Apa yang harus dilakukan jika kepala bagian belakang anak terbentur?

Mungkin ada diantara para CanMen yang berkenan memberikan tali asih sukarela buat membantu membelikan kuota, rokok, kopi dan camilan

Dapat di transfer ke rek. Mandiri  a/n Rabide Sanci 

Nio. Rek. 109-000-685-3436

Setelah transfer, mohon konfirmasi ke WA. 0823 8216 7595

Ngapunten Sakderengipun Matur nuwun 

Rabide Sanci


Wah! Segarnya udara desa! kataku dalam hati. Matahari sore menyinari wajahku yang tampan dan tak berjerawat. Telah lama aku menunggu kesempatan untuk berkelana ke desa-desa yang masih belum banyak dikunjungi orang-orang kota.Aku adalah seorang programmer yang bekerja di Amerika. "Dorr!" Terdengar suara letusan dan dengan terpaksa aku menghentikan mobilku. Ternyata ban mobilku meletus. Kiri kanan tidak ada satu orang pun. Malam telah menjelang dan matahari telah tenggelam di balik pegunungan di sebelah Barat. Dengan berat hati aku berjalan kaki dan meninggalkan mobilku di sana. Memang hari sialku. Ban serep yang biasa kusimpan di dalam bagasi lupa kubawa.Baru berjalan beberapa langkah, terdengar suara sepeda motor dari belakang. Sepeda motor itu dikemudikan oleh seorang kakek-kakek. Sepeda motor itu berhenti seketika saat melihatku."Excuse me, may I know how long is it to the nearest village?" Sapaku ramah, aku takut dia tidak mengerti bahasa Inggrisku yang kurang lancar ini."Loe orang Indo ya?" tanya kakek itu."Kakek juga dari Indonesia?" tanyaku penasaran."Duduklah di belakang, gue bonceng ke rumahku. Tak jauh kok." Jawabnya dengan tawa kecil. Aku duduk berboncengan dengan kakek itu. Setelah melewati lahan-lahan yang berwarna kuning emas akhirnya kami sampai di sebuah rumah kuno dari kayu."Ini adalah rumahku. Mari masuk." kata kakek tersebut mempersilakanku.Sewaktu memasuki rumah itu, bulu kudukku mulai berdiri."Anna, buatkan dua gelas kopi, kita ada tamu nih." kata kakek tersebut menyuruh seseorang.Dari arah dapur muncul seorang bidadari, wajahnya cantik, badannya seksi, dan dia memakai baju yang super ketat. Setelah menuangkan dua gelas kopi dia masuk ke dapur dan menyibukkan diri."Anak muda, siapa namamu?" kata kakek tersebut ramah."Oh maaf, namaku Alvin. Aku bekerja untuk IBM. Tadi banku meletus..""Anak muda, malam ini kamu tidur di kamar Anna saja, sebab kamar Anna satu-satunya yang ada dua ranjang.""Maaf, boleh saya tahu nama kakek?""Ho ho ho... Namaku Dayat, dua tahun yang lalu aku dan cucuku, Anna, berimigrasi ke sini. Kelihatannya kamu ada minat dengan cucuku ya?"Aku tersentak kaget, bagaimana dia tahu?"Itu sudah biasa anak muda, kalau saya masih seumur denganmu mungkin sudah saya ajak kimpoi dia.""Pak Dayat, saya mohon diri, saya mau tidur dulu.""Silakan, tapi jangan keluar dari rumah ini setelah tengah malam, sebab terlalu bahaya.""Terima kasih atas semuanya, boleh saya tahu kamarnya yang mana Kek?""Kamar di pojok kanan."Setelah itu kakek tersebut masuk ke kamar di pojok kiri.Aku masuk ke kamar dan ternyata kamar itu tidak ada orang. Dua buah ranjang yang dimaksud kakek tersebut masih rapi dan berdampingan. "Wah, malam ini bisa main deh", pikiran nakalku mulai bekerja. Aku terbaring di sebelah kanan ranjang dan sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa kulakukan. Dalam waktu singkat, batang kemaluanku mulai menjadi keras.Tiba-tiba saja, pintu kamar dibuka dan Anna memasuki kamar. Dia pasti mengira aku telah tertidur lelap, sebab dengan pelan-pelan dia berjalan ke arah lemari bajunya sambil melepas pakaiannya satu persatu. Ternyata dia tidak memakai BH ataupun celana dalam. Payudaranya berdiri dengan kencang, dan bulu kemaluannya di potong pendek-pendek. Badannya yang aduhai semakin indah di bawah sinar bulan purnama.Setelah memakai piyamanya dia tidur di sebelahku. Tangannya yang mulus mengelus pipiku sambil berbisik, "Loe suka apa yang loe lihat barusan nggak?" Aku tersentak kaget. Jadi tadi dia ganti baju di depanku dengan sengaja. Tangannya mulai turun dan memegang kejantananku yang sekeras baja. "Nakal juga loe, dari tadi diam aja." Dia membalikkan badanku dan mulai menciumi wajahku. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut. Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik.Tanganku mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya ke tanah. Tangan nakalku mulai memainkan payudaranya yang indah. Tangannya mulai melepaskan kemejaku dan tak lama kemejaku juga menyusul di tanah.Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami. Aku mulai menciumi lehernya dan terus turun ke arah payudaranya. Aku menciumi payudaranya dan menjilati puting susunya. Setelah lumayan puas dengan payudaranya, aku menurunkan celana piyamanya. Tanganku mulai bermain di liang kewanitaan Anna. Aku memasukkan satu jari dan merasakan liang kewanitaannya membasah. Anna juga tak kalah ganasnya. Dia melepaskan sabuk dan celana jeans-ku. Celanaku menyusul baju dan celana kami di tanah. Celana dalamku juga menyusul.Aku pun tidak mau buang-buang waktu lagi. Kujilati liang senggamanya dan klitorisnya. Langsung saja dia mengerang dengan penuh kepuasan. Sambil terus menjilati klitorisnya, aku memasukkan dua jari ke liang senggamanya. Tanganku yang satunya menemukan payudaranya dan mulai memelintir ringan puting susunya. Dia mengerang dengan gembira dan cairannya mulai tumpah dan dia pasti telah mendapat orgasme yang keras. Aku tidak peduli, dengan ganas kudorong maju mundur jemariku dan dengan keras kujilati klitorisnya. Tepat juga dugaanku, dia mendapat multiple orgasme.Batang kejantananku yang sejak tadi keras dan online siap-siap kumasukkan ke lubang cintanya. Tetapi dia menarikku dan membaringkan tubuhku di ranjang. "Tenang aja..." katanya dengan suara yang merdu. Setelah itu, dia langsung mengulum batang kemaluanku dan dia langsung menaruh liang cintanya di atas wajahku. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa air maniku akan keluar. "Anna, I'm cumming..." desahku diiringi dengan semprotan air maniku yang maha dahsyat dan langsung ditelan dengan mesra oleh Anna dan setelah orgasme yang keras itu, kurasakan Anna mencapai puncak orgasme seperti yang kualami tadi.Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Anna masih hot. Dia mulai memegang-megang batang kemaluanku dan genggamannya mulai bergerak naik turun. Batang kemaluanku yang offline langsung saja berdiri tegap. Anna duduk mengkangkang dan mengendarai batang kemaluanku. Badannya naik turun berirama. Tanganku memainkan puting susunya yang mulai mengeras dalam peganganku. Dia mulai mengerang dan berteriak, "Enak...!" Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Anna.Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. "Ooh.. ooh.." Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaannya mengeras dan cairan cintanya tumpah ke atas batang kemaluanku. Pada saat itu juga batang kemaluanku menembakkan cairan nikmatnya ke dalam liang kewanitaannya yang sempit itu.Kami berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan sampai besok paginya. Pagi harinya, aku melihat Pak Dayat sedang melihat beberapa orang pemuda desa yang sedang memperbaiki ban mobilku dan setelah selesai, saya langsung pergi dari desa itu meninggalkan kenangan yang tak terlupakan.


