Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan dengan melalui mulut mengapa jelaskan

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia

Lifestyle

Rabu, 19/01/2022 09:10 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Umumnya, semua manusia bernapas melalui hidung di mana prosesnya adalah menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.Namun dalam keadaan tertentu seseorang juga bisa bernapas melalui mulut, misalnya ketika hidung yang tersumbat atau kelelahan sehabis berolahraga.

Hidung dan mulut sama-sama bisa digunakan untuk bernapas. Namun, keseringan bernapas melalui mulut dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Perlu diketahui, bernapas lewat hidung lebih sehat. Sebab, hidung merupakan organ utama penciuman manusia dan berperan sebagai pintu masuk udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, organ ini merupakan benteng pertahanan pertama tubuh untuk menyaring benda asing dari luar masuk ke dalam tubuh, termasuk kuman, polusi, dan racun dari udara yang dihirup.

Di dalam hidung, terdapat rambut-rambut halus yang bertugas membersihkan udara dari partikel asing. Setelah melalui proses penyaringan, udara akan bergerak melalui saluran hidung dan berubah menjadi lebih hangat dan lembap sebelum sampai ke paru-paru.

Pakar otorinolaringologi sekaligus ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan di Beverly Hills, California, Shawn Nasseri, MD, mengatakan bahwa tubuh memilih hidung sebagai organ utama untuk bernapas. Namun saat udara tidak dapat melewati hidung, tubuh akan menggunakan mulut untuk menerima oksigen.

"Hidung adalah alat pernapasan utama, karena menghasilkan oksida nitrat, yang meningkatkan kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen," kata Nasseri.

Oksida nitrat hanya diproduksi dalam jumlah kecil ketika kita bernapas melalui hidung.

Tetapi, oksida nitrat berperan penting dalam banyak proses biologis, termasuk mengatur kekebalan, tekanan darah, neurotransmisi, dan homeostasis atau menjaga keseimbangan tubuh.

Sementara itu, bernapas dengan mulut sebenarnya tidak terlalu dianjurkan. Cara ini hanya dianjurkan jika hidung tersumbat, atau mau tidak mau dilakukan setelah melakukan olahraga berat agar udara masuk lebih banyak.

Bernapas lewat mulut memang membantu paru-paru meraup lebih banyak oksigen dengan lebih cepat ketimbang lewat hidung. Dengan begitu, udara bisa langsung disalurkan ke otot-otot tubuh.

Baca:Alasan Traveling dan Staycation Tak Bisa Sembuhkan Depresi


[hsy/hsy]

TAG: benapas lewat mulut

SHARE:

Secara alami, manusia dirancang untuk bernapas melalui hidung sejak lahir.

Bernapas melalui hidung menawarkan lebih banyak manfaat bagi tubuh daripada bernapas melalui mulut.

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Sesak Napas

Ketika kita bayi lahir, ia bernapas melalui hidung hampir sepanjang waktu.

Bernapas lewat hidung dianggap lebih sehat bukan tanpa alasan. Hidung merupakan organ utama penciuman manusia dan berperan sebagai pintu masuk udara ke dalam tubuh.

Oleh karena itu, organ ini merupakan benteng pertahanan pertama tubuh untuk menyaring benda asing dari luar masuk ke dalam tubuh, termasuk kuman, polusi, dan racun dari udara yang dihirup.

Di dalam hidung, terdapat rambut-rambut halus yang bertugas membersihkan udara dari partikel asing. Setelah melalui proses penyaringan, udara akan bergerak melalui saluran hidung dan berubah menjadi lebih hangat dan lembap sebelum sampai ke paru-paru.

Di saat bersamaan, organ dalam hidung yang bernama konka akan melembapkan dan menghangatkan udara sebelum dialirkan ke faring.

Pemanasan suhu ini bertujuan agar saluran napas dan paru-paru tetap bersih dan tidak ikut mengering karena dialiri udara. Aliran udara yang lebih hangat menjaga elastisitas paru untuk menyerap dan menyimpan oksigen dengan lebih baik

Bernapas dengan hidung menciptakan tekanan udara yang lebih besar, sehingga pernapasan Anda melambat. Hal tersebut justru meluangkan waktu yang lebih banyak agar paru dapat menyimpan oksigen dalam jumlah yang lebih besar.

