Jelaskan makna yang terkandung dalam Surat Al isra ayat 23

Kajian subuh bersama Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. kali ini membahas tentang Q.S. Al-Isra’ ayat 23-24 sebagai upaya untuk memahami model pembinaan akidah dan akhlak di dalam keluarga. Maka dari itu, penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami hal tersebut.

Dilansir PORTAL BERITA UPI dari unggahan di kanal YouTube TVUPI Digital pada Minggu, 3 Oktober 2021/26 Safar 1443 H menjelaskan tentang hal tersebut.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ ٢٤

Artinya: (23) Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (24) Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al-Isra’: 23-24)

Menurut Sayyid Quthb ayat ini berkaitan dengan mengesakan Allah Swt. atau tauhid, yang kemudian tauhid itu dikaitkan dengan segala ikatan dan hubungan di dalam kehidupan, seperti ikatan keluarga, kelompok, ataupun ikatan hidup. Pada ayat ini terdapat beberapa pesan yang terkandung di dalamnya antara lain: Mengesakan Allah Swt.; Kewajiban untuk berbakti kepada orang tua; Mendoakan orang tua sebagai ungkapan terima kasih; Kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan penuh kasih sayang; dan Manusia hendaklah menghargai jasa pendidiknya.

Dalam menanamkan nilai pendidikan akidah kepada keluarga sebagai upaya untuk membina mereka adalah dengan mengajarkan seluruh anggota keluarga untuk bertauhid hanya kepada Allah Swt.. Adapun pendidikan akhlak yang harus kita jalankan sebagai seorang anak adalah selalu memperlakukan orang tua kita dengan sangat baik. Karena pada dasarnya pendidikan keluarga adalah awal dari pembentukan jiwa seorang anak, sehingga orang tua memiliki tanggung jawab untuk membentuk arah keyakinan anak yang sepenuhnya bergantung pada bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua mereka.

Adapun tuntunan akhlak anak kepada orang tua berdasarkan kedua ayat ini antara lain: Melarang untuk mengatakan (ah); Melarang untuk membentak dengan kata-kata kasar; Berkata dengan perkataan yang mulia; Bersikap tawadhu; dan Selalu mendoakan kedua orang tuanya. Selain itu, kedua orang tua hendaknya untuk selalu memperkuat akidah dengan menanamkan nilai-nilai rukun iman kepada seorang anak, karena pada dasarnya akidah adalah pondasi awal untuk membentuk akhlak pada diri setiap orang.

Maka hendaklah kepada setiap orang tua untuk selalu memberikan keteladanan dalam urusan akidah dan akhlak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. sebagaimana kisah dari Luqman yang diberikan hikmah oleh Allah Swt. bahwa beliau menasehati dan memberikan pesan kepada generasi selanjutnya untuk selalu mewarisi nilai-nilai akhlak antara lain: Tidak berbuat syirik (menyekutukan Allah Swt.); Berbakti kepada kedua orang tua; Menegakkan salat; Melakukan amar ma’ruf nahi munkar; Selalu sabar; tidak bersikap sombong, angkuh, atau membanggakan diri sendiri; dan Selalu bersikap sopan santun dalam berjalan atau berbicara. (Cikal Aktar Muttaqin)

Suara.com - Berbakti kepada orang tua telah diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Al Quran surah Al Isra ayat 23. Setiap anak wajib hukumnya berbakti kepada ibu dan bapaknya. 

Surah Al Isra sendiri merupakan surah ke 17 dalam urutan Al-Qur'an.  Surah ini termasuk ke dalam golongan surah Makkiyah karena turun di kota Mekah. 

Berikut ini bacaan latin dan terjemahan surah Al Isra ayat 23: 

Wa qadhaa rabbuka allaa ta'budu illaa iyyaahu wabil waalidaini ihsaanaa imma yablughonna 'indakal kibaro auw kilaahuma falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qaulan kariimaa. 

Baca Juga: Surah Al Maidah Ayat 48: Bacaan Latin, Terjemahan dan Isi Kandungannya yang Wajib Diketahui

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra: 23). 

