Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

Renungan Harian Misioner
Rabu, 8 Januari 2020
P. S. Severinus, S. Apolinaris dr Hieropolis
1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:1-2,10-11,12-13; Mrk. 6:45-52

Misi: Kesiapan untuk Mewartakan Allah yang Penuh Kasih dan Kesetian Melindungi serta Menyelamatkan Mereka yang Percaya Tanpa Bimbang.

Ruang keraguan selalu tersedia begitu luas bagi mereka yang merasa dihimpit oleh ketakutan dan kecemasan. Ketakutan dan kepanikan menjadi sayap dari berbagai kesulitan dan penderitaan yang menerpa biduk dan bahtera hidup manusia.

Yohanes, melalui surat apostoliknya, mengingatkan komunitasnya agar yakin akan Kasih serta Kesetiaan Allah yang senantiasa melindungi dan menyelamatkan umat-Nya. Sementara Penginjil Markus mengajak para pendengarnya agar berusaha keluar dari keraguan dan ketakutan karena Tuhan begitu setia, dan DIA selalu hadir dengan pertolongan-Nya tepat pada waktu-Nya.

Baik Yohanes maupun Markus mengundang kita untuk bergerak lebih ke dalam ruang iman kita yang hendaknya tanpa bimbang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, yang oleh kasih BAPA diutus untuk menjadi Juruselamat kita. Percaya pada Yesus berarti menemukan, masuk dan tinggal di dalam kasih dan kesetiaan ALLAH BAPA. Masuk dan tinggal bersama Kasih Allah dalam Diri Yesus berarti mengukuhkan keberanian, berusaha menghalau ketakutan serta menyingkirkan keraguan.

Jaminan atas keberanian kita sebagai pengikut Kristus bukan mengakar pada diri kita melainkan pada Kasih dan Kesetiaan Yesus. Perkataan Yesus pada Murid-muridNya: “Tenanglah! Aku ini, Jangan Takut”, menegaskan juga pada kita bahwa Dialah jaminan keberanian kita dan Dia senatiasa hadir dalam perjalanan hidup kita.

Melalui pernyataan-Nya itu, Yesus meminta dari para murid-Nya dan kita juga beberapa sikap iman yakni:

Pertama, tenang dan fokus, bukan gelisah dan cemas. Keputusan iman di tengah badai persoalan harus diambil dalam suasana batin yang tenang dan fokus bukan ceroboh, panik, cemas, gelisah dan putus harapan. Tenang dan fokus berarti Memiliki keberanian dan kepastian bukan keraguan.

Kedua, keyakinan dan kepastian iman bahwa Yesus TUHAN selalu hadir – dengan Kasih dan Kesetiaan-Nya – bersama kita. Maka IA mengatakan: “Aku ini “. Tenang, fokus, tanpa kecemasan belum cukup dan sempurna. Maka perlu kepastian dan keyakinan iman bahwa Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Karena kasih dan kesetiaan-Nya sempurna adanya. Maka yang perlu digeser jauh dari grafik pertumbuhan iman kita adalah bersikap tenang dan fokus tetapi jauh dari Tuhan serta mengandalkan kemampuan diri sendiri.

Ketiga, mengenal Yesus dalam seluruh rangkaian kisah dan peristiwa hidup kita. Mengenal, mengakui dan percaya pada Yesus merupakan tuntutan iman yg tidak pernah akan menjadi materi tawar-menawar. Kegelisahan, kepanikan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup adalah bukti ketidaksiapan kita untuk mengenal, menerima, mengakui dan percaya pada Yesus.

Keempat, “Keberanian yang mengalahkan ketakutan. Ketakutan adalah racun yang mematikan keberanian, juga tembok yang menutup saluran kesempurnaan kasih Allah. Maka Yesus memberi penegasan pada kita dengan berkata: “Jangan Takut”. Seruan Yesus itu hendaknya menjadi Gelombang Arus Keberanian yang dahsyat, yang terus mengisi setiap ruang dan waktu hidup kita – sebagai Pengikut Kristus – untuk menghadapi badai persoalan dan tantangan hidup kita. Keberanian Iman berarti mengandalkan serta menghadirkan diri di hadapan Tuhan, memercayakan diri pada kasih dan kuasa-Nya.