Video yang berhubungan

Liputan6.com, Jakarta Perbedaan bernapas lewat hidung dan mulut perlu dikenali efeknya. Manusia bernapas lewat hidung dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Namun, tidak jarang seseorang bernapas lewat mulut karena berbagai alasan, seperti hidung sedang tersumbat ataupun selepas olahraga.

Bernapas lewat mulut dianggap kurang baik untuk kesehatan. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, karena hidung adalah benteng pertahanan pertama tubuh untuk menyaring berbagai benda asing dari luar, seperti kuman, polusi, dan racun dari udara yang kamu hirup.

Perbedaan bernapas lewat hidung dan mulut harus kamu ketahui untuk menjaga kesehatan pernapasan. Apalagi, kecenderungan bernapas lewat mulut merupakan salah satu tanda adanya sumbatan pada jalur napas lewat hidung, seperti alergi, pilek, sinusitis, polip hidung, hingga asma.

Orang yang terbiasa bernapas lewat mulut walaupun tidak sedang pilek biasanya menunjukkan gejala seperti tidur mendengkur, mulut cepat kering, bau mulut, suara serak, dan mudah lelah. Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan medis yang tepat.

Berikut Liputan6.com rangkum tentang perbedaan bernapas lewat hidung dan mulut dari berbagai sumber, Senin (17/2/2020).

Yomi Hanna Senin, 4 Juni 2018 | 12:00 WIB

Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan dengan melalui mulut mengapa jelaskan

Bernaps lewat hidung dan mulut, mana lebih baik? (Pixabay)

Bobo.id – Bernapas adalah aktivitas yang paling penting dan sering kita lakukan setiap harinya.

Untuk itu, kita perlu bernapas dengan benar, agar manfaatnya bisa kita dapat.

Kita dirancang untuk bernapas melalui hidung, tapi banyak juga yang bernapas lewat mulut.

Sebenarnya, mana yang lebih baik, bernapas lewat hidung atau mulut?

BACA JUGA : Agar Tidak Mudah Lelah, Inilah Tips dan Trik Mengatur Pernapasan Saat Lari

Pernapasan yang Lebih Baik

Hidung kita merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara yang kita hirup.

Ada banyak sistem penyaringan yang bekerja di hidung, yang berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembapkan udara yang dihirup.

Bernapas melalui hidung juga bisa membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Sedangkan kalau bernapas melalui mulut, kita tidak bisa mendapatkan semua manfaat di atas.

Hal ini juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari alergi rhinitis sampai sleep apnea atau gangguan pernafasan saat tidur.

Tentunya ini menunjukkan bahwa bernapas melalui hidung lebih baik daripada bernapas lewat mulut.

Di bawah ini adalah manfaat lainnya dari bernapas melalui hidung.

BACA JUGA : Kita Hanya Bernapas Melalui Satu Lubang Hidung Saja, Benarkah?


Page 2


Page 3

Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan dengan melalui mulut mengapa jelaskan

Pixabay

Bernaps lewat hidung dan mulut, mana lebih baik?

Bobo.id – Bernapas adalah aktivitas yang paling penting dan sering kita lakukan setiap harinya.

Untuk itu, kita perlu bernapas dengan benar, agar manfaatnya bisa kita dapat.

Kita dirancang untuk bernapas melalui hidung, tapi banyak juga yang bernapas lewat mulut.

Sebenarnya, mana yang lebih baik, bernapas lewat hidung atau mulut?

BACA JUGA : Agar Tidak Mudah Lelah, Inilah Tips dan Trik Mengatur Pernapasan Saat Lari

Pernapasan yang Lebih Baik

Hidung kita merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara yang kita hirup.

Ada banyak sistem penyaringan yang bekerja di hidung, yang berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembapkan udara yang dihirup.

Bernapas melalui hidung juga bisa membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Sedangkan kalau bernapas melalui mulut, kita tidak bisa mendapatkan semua manfaat di atas.

Hal ini juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari alergi rhinitis sampai sleep apnea atau gangguan pernafasan saat tidur.

Tentunya ini menunjukkan bahwa bernapas melalui hidung lebih baik daripada bernapas lewat mulut.

Di bawah ini adalah manfaat lainnya dari bernapas melalui hidung.

BACA JUGA : Kita Hanya Bernapas Melalui Satu Lubang Hidung Saja, Benarkah?