Makna Surah Al Isa Ayat 23Menurut tafsir Wahbah Zuhaily, ayat ini memerintahkan agar manusia tidak menyembah kepada selain Allah SWT.

Dari tafsir ini mengandung dua pengertian, yaitu menyibukkan diri dengan menyembah kepada Allah dan menjaga diri dari menyembah selain Allah. 

Hal ini dikarenakan ibadah adalah puncak pengagungan, dan tidak ada yang berhak atas hal tersebut kecuali Allah SWT.

Baca Juga: Dua Ayat Terakhir Surat Al Baqarah Latin, Arti dan Keutamaan yang Wajib Diketahui, Agar Dapat Pahala Besar!

Karena hanya Allah yang mampu memberikan nikmat, mulai dari menciptakan manusia, mengatur kehidupan, menciptakan kemampuan dan memberi akal pada manusia. Sehingga membuatnya berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. 

Ayat ini menegaskan ketetapan yang merupakan perintah Allah SWT untuk mengesakan Allah dalam beribadah, mengikhlaskan diri dan tidak mempersekutukan-Nya. Selian itu, Allah juga memerintahkan seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. 

Bahkan dalam surah Al Isra ayat 23 dijelaskan bahwa berbakti kepada ibu bapak atau menghormati kedua orangtua adalah kewajiban yang kedua setelah beribadah kepada Allah. 

Ringkasan makna surah Al Isra ayat 23 yaitu:

  1. Perintah untuk menyembah hanya kepada Allah SWT.
  2. Akhlak seorang muslim terhadap Allah dan kedua orang tua.
  3. Kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tua yang diperintahkan oleh Allah.
  4. Larangan berkata kasar atau buruk kepada orang tua, seperti "ah" yang menandakan kekesalan dan keluhan.
  5. Larangan membentak kepada orang tua.6. Perintah untuk senantiasa beradap dan menghormati kedua orang tua. 

Demikian tadi ulasan mengenai surah Al Isra yang memerintahkan seorang anak yang wajib menghormati dan memuliakan kedua orang tua. Semoga bermanfaat untuk kita semua. 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Surat Al-Isra’ mengawali surat dalam Al-Qur’an juz 15. Surat sepanjang 111 ayat ini turun di kota Makkah selama 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari.

Surat yang dikenal pula dengan nama Bani Israil ini mengabadikan peristiwa istimewa Isra’ Mi’raj, yang merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari mulai dari Al Masjidil Haram di kota Makkah ke Al Masjidil Aqsha di Palestina. Lebih lanjut, inilah bacaan surat Al-Isra ayat 23–45 beserta arti, kandungan, dan keutamaannya.

Jelaskan makna yang terkandung dalam Surat Al isra ayat 23
Jelaskan makna yang terkandung dalam Surat Al isra ayat 23
ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Alena Darmel)

Inilah bacaan surat Al-Isra' ayat 23–45 beserta dengan terjemahannya:

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 23

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā.

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Ayat 24

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā.

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

Ayat 25

رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْ ۗاِنْ تَكُوْنُوْا صٰلِحِيْنَ فَاِنَّهٗ كَانَ لِلْاَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا

Rabbukum a'lamu bimā fī nufụsikum, in takụnụ ṣāliḥīna fa innahụ kāna lil-awwābīna gafụrā.

Artinya: Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu, jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertobat.

Ayat 26

وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا

Wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrā.

Artinya: Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Ayat 27

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafụrā.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Ayat 28

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

Wa immā tu'riḍanna 'an-humubtigā`a raḥmatim mir rabbika tarjụhā fa qul lahum qaulam maisụrā.

Artinya: Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.

Ayat 29

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا

Wa lā taj'al yadaka maglụlatan ilā 'unuqika wa lā tabsuṭ-hā kullal-basṭi fa taq'uda malụmam maḥsụrā.

Artinya: Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.

