I. Preview Q : Bagaimana pemuaian dapat terjadi? A : Jika sebuah benda dipanasi, maka partikel-partikelnya akan bergetar lebih kuat, cepat dan bebas sehingga diperlukan ruang lebih, maka terjadilah pemuaian. Sebaliknya, jika benda didinginkan, getaran-getaran partikel lebih lemah dan partikel-partikel tersebut menjadi saling mendekat satu sama lain sehingga benda menyusut. Gambar : Perubahan volume benda akibat dari perubahan suhu benda. Dengan kata lain zat akan memuai bila suhunya bertambah dan akan menyusut bila suhunya berkurang. Pemuaian di alami oleh zat padat, zat cair dan gas.II. Permasalahan yang Timbul karena Pemuaian Pemuaian dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah contoh masalah dan cara mengatasinya:
III. Penerapan Prinsip Pemuaian yang Menguntungkan Selain menimbulkan permasalahan, pemuaian juga memberi keuntungan. Contohnya adalah:
A. Pemuaian Zat Padat Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, luas, volume. Muai panjang suatu benda dapat diamati dengan alat MUSSCHENBROEK.
Koefisien muai panjang (α: alpha) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan panjang. Rumus Muai Panjang : Contoh Soal : Koefisien muai luas (β: beta) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan luas. β = 2α (koefisien muai luas = 2 x koefisien muai panjang)Rumus Muai Luas : Contoh Soal : Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm pada suhu 25°C. Koefisien muai panjang aluminium 0,000012 /°C. Tentukan pertambahan luas plat tersebut jika dipanasi hingga suhu 125°C! Diketahui : So = 20 cm ∆T = 125 - 25 = 100°C α = 0,000012 /°C Ditanya : ∆A = ? Jawab : Ao = So x So Ao = 20 cm x 20cm Ao = 400 cm2 β = 2 α β = 2 x 0,000012 = 0,000024 /°C ∆A = Ao.β.∆T ∆A = 400 x 0,000024 x 100 ∆A = 0,96 cm2 Jadi pertambahan luas aluminium tersebut adalah 0,96 cm2. Luas setelah memuai adalah 400 + 0,96 = 400,96 cm2 Koefisien muai volume (γ : gamma) adalah : bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan 1°C tiap satuan volume. γ = 3α = 3/2 β (koefisien muai volume = 3 x koefisien muai panjang = 3/2 x koefisien muai luas) Rumus Muai Volume : Contoh Soal : Sebuah bola tembaga pada suhu 15°C volumenya 1 dm3. Berapakah volume tembaga itu pada suhu 100°C? Koefisien muai panjang tembaga = 0,00002 /°C. Diketahui : ∆T = 100 - 15 = 85°C γ = 3α = 3 x 0,00002 = 0,00006 /°C Vo = 1 dm3 Ditanya : V = ? Jawab : V = Vo (1 + γ.∆T) V = 1 (1 + {0,00006 x 85}) V = 1 (1 + 0,0051) V = 1 x 1,0051 V = 1,0051 dm3 Jadi volume tembaga setelah memuai adalah 1, 0051 dm3. B. Pemuaian Zat Cair Zat cair hanya mengenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Rumus pemuaian pada zat cair sama dengan rumus muai volume pada zat padat:Contoh Soal : Bejana kaca pada suhu 0°C berisi penuh dengan 200 cm3 raksa. Jika suhunya dinaikkan menjadi 40°C berapakah volume raksa yang tumpah? (Koefisien muai panjang kaca = 0,000009/°C, koefisien muai raksa = 0,00018/°C). Diketahui : Vo kaca = Vo raksa = 200 cm3 α kaca = 0,000009/°C --> γ kaca = 3 x 0,000009 = 0,000027/°C γ raksa = 0,00018 /°C ∆T = 40 - 0 = 40°C Ditanya : V raksa yang tumpah = ...? Jawab : V raksa = Vo (1 + γ raksa . ∆T) V raksa = 200 (1 + {0,00018 x 40}) V raksa = 200 (1 + 0,0072) V raksa = 201,44 cm3 V kaca = Vo (1 + γ kaca . ∆T) V kaca = 200 (1 + {0,000027 x 40}) V kaca = 200 (1 + 0,00108) V kaca = 200,216 cm3 Raksa yang tumpah = 201,44 - 200,216 = 1,224 cm3. Jadi volume raksa yang tumpah adalah 1,224 cm3. Definisi anomali air adalah sifat pengecualian air. Pada umumnya, suatu zat akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika didinginkan, tetapi air mempunyai sifat khas. Jika air dipanaskan antara suhu nol derajat celcius, sampai empat derajat celcius, volumnya akan menyusut. Dan sebaliknya jika didinginkan volumenya akan menyusut, tetapi saat mencapai suhu 4°C volumenya kembali naik. Contoh : pada proses pembuatan es batu, volume es batu akan lebih besar daripada saat kita memasukkan air ke dalam plastik es sebelum dimasukkan ke dalam freezer. Contoh lain adalah peristiwa es mengapung di permukaan air. Berikut ini adalah grafik hubungan suhu dengan volume air (Grafik anomali air) : 1. Pemanasan dengan Tekanan Tetap Nah karena tekanannya tetap berarti yang berubah adalah volumenya, maka gunakan rumus muai volume seperti biasa. Koefisien muai gas itu nilainya adalah 1/273 maka rumusnya dapat disederhanakan langsung menjadi :
2. Pemanasan dengan Volume Tetap Contohnya pada udara dalam ban, volumenya tetap tetapi lama kelamaan karena gesekan dengan jalan raya mengakibatkan panas maka tekanannya akan bertambah dan ban dapat pecah. Nah, perubahan tekanan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ingat, suhu untuk muai gas harus dalam satuan Kelvin ( K = C + 273). Menurut Gay Lussac : "Pada gas dalam ruang tertutup, perbandingan volume gas dengan suhu Kelvin dan perbandingan antara tekanan gas dengan suhu Kelvin merupakan bilangan tetap (konstanta)."
3. Pemanasan Bebas
Contoh Soal : Pada suhu 27oC, volume gas 200 liter, dengan tekanan 6 atm. Suhu dinaikkan menjadi 87 oC. a. Berapakah volumenya jika dipanaskan dengan tekanan tetap? b. Berapakah tekanannya jika dipanaskan dengan volume tetap? c. Berapa tekanannya jika volumenya menjadi 150 liter? Diket : Gas tertutup V1 = 200 liter P1 = 6 atm t1 = 27 oC --> T1 = 27 + 273 = 300 Kelvin t2 = 87 oC --> T2 = 87 + 273 K = 360 Kelvin Ditanyakan :
Page 2
|