Apa yang kamu ketahui tentang tulang rawan dan tulang keras?

Tulang rawan memiliki peran yang penting pada tubuh. Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang terdiri dari sel-sel, yang disebut kondrosit.

20 Dec 2019|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Telinga termasuk sebagai tulang rawan di tubuh

Ketika Anda menyentuh telinga atau hidung, kedua organ ini terasa begitu fleksibel atau lentur. Tahukah Anda bahwa keduanya ternyata tersusun dalam tulang rawan?Meskipun lentur, tulang rawan tetap tersusun dari jaringan yang padat. Organ ini juga memiliki fungsi yang penting untuk tubuh kita.Agar tidak semakin penasaran, simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai struktur tulang rawan pada anatomi manusia berikut ini.

Apa itu tulang rawan?

Bagian tulang rawan dalam tubuh

 Pada anatomi tulang, tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang tidak memiliki pembuluh darah atau saraf. Akan tetapi, terdiri dari sel-sel yang disebut kondrosit.Mengutip dari Healthline, kondrosit kemudian memproduksi komponen pembuat tulang rawan lain, seperti serat kolagen serta serat elastin.Jaringan tulang rawan memiliki sifat elastis, tetapi padat. Jenis tulang ini tersebar di seluruh tubuh, terutama untuk menutupi sendi.Untuk itu, berikut adalah contoh lokasi atau organ tubuh yang tersusun dari tulang rawan, di antaranya adalah:Sela persendian, seperti siku, lutut, dan pergelangan kaki.
  • Ujung tulang rusuk.
  • Di antara tulang-tulang di susunan tulang belakang.
  • Telinga dan hidung.
  • Saluran napas.

Fungsi jaringan tulang rawan

Berikut ini beberapa fungsi atau peran yang diemban oleh tulang rawan dalam tubuh manusia, seperti:
  • Mengurangi gesekan dan sebagai bantalan antar tulang di persendian.
  • Membantu menopang berat badan saat tubuh melakukan kegiatan seperti berlari atau melakukan peregangan.
  • Sebagai perekat tulang-tulang di tubuh.
  • Menjalankan fungsi sesuai organ yang dibentuknya. Contohnya, telinga yang berfungsi untuk mendengar.
  • Sebagai bagian dari proses pertumbuhan tulang anak.
Perlu Anda ketahui pula bahwa pada anak-anak, ujung tulang paha dan kaki masih terbuat dari tulang rawan. Ini baru akan berubah menjadi tulang biasa saat masa pertumbuhan berhenti.

Baca Juga

Ini Manfaat Minyak Kacang Tanah dan Risiko KesehatannyaManfaat Daun Kucai untuk Kesehatan Tubuh dan KulitGejala Gangguan Saraf dan Pilihan Pengobatannya

Jenis-jenis tulang rawan dalam tubuh

Sekitar 65 – 80% kandungan dalam tulang rawan adalah air. Akan tetapi, kandungan ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia.Sisanya adalah zat berupa gel yang disebut matriks sehingga tulang rawan akan berubah menjadi bentuk tertentu dan menjalankan fungsinya.Tulang rawan terdiri dari tiga jenis yang berbeda, yaitu tulang rawan elastis, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan hialin.Tulang rawan elastis adalah jenis yang ditemukan pada telinga, epglotis (pintu masuk tenggorokan), hidung, dan trakea.Pada jenis ini, dapat memberikan kekuatan dan kelenturan untuk organ maupun struktur tubuh, seperti pada telinga bagian luar.Apalagi, untuk telinga dan hidung terbentuk dari tulang rawan yang termasuk jaringan penunjang atau penyokong.Pada tubuh, tulang ini terletak pada cekungan kecil yang disebut sebagai menisci. Serta pada diskus atau cakram yang terletak di antara tulang belakang.Tulang rawan jenis inilah yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi, dan mengurangi gesekan antartulang yang bisa menimbulkan nyeri.Tulan rawan hialin adalah jenis tulang rawan yang paling banyak di dalam tubuh. Ini dapat ditemukan di laring, hidung, tulang rusuk, serta trakea.Lembaran tipis tulang rawan juga ada di permukaan tulang dan berperan sebagai bantalan.Jenis ini dapat juga disebut sebagai tulang rawan artikular. Dibandingkan dengan dua jenis tulang rawan lainnya, jenis ini dinilai sebagai tulang rawan yang paling lemah.