Ayat 30

اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا

Inna rabbaka yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, innahụ kāna bi'ibādihī khabīram baṣīrā.

Artinya: Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki), sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.

Ayat 31

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا

Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq, naḥnu narzuquhum wa iyyākum, inna qatlahum kāna khiṭ`ang kabīrā.

Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.

Ayat 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a sabīlā.

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.

Ayat 33

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا

Wa lā taqtulun-nafsallatī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqq, wa mang qutila maẓlụman fa qad ja'alnā liwaliyyihī sulṭānan fa lā yusrif fil-qatl, innahụ kāna manṣụrā.

Artinya: Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.

Ayat 34

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا

Wa lā taqrabụ mālal-yatīmi illā billatī hiya aḥsanu ḥattā yabluga asyuddahụ wa aufụ bil-'ahdi innal-'ahda kāna mas`ụlā.

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.

Ayat 35

وَاَوْفُوا الْكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

Wa auful-kaila iżā kiltum wazinụ bil-qisṭāsil-mustaqīm, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā.

Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ayat 36

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Wa lā taqfu mā laisa laka bihī 'ilm, innas-sam'a wal-baṣara wal-fu`āda kullu ulā`ika kāna 'an-hu mas`ụlā.

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Ayat 37

وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا

Wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innaka lan takhriqal-arḍa wa lan tablugal-jibāla ṭụlā.

Artinya: Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.

Ayat 38

كُلُّ ذٰلِكَ كَانَ سَيِّئُهٗ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوْهًا

Kullu żālika kāna sayyi`uhụ 'inda rabbika makrụhā.

Artinya: Semua itu kejahatannya sangat dibenci di sisi Tuhanmu.

Ayat 39

ذٰلِكَ مِمَّآ اَوْحٰٓى اِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِۗ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَتُلْقٰى فِيْ جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا

Zālika mimmā auḥā ilaika rabbuka minal-ḥikmah, wa lā taj'al ma'allāhi ilāhan ākhara fa tulqā fī jahannama malụmam mad-ḥụrā.

Artinya: Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad). Dan janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan (dari rahmat Allah).

Ayat 40

اَفَاَصْفٰىكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِيْنَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنَاثًاۗ اِنَّكُمْ لَتَقُوْلُوْنَ قَوْلًا عَظِيْمًا

A fa aṣfākum rabbukum bil-banīna wattakhaża minal-malā`ikati ināṡā, innakum lataqụlụna qaulan 'aẓīmā.

Artinya: Maka apakah pantas Tuhan memilihkan anak laki-laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar-benar mengucapkan kata yang besar (dosanya).

Ayat 41

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لِيَذَّكَّرُوْاۗ وَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا نُفُوْرًا

Wa laqad ṣarrafnā fī hāżal-qur`āni liyażżakkarụ, wa mā yazīduhum illā nufụrā.

Artinya: Dan sungguh, dalam Al-Qur'an ini telah Kami (jelaskan) berulang-ulang (peringatan), agar mereka selalu ingat. Tetapi (peringatan) itu hanya menambah mereka lari (dari kebenaran).

Ayat 42

قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا

Qul lau kāna ma'ahū ālihatung kamā yaqụlụna iżal labtagau ilā żil-'arsyi sabīlā.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.”

Ayat 43

سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَقُوْلُوْنَ عُلُوًّا كَبِيْرًا

Sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yaqụlụna 'uluwwang kabīrā.

Artinya: Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, luhur dan agung (tidak ada bandingannya).

Ayat 44

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

Tusabbiḥu lahus-samāwātus-sab'u wal-arḍu wa man fīhinn, wa im min syai`in illā yusabbiḥu biḥamdihī wa lākil lā tafqahụna tasbīḥahum, innahụ kāna ḥalīman gafụrā.

Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.

Ayat 45

وَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُوْرًاۙ

Wa iżā qara`tal-qur`āna ja'alnā bainaka wa bainallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati ḥijābam mastụrā.

Artinya: Dan apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur'an, Kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat.