahmawati, D. (2019). ISSN (2354-6026) 65 The 1 st International Conference on Global Development-ICODEV. IPTEK Journal of Proceedings Series, 6(6), 65–72.

Wibowo, W. S. (2019). The Natural Environment As a Learning Source for Science: Implementation Strategy. Journal of Science Education Research, 3(1), 63–66. https://doi.org/10.21831/jser.v3i1.27629

Zhou, M., & Brown, D. (2020). Educational Learning Theory. In Instructional Design: International Perspectives I (2nd Ed.). University System of Georgia. https://doi.org/10.4324/9780203062920-11