Namaku Iyan biasa dipanggil iyan, aku tinggal di tengah-tengah kota Jakarta, saat ini pekerjaanku adalah seorang IT pada beebrapa perusahaan di Jakarta, bandung dan Semarang. Usiaku saat ini 29 tahun, karena pekerjaanku sebagai wiraswasta di luar kota kota Jakarta, aku sering sekali berpergian keluar kota. Bahkan terkadang aku hanya satu atau dua hari tinggal di rumahku di daerah Rawamangun Jakarta Timur. Istriku bernama “Nur” usianya 25 tahun lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta. Alhamdulilah aku dikarunia seorang putera yang sedang lucu-lucunya bernama “firman” dengan usia 1,5 tahun. Ditengah kesibukanku yang teramat sangat itulah aku sering kali tidak bisa memenuhi hasrat biologis istriku.

Sudah hamper 3 tahun aku menikahi istriku yang selalu diliputi rasa bahagia dan lumayan berkecukupan. Hari-hari kami selalu kami jalani dengan indah, aku bersyukur sekali ternyata Tuhan sangat baik padaku, sehingga aku mendapatkan istri yang benar-benar sangat sayang dan penuh pengertian. Setiap aku ingin minta berhubungan sex dengan istriku, dia tidak menolak dan bahkan selalu memberikanku kepuasan yang tidak digambarkan dengan kata-kata. Meskipun aku sendiri juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kepuasan sexual istriku. Tiap kali berhubungan aku selalu bertanya dan berdiskusi tentang permainan sex kami, sehingga kami bisa saling memahami kekurangan kami masing-masing. Bahkan setelah itu istriku biasanya meminta berhubungan sex lagi sampai berkali-kali dalam satu malam.

Sampai pada suatu hari istriku mengeluh padaku, tentang profesiku yang selalu meningalkan rumah sampai berhari-hari. Padahal istriku ingin sekali merasakan kehangatan belaianku yang hingga akhirnya sampai berhubungan sex. Tetapi mau gimana lagi, aku tetap sulit menerima keinginannya, karena itu adalah sudah menjadi resiko tanggaung jawab ku dalam profesiku ini. Aku sudah memberikan pengertian baik-baik kepada istriku, walaupun pada akhirnya istriku mengerti dengan keadaanku ini. Tetapi tetap saja aku tidak tega.

Aku tahu pasti kalau istriku sangat setia padaku, karena istriku adalah istri yang taat pada agama. Setiap keluar rumah dia selalu menjaga pandangannya, tak lupa dia sellau mengenakan ******nya ketika keluar dari rumah. Banyak temanku bilang kalau istriku itu sangat cantik, tingginya 160 cm / 152 kg, kulit putih dan wajahnya seperti maudy kusnaedi, apalagi payudaranya mnotok banget dengan ukuran 36b. aku paling suka meremas dan menghisap payudaranya, tidak ada bosan-bosannya walaupun hampIr tiap hari aku meremasnya.

Hari semakin hari, bulan semakin bulan terus berlalu, aku melihat istriku adalah type wanita yang mudah sekali terangsang dan nafsunya sulit dikendalikan bila diatas ranjang. Dia selalu sekuat tenaga melepaskan hasrat sexnya jika ku pulang kerumah, tidak siang ataupun malam, hari-hariku selalu tidak lepas dari kata sex. Aku maklumi karena aku hanya pulang satu hari dalam seminggu. Ditengah kegalauanku akupun mendiskusikan masalah ini kepada istriku. Terus terang akupun sangat kewalahan melayani nafsu sex istriku yang menurut saya “sangat gila” karena aku pikir aku juga ingin sekali menghabiskan satu hari in dirumah untuk istirahat.

Setelah aku berdikusi cukup lama dengan istriku barulah aku mengambil kesimpulan bahwa dia cukup menderita dengan kepergianku. Dia selalu melampiaskan hasrat sexualnya dengan melakukan mastrubasi dengan tangannya. Aku tidak habis pikir kenapa ini bisa terjadi, kasian sekali istriku. Tapi bagaimanapun juga istriku tidak selingkuh dengan pria manapun demi kesetiannya terhdap aku.

Akhirnya aku memiliki ide yang cukup gila untuk menuruti keinginan istriku ini, ya memang ini cukup gila dan melanggar kaedah agama. Tetapi mau gimana lagi ini sudah menjadi kesimpulanku untuk mengakhiri penderitaan istriku. Aku mencoba merayu istriku agar melampiaskan sexnya kepada orang lain yang bisa memuaskan dirinya selama aku tidak berada di rumah. Awalnya istriku menolak karena alasan agama dan memang tidak pantas dirinya dijamahi orang lain selain aku. Tetapi setelah aku memberikan pengertian dengan beberapa perjanjian-perjanjian yang harus ditepati diantara kami berdua. Sampai pada akhirnya kami menyepakati ide itu, dengan catatan istriku bisa bermain sex dengan hanya satu orang laki-laki selain diriku yang aku pilih, selain itu aku memberikan peringatan kepadanya agar jangan sekali-kali memasukkan spermanya kedalam vaginanya.

Setelah aku pikir-pikir aku telah memilih sosok laki-laki tampan dengan usia 20 tahun bernama Irwan, dia adalah rekan kerjaku ketika kami masih bekerja diperusahaan swasta pada beberapa tahun yang lalu, dia juga sudah punya istri dan dua orang anak, kebetulan sekali saat ini masih nganggur. Langsung saja aku mengajaknya bertemu empat mata di sebuah rumah makan. Tanpa basa basi lagi aku langsung mengajaknya bekerja mulai pukul 17:00 sampai 22:00 malam. Tugasnya hanya melayani dan memenuhi hasrat sexual istriku. Tetapi sebelumnya aku ingin sekali melihat bagaimana dia melayani istriku diatas ranjang di hadapanku.

