Sri Mulavarman Nala Dewa atau biasa dikenal sebagai Mulawarman adalah raja Kutai Martapura, kerajaan Hindu pertama dan tertua di Indonesia yang memerintah pada abad ke-4 Masehi di wilayah yang saat ini bernama Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dalam prasasti Yupa, disebutkan bahwa Mulawarman pernah menyumbangkan 20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Di masa pemerintahanya, Mulawarman pernah malaksanakan upacara Aswamedha dengan melepas seekor kuda putih untuk menentukan seberapa jauh tapak kuda tersebut dapat diikuti untuk menentukan wilayah kekuasaan kerajaanya.[1] Ia merupakan putra dari Aswawarman dan merupakan cucu dari raja Kundungga yang merupakan pendiri Kerajaan Kutai Martapura.
Nama Mulawarman ditulis dalam Prasasti Yupa menggunakan Aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta, yang berbunyi:
Prasasti Kutai IV[2] Terjemahan
Nama Mulawarman kini diabadikan sebagai nama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kota Samarinda, Kalimantan Timur, yakni Universitas Mulawarman dan juga diabadikan oleh TNI Angkatan Darat sebagai nama kodam di Balikpapan, yakni Kodam VI/Mulawarman.
KERAJAAN Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-4. Letaknya berada di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam. Kalimantan Timur. Awal berdirinya kerajaan ini memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan India. (Baca juga: 4 Kerajaan di Indonesia yang Paling Lama Berkuasa, Ini Daftarnya) Dilansir beragam sumber, sebelum membentuk menjadi kerajaan, dulunya masyarakat Kutai hidup berkelompok hingga membentuk sebuah suku. Namun ketika kedatangan India dengan agama Hindu-nya, menyebabkan perubahan pada sistem pemerintahan kerajaan ini. Kerajaan yang runtuh pada 1635 ini termasuk kerajaan yang bertahan paling lama di Nusantara. Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Ia merupakan warga pribumi dan belum menganut agama Hindu. Tercatat ada 27 raja yang memerintah sepanjang berdirinya Kerajaan Kutai. Informasi ini dicantumkan pada Yupa Muarakaman I yang menceritakan mengenai silsilah raja-raja di Kutai. Di antara raja-raja yang pernah memerintah itu, yang terkenal adalah Raja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan putra Raja Aswawarman. Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman inilah Kerajaan Kutai berada pada masa keemasannya. Raja Mulawarman menjadi raja terbesar di Kutai dan memeluk agama Hindu. Saat memimpin, ia dikenal sebagai raja yang dermawan, bijaksana, dan sangat dekat dengan kaum brahmana maupun rakyat. Mulawarman pernah memberikan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para brahmana. Karena itu, sebagai ungkapan terima kasih dari kaum brahmana, mereka mendirikan sebuah yupa yang bernama Prasasti Yupa Muarakaman II. Raja Mulawarman memiliki tempat suci untuk dirinya, yakni Waprakeswara, dan ia kerap melakukan ritual Vratyastoma. Ritual tersebut merupakan pembersihan diri untuk memasuki kasta Ksatria. Pada masa pemerintahannya, upacara Hindu dilakukan dan dipimpin oleh para Brahmana dari Indonesia. Perkembangan ekonomi pun kian pesat saat kepemimpinan Raja Mulawarman. Mengingat lokasi kerajaan yang berada di tepi sungai, masyarakatnya mengolah lahan atau pertanian sebagai mata pencaharian. Selain itu, letak strategis ini juga memungkinkan masyarakat melakukan perdagangan. Kerajaan Kutai kian hari semakin ramai karena banyak pedagang yang berlayar dan singgah di Kerajaan Kutai. Hal ini terjadi karena Kerajaan Kutai dilewati jalur perdagangan internasional. Hampir sebagian besar peninggalan Kerajaan Kutai berasal dari masa kepemimpinan Raja Mulawarman. Contohnya, Prasasti Yupa Muarakaman III yang berisi tentang kebaikan budi dan kebesaran Raja Mulawarman. Prasasti Yupa Muarakaman VI, berisi tentang Raja Mulawarman yang memberikan persembahan kepada para kaum Brahmana. Pada Prasasti Yupa Muarakaman V, terdapat peringatan sedekah yang telah diberikan oleh Raja Mulawarman. Sementara Prasasti Yupa Muarakaman VII berisi tentang puncak kejayaan Kutai pada masa Raja Mulawarman.
Makhluk mitologi Lembuswana, kendaraan spiritual bagi Raja Mulawarman. KOMPAS.com - Kerajaan Kutai Martapura (Martadipura) adalah kerajaan tertua di Indonesia yang berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan bercorak Hindu ini terletak di daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga, pembesar kerajaan Campa (Kamboja), yang belum menganut agama Hindu. Kudungga kemudian menurunkan takhtanya kepada Asmawarman, Mulawarman, sampai 27 generasi Kerajaan Kutai. Raja-Raja Kerajaan Kutai
Baca juga: Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara Masa pemerintahan Raja MulawarmanKeberadaan Kutai diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan, yaitu berupa tujuh Prasasti Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta. Dalam Prasasti Yupa, disebut nama Raja Kudungga yang pertama menduduki takhta Kerajaan Kutai. Disebut pula bahwa Kudungga memiliki seorang putra bernama Asmawarman yang menjadi raja kedua Kutai. Asmawarman memiliki tiga orang putra, salah satunya bernama Mulawarman, yang akhirnya menjadi raja ketiga sekaligus raja Kerajaan Kutai yang paling dikenal. Seperti diceritakan dalam Yupa, semasa pemerintahan Raja Mulawarman inilah Kerajaan Kutai mencapai masa keemasannya. Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti baik, kuat, dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor lembu untuk kaum Brahmana. Selain itu, kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karena letwaknya sangat strategis. Referensi:
Baca berikutnya |