Napas bayi cepat yang disertai gejala lain, seperti batuk dan demam/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tacstef Napas bayi cepat, terutama pada bayi baru lahir, kerap membuat para orang tua khawatir. Kondisi ini bahkan kadang terlihat saat Si Kecil sedang tertidur pulas, disertai dengan munculnya suara. Perlu diketahui bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh fisiologi bayi. Bayi memiliki paru-paru yang lebih kecil, otot yang lebih lemah, dan kebanyakan bernapas melalui hidung. Selain itu, bayi baru lahir juga masih dalam proses penyesuaian diri untuk bernapas di udara. Sebab saat masih di dalam kandungan, tali pusat memberikan pasokan oksigen langsung ke tubuhnya melalui darah. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Kendati demikian, pada beberapa kasus lain napas bayi cepat juga bisa menjadi tanda suatu gangguan medis. Baca Juga : Napas Bayi Bunyi Grok-grok Sampai Usia Berapa? Simak Penjelasannya Bun Frekuensi napas normal bayiDikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cara menghitung napas anak yakni dengan meletakkan tangan orang tua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napasnya dalam waktu 1 menit. Napas anak dikatakan cepat apabila frekuensinya:
Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka bisa dikatakan anak mengalami sesak napas. Penyebab napas bayi cepatDikutip dari Medical News Today, di luar efek fisiologis paru-parunya yang masih berkembang, napas bayi cepat juga bisa terjadi ketika ada sesuatu yang memengaruhi sistem pernapasannya. Saat bayi beraktivitas, seperti saat merangkak atau menangis, ia membutuhkan lebih banyak oksigen, sehingga laju pernapasannya dapat meningkat. Ini biasanya tidak berbahaya selama pernapasan mereka kembali normal. Berikut adalah beberapa alasan penyebab napas bayi cepat lainnya: 1. Transient tachypnea of the newbornTransient tachypnea of the newborn (TTN) merupakan kondisi yang terjadi pada bayi baru lahir, terutama yang lahir sebelum 38-39 minggu. Kondisi ini berkembang ketika ada keterlambatan dalam kemampuan bayi untuk membersihkan cairan dari paru-paru setelah lahir. Hal ini membuat bayi sulit mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tidak seperti penyebab gangguan pernapasan lainnya, TTN biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 hari setelah gejala pertama kali muncul. Perawatan yang diberikan bergantung pada tingkat keparahan gejala dan berapa lama mereka bertahan. Bayi mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit dalam kondisi tertentu. Apalagi penyebab napas bayi cepat yang perlu dipahami orang tua? Simak di halaman selanjutnya, Bunda. Pilihan Redaksi
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. |