Seminggu kemudian, setelah aku pulang dari luar kota saya dan istri saya sudah ceck in di sebuah hotel di daerah matraman Jakarta Pusat tepat pukul 17:00 BBWI. Sedangkan Anakku sudah aku titipkan ke orang tuaku, kini aku sedang menantikan kehadiran Irwan yang janjinya akan datang tepat pukul 18:00. di dalam kamar hotel tersebut, istriku kuperintahkan untuk mengenakan pakaian yang ketat dan sexy yang sengaja aku belikan dari Bandung. Jangankan irwan, aku saja yang sudah sering melihat istriku masih nafsu ketika memandang istriku berdandan seperti ini. Saat ini istriku mengenakan kaos putih ketat yang didalamnya hanya dibalut bra tipis, sedangkan bawahannya mengenakan rok bahan warna hitam yang panjangnya sampai selutut tapi belahannya hampir memamerkan seluruh pahanya yang putih dan mulus. Bibirnya dipoles dengan lisptik warna transparan dengan rambut panjang terurai rapi di atas bahunya. Sesaat aku melihat wajahnya begitu tegang manantikan kedatangan Irwan, sesekali aku menyentuh dadanya berdegap kencang tak karuan menantikan saat-saat yang menegangkan ini.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara ketukan pintu, setelah aku buka ternyata benar Irwan sudah datang. Aku persilahkan masuk dan sembari menikmati minuman dingin dan makanan kecil yang baru saja kami beli. Sebelumnya aku bertanya kepada istriku apakah istriku suka pdanya, rupanya tanpa pikir panjang dia menjawab itu adalah terserah saya, kalau saya setuju maka dia juga menuruti perintah saya. Ya pada akhirnya aku mempersilahkan Irwan mendekati istriku di ranjang yang cukup lebar dan luas ini.

Jantungku berdebar-debar melihat istriku yang kelihatnnya tampak tegang setelah disentuh oleh tangannya Irwan. Aku melihat Irwan sosok pria yang lembut, dia tidak langsung menyambar istriku dengan sentuhan-sentuhan yang mengarah pada bagian sensitifnya. Awalnya Irwan memeluk istriku yang duduk tersipu malu menghadap sebuah cermin yang terpampang di depannya. Irwan memeluk kepala istriku dengan lembut meskipun aku lihat istriku sangat kaku sekali. Aku hanya duduk di samping kanan ranjang itu, memang agak jauh karena kamar hotelnnya juga cukup besar bagi ukuran untuk 3 orang. Kelihatannya aku lihat Irwan cukup sabar memeluk istriku, sambil mencunbu istrku, dia tidak sungkan-sungkan mengucapkan kata-kata yang entah aku juga tidak mendengarnya. Berkali-kali pipinya dicium oleh Irwan, tanpa canggung-canggung Irwan juga mencoba menciumi tangan, leher, hidung dan jidatnya. Istriku hanya diam saja, pdahal kalau aku main sex dengan istriku dia selalu rajin menciumi semua daerah kapalaku sampai air liurnya membasahi permukaan wajahku.

Kini Irwan mencoba mencium bibir istriku dengan lembut, kudengar dari kejauhan suara bercakan bibirnya yang saling beradu. Aku lihat istriku juga membalas ciumannya dengan sesekali menggerakan tangannya di bahu Irwan. Ketika beberapa saat ciuman, nampaknya Irwan sudah berani menggerayangi tubuh istriku, awalnya dari punggungnya sampai kini daerah payudaranya, tangan kirinya seperti sudah melekat di payudara kiri istriku. Dia mencoba meraba-raba sambil mencoba meremas-remas dengan lembut. Aku merasa sangat menggairahkan melihat adegan ini, apalagi ketika mereka berdua melakukan ciuman yang dahsyat, rasanya sudah beberapa kali mereka melakukannya. Tak lama kemudian Irwan melepaskan ciumannya dan kedua tangannya mengarah ke kedua buah payudara istriku, dua tangannya mencoba meremas-remas payudara istriku dengan berbagai macam variasi. Istriku hanya terlihat pasrah saja, kedua tangannya ada dibelakang pinggangnya untuk menahan serangan tubuhnya. Irwan sudah tak sabar untuk membuka kaos dikenakan istriku, dia menarik kedua tangan istriku ke atas dan membukakan kaosnya, yang selanjutnya membuka kancing bra. Ouwww.. rupanya payudara istriku sudah terpampang jelas tanpa sehelai benagpun di hadapan Irwan yang nampaknya sudah bersiap-siap melahap payudara istriku.

Kini istriku tidur terlentang mengikuti arahan Irwan, tanpa ragu lagi Irwan melahap payudaranya. Tak henti-hentinya mulutnya menjilat-jilat putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Istriku hanya bisa memegang kepala Irwan dengan menahan kenikmatannya. Desahan-desahan kecil mulai terkuak dari mulutnya, ya memang istriku paling suka dijilati payudaranya, itu merupakan rangsangan yang hebat sebelum melakukan ml. ketika payudaranya terus dihisap, dijilat dan diremas-remas oleh Irwan matanya mulai melihat kea rah ku, aku nggak tau apa yang ingin dia katakan, pastinya dia saat ini mersakan rangsangan yang hebat.

Cukup lama irwan menguasai peyudara istriku, akhirnya kini irwan membuka rok istriku dengan cepat, lalu tanpa ragu lagi dia membuka celana dalam istriku. Ouww pengalaman yang sangat menraik ketika seluruh tubuh istriku terpampang jelas tanpa sehelai benangpun di hadapan Irwan. Hatiku berdebar-debar menantikan apa reaksi irwan selanjutnya. Opsss nampaknya irwan membuka lebar-lebar paha istriku, dan…………….benar-benar aku tidak menyangka dia mulai menjilati vagina istriku yang nampaknya sudah basah karena rangangan yang begitu hebat. Belum lama irwan menjilati vagina istriku, kini istriku mendesah hebat, kedua tangannya mulai mengepaal keras. Kepalanya mulai bergerak tak karuan, kulihat matanyapun sudah tak mampu melihat kejadian ini. Tetapi meskipun begit, istriku masih saja menyebut-nyebut namaku ketika mendesah hebat. Aku senang rupanya istriku bisa merasakan apa yang dia inginkan, ini adalah bukti rasa cintaku padanya. Kini aku melihat wajah irwan benar-benar tenggelam di kedua belah selangkangan istriku, karena paha istriku terus mengggelinjang tanpa arah mejepit kepala irwan yang sedang isbuk menghisap vaginanya.

Setelah permainan ini, irwan bangun dari ranjangnya, lalu dia membuka semua pakainannya sampai dia benar-benar telanjang di hadapan istriku. Ku lihat penisnya cukup besar, meskipun tak jauh ukurannya dibandingkan dengan penisku. Rupanya Irwan sudah tidak sabar ingin memasukkan penisnya kedalam vaginanya. Dalam kondisi yang agak lemas, istriku menwarkan untuk menghisap penisnya, tetapi Irwan menolaknya entah alasannya apa.. Irwan kini sudah berada di depan kedua selangkangan istriku, nampak istriku hanya berposisi terlentang menghadap irwan yang sedang duduk sambil memoles-moles penisnya. Baru saja Irwan merenggangkan selangkangan istriku dan ingin memasukkan penisnya. Istriku langsung memanggilku untuk menghampirinya. Langsung saja aku menghampiri istriku itu walaupun entah apa yang dia inginkan. Kini aku duduk di sebelah kepala istriku dan aku bertanya kepada istriku “kenapa sayang?”, lalu istriku menjawab “ maafkan aku ya sayang, tapi aku tetap cinta dan sayang sama papah, aku ingin papah mengusap-usap kepalaku ketika aku dijamah mas irwan, mau khan?”. Aku hanya mengangguk-nganggukan kepalaku dan mencium keningnya. Setelah itu aku mempesilahkan irwan memasukan penisnya kedalam vagina istriku.

Tak lama kemudian Irwan mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, sulit juga isrwan memasukkan penisnya kedalam vagina istriku. Akhirnya istriku mencoba membantu dengan tangannya untuk memasukan penisnya. Kini penisnya sudah masuk kedalam vaginanya, sudah kutebak irwan mencoba menggerakkan pantatnya dengan dorongan yang cukup pelan. Memang ini adalah strategi ml yang konvensional yang sudah biasa aku lakukan sehari-hari dengan istriku. Tetapi nampaknya istriku begitu sangat menikmati permainan ini, kulihat dia memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya menahan rasa nikmat yang ada pada tubuhnya. Kaki istriku tepat ada di punggung irwan dengan vagina yang sudah terbuka lebar di hadapannya. Sesekali aki melihat penisnya begitu gagah keluar-masuk ke dalam vagina istriku. “papahhh…sshhhhh oouwwwwww…… ppaaahhhhhhhhhhh”, aku benar-benar terkejut mendengar rintihan istriku yang cukup keras itu, tidak biasanya istriku merintih sangat keras. Gerakan tubuhnya bergetar hebat tak beraturan, tak bosan-bosannya Irwan terus menancapkan penisnya ke liang vagina istriku, sambil meremas-remas payudara istriku. Aku hanya mengusap-usap kening istriku yang tampaknya benar-benar berada dalam kondisi orgasme. Disamping aku juga lihat Irwan menikmati permainan ini, dengan mengeluarkan desahan halus yang keluar dari mulutnya.

Hampir 15 menit berlalu irwan belum juga lelah terus mendorong pantatnya ke dalam vagina istriku, aku lihat penisnya begitu kekar masuk kedalam liang kemaluan istriku. Padahal keduanya sudah dibasahi keringat disekujur tubuhnya, walaupun hotel ini menggunakan AC yang sangat dingin. Semakin lama istriku mencoba bangkit dari tidurnya dan memeluk irwan lalu menciumi bibirnya. Owwwww ini adalah making love yang sangat romantis yang pernah aku lihat seumur hidupku. Istriku kini ada di atas pangkuan irwan yang secara bergantian menggoyang-goyangkan pantatnya. Hampir setengah jam kemudian Irwan berisyarat bahwa dia ingin mengeluarkan sesuatu dari kemaluannya, cepat-cepat istriku bangun dari pangkuan irwan, ya benar saja tak lama kemudian irwan memuncratkan spermanya di atas selimut ranjang hotel ini. Lalu istriku mencoba membantu mengocok-ngocok penisnya agar spermanya bisa keluar sebanyak mungkin.

Rupanya permainan ini sudah selesai, aku Bantu istriku mengambilkan tissue untuk mengelap sperma yang masih menempel di tangannya. Irwan bergegas ke toilet untuk bersih-bersih. Terlihat senyuman hangat terpancar di wajah istriku, aku cukup bahagia istrku bisa menikmati kepuasan sexualnya meskipun bukan denganku. Aku coba membantu membersihkan cairan yang ada di lobang vaginanya dengan tissue ini. Lalu tak lama kemudian istriku meninggalkanku untuk ke toilet.

Ini adalah cerita tentang aku menjalani proyek interior pertamaku di sebuah rumah mewah. Aku anggi 23 tahun, mengambil kuliah jurusan arsitektur. Kebetulan saat ini aku sedang mengerjakan proyek interior di sebuah rumah mewah. Proyek yg aku kerjakan ini sudah 70% selesai. Sehingga beberapa pekerjaan furniture sudah lumayan banyak terpasang meskipun di sini masih banyak tukang yang bekerja.

Aku mencoba memasuki ruangan kerja yang sudah terpasang dengan rapi meja dan segala furniturenya. Kututup pintunya, dan kuperhatikan sudut2 mejanya. Udara dingin dari celah jendela tiba-tiba merangsang akal nakalku. Kulihat di sekeliling tidak ada yang melihat, lalu aku (yang menggunakan rok) menekan posisi memekku di ujung meja itu. "Uhhh" kugesek dan kugoyang ternyata makin enak. "Ahh ahhh huuhhh" aku mendesah sambil menahan diri agar tidak terdengar tukang. Tapi tiba-tiba jreeeg, pintu terbuka, ternyata ada 2 orang tukang yang sedang memasang keramik untuk toilet si ruangan itu. Aku sungguh terkejut karena malu. Lalu tiba-tiba mereka menghampiri, "neng klo butuh kontol, sama kita aja dijamin puas" kata tukang yg 1. Aku langsung membenarkan rok dan mencoba keluar ruangan itu dengan perasaan malu dan mukaku memerah. Tapi sebelum keluar ruangan, tanganku ditarik dari belakang.
Aku: "Aahh, mau apa kalian?"
Tukang1 : "sini dulu neng, kita seneng-seneng dulu"
Tukang2: "iya neng, sensasinya ituloh"
Entah kenapa aku menjadi pasrah saja, padahal tukang-tukang yg sudah cukup tua. Aku duduk di meja, sementara kedua tukang tersebut jongkok berlutut sambil kepala mereka masuk ke dalam rokku. Mereka dengan leluasa memegang-megang celana dalamku dan menekan tengahnya. Aku merintih keenakan sambil memegang kepala salah satu dari mereka. Kemudian yang satunya lagi berdiri dan mencoba mencopot semua kancing bajuku. Lagi-lagi aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Ia meremas2 toketku yg masih terbungkus bra. Ohhh nikmat sekali rasanya, aku jadi kepingin yang lebih dari ini. Kemudian aku menginstruksikan agar mereka membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya dengan cara menunjuk ke arahnya. Tanpa basa-basi mereka mengeluarkan senjatanya yg besar besar.
Kupegang kedua kontol itu, dan kukocok dengan tanganku, sambil mereka juga meremas-remas toketku sebelah kiri dan kanan. Kami saling merangsang.

Setelah puas dengan handjobku, mereka meminta aku agar menyepong mereka. Kupikir sudah terlanjur berbuat begini, jadi yasudah kulanjutkan sja mengikuti perintahnya. Kukulum satu kontol dari mereka, kumainkan lidahku di dalam mulut mencari lubang kencingnya. Pemiliknya merasa kegirangan. Kemudian temannya yg lain jg mengambil bagian untuk sepongannya. "Oh neng ini jago banget nyepongnya" kata tukang 1. "Udah biasa nyepong ya neng?" Tukang 2. Aku sangat menyukai mencari dan menjilat lubang kencingnya dengan lidahku.

Setelah puas dengan servis mulut. Aku mengubah posisi jadi nungging sehingga mereka bisa menyodokku dari belakang. Dengan posisi nungging, aku menopang tanganku di meja dan salah seorang dari mereka menggesek-gesekkan kontolnya ke lubangku. Sementara yg satunya berdiri di sebelahku memperhatikan ekspresi wajahku yang sedang menikmati perlakuan temannya ini, sambil dia mengocok perlahan kontolnya. Setelah mendapatkan posisi yang pas, dia menancapkan kontolnya ke dalamku, akupun mengerang dan menahan nafas. Dengan laju dia menggenjotku sambil memegang perutku (memeluk dari belakang). Sementara temannya yang satu lagi menuntun tanganku untuk mengocok kontolnya, akupun langsung melaksanakan tugasku. Tangan temannya mulai menjamah wajahku, jari-jarinya memasuki mulutku, memain-mainkan lidahku. Di belakangku, sodokan demi sodokan berlangsung dengan sangat cepat dan tangan-tangannya sudah naik dari perutku ke atas toketku, dia memperkosaku sambil meremas-remas toketku. Aku yang tidak sanggup menahan tubuhku pun melemahkan topangan tanganku dan bertumpu di meja, tetapi dia terus menggenjotku dengan buas tanpa mempedulikan keadaanku. "Jangan keluarin di dalem bro, gue jg mau ngentotin dia nih" kata temannya yg sedang menikmati servis handjobku. Alhasil, "uuughh uhhh saya.. Saya mau keluar niih.." Sambil menggenjotku terrus, tiba2 ia menarikku menyuruhku jongkok dan menjambak rambutku. Diarahkannya kontol itu ke mulutku dan crooott croott croott... Semburan peju itu menyemprot wajahku sampai aku harus menutup mata.

Setelah puas, seorang tukang itupun duduk di lantai beralaskan selembar HPL dan mengizinkan rekannya untuk melanjutkan. Tanpa sungkan, temannya langsung menarik tubuhku lagi dengan kasar. Dia memelukku dari belakang dan menggerayangiku toketku yg masih tertutup baju. Sementara di bawahnya kontolnya sudah menggesek2 pahaku. Ia kemudian melepaskan celana dalamku dan langsung saja memasukkan senjatanya ke dalam memekku. Ia menghajarku dengan kasar sambil meremas toketku dan menutup mulutku dengan tangan yang satunya, kami melakukannya dalam posisi berdiri. Karena tidak ada sesuatu yg bisa kujadikan penahan, posisi kami semakin bergerak maju ke depan dan sampai menekanku ke dinding. Sementara si tukang itupun dengan senang hati menggenjotku yg sudah terhimpit di dinding itu, toketkupun ditekan2nya di dinding sampai tiba-tiba croottsss pejunya muncrat di dalamku. Terasa lengket sekali dan menetes jatuh ke lantai. Akupun langsung berpaling duduk di atas meja dan sedikit mengangkang agar cairan sperma di memekku ini menetes jatuh.

Setelah beristirahat menghela nafas, aku langsung bergegas keluar ruangan itu dan segera menuju mobilku. Sesampainya di dalam mobil aku terlupa kalau aku sudah tidak memakai dalaman karena celana dalamku tadi tertinggal di ruangan tempatku bermain dengan para tukang tersebut. Pikirku saat itu ya sudahlah, biar besok kuambil lagi. Tapi aku baru sadar itu bakal jadi bencana buatku di keesokan harinya. Kira-kira apa yang akan terjadi di hari esoknya??

Namaku Jackie dan tentunya bukan nama asliku. Aku adalah pria yang kurang beruntung, karena sudah dua kali ingin berniat untuk berkeluarga dan dua-duanya gagal. Aku berasal dari Indonesia, tapi sudah lama sekali tinggal di negerinya “kanguru”. Dan atas saran teman-teman, maka aku mensponsori seorang cewek dari Indonesia dengan niat untuk menikah. Tapi setelah wanita itu mendapatkan izin tinggal tetap di negeri ini, wanita itu meninggalkan aku. Begitu juga dengan yang kedua, yang berasal dari Amerika Latin. Nah, karena rumah yang kumiliki ini mempunyai dua kamar dan karena aku hanya tinggal sendiri sekaligus sudah kapok untuk mencari pasangan lagi, maka kamar yang satunya aku sewakan pada seorang pelajar (cowok) dari Jepang. Namanya Gamhashira. Gamha yang playboy ini sudah dua hari pulang ke negerinya untuk berlibur setelah menamatkan SMA-nya.

Pada suatu sore di hari libur (liburan dari kerja) aku buang waktu dengan main internet, lebih kurang satu setengah jam bermain internet, tiba-tiba terdengar suara bel. Setengah kesal aku hampiri juga pintu rumahku, dan setelah aku mengintip dari lubang kecil di pintu, kulihat tiga orang gadis. Kemudian kubuka pintu dan bertanya (maaf langsung aku terjemahkan saja ke bahasa Indonesia semua percakapan kami)
“Bisa saya bantu?” kataku kepada mereka.
“Maaf, kami sangat mengganggu, kami mencari Gamha dan sudah satu jam lebih kami coba untuk telepon tapi kedengarannya sibuk terus, maka kami langsung saja datang.”
Yang berwajah Jepang nyerocos seperti kereta express di negerinya.
“Oh, soalnya saya lagi main internet, maklumlah soalnya hanya satu sambungan saja telepon saya,” jawabku.
“Memangnya kalian tidak tahu kalau si Gamha sedang pulang kampung dua hari yang lalu?” lanjutku lagi.

Kali ini yang bule berambut sebahu dengan kesal menjawab, “Kurang ajar si Gamha, katanya bulan depan pulangnya, Jepang sialan tuh!”
“Eh! Kesel sih boleh, tapi jangan bilang Jepang sialan dong. Gua tersinggung nih,” yang berwajah Jepang protes.
“Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha,” sekarang bule bermata biru nyeletus.
Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Mulanya mereka ragu-ragu, akhirnya mereka masuk juga. “Iya deh, sekalian numpang minum,” kata bule yang berambut panjang masih kedengaran kesalnya.

Setelah mereka duduk, kami memperkenalkan nama kami masing-masing.
“Nama saya Jacky,” kataku.
“Khira,” kata yang berwajah Jepang (dan memang orang Jepang).
Yang berambut panjang menyusul, “Emily,” (Campuran Italia dengan Inggris).
“Saya Eve,” gadis bermata biru ini asal Jerman.
“Jacky, kamu berasal dari mana?” lanjutnya.
“Jakarta, Indonesia,” jawabku sambil menuju ke lemari es untuk mengambilkan minuman sesuai permintaan mereka.
Sekembalinya saya ke ruang tamu dimana mereka duduk, ternyata si Khira dan Eve sudah berada di ruang komputer saya, yang memang bersebelahan dengan ruang tamu dan tidak dibatasi apa-apa.
“Aduh, panas sekali nich?!” si Emily ngedumel sambil membuka kemeja luarnya.

Memang di awal bulan Desember lalu, Australia ini sedang panas-panasnya. Aku tertegun sejenak, karena bersamaan dengan aku meletakkan minuman di atas meja, Emily sudah melepaskan kancing terakhirnya. Sehingga dengan jelas dapat kulihat bagian atas bukit putih bersih menyembul, walaupun masih terhalangi kaos bagian bawahnya. Tapi membuatku sedikit menelan ludah. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara si Eve,
“Jacky, boleh kami main internetnya?”
“Silakan,” jawabku.
Aku tidak keberatan karena aku membayar untuk yang tidak terbatas penggunaannya.
“Mau nge-chat yah?” tanyaku sambil tersenyum pada si Emily.
“Ah, paling-paling mau lihat gambar gituan,” lanjut Emily lagi.
“Eh, kaliankan masih di bawah umur?” kataku mencoba untuk protes.
“Paling umur kalian 17 tahun kan?” sambungku lagi.

Khira menyambut, “Tahun ini kami sudah 18 tahun. Hanya tinggal beberapa bulan saja.” Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi. Baru saja aku ngobrol dengan si Emily, si Eve datang lagi menanyakan, apa saya tahu site-nya gambar “gituan” yang gratis. Lalu sambil tersenyum saya hampiri komputer, kemudian saya ketikkan salah satu situs seks anak belasan tahun gratis kesukaanku. Karena waktu mengetik sambil berdiri dan si Khira duduk di kursi meja komputer, maka dapat kulihat dengan jelas ke bawah bukitnya si Khira yang lebih putih dari punyanya si Emily. Barangku terasa berdenyut. Setengah kencang. Setelah gambar keluar, yang terpampang adalah seorang negro sedang mencoba memasuki barang besarnya ke lubang kecil milik gadis belasan. Sedangkan mulut gadis itu sudah penuh dengan barang laki-laki putih yang tak kalah besar barangnya dengan barang si negro itu. Terasa barangku kini benar-benar kencang karena nafsu dengan keadaan. Si Emily menghampiri kami berada, karena si Eve dan Khira tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu. Aku mencoba menghindar dari situ, tapi tanpa sengaja sikut Khira tersentuh barangku yang hanya tertutup celana sport tipis. Baru tiga langkah aku menghindar dari situ, kudengar suara tawa mereka bertambah kencang, langsung aku menoleh dan bertanya, “Ada apa?” Eve menjawab, “Khira bilang, sikutnya terbentur barangmu,” katanya.

Aku benar-benar malu dibuatnya. Tapi dengan tersenyum aku menjawab, “Memangnya kenapa, kan wajar kalau saya merasa terangsang dengan gambar itu. Itu berarti aku normal.” Kulihat lagi mereka berbisik, kemudian mereka menghampiriku yang sedang mencoba untuk membetulkan letak barangku. Si Eve bertanya padaku sambil tersipu,
“Jacky, boleh nggak kalau kami lihat barangmu?”
Aku tersentak dengan pertanyaan itu.
“Kalian ini gila yah, nanti aku bisa masuk penjara karena dikira memperkosa anak di bawah umur.”
(Di negeri ini di bawah 18 tahun masih dianggap bawah umur).
“Kan tidak ada yang tahu, lagi pula kami tidak akan menceritakan pada siapa-siapa, sungguh kami janji,” si Emily mewakili mereka.
“Please Jacky!” sambungnya.
“Oke, tapi jangan diketawain yah!” ancamku sambil tersenyum nafsu.

Dengan cepat kuturunkan celana sport-ku dan dengan galak barangku mencuat dari bawah ke atas dengan sangat menantang. Lalu segera terdengar suara terpekik pendek hampir berbarengan.
“Gila gede banget!” kata mereka hampir berbarengan lagi.
“Nah! Sekarang apa lagi?” tanyaku.
Tanpa menjawab Khira dan Emily menghampiriku, sedangkan Eve masih berdiri tertegun memandang barangku sambil tangan kanannya menutup mulutnya sedangkan tangan kirinya mendekap selangkangannya. “Boleh kupegang Jack?” tanya Khira sambil jari telunjuknya menyentuh kepala barangku tanpa menunggu jawabanku. Aku hanya bisa menjawab, “Uuuh..” karena geli dan nikmat oleh sentuhannya. Sedang Eve masih saja mematung, hanya jari-jari tangan kirinya saja yang mulai meraih-raih sesuatu di selangkangannya. Lain dengan Emily yang sedang mencoba menggenggam barangku, dan aku merasa sedikit sakit karena Emily memaksakan jari tengahnya untuk bertemu dengan ibu jarinya. Tiba-tiba Emily, hentikan kegiatannya dan bertanya padaku, “Kamu punya film biru Jack?” Sambil terbata-bata kusuruh Eve untuk membuka laci di bawah TV-ku dan minta Eve lagi untuk masukan saja langsung ke video.

Waktu mulai diputar gambarnya bukan lagi dari awal, tapi sudah di pertengahan. Yang tampak adalah seorang laki-laki 60 tahun sedang dihisap barangnya oleh gadis belasan tahun. Kontan saja si Eve menghisap jarinya yang tadinya dipakai untuk menutup mulut sedangkan jari tangan kirinya masih kembali ke tugasnya. Pandanganku sayup, dan terasa benda lembut menyapu kepala barangku dan benda lembut lainnya menyapu bijiku. Aku mencoba untuk melihat ke bawah, ternyata lidah Khira di bagian kepala dan lidah Emily di bagian bijiku.
“Uuh.. sshh.. uuhh.. sshh..” aku merasa nikmat.
Kupanggil Eve ke sampingku dan kubuka dengan tergesa-gesa kaos dan BH-nya. Tanpa sabar kuhisap putingnya dan segera terdengar nafas Eve memburu.
“Jacky.. oohh.. Jacky.. teruss.. oohh..” nikmat Eve terdengar.
Kemudian terasa setengah barangku memasuki lubang hangat, ternyata mulut Khira sudah melakukan tugasnya walaupun tidak masuk semua tapi dipaksakan olehnya.
“Slep.. slep.. chk.. chk..”
Itulah yang terdengar paduan suara antara barangku dan mulut Khira. Emily masih saja menjilat-jilat bijiku.

Dengan kasar Eve menarik kepalaku untuk kembali ke putingnya. Kurasakan nikmat tak ketulungan. Kuraih bahu Emily untuk bangun dan menyuruhnya untuk berbaring di tempat duduk panjang. Setelah kubuka semua penghalang kemaluannya langsung kubuka lebar kakinya dan wajahku tertanam di selangkangannya.
“Aaahh.. Jacky.. aahh.. enak Jacky.. teruskan.. aahh.. teruss Jacky!” jerit Emily.
Ternyata Eve sudah bugil, tangannya dengan gemetar menarik tanganku ke arah barangnya. Aku tahu maksudnya, maka langsung saja kumainkan jari tengahku untuk mengorek-ngorek biji kecil di atas lubang nikmatnya. Terasa basah barang Eve, terasa menggigil barang Eve.
“Aaahh..” Eve sampai puncaknya.

Aku pun mulai merasa menggigil dan barangku terasa semakin kencang di mulut Khira, sedangkan mulutku belepotan di depan barang Emily, karena Emily tanpa berteriak sudah menumpahkan cairan nikmatnya. Aku tak tahan lagi, aku tak tahan lagi, “Aahh..” Sambil meninggalkan barang Emily, kutarik kepala Khira dan menekannya ke arah barangku. Terdengar, “Heerrkk..” Rupanya Khira ketelak oleh barangku dan mencoba untuk melepaskan barangku dari mulutnya, tapi terlambat cairan kentalku tersemprot ke tenggorokannya. Kepalanya menggeleng-geleng dan tangannya mencubit tanganku yang sedang menekan kepalanya ke arah barangku. Akhirnya gelengannya melemah Khira malah memaju mundurkan kepalanya terhadap barangku. Aku merasa nikmat dan ngilu sekali, “Sudah.. sudah.. aku ngiluu.. sudah..” pintaku. Tapi Khira masih saja melakukannya. Kakiku gemetar, gemetar sekali. Akhirnya kuangkat kepala Khira, kutatap wajahnya yang berlumuran dengan cairanku. Khira menatapku sendu, sendu sekali dan kudengar suara lembut dari bibirnya, “I Love you, Jacky!” aku tak menjawab. Apa yang harus kujawab! Hanya kukecup lembut keningnya dan berkata, “Thank you Khira!”

Rasa nikmatku hilang seketika, aku tak bernafsu lagi walaupun kulihat Eve sedang memainkan klitorisnya dengan jarinya dan Emily yang ternganga memandang ke arahku dan Khira. Mungkin Emily mendengar apa yang telah diucapkan oleh Khira. Demikianlah, kejadian demi kejadian terus berlangsung antara kami. Kadang hanya aku dengan salah satu dari mereka, kadang mereka berdua saja denganku. Aku masih memikirkan apa yang telah diucapkan oleh Khira. Umurku lebih 10 tahun darinya. Dan sekarang Khira lebih sering meneleponku di rumah maupun di tempat kerjaku. Hanya untuk mendengar jawabanku atas cintanya. Dan belakangan aku dengar Eve dan Emily sudah jarang bergaul dengan Khira.

Ini pengalaman asli ga di buat buat saya berumur 15 di sebuah kota B !!!! Langsung ke TKP gan
Pertama dia adalah hanya teman biasa malahan dia adalah teman sekelas saya saya bersekolah di sibuah tempat sekolah negri waktu itu saya kelas 3 smp. pertama saat di adakan ujian sekolah. pada saya sudah selesai mengerjakan soal itu kebetulan kita sebut si S ada di depan banggu gue. ketika saya dan S sudah menyelesaikan soal itu kita mengobrol tentang S*x. Dia Bertanya " Gimana ya rasanya Jilemek" Dan saya pun menjawab " ya ga tau atuh mau coba ? sama gue aja kalo penasaran" padahal saya hanya menjawab iseng" aja. ehh malah di ngomong "hayu".Beberapa Bulan kemudian setelah UN saya pun bertanya lagi pada si S saya menanyakan kapan dan di mana kita melakukan itu. dan sudah di tentukan waktu dan tempatnya.

Pada waktu hari minggu (klo ga salah) saya jemput di suatu tempat nongkrong dia. Tempatnya di rumah saya setelah sampai rumah saya.saya bawa ke kamar saya , kami hanya nonton tv dulu , saya pun tiduran dan S pun ikut tiduran dia langsung berkata " selimutan yuk "dan kami pun masuk ke selimut yg besar itu.

Pertama kami hanya berciuman dengan sangat lama dia menggit lidah saya dan saya pun mengigit lidah si S. Lama sekali kami berciuman di balik selimut itu yang gelap dan nikmat.

Saya Remas kedua Toketnya yg cukup besar (untuk standar SMP) remas dan remas toket dia yg empuk itu. saya pun menjilat toket dia dengan sangat lama di pun berkata" gigit dong " dan saya pun langsung mengigit intinya.

setelah saya mengigit kedua toketnya saya membuka celana si S. pas saya buka bulunya lumayan lepat dan Vnya pun bersih. saya pun menjilat V dengan penuh kenikmatan. dan saya pun mencolok V dengan 2jari dia pun mendesah dengan pelan" dan saya pun menjilat lagi dan lagi.

Setelah beberapa lama kemudian saya pun mencoba untuk membuka celana. memang P ku tidak terlalu besar dan panjang. dia pun memegang P ku dan mengocok" dan dia pun menyedot my P dengan nikmat dan itu pun berulang" dan bebrapa lama kemudian saya pun mencrot ke bagian mukannya dia pun senang dan saa pun senang sekali

Ini ceritaku asli 100% pertama kali melakukan S*x.

Pagi itu aku pulang sekolah lebih awal, karena memang minggu ini kami menjalani ujian semester 2 untuk kenaikan kelas 3 SMU. Sesampai dirumah nampak sebuah mobil sedan putih parkir didepan rumah. Siapa ya ? dalam hatiku bertanya.

Padahal mama hari ini jadwalnya tennis. Untuk menghilangkan penasaranku segera kumasuki rumah. Ternyata di ruang tamu ada mama yang sedang berbincang dengan tamunya. Mama masih menggunakan pakaian olah raganya, sedangkan tamu itu masih berpakaian kerja dan berdasi.
“Sudah pulang sekolahnya ya sayang” Tanya mama padaku.
“Oh iya, ini perkenalkan om Ari relasi bisnis papamu, kebetulan pulang tennis tadi ketemu, jadi mama diantar pulang sekalian”. Kami saling berjabat tangan untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan masuk kekamarku untuk berganti baju seragam sekolah.

Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku perempuan melanjutkan sekolah SMU-nya di kota “M” dan tingalnya indekost disana. Alasannya karena mutu sekolahnya lebih baik dari yang ada dikotaku ( padahal daripada tidak naik kelas dan jadi satu kelas denganku ). Jadi tinggal aku sendirian yg menemani mamaku, karena papa sering pergi ke luar kota untuk melakukan kegiatan bisnisnya.
“Indra, tolong kesini sebentar sayang.” tiba-tiba terdengar suara mama memanggilku. “Ya ma !” aku segera beranjak untuk menemui mama di ruang tamu.
“Om Ari mau minta tolong di belikan rokok ke warung sayang” pinta mama. Aku segera mengambil uang dan beranjak pergi ke warung untuk beli rokok. Sepulangnya dari warung tidak kutemui mama maupun om Ari di ruang tamu, padahal mobil om Ari masih parkir di depan rumah. Rokok kuletakkan di meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke kamarku.

Melewati kamar mama nampak pintu sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran kuintip melalui celah pintu yang terbuka tadi. Didalam kamar nampak pemandangan yang membuat jantungku berdegup kencang dan membuatku sering menelan ludah. Nampak mama yang telanjang bulat tidur di atas ranjang dengan om ari menindih dan mengulum payudara mama tanpa menggunakan celana lagi. Dengan gerakan teratur naik turun menyetubuhi mamaku. Sambil mengerang dan meggeleng ke kiri dan kekanan, nampak mamaku menikmati puncak dari birahinya. Tak lama kemudian nampak om Ari mengejang dan rubuh diatas pelukan mama. Mungkin sudah mengalami orgasme. Tanpa sengaja dengan wajah kelelahan mama melihat kearah pintu tempat aku mengintip dan mebiarkan aku berlalu untuk kembali ke kamarku.

Sesampainya di dalam kamar pikiranku berkecamuk membayangkan pemandangan yang baru kulihat tadi. Takterasa tanganku melakukan aktifitas di penisku hingga mengeluarkan cairan yang membuatku merasakan kenikmatan sampai aku tertidur dengan pulas.

Malam harinya aku belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.
“Sedang belajar ya sayang” nampak mama masuk kekamarku menggunakan daster tidur.
“Iya ma, untuk persiapan ujian besok pagi” mamaku duduk di ranjangku yang letaknya dibelakang meja belajarku.
“Kamu marah sama mama ya ?” tiba tiba mama memecahkan keheningan.
“Kenapa harus marah ma ?” tanyaku heran.
“Karena kamu sudah melihat apa yang mama lakukan dengan om ari siang tadi”.
“Enggak ma, memangnya om Ari telah menyakiti mama ?” aku balik bertanya.
“Enggak, malah om Ari telah memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu. Papamu kan sering keluar kota, bahkan mama dengar papamu punya istri muda lagi.”
“Kenapa mama diam saja ?” tayaku.
“Yang penting bagi mama segala keperluan kita terpenuhi, mama tidak akan mempermasalahkan itu.”
“Kamu mau membantu mama sayang ?” tiba tiba mama memelukku dari belakang. Dapat kurasakan payudaranya yang ukurannya sedang menempel di punggungku.
“Menolong apa ma ?” jawabku dengan suara bergetar dan sesekali menelan ludah.
“Memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu.”
“Tapi, aku kan anakmu?”
“Kamu kan laki-laki juga, jadi kalau kita sedang melakukannya jangan berpikir kalau kita ini adalah ibu dan anak.” sambil berkata begitu tiba tiba mamaku sudah memegang batang penisku yang sudah menegang dari tadi.
“Wow, ternyata punyamu besar juga ya” goda mamaku, aku jadi tersipu malu.

Tiba tiba mamaku mengeluarkan penisku dari celana pendek yang kupakai, kepalanya mendekati penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan memainkan lidahnya di ujung penisku. Kurasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan, tiba tiba “crot…crot. .” keluar cairan kenikmatan yang langsung ditampung mulut mama.

“Yah, sudah keluar deh, padahal mama belum kebagian” kata mamaku sambil menelan cairan sperma yang ada dalam mulutnya. Aku jadi malu sendiri, maklum yang pertama kali kulakukan.
“Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku ngikut aja bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Mamaku tidur terlentang diatas ranjang masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat agak ditekuk tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu terbuka. Ternyata mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya. Membuat dadaku jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.
“Ayo kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku pakai. Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung terbangun lagi.
“Nah, itu sudah bangun lagi.” seru mamaku. Kudekati bagian pangkal paha mamaku, tercium olehku aroma yang keluar dari mem*k mamaku yang membuaku makin terangsang. Sambil perlahan kusibak belahan lobang kenikmatan yang didalamnya berwarna merah jambu itu. Kujilat cairan yang keluar dari dalamnya, nikmat rasanya.

“Teruskan indra, jilati bagian itu” lenguh mamaku yang merasakan kenikmatan. Kujilat dan terus kuhisap cairan yang keluar sampai tak bersisa. Setelah sekian lama bermain didaerah vagina mamaku, kuangkat kepalaku dari jepitan paha mamaku. Kulihat mamaku sudah tergolek tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya. Mungkin waktu asyik bermain dibawah tadi, mamaku mulepaskan daster yang dikenakannya. Kubuka kaos yang sedang kupakai, sehingga kami sama-sama dalam keadaan telanjang bulat. Kudekati tubuh mamaku sambil perlahan lahan kutindih sambil menghujani ciuman ke bibir mamaku. Kami berciuman sambil memainkan payudara mamaku, kuremas remas dan kupuntir puting payudara yang dulu menjadi sumber makananku pada waktu masih bayi. Tangan mamaku sudah memegang batang penisku dan dibimbingnya kearah lobang kenikmatannya yang sudah basah.
“Tekan sayang…” pinta mamaku. Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan bless menancap masuk ke lobang vagina mamaku yang sudah licin.

Oh..nikmatnya, sambil kutarik keluar masuk kedalam lobang kenikmatan itu. Desahan napas mamaku semakin membuat aku terpacu untuk mempercepat irama pemompaan batang penisku kedalam lobang kenikmatan mamaku. Tak lama kemudian…
“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu benar benar hebat”.

Terasa lobang kenikmatan mamaku bertambah basah oleh cairan yang keluar dari dalam dan menimbulkan bunyi yang khas seirama keluar masuknya batang penisku. Tiba-tiba mama mencabut batang penisku, padahal sedang keras-kerasnya.
“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu lobangya, sambil kita rubah posisi.”

Disuruhya aku telentang dengan batang penis yang tegak hampir menyentuh pusarku. Mamaku jongkok tepat diatas batang penisku. Sambil membimbing batang penisku memasuki lobang kenikmatan yang sudah mongering karena di lap dengan ujung kain daster, ditekannya pantat mamaku hingga bless, kembali si kecilku memasuki goa kenikmatan mamaku, meskipun agak seret tapi rasanya lebih enak, sambil perlahan lahan diangkatnya naik turun pantat mamaku, yang membuat aku jadi tambah merem melek. Lama kelamaan jadi tambah licin dan membuat semakin lancarnya batang penisku untuk keluar masuk. Semakin cepat irama naik turunya pantat mamaku, tiba tiba tanganya mencengkeram kuat dadaku dan…

“Aku sudah sampai lagi sayang” desah mamaku. Tubuhnya melemah dan menghentikan irama naik turun pantatnya. Tubuhnya mengelosor telentang disampingku, dan membiarkan batang penisku masih tegak berdiri. ” Aku sudah tidak sanggup lagi sayang, terseah mau kamu apain saja ” kata mamaku pelan. Aku hadapkan mamaku kekiri, sambil kuangkat kaki kanannya hingga nampak tonjolan lobang vaginanya mulai terbuka. Kumasukkan batang penisku lewat belakang sambil perlahan lahan ku pompa keluar masuk kedalamnya. Irama pemompaanku makin lama makin kupercepat sampai akhirnya tubuhku mengejang hendak mengeluarkan peluru cairan dari lobang penisku, dan crot…crot…crot muntahlah lahar dari lobang penisku. Bersamaan dengan itu mamaku mengerang lemah ” Oh sayang, aku keluar lagi “. Batang peniskupun melemah, dan keluar dengan sendirinya dari lobang petualangan. Kamipun tertidur pulas dalam keadan telanjang bulat sambil berpelukan ( kaya telletubis aja ).

Pagi harinya aku terbangun dengan keadaan segar, mamaku sudah tidak ada disampingku. Ku ambil handuk dan kulilitkan menutupi kemaluanku menuju ke kamar mandi. Di ruang makan aku berpapasan dengan mama yang sudah segar bugar habis mandi. Kudekati mamaku dan kucium pipinya dengan mesra, aroma sabun mandi tercium dari tubuh mamaku. ” Semalam kamu hebat sayang, untuk itu mama siapkan telor setengah matang dan susu hangat untuk memulihkan lagi staminamu ” bisik mamaku lembut. Sambil duduk dengan hanya dililit oleh handuk kuminum susu hangat dan kumakan dua butir telur setengah matang dengan kububuhi merica bubuk dan garam. Mamaku mendampingiku berdiri disampingku, karena tercium aroma segar sabun mandi membuat birahiku jadi naik. Perlahan lahan batang penisku berdiri menyibak lilitan handuk yang menutupinya. Mamaku terseyum melihat kejadian itu, sambil dipegangnya batang penisku berbisik ” Nanti siang aja sepulang kamu dari sekolah kita lakukan lagi “. Dengan kecewa aku beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap siap ujian semester di hari terakhir. Tak sabar rasanya untuk segera menyelesaikan ujian hari ini, agar bisa berpetualang penuh kenikmata