Tim | CNN Indonesia

Kamis, 11 Jul 2019 16:41 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah baby led weaning (BLW), penyanyi Andien lagi-lagi mencuri perhatian lewat praktik menempel plester mulut saat tidur. Hal itu dilakoninya demi bernapas melalui hidung.Melalui akun media sosialnya, ibu dari Anaku Askara Biru ini berbagi pengalamannya tentang tidur dengan mulut diplester. Sang suami dan putera semata wayangnya pun turut mempraktikkan hal serupa."Sudah selama beberapa bulan terakhir kita kalau tidur [mulut] diplester. Setelah saya menjalankan tidur dengan diplester, ada beberapa kualitas baik yang saya rasakan," tulis Andien di Instagram Story miliknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ahli paru dan saluran pernapasan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Faisal Yunus mengamini manfaat yang didapat dari bernapas melalui hidung. Bernapas, kata dia, memang seharusnya dilakukan melalui hidung.Namun, praktik memplester mulut dinilainya cukup ekstrem. Bernapas melalui hidung dapat dilatih dengan menghirup napas dalam-dalam dan diembuskan.Bukan tanpa alasan bernapas lebih baik dilakukan melalui hidung daripada mulut. Berikut alasan mengapa bernapas lebih baik dengan hidung.

1. Kondisi udara yang kotor

Meski tak tampak, udara yang dihirup manusia sebenarnya membawa kotoran, debu, dan kuman. Bernapas lewat mulut hanya membuat segala partikel di udara masuk begitu saja ke dalam tubuh.Faisal mengatakan, kondisi ini diperparah dengan letak mulut. Jika diperhatikan, lubang hidung menghadap ke bawah, sedangkan lubang saat mulut dibuka menghadap langsung ke depan.Dengan bernapas melalui hidung, partikel yang turut terbawa udara tak mudah memasuki tubuh lantaran lubangnya yang menghadap ke bawah.

2. Hidung punya 'penyaring'

Dalam sehari, seseorang kerap merasa perlu membersihkan hidung. Wajar saja, udara Jakarta atau kota besar lain cepat membuat hidung kotor.

Namun, kata Faisal, hal itu menjadi bukti bahwa hidung memiliki mekanisme untuk menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh. "Hidung punya bulu-bulu basah, makanya kotoran nempel dan tidak masuk [ke tubuh]," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/7).

3. Diameter

Diamater mulut lebih besar daripada lubang hidung. Ukuran ini pula yang membuat bernapas lewat mulut bakal berisiko memasukkan banyak kotoran, debu, bahkan bibit kuman penyakit ke dalam tubuh.4. Struktur Saat bernapas lewat hidung, udara tak serta merta masuk begitu saja ke tenggorokan kemudian memasuki paru-paru. Udara bakal disaring bulu-bulu halus dan masuk melalui rongga hidung yang berbelok ke atas."Jadi kalau ada kotoran masuk itu enggak gampang. Dia bisa tersangkut dulu," jelas Faisal.Berbeda dengan mulut. Begitu udara masuk, dia akan langsung masuk ke dalam tubuh karena rongga yang mengarah ke bawah. Kondisi ini memudahkan segala jenis partikel untuk masuk.

5. Penyesuaian suhu

Suhu tubuh normal berada di angka 36-37 derajat Celcius. Namun, udara luar kadang memiliki suhu cukup ekstrem. Di negara empat musim, suhu bisa mencapai minus 10 derajat Celcius sehingga ada perbedaan sekitar 40 derajat Celsius dengan tubuh.Sedangkan di lingkungan yang panas, misal Timur Tengah, suhu bisa mencapai 60 derajat Celcius. Jika udara bersuhu ekstrem masuk melalui mulut, maka akan timbul gangguan pernapasan."Kalau lewat hidung, hidung punya banyak pembuluh darah. Udara masuk, kemudian dihangatkan. Udara yang masuk ke paru-paru itu bukan udara dengan suhu luar," kata Faisal.

6. Mekanisme pertahanan tubuh

Dalam situasi tertentu, seseorang kerap bersin meski tak diiringi sakit flu. Menurut Faisal, hal itu merupakan mekanisme tubuh saat merespons keberadaan benda atau partikel yang dianggap berbahaya di dalam tubuh. Mekanisme seperti itu tidak dimiliki mulut.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA