Mengapa kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain

Mengapa kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -- Meskipun unggul dari sisi jumlah, ternyata dari kualitas tenaga kerja Indonesia masih kalah bersaing. Menurut Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, rendahnya kualitas itu terutama dari sisi jenjang pendidikan.

Sebagai perbandingan, kata Nuh, di Malaysia saat ini sekitar 75 persen penduduknya adalah lulusan sarjana. Sedangkan di Korea Selatan hampir 90 persen penduduknya adalah tamatan strata satu perguruan tinggi. “Jumlah penduduk Indonesia lulusan strata satu jauh di bawah angka itu. Makanya harus ada percepatan untuk mengejar ketertinggalan itu,” kata Nuh, Rabu, 26 Maret 2014. (baca:Dirjen Dikti: Suka Menjiplak Tanda Bangsa Inferior)

Menurut dia, pemerintah saat ini berupaya memperbanyak jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendirikan perguruan tinggi di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara lain sebagai sabuk budaya dan mengkonversi perguruan swasta menjadi perguruan tinggi negeri.

Kebijakan lain yang diterapkan pemerintah, kata Nuh, adalah memberikan memberikan mandat kepada perguruan tinggi mengadakan proses belajar mengajar di luar domisili. “Targetnya penduduk Indonesia yang sudah mengenyam strata satu mencapai 75 persen pada 2051,” ujarnya.

ALI NY| AMIR TEJO

Terpopuler
Puing MH370 Ada di Celah Gunung Api Bawah Laut
Sayap PKS Tolak Ahok Jadi Gubernur
2 Kemungkinan Penyebab Jatuhnya MH370

Kualitas tenaga kerja dari Indonesia relatif tertinggal apabila dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara lain di dunia. Sebutkan empat upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia! 

Sumber: Republika

Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia menjadi relatif rendah. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat pendidikan tenaga kerja yang masih rendah. Ini membuat tenaga kerja Indonesia masih berpenghasilan rendah dan tak mampu bersaing dengan negara tetangga."Upaya perluasan kesempatan kerja perlu dilakukan," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Tenaga Kerja Benny Soetrisno saat pembukaan pameran kerja di Kementerian Perindustrian RI, Kamis (12/12). Saat ini, jumlah pencari kerja lebih besar dari peluang yang ada. Kesenjangan antara keterampilan pencari kerja dan kompetensi yang dibutuhkan pasar masih ada.Berdasarkan data Kemenakertrans per Agustus 2012, dari 118,05 juta tenaga kerja yang terdaftar, 82,10 juta merupakan lulusan sekolah dasar, 38,57 juta lulusan sekolah menengah pertama, mengikuti 27,65 juta lulusan sekolah menengah atas, dan 13,54 lulusan sekolah menengah kejuruan. Hanya 3,87 juta lulusan diploma dan 8,17 juta sarjana.Di saat yang sama pemerintah sedang berusaha memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa bergerak dari negara berpenghasilan menengah (middle income countries) menjadi negara berpenghasilan tinggi (high income countries). Caranya, dengan inovasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas SDM.Benny menjelaskan, kesenjangan antara pencari kerja dan peluang bisa dikurangi dengan link and match antara dunia usaha dan para pencari kerja. Jangan salahkan para pekerja apabila ingin meningkatkan kesejahteraan. Itu hak pekerja untuk menuntut.Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan, makna dan peran industri di dalam negeri sangat besar untuk menyerap tenaga kerja. Semakin banyak pengolahan tumbuh, akan berpengaruh bagi tenaga kerja. "Agenda ke depan, memperkuat struktur industri di Indonesia."

Saat ini, 70 persen industri berada di Jawa. Menyusul, 20 persen di Sumatra dan 10 persen di wilayah lainnya.

Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia merupakan salah ssatu faktor dari banyak faktor yang mempengaruhi mutu tenaga kerja di Indonesia. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan telah menyebabkan tenga kerja Indonesia minim akan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, jumlah hasil produksi yang dihasilkan rendah sedangkan biaya produksinya tinggi. Tingginya biaya produksi menyebabkan hasil produksi Indonesia sulit bersaing dengan produk lain.

Oleh karena mutu tenaga kerja yang rendah, maka sektor-sektor industri dan pertambangan di Indonesia banyak mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Hal tersebut malah akan membuat biaya tenga kerja jauh lebih banyak dikeluarkan untuk membayar tenaga ahli luar yang bayarannya jauh lebih tinggi dari upah pekerja domestik. Kita hanya dijadikan sebagai bawahannya saja, sedangkan mereka yang jelas-jelas bekerja dinegara kita malah menjadi atasan kita. Dengan demikian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi itu sangat penting pada masa sekarang ini. Jika kita tidak berusaha untuk menggapai ilmu pengetahuan dan teknologi sebanyak-banyaknya, maka suatu saat mungkin semua sumber daya alam negara kita akan jatuh ketangan pihak lain.

Mengapa kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain

Pemecahan Masalah Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah 

Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.

Pemecahan masalahnya:

Untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan kerja. Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan. Dengan demikian melalui pelatihan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja para tenaga kerja. Pelatihan kerja ini dapat dilakukan dengan mendirikan Balai Latihan Kerja di berbagai daerah.

2. Pemagangan. Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini. Pemagangan harus dilakukan sesuai dengan jurusan atau jenis pekerjaan yang digelutinya. Salah satu contoh: SMK bidang keuangan hendaknya melakukan pemagangan di perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

4. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja, sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.

5. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Selain apa yang telah kita sebutkan tadi, kualitas atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2000-2013.

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2000-2013.

Mengapa kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain

Kelas: XIMata Pelajaran: IPS/EkonomiMateri: Sumber Daya ManusiaKata Kunci: kualitas SDMSaya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:Jawaban pendek:Kualitas tenaga kerja indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara lain karena tingkat dan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh para tenaga kerja ini.Jawaban panjang:Rendahnya tenaga kerja di Indonesia menyebabkan saat ini banyak tenaga kerja yang pengangguran atau hanya melakukan pekerjaan kasar dan berupah rendah. Ini terjadi karena tenaga kerja Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan kompleks yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi.Penyebab kurangnya kemampuan tenaga kerja berakar dari rendahnya pendidikan para tenaga kerja.Di Indonesia, dari penduduk usia produktif umur 24-60 tahun, hanya 8% yang memiliki pendidikan tinggi (sarjana dan diploma). Presentase ini jauh dari negara tetangga, seperti dari Australia yang 48% sudah memiliki pendidikan tinggi.Selain itu sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu mementingkan hafalan, dan tidak memprioritaskan analisis dan pemikiran kritis. Ini membuat kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam menentukan dan menyelesaikan masalah masih rendah.

Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja manusia ini, maka Indonesia perlu melakukan pembenahan pada sektor pendidikan. Misalnya adalah dengan meningkatkan jumlah perguruan tinggi negeri, terutama di pulau-pulau di luar Jawa serta meningkatkan kemampuan para dosen dan membuat agar perguruan tinggi bisa terjangkau oleh para pelajar.

  • Mengapa kualitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain

    thank you for jawaban,,kena banget sama jawaban nya