Perbedaan tulang rawan dan tulang keras

Proses pembentukan tulang atau perubahan menjadi tulang kerasi disebut sebagai osisfikasi. Ini dimulai sejak perkembangan janin hingga akhir perkembangan remaja.Walaupun sama-sama disebut tulang, tetapi fungsi tulang rawan sama sekali berbeda dengan tulang biasa. Berikut adalah perbedaannya.
  • Tulang rawan tergolong tipis, avaskular (jaringan mati), fleksibel, dan tahan terhadap gaya tekan.
  • Tulang keras mempunyai jaringan hidup, matriksnya merekat pada lintasan metabolisme dengan senyawa kalisum sehingga menjadi sangat kuat.

Baca Juga

Cara Mengatasi Ambeien Secara Alami dengan Buah dan SayurSaat Berpuasa Kadar Gula dalam Darah Menjadi Rendah, Apa Penyebabnya?Jangan Dijilat! Ini Cara Menghilangkan Luka di Bibir Berdarah yang Efektif

Gangguan yang dapat terjadi di tulang rawan

Meski lentur, tulang rawan tetap dapat terserang gangguan dan menimbulkan beberapa gejala, seperti:
  • Peradangan sehingga membengkak, dan terasa lebih hangat.
  • Rasa nyeri hingga kaku.
  • Kesulitan untuk bergerak.
Disebut sebagai lutut pelari, terjadi ketika tulang rawan articular di atas tempurung lutut rusak.Penyebabnya adalah karena penggunaan berlebihan, kelemahan otot, atau tidak seimbang. Ini dapat mengakibatkan tulang bergesekan dan sangan menyakitkan.Saat tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dan tulang dada terjadi peradangan. Kondisi ini bersifat sementara tetapi bisa menjadi kronis.Ini adalah kondisi ketika bahan gel di dalam disk tulang rawan menonjol melalui bagian luar. Penyebabnya adalah perubahan degeneratif yang terjadi karena efek samping penuaan.Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi karena kecelakaan atau cedera punggung. Disk hernia bisa mengakibatkan sakit parah di punggung hingga ke area kaki.Pada kasus yang parah, tulang rawan bahkan bisa patah dan menyebabkan sendi di tubuh menjadi terkunci, sehingga terjadi hemarthrosis atau perdarahan pada sendi.Saat sendi mengalami perdarahan, kulit di area sendi akan terlihat memar dan kemerahan. Untuk itu, perawatan akan dilakukan sesuai dengan kondisi gangguan dan penyebab awalnya.Umumnya, perawatan dilakukan dengan pemberian obat pereda nyeri golongan antiinflamasi non-steroid (NSAID) dan terkadang juga dengan suntikan steroid.Terapi fisik juga dapat dilakukan untuk melancarkan pergeraka. Pada kondisi yang parah, prosedur operasi terkadang perlu dilakukan.Dapat dikatakan bahwa tulang rawan kemungkinan tidak bisa memperbaiki dengan sendirinya. Sel kondrosit tidak sering mereplikasi.Maka dari itu, Anda perlu intervensi medis saat tulang rusak atau terluka agar sembuh seperti sediakala.Untuk menghindari gangguan pada tulang rawan, Anda sebaiknya senantiasa menjaga kesehatannya dengan rutin berolahraga dan menjaga pola makan. Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai struktur dan fungsi tulang rawan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

saraf tulang belakangtulang panggulkesehatan tulanghidup sehatanatomi manusia

News Medical. https://www.news-medical.net/health/What-is-Cartilage.aspx
Diakses pada 20 Desember 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/cartilage
Diakses pada 20 Desember 2019
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/171780.php#what_is_cartilage
Diakses pada 20 Desember 2019
Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/cartilage-10-things-you-should-know-2552100. Diakses pada 11 Oktober 2021Cartilage. https://cartilage.org/patient/about-cartilage/what-is-cartilage/. Diakses pada 11 Oktober 2021The Histology Guide. https://www.histology.leeds.ac.uk/bone/cart_bone_bas_str.php. Diakses pada 11 Oktober 2021

Cara mencuci celana jeans dengan benar penting dilakukan untuk mencegah risiko masalah kulit. Namun, ketahui frekuensi membersihkannya agar jeans tetap awet dan tidak mudah rusak.

09 Mei 2022|Annisa Amalia Ikhsania

Tidak hanya otot, rasa nyeri juga bisa dialami oleh tulang. Tulang sakit menimbulkan ketidaknyamanan dan sebenarnya bisa mengindikasikan adanya kanker tulang. Namun, penyebab tulang sakit tidak hanya itu saja, karena terdapat pemicu lainnya, seperti cedera, radang sendi, dan sebagainya.

Minum air harus 8 gelas sehari? Ternyata itu isapan jempol belaka. Anda juga masih percaya dengan produk-produk detoks, yang sayangnya belum terbukti kebenarannya. Ada beberapa mitos kesehatan lain, yang mungkin masih Anda dan keluarga yakini hingga sekarang.

Dijawab Oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti