Jelaskan perkembangan revolusi hijau di indonesia pada masa demokrasi terpimpin

Jelaskan perkembangan revolusi hijau di indonesia pada masa demokrasi terpimpin
Revolusi adalah perubahan secara cepat. Revolusi Hijau adalah suatu perubahan cara bercocok tanam, dari cara bercocok tanam, dari cara tradisionl ke cara modern. Revolusi hijau ditandai dengan makin berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam, digantikan dengan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi pangan. Pengertian revolusi hijau sering disebut Revolusi Agraria meliputi bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan.

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat. Adanya lahan tidur. Upaya peningkatan produksi pangan. Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”.

Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia mampu membuat Indonesia memenuhi kebutuhan pangan. Pada masa Orde baru digalakkan pertanian dikarenakan tanah Indonesia cocok dengan bidang pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani Di Indonesia terkenal dengan adanya Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

  1. Pengolahan tanah yang baik
  2. Pengairan/irigasi yang teratur
  3. Pemilihan bibit unggul
  4. Pemupukan
  5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman

Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran.

Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

Intensifikasi Pertanian. Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).

Ekstensifikasi Pertanian. Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

Diversifikasi Pertanian. Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).

Rehabilitasi pertanian. Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Dampak dari revolusi hijau antara lain:

Dampak Positif

  1. Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka.
  2. Lahan pertanian menjadi luas.
  3. Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
  4. Peningkatan kualitas hasil pertanian.
  5. Peningkatan kualitas hasil produksi dan penjualan hasil pertanian.

Dampak Negatif

  1. Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan ekonomi.
  2. Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
  3. Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
  4. Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
  5. Pencemaran lingkungan yang tinggi.

Untuk meteri secara lengkap mengenai Revolusi Hijau silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih

Jelaskan perkembangan revolusi hijau di indonesia pada masa demokrasi terpimpin

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Jakarta -

Revolusi hijau adalah upaya dan cikal bakal kemajuan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas hasil pangan. Tujuannya adalah mengubah penggunaan teknologi tradisional pada sektor pertanian dengan menerapkan teknologi modern untuk hasil yang optimal.

Indonesia sebelumnya sudah dikenal sebagai negara yang kaya hasil pertanian dan perkebunan misal padi, jagung, kedelai, ubi, teh dan kopi. Revolusi hijau berpengaruh besar pada produktivitas kedua sektor, untuk mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia.

Revolusi hijau dilakukan dengan beberapa cara, misal meneliti dan percobaan bibit unggul. Bagaimana awal mula revolusi hijau dan siapa yang mendorong perubahan besar pada pertanian dunia? Simak ulasannya berikut ini.

Dikutip dari Jurnal Kebijakan Revolusi Hijau oleh Samahuddin Muharram (2020), gagasan revolusi hijau berawal dari hasil penelitian yang dikerjakan oleh Thomas Robert Malthus.

Lewat tulisannya, Malthus mengatakan kemiskinan dan kemelaratan timbul dari pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan produksi pangan. Masyarakat tumbuh lebih cepat dari peningkatan produksi pertanian (sumber pangan).

Penelitiannya membuat beberapa lembaga seperti Ford Foundation dan Rockefeller Foundation melakukan penelitian lebih mendalam. Proses revolusi hijau pada negara-negara berkembang diawali dengan menanam gandum di Meksiko (1950) dan Filipina (1960) setelah Perang Dunia I usai.

Ada juga sosok yang kini dikenal sebagai Bapak Revolusi Hijau adalah Norman Ernest Borlaug, seorang agronomis yang berhasil meraih anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel tahun 1970. Ia berjasa besar dalam berupaya meningkatkan produksi pangan dan menumpas masalah kelaparan penduduk dunia.

B. Revolusi hijau di Indonesia

Sementara di Indonesia, revolusi hijau mulai diupayakan di zaman orde baru pada program pembangunan. Saat itu Kabinet Ampera diberi tugas memperbaiki kehidupan rakyat baik itu pada kebutuhan pangan maupun sandang.

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pasokan pangan dengan revolusi hijau yang membuahkan hasil berupa swasembada beras untuk lima tahun (1984-1989). Meski swasembada ini tidak berlangsung dalam waktu panjang.

Proses revolusi hijau di Indonesia menerapkan 4 hal penting yaitu sistem irigasi untuk penyedia air, penggunaan pupuk secara optimal, penggunaan pestisida berdasarkan tingkat serangan hama, dan penggunaan bahan tanam berkualitas seperti varietas unggul.

Cara pemerintah Indonesia mendorong revolusi hijau sebagai berikut:

1. Intensifikasi Pertanian yaitu cara yang dilakukan dengan memilih bibit unggul, mengolah tanah, irigasi, pemupukan dan memberantas hama. Cara pertama ini disebut juga dengan Panca Usaha Tani.

2. Ekstensifikasi Pertanian yaitu usaha untuk memperluas lahan tani dengan membuka lahan baru

3. Diversifikasi Pertanian yaitu upaya membuat suatu lahan berisi beragam jenis tanaman lewat sistem tumpang sari. Cara ini dapat mencegah gagal panen pokok

4. Rehabilitasi Pertanian yaitu upaya pemulihan produktivitas yang dapat membahayakan kondisi lingkungan

C. Dampak revolusi hijau

Fokus revolusi hijau adalah meningkatkan pemenuhan pangan pokok khususnya serealia untuk kebutuhan karbohidrat. Di masa pemerintahan Soeharto, Indonesia sempat menjadi negara swasembada pangan besar dunia di tahun 1980-an.

Berikut ini dampak positif revolusi hijau:

- Kesejahteraan petani meningkat

- Ekonomi pedesaan menguat

- Ketahanan pangan nasional meningkat

- Kesadaran masyarakat pedesaan terhadap pentingnya adaptasi teknologi terbuka

Selain manfaat dari revolusi hijau, ada dampak negatif yang terjadi yaitu:

- Petani ketergantungan dengan pupuk kimia dan pestisida yang tidak ramah lingkungan

- Kemunculan kapitalisme di sektor pertanian

- Teknologi modern belum merata sehingga ada kesenjangan

Sejak saat itu, masyarakat menyadari keberhasilan di bidang pertanian tak cukup dengan revolusi hijau saja, namun perlu ada pembangunan pada lingkungan pertanian berkelanjutan.

Simak Video "Wapres Ingin Pesantren Al-Ittifaq Bandung Jadi Contoh Pertanian Modern"



(row/row)