Karena apa anak mimisan saat tidur?

Mimisan, atau istilah medisnya adalah epistaksis, adalah kejadian umum. Menurut laporan dalam jurnal Otolaryngology–Head and Neck Surgery tahun 2020, sekitar 60 persen orang mengalami pada beberapa titik dalam hidup. Lebih dari 90 persen mimisan tergolong ringan dan tidak membutuhkan perhatian medis.

Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap mimisan, termasuk pemicu lingkungan seperti udara kering atau alergen yang sering ditemukan di lingkungan tidur. Inilah beberapa penyebab mimisan saat tidur atau mimisan yang terjadi pada malam hari.

1. Udara dingin dan kering

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan tingkat polusi memengaruhi risiko mimisan.

Studi di Jerman dalam Journal of Craniofacial Surgery tahun 2018 mengungkapkan bahwa lebih orang mencari bantuan medis untuk mimisan selama bulan-bulan cuaca dingin. 

Demikian juga studi dalam jurnal European Archives of Oto-Rhino-Laryngology tahun 2020 tentang tren pencarian daring di beberapa negara menemukan bahwa lebih banyak orang mencari informasi tentang perdarahan hidung pada bulan-bulan musim dingin.

Secara keseluruhan, sebagian besar penelitian yang berfokus pada hubungan antara mimisan dan waktu dalam setahun menunjukkan bahwa lebih banyak orang mengalami mimisan selama suhu yang lebih dingin, dan pada tingkat yang lebih rendah, kelembapan yang lebih rendah.

Tanda-tanda lain rumah udara rumah atau kamar kamu dingin dan kering antara lain:

  • Bibir kering atau pecah-pecah.
  • Kulit kering dan gatal.
  • Tenggorokan sakit atau kering, terutama saat bangun tidur.
  • Listrik statis pada kain atau rambut.
  • Mata kering atau gatal.

2. Efek samping obat-obatan tertentu

Karena apa anak mimisan saat tidur?
ilustrasi aspirin (everydayhealth.com)

Beberapa orang mengalami mimisan sebagai efek samping dari pengobatan atau perawatan medis. Penting untuk mendiskusikan masalah apa pun mengenai pengobatan dengan dokter Anda. Menurut laporan dalam Current Drug Safety tahun 2018, obat-obatan berikut ini bisa menyebabkan atau memperburuk mimisan:

  • Aspirin.
  • Pengencer darah.
  • Beberapa selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
  • Beberapa antibiotik.
  • Kortikosteroid nasal, misalnya untuk mengobati hidung tersumbat.
  • Obat yang digunakan melalui hidung (beberapa narkotika).

Kebanyakan mimisan yang terjadi sebagai efek samping pengobatan tidak dianggap serius. Namun, dalam beberapa kasus, seseorang bisa mengalami mimisan parah yang perlu perawatan medis akibat minum obat tertentu.

Perawatan medis tertentu juga dapat menyebabkan mimisan. Misalnya, mimisan bisa merupakan efek samping potensial dari mesin continuous positive airway pressure (CPAP), perawatan pernapasan malam hari yang umum untuk orang dengan sleep apnea obstruktif. 

Selain itu, irigasi saline, pengobatan alergi yang melibatkan pembilasan rongga hidung dengan air garam juga diketahui dapat menyebabkan mimisan pada beberapa orang.

3. Penggunaan alkohol dan nikotin

Penelitian menunjukkan bahwa mimisan lebih sering terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan, berdasarkan laporan dalam jurnal European Archives of Oto-Rhino-Laryngology tahun 2012. Pengguna nikotin juga lebih mungkin mengalami mimisan yang memerlukan perhatian medis.

Banyak penelitian yang menarik kesimpulan tentang frekuensi mimisan pada populasi yang berbeda mendasarkan hasil mereka pada jumlah kunjungan rumah sakit atau dokter. Ada kemungkinan bahwa kelompok-kelompok ini mungkin mengalami mimisan yang lebih parah, tetapi kelompok lain mungkin memiliki mimisan yang lebih sering yang tidak memerlukan perhatian medis dan oleh karena itu tidak tercatat.

4. Mengupil

Karena apa anak mimisan saat tidur?
ilustrasi mengorek hidung (pexels.com/Ivan Samkov)

Ini lebih cenderung dilakukan anak-anak, walaupun orang dewasa juga bisa mengupil saat tidur tanpa disadari. Area di tengah hidung, yang disebut septum, sangat rentan terhadap iritasi dan perdarahan jika disentuh, apalagi dikorek, mengutip Cleveland Clinic.

Ada lima pembuluh darah berbeda yang bertemu di septum, dan mereka sangat sensitif. Jika menyentuh pembuluh darah, mereka bisa retak dan berdarah.

Yang bisa dilakukan untuk mencegah mimisan saat tidur karena alasan ini adalah mencegah mengupil. Upil atau ingus yang mengering di hidung bikin tidak nyaman dan sulit diembuskan, sehingga banyak orang yang pada akhirnya memilih untuk mengoreknya. Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan pelembap hidung bebas obat, seperti semprotan garam, gel, dan salep, untuk mengatasi masalah ini.

Dengan menjaga bagian dalam hidung tetap lembap, ini membuat kamu tidak akan memiliki keinginan untuk mengorek. Pelembap hidung dapat melembutkan lendir dan membuatnya lebih mudah dibersihkan dengan mengembuskannya.

Untuk menggunakan semprotan hidung dengan benar, letakkan nozzle di lubang hidung dan arahkan ke telinga. Jangan arahkan semprotan hidung ke bagian tengah hidung untuk menghindari kontak langsung dengan septum.

Untuk anak-anak, kalau mereka tidak suka semprotan hidung, gel atau salep bisa dicoba.

5. Polusi udara

Penelitian di Beijing dalam Ear, Nose & Throat Journal tahun 2020 menganalisis tingkat keparahan polusi pada waktu yang berbeda dalam setahun, dan menemukan bahwa lebih banyak anak mengunjungi dokter untuk mimisan selama bulan-bulan musim panas, bertepatan dengan peningkatan kehadiran polutan tertentu.

Tampaknya polusi udara dapat mengiritasi lapisan hidung, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan ini.

Baca Juga: Menghentikan Mimisan Bukan dengan Mendongakkan Kepala

6. Sedang pilek atau memiliki alergi

Karena apa anak mimisan saat tidur?
ilustrasi mimisan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hidung meler menyebabkan iritasi dan dehidrasi pada hidung, dan ini sering kali menyebabkan mimisan yang tidak terduga. Apabila kamu membuang ingin membuang ingus dengan paksa dan sering, hidung akan makin teriritasi.

Buang ingus kuat-kuat bisa menyebabkan trauma pada septum, membuatnya berdarah. Gunakan semprotan saline secara teratur saat pilek untuk membuat sekresi hidung lebih lunak. Saat harus membuang ingus, lakukan dengan lembut.

Bagaimana dengan semprotan hidung dekongestan? Tidak seperti semprotan saline, semprotan dekongestan mengandung obat atau bahan aktif. Apabila mengalami hidung tersumbat karena pilek atau alergi, kamu bisa menggunakannya, tetapi tidak lebih dari tiga hari berturut-turut.

Menurut Cleveland Clinic, semprotan dekongestan dapat menyebabkan efek rebound, membuat kamu merasa hidung tersumbat. Temui dokter jika kamu merasa terus-menerus mengalami hidung tersumbat, sehingga penyebabnya bisa diketahui dan dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat.

7. Faktor usia

Risiko mengalami mimisan sangat bervariasi tergantung usia. Mimisan sangat jarang terjadi pada anak di bawah 2 tahun, mengutip laporan studi dalam The Journal of Pediatrics tahun 2016. Namun, anak-anak antara usia 2 dan 10 tahun sering mimisan.

Mimisan terjadi lebih jarang setelah usia 10 tahun, kemudian menjadi lebih umum lagi pada orang dewasa di atas 65 tahun. Seiring penuaan, risiko mimisan meningkat. Orang dewasa di atas usia 85 tahun menghadapi risiko tertinggi, dan tiga kali lebih mungkin mengunjungi ruang gawat darurat karena mimisan daripada orang dewasa yang usianya di bawah 65 tahun.

8. Jenis kelamin

Karena apa anak mimisan saat tidur?
ilustrasi mimisan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meskipun tidak semua penelitian mendukung tren ini, jenis kelamin biologis seseorang dapat memengaruhi risiko mimisan, dengan banyak penelitian menemukan bahwa lebih banyak pria mencari bantuan medis untuk mimisan, menurut studi dalam jurnal HNO tahun 2019. Pola serupa juga ditemukan di antara anak-anak.

9. Kondisi medis yang mendasari

Dilansir Sleep Foundation, mimisan merupakan kondisi umum dan tidak selalu berarti ada penyakit yang mendasarinya. Namun, memang mimisan bisa menandakan adanya kondisi medis tertentu, seperti:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit seliaka.
  • Gagal jantung kongestif.
  • Diabetes.
  • Sleep apnea obstruktif.
  • Teleangiektasia hemoragik herediter.
  • Kanker.
  • Penyakit infeksius.
  • Kelainan darah, seperti penyakit Von Willebrand.
  • Gagal hati.

Lebih banyak penelitian diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara mimisan dan penyakit-penyakit tersebut. Dalam beberapa kasus, faktor ketiga seperti pengobatan untuk penyakit, bukan penyakit itu sendiri, mungkin bertanggung jawab atas mimisan.

10. Paparan kimia atau asam rokok

Karena apa anak mimisan saat tidur?
ilustrasi mimisan (unsplash.com/Brittany Colette)

Seseorang mungkin berkontak dengan bahan kimia di udara dalam polusi atau di tempat kerja. Dilansir Medical News Today, bahan kimia ini dapat mengiritasi atau merusak bagian dalam hidung, sehingga rentan mengalami pendarahan. Asap rokok dapat memiliki efek yang sama.

Perawatan mimisan di rumah

Apabila kamu mengalami mimisan pada malam hari, atau kapan pun, kamu bisa menghentikannya dengan langkah-langkah ini:

  1. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa harus meniup hidung mereka untuk menghilangkan gumpalan yang mungkin terbentuk di lubang hidung. Langkah ini, yang sementara dapat meningkatkan perdarahan, tidak diperlukan untuk anak kecil.
  2. Duduk, sedikit membungkuk di pinggang. Jangan berbaring atau menengadahkan kepala karena ini dapat menyebabkan menelan darah, tersedak, atau muntah.
  3. Pegang bagian lembut lubang hidung di dasar hidung, berikan tekanan pada kedua sisi. Perhatikan bahwa mencengkeram jembatan tulang tidak akan menghentikan pendarahan.
  4. Pada anak-anak, tutup lubang hidungnya selama 5 menit secara terus-menerus. Ini juga untuk orang dewasa, tetapi lakukan ini selama 10 menit. Selama ini dilakukan, bernapaslah melalui mulut.
  5. Aplikasikan kompres dingin atau kompres es ke batang hidung untuk membantu memperlambat perdarahan dengan menyempitkan pembuluh darah.
  6. Jika pendarahan tidak berhenti, ulangi langkah sebelumnya. Berikan tekanan setidaknya selama 30 menit.

Itulah berbagai kemungkinan penyebab mimisan saat tidur atau mimisan pada malam hari. Dalam mayoritas kasus, mimisan bisa dirawat dengan mudah di rumah. Namun, dokter menyarankan untuk segera mencari perhatian medis jika kehilangan banyak darah, atau jika mengalami hal-hal di bawah ini:

  • Kesulitan bernapas.
  • Pucat, lelah, atau disorientasi.
  • Mengalami perdarahan di area lain tubuh atau memiliki banyak memar.
  • Baru saja menjalani operasi hidung.
  • Memiliki tumor hidung.
  • Mimisan disertai gejala serius lainnya, seperti nyeri dada.
  • Sering mimisan.
  • Mengeluarkan cairan berbau busuk.
  • Sudah melakukan langkah-langkah untuk menghentikan mimisan seperti yang telah dijelaskan di atas, tetapi perdarahan belum berhenti. 

Seseorang yang menggunakan salah satu dari obat-obatan ini harus mengambil langkah-langkah ekstra untuk mencegah mimisan:

  • Warfarin.
  • Clopidogrel.
  • Dabigatran.
  • Rivaroxaban.
  • Fondaparinux.
  • Aspirin yang dikonsumsi harian.

Jika seseorang yang menggunakan salah satu obat-obatan di atas tidak dapat menghentikan mimisan, segera temui dokter.

Baca Juga: 14 Gejala Polip Hidung Paling Umum, Salah Satunya Mimisan

Bahayakah anak mimisan saat tidur?

Mimisan pada anak saat tidur sering kali bukan disebabkan oleh kondisi yang berbahaya. Meski begitu, Anda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter jika darah yang keluar sangat banyak, mimisan berlangsung lebih dari 30 menit, atau disertai gejala pusing, kulit pucat, nyeri dada, serta sesak napas.

Apa Penyebab mimisan di tengah malam?

Darah yang keluar dari hidung bisa terjadi karena pembuluh darah dalam hidung sangat sensitif pada suhu kering. Ketika selaput lendir dalam hidung mengering, pembuluh darah akan terbuka. Saat selaput lendir kering, rentan mengalami retak dan bisa membuat mimisan saat tidur malam.

Apa obat alami mimisan pada anak?

Cara mengatasi mimisan dengan obat alami.
Kompres es. Setelah Anda menjepit batang hidung dan darah yang mengalir mulai berkurang, siapkan es batu dan bungkus dengan kain lembut. ... .
2. Air garam atau saline. Mimisan bisa disebabkan oleh berbagai hal. ... .
3. Daun sirih. ... .
4. Vitamin C..

Apakah wajar anak mimisan?

Dalam bahasa medis, mimisan disebut epistaksis. Kondisi ini merupakan salah satu contoh kelainan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) yang paling sering dijumpai. Mimisan dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak kecil. Sebenarnya, mimisan merupakan kondisi yang lumrah terjadi pada anak, terutama di usia sekolah.