KOMPAS.com - Kewargaan digital membuat para pengguna teknologi lebih bertanggung jawab dalam menggunakan perangkat digitalnya. Show Sebab di era digital saat ini, kebebasan berpendapat dan berperilaku terkadang menyimpang bahkan melanggar norma atau peraturan yang ada. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kewargaan digital merupakan kumpulan norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi informasi. Kewargaan digital atau kewarganegaraan digital adalah serangkaian konsep untuk memberi pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya secara benar dan tepat. Baca juga: Kewarganegaraan Digital: Definisi dan Fungsi Terdapat berapa komponen pada kewargaan digital? Dilansir dari buku Framework Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Abad 21 (2019) oleh Verbena Ayuningsih Purbasari, dkk, ada sembilan komponen pada kewargaan digital, yakni:
Berikut penjelasan komponen kewargaan digital: Akses digitalAdalah komponen paling mendasar untuk menjadi warga digital. Sejumlah faktor memengaruhi akses digital yang dimiliki seseorang, seperti status sosial dan ekonomi, domisili atau tempat tinggal, dan sebagainya. Contoh akses digital adalah sekolah yang memfasilitasi murid dan guru untuk terhubung dengan dunia digital, lewat penyediaan komputer serta akses internet. Baca juga: Teknologi Informasi Digital: Pengertian, Lingkup Kerja, Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan perdagangan digital memudahkan manusia dalam bertransaksi. Walau begitu, kegiatan ini perlu dijalankan secara bijak dan berhati-hati. Karena sangat mungkin aksi kejahatan terjadi. Contohnya penyalahgunaan data pribadi, seperti kartu debit dan kredit untuk membeli barang secara daring, maraknya konten pornografi, perjudian online, transaksi narkoba, dan penipuan online. Komunikasi digitalMenurut Yuan Badrianto, dkk dalam buku Komunikasi Bisnis (2022), komunikasi digital adalah semua jenis komunikasi yang mengandalkan penggunaan teknologi sebagai sarananya, seperti email, panggilan telepon, video conference, dan lain-lain. Pada dasarnya, komunikasi digital bisa dilakukan secara tertulis maupun lisan. Contoh, guru mengajar muridnya lewat aplikasi Zoom atau Google Meet, dan murid yang mengirimkan hasil tugasnya melalui email kepada guru. Literatur digitalKomponen kewargaan digital ini memberi pemahaman bagaimana menggunakan suatu perangkat digital. Contohnya, literatur tentang bagaimana caranya menggunakan Google Chrome sebagai sarana pencarian informasi. Etika digitalAdalah cara mengomunikasikan suatu hal lewat media teknologi informasi sesuai etika yang berlaku. Misalnya, bijak dalam berkomentar atau mengirimkan pesan di media sosial, tidak menyebarkan berita bohong, dan berperilaku atau berbicara sopan kepada orang lain sesama pengguna teknologi. Baca juga: Literasi Digital: Pengertian, Prinsip, Manfaat, Tantangan dan Contoh Hukum digitalDigunakan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam dunia digital. Contohnya, Pemerintah Indonesia merumuskan peraturan yang mengatur soal pelanggaran hak cipta, penyalahgunaan data pribadi, dan cyber bullying. Merupakan seperangkat hak dan kewajiban yang dimiliki pengguna digital ketika menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai contoh, hak warga digital adalah privasi data pribadinya dilindungi. Sementara kewajibannya ialah berkomunikasi dan berperilaku sopan saat menggunakan media digital. Kesehatan digitalPenggunaan media digital secara berlebihan bisa berakibat buruk bagi kesehatan seseorang. Oleh sebab itu, kesehatan digital ditujukan untuk menyadarkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media. Misalnya, tidak berlebihan dalam menggunakan komputer dan gadget, serta menggunakan laptop yang terhubung dengan internet untuk mencari informasi kesehatan. Baca juga: Media Online: Pengertian dan Fungsinya Keamanan digitalWarga digital harus berupaya keras dalam melindungi data pribadinya, seperti aset digital dan identitas pribadi. Contoh komponen kewargaan digital ini ialah rutin mengganti password email, melakukan back-up data, serta menghindari membuka situs yang mencurigakan atau tidak resmi.
Komponen kewargaan digital Kewargaan digital dapat dibagi menjadi 9 komponen,yang dikategorikan menjadi 3 berdasarkan pemanfaatannya. A.Lingkungan belajar dan akademis
B. Lingkungan sekolah dan tingkah laku
C. Kehidupan siswa di luar lingkungan sekolah
Komponen Kewargaan Digital terdiri dari 9 komponen yang dikelompokkan ke dalam 3 bagian. "Pengertian Kewargaan Digital"
Bab 1. Lingkungan Belajar dan Akademisi A. Komunikasi Digital Komunikasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap orang untuk dapat bertukar informasi dan ide. Komunikasi dapat dilakukan secara satu arah, dua arah, antarpribadi maupun komunikasi dalam forum. Perkembangan Teknologi Digital telah mengubah sikap seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi Digital telah tersedia, seperti e-mail, sms, chatting, forum, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan setiap individu untuk terus dapat terhubung dengan individu lainnya. B. Akses Digital Setiap lapisan masyarakat seharusnya memiliki hak yang sama dalam mengakses fasilitas TIK. Namun kemudian, setiap pengguna TIK harus menyadari bahwa tidak setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses teknologi, baik itu dibatasi oleh infrastruktur maupun oleh lingkungan komunitas pengguna itu sendiri. Belajar menghargai hak setiap orang untuk memiliki akses ke teknologi informasi, serta berjuang untuk mencapai kesetaraan hak dan ketersediaan fasilitas untuk mengakses teknologi informasi merupakan dasar dari Kewargaan Digital. C. Literasi Digital Dunia pendidikan telah mencoba untuk mengintegrasikan Teknologi Digital ke dalam proses belajar mengajar, sehingga kita mampu menggunakan Teknologi Digital untuk mencari dan bertukar informasi. Literasi Digital merupakan proses belajar mengajar mengenai teknologi dan pemanfaatan teknologi. Pelajar dan pengajar diharapkan dapat belajar apa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi baru muncul, para pelajar dan pengajar diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak terpaku pada satu jenis teknologi.Bab 2. Lingkungan Sekolah dan Tingkah Laku D. Etiket Digital Seringkali pengguna Teknologi Digital tidak peduli dengan etiket penggunaan teknologi, tetapi langsung menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama penggunaannya. Etiket Digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja tidak cukup. Seringkali para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas membaca peraturan. Kita juga harus mengajarkan setiap pengguna Teknologi Digital untuk bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi. E. Keamanaan Digital Dalam setiap komunitas terdapat individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu individu lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai seseorang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal ini berlaku juga dalam Dunia Digital, seperti membackup data, dan menjaga data sensitif seperti username dan password, dan lain-lain. Sebagai Warga Digital, kita harus berhati-hati dan menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. F. Hak Digital Sama halnya dengan perlindungan hak asasi di dunia nyata, para Warga Digital juga memiliki perlindungan hak di Dunia Digital. Setiap Warga Digital memiliki hak atas privasi, kebebasan berbicara, dan lain-lain. Dengan adanya hak tersebut, setiap Warga Digital juga memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi, contoh nyatanya adalah: tidak melakukan pembajakan konten, tidak menyebarkan informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi informasi lainnya.Bab 3. Kehidupan di luar Lingkungan Sekolah G. Kesehatan Digital Di balik manfaat teknologi, terdapat beberapa ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan, seperti kesehatan mata, telinga, tangan, bahkan keseluruhan badan. Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental dapat juga terancam jika pengguna tidak mengatur penggunaan Teknologi Digital. Untuk mencegahnya, pengguna perlu menyadari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Teknologi Digital. H. Transaksi Digital Mudahnya akses dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan teknologi informasi ikut mendorong tumbuhnya pasar jual beli online di Indonesia. Contoh toko online yang ada di Indonesia adalahTokopedia, OLX, Lazada dan kawan-kawannya. Dalam jual beli online, penjual dan pembeli perlu menyadari resiko dan keuntungan yang didapat dari jual beli online, mulai dari resiko penipuan, perbedaan barang yang dikirim, lama pengiriman, hingga legalitas barang yang diperjualbelikan. Warga Digital perlu mengetahui bagaimana menjadi pembeli maupun penjual online yang baik. I. Hukum Digital Hukum Digital mengatur etiket penggunaan teknologi dalam masyarakat. Warga Digital perlu menyadari bahwa mencuri ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun property online orang lain merupakan perbuatan yang melanggar hukum. Hukum siber di Indonesia sendiri dapat dikategorikan menjadi 5 aspek besar. i. Aspek hak cipta ii. Aspek merek dagang iii. Aspek fitnah dan pencemaran nama baik iv. Aspek privasi v. Aspek yurisdiksi dalam ruang sibersumber: Mekatronika ZEEB |