Jelaskan latar belakang bangsa proto melayu melakukan migrasi ke indonesia

Proto-Melayu atau Melayu Tua adalah istilah usang untuk menyebut ras malayan mongoloid "gelombang" pertama dari dua "gelombang" migrasi yang dulu diperkirakan terjadi dalam pendudukan Nusantara oleh penutur bahasa Austronesia. Mereka masuk diperkirakan tahun 2500 sm

Menurut teori "dua gelombang" ini, termasuk Melayu Tua di Indonesia adalah:

Sumatra

  • Suku bagong di barat Sumatra Utara)
  • Suku Batak (Sumatra Utara)
  • Suku Kerinci (Jambi)
  • Suku Besemah (Sumatra Selatan)
  • Suku Kubu (Sumatra Selatan)
  • Suku Rejang (Bengkulu)
  • Suku Lampung (Lampung)

Jawa

  • Suku Betawi (DKI Jakarta)
  • Suku Kaler (Banten dan Jawa Barat)
  • Suku Lor (Jawa Tengah dan Jawa Timur)

Kalimantan

  • Suku Dayak (Kalimantan)

Indonesia Timur

  • Suku Toraja (Sulawesi Selatan)
  • Suku Sasak (Lombok)

Teori ini secara resmi tidak lagi diakui penggunaannya, karena para arkeolog menyimpulkan bahwa tidak ada dasar arkeologi yang berarti yang menunjukkan adanya perbedaan antara Proto-Melayu dan Deutero-Melayu.[1][2][3]

Di Malaysia, istilah Proto-Melayu masih digunakan untuk sebuah suku yang bernama Orang Asli.

Referensi

  1. ^ "Karl Anderbeck, "Suku Batin - A Proto-Malay People? Evidence from Historical Linguistics", The Sixth International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics, 3 - 5 August 2002, [[Bintan]