Saudara-saudariku sekalian. Perahu perjuangan hidup kita dan dunia kita sering bahkan sedang digoncang berbagai badai persoalan. Dalam kenyataan inilah kita dipanggil serta diutus untuk: bersaksi tentang kasih dan kesetiaan TUHAN yang tanpa syarat, yang senantiasa melindungi dan menyelamatkan kita; untuk membawa sesama pada Kristus, percaya pada KRISTUS dan tinggal di dalam kasih dan kuasa-Nya, yang selalu meluputkan kita dari berbagai badai penderitaan.

Mari kita mengenakan keberanian dan kepastian iman untuk memenangkan tantangan dan persoalan dunia. “Jangan Takut karena TUHAN selalu hadir bersama kita.” Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Mempromosikan perdamaian dunia: Semoga umat Kristiani, para penganut agama-agama lain, dan semua orang yang berkehendak baik mau mempromosikan perdamaian dan keadilan di dunia ini. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Membangun solidaritas: Semoga demi solidaritas nyata terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan, keluarga-keluarga Katolik mau menentukan porsi makan secukupnya supaya tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Kami mohon…

Ujud Khusus:

Kami memercayakan seluruh umat di Keuskupan kami kepada Roh Kasih-Mu, agar semakin mengimani Allah Bapa, yang Maha Adil dengan mewujudkan keadilan sosial. Kami mohon…

Amin

Amsal 20:5-9

RHEMA HARI INI

Amsal 20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?

Di masa akhir zaman seperti sekarang ini, kehidupan seakan menunjukkan bahwa kesetiaan bukanlah sesuatu yang harus dipertahankan. Meski orang yang bersifat baik masih banyak kita temui, tetapi orang yang setia jumlahnya sedikit. Semakin banyak orang yang berpikir, yang penting diri sendiri merasa senang dan diuntungkan. Bila orang lain menyakiti, merugikan, menipu, atau berbuat jahat kepada kita, bisa jadi kita yang merasa sebagai orang baik menjadi marah dan membalas. Paling tidak, kita akan meninggalkan mereka yang telah berbuat tidak baik kepada kita. Benar, seberapa banyak yang memutuskan untuk tetap setia dan tetap baik meskipun orang lain tidak setia?

Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib merupakan bukti kesetiaan terbesar dalam sejarah. Meski Dia sering ditolak, dicemooh, dan banyak orang yang menginginkan kematian-Nya, Yesus tetap setia sampai akhir pada misi Bapa untuk menyelamatkan umat manusia. Karena kasih-Nya yang begitu besar dan tulus, Dia rela menanggung derita bagi orang-orang yang terbukti tidak setia. Kesetiaan seperti inilah yang mampu menjamah hati setiap kita, sehingga kita yang tadinya tidak setia, tetapi oleh kesetiaan Tuhan, sekarang diubah menjadi pribadi-pribadi yang sangat setia dan rindu membalas cinta kasih-Nya.

Saat kita lahir baru dalam Yesus Kristus dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, karakter lama kita diubah menjadi seperti karakter Kristus. Jadi benih kesetiaan itu sudah ada di dalam kita. Bertumbuhlah subur dalam buah Roh kesetiaan, sebab kesetiaan sangat berharga di mata Tuhan. Dia mencari orang yang memiliki karakter setia, karena mereka inilah yang dapat dipercaya dan dipakai Tuhan untuk melakukan perkara-perkara yang luar biasa. Yang melalui kesetiaannya, mereka bisa membawa kegerakan besar dalam kebangunan rohani dan membawa banyak jiwa kepada Tuhan.

RENUNGAN

Kesetiaan sangat BERHARGA DI MATA TUHAN, itu sebabnya Dia MENCARI orang yang sungguh-sungguh MEMILIKI KARAKTER SETIA

APLIKASI

  1. Ujilah diri Anda, selama ini apakah Anda sudah punya kesetiaan sejati? Beranikah Anda untuk setia seperti Bapa kita?
  2. Mengapa Tuhan mencari orang-orang yang memiliki karakter setia?
  3. Bagaimana Anda dapat memiliki karakter setia itu dalam diri Anda?

DOA UNTUK HARI INI

“Bapa, terima kasih Engkau telah mengajari kami arti kesetiaan. Karena kesetiaan-Mu yang begitu besar telah menyelamatkan dan mengubah hidup kami. Kami mau setia seperti Engkau, Bapa. Mampukan kami untuk tetap setia, sebab kami percaya kuasa kesetiaan-Mu sanggup mengubah hati dan membawa banyak jiwa yang terhilang kembali kepada-MU. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada
gkdi lagu

Tuhan kita adalah Allah yang setia dan selalu menepati janji-Nya. Dia berjanji akan menyelamatkan manusia dari dosa dan menepatinya dengan menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal, sehingga hari ini kita layak disebut anak-anak Allah. Dengan kata lain, Tuhan telah melakukan bagian-Nya untuk kita. 

Lantas, apa yang menjadi bagian kita? Sudah tentu, kita pun harus setia kepada Tuhan. Mungkin ada beberapa hal yang sudah Anda lakukan untuk itu. Namun, apakah Anda berharap dapat menjadi anak-anak Allah yang lebih baik lagi? 

Definisi Setia

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

Arti kata setia menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat.

Seseorang bisa dikatakan setia jika ia tetap berpegang teguh pada janji, patuh dan taat. Jadi kesetiaan diukur karena sebelumnya sudah ada janji. Misalnya seorang istri kepada suami, dalam janji pernikahan akan setia dalam setiap kondisi baik maupun buruk. Demikian juga kita berlaku setia kepada Tuhan dengan terus berpegang teguh pada janji ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Bagaimana untuk menjaga kesetiaan kita kepada Tuhan, berikut beberapa hal yang diterapkan secara terus-menerus:

1. Iman yang Teguh Kepada Tuhan

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” – Lukas 16:10

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. – Yohanes 15:13-14

Yesus rela memberikan nyawanya kepada mereka yang Dia sebut sebagai sahabat, dan ini telah dibuktikan lewat kematiannya di kayu salib. Siapa sahabat Yesus? Murid-murid-Nya. Siapa murid-murid Yesus? Mereka yang mengikuti Yesus dan tetap setia.

Apakah yang menyebabkan Anda tidak mau mengikuti Yesus lagi? Keuangan yang tidak kunjung baik, pasangan hidup yang tidak kunjung datang. Tantangan dapat datang ketika Anda ditawari pekerjaan di luar kota yang dapat membawa Anda jauh dari Tuhan. Tantangan dapat juga datang dari pasangan hidup dari luar yang mengajak Anda meninggalkan Tuhan. Saat itu semua datang dapatkah Anda tetap mempunyai iman yang teguh kepada Tuhan?

Mungkin Anda belum mendapati tantangan seperti itu. Tetapi masih banyak contoh-contoh lainnya. Contoh kecil lainnya adalah Apakah pilihan Anda ketika harus memilih pergi beribadah Minggu atau malas bangun pagi?

Apapun pergumulan Anda saat ini, percayalah semua tidak lebih berat dari apa yang sudah dialami Yesus. Dia telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar, mari kita tetap setia dalam kondisi apapun dalam hidup ini.

2. Patuhi Perintah Tuhan

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. – Yohanes 4:34

Yesus telah melakukan semua tugas dari Bapa di Surga sampai selesai. Diawali dengan kelahirannya sebagai manusia sampai mati di kayu salib. Penderitaan menuju salib sangatlah berat, dalam kondisi terberat Yesus tetap mematuhi perintah Bapa, Dia adalah teladan karakter setia.

Hendaknya kita mengikuti teladan ini, mematuhi perintah Tuhan. Sikap ini bisa dibuktikan dalam setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Dalam pelayanan misalnya, seberapa sulit kita sedang membantu hidup orang lain selagi itu masih tanggung jawab kita maka kita harus menolongnya. Dalam pekerjaan misalnya, kita harus menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai hingga selesai dan memastikan tidak merugikan pihak lain.

Mematuhi perintah Tuhan adalah bukti kita mengasihi Tuhan. Mengasihi tidak sebatas berkata, “Saya mengasihi Tuhan”. Tidak mungkin mengasihi tanpa perbuatan. Jika kita tidak mematuhi firman Tuhan, atau mematuhi setengah-setengah secara otomatis kita sedang menolak-Nya. Dan, apakah dengan menolak Tuhan kita masih bisa dikatakan setia?

Kepatuhan seseorang kepada Tuhan dilihat dari bagaimana ia melakukan bukan hanya hal-hal yang disukainya saja, melainkan juga hal-hal yang tidak disukainya demi kasihnya kepada Tuhan.

3. Mulai dari Perkara Kecil

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” – Lukas 16:10

Banyak hal dimulai dari langkah-langkah kecil, demikian pula dengan kesetiaan. Kita bisa belajar setia lewat perkara-perkara kecil, seperti membaca firman Tuhan dan berdoa setiap hari, pergi beribadah, dan mengerjakan tugas pelayanan dengan penuh tanggung jawab. 

Sebelum mengenal firman Tuhan, saya tergolong orang yang malas membaca. Baru melihat tebalnya sebuah buku, saya sudah menyerah. Sewaktu belajar Alkitab, saya mulai rindu mengenal firman Tuhan lebih jauh. Saya lalu mengambil tantangan membaca Alkitab setiap hari. Anehnya, itu tidak terasa berat, dan saya berhasil membaca seluruh isi Alkitab dalam satu tahun. Tahun berikutnya, selain membaca Alkitab, saya juga mulai membaca buku-buku rohani.

Setia dalam perkara kecil tidak hanya terbatas dalam hal-hal rohaniah. Contohnya, seorang pedagang yang menjual barang dengan jujur. Ia mengatakan bahwa produknya asli karena memang itu barang asli, sehingga pembeli yang melihat integritasnya lalu memutuskan menjadi pelanggannya. 

Perkara-perkara kecil apa yang dipercayakan kepada Anda saat ini? Menyusun proposal harga? Membeli barang untuk perusahaan? Datang tepat waktu, baik ke kantor maupun ke gereja? Apa pun itu, mari lakukan dengan setia mulai hari ini.

4. Hidup untuk Tuhan: Jaga Kekudusan

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 

Di masa lajang, saya kerap melakukan dosa percabulan. Setelah bertobat pun, saya pernah jatuh ke dalam dosa yang sama. Video pornografi itu saya peroleh tanpa meminta, dari kiriman percakapan di grup chatting. Saya mengira saya sudah kuat dan tidak akan terjebak godaan. Menyadari bahwa saya harus senantiasa terhubung dengan Tuhan, tindakan pertama yang saya ambil adalah meninggalkan grup tersebut.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. – Roma 12:1-2

Sebagai anak-anak Allah, hendaknya kita memikirkan perkara-perkara yang berhubungan dengan kekekalan. Belajarlah mencari tahu apa yang berkenan kepada Tuhan dengan mempelajari firman-Nya. Jangan mencobai diri Anda sendiri dengan dosa. Kecenderungan pendosa adalah berbuat dosa, dan terus melakukannya. Jadi, jauhi hal-hal yang membuat Anda jatuh dalam dosa. 

Dosa apa yang selama ini menghalangi Anda untuk hidup dalam kekudusan? Ingat, dosa memisahkan kita dari Tuhan, jadi segeralah bereskan sedini mungkin. Mintalah bantuan dari mentor atau saudara-saudari rohani untuk menguatkan dan membantu Anda dalam proses meninggalkan dosa.

5. Kasihi Sesama

Kesetiaan Tuhan Yesus kepada Allah Bapa sampai kepada

Yesus berkata, “… sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” – Matius 25:40

Tuhan melihat bagaimana cara kita memperlakukan sesama, baik saudara-saudari di dalam Kristus, maupun mereka yang belum termasuk kawanan domba. Dia mengasihi semua orang di dunia, maka kita pun harus mengasihi sesama kita. 

Tanpa kesetiaan kepada Tuhan, kita belum melakukan bagian kita sebagai anak-anak Allah. Benarkah Yesus adalah Tuhan atas hidup Anda? Berlaku setia kepada Tuhan dengan berpegang teguh pada perjanjian bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat atas hidup kita. Kesetiaan akan memberi kita kedamaian dan kepastian akan janji Tuhan, yaitu hidup kekal bersama-Nya di surga.

Siapakah sesama Anda hari ini? Mungkin mereka adalah orang tua yang tinggal jauh dari Anda. Jangkaulah mereka dengan rutin menelepon setiap minggu, misalnya. Mungkin sesama itu adalah teman Anda. Jika ia sedang bersedih, Anda dapat menghibur atau mengunjunginya, ketimbang hanya cuek dan mendiamkannya.

Anda perlu terus menumbuhkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Untuk itu, Anda butuh wadah yang tepat, yaitu komunitas yang sehat. Carilah komunitas yang mendukung Anda untuk terus mengasihi Tuhan dan sesama.

Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. – Wahyu 2:10b

Semoga kita semua tetap setia kepada Tuhan sampai akhir hidup kita. Amin!

Gereja GKDI terdapat di 35 kota di Indonesia. Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:

Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:

Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok:https://link.gkdi.org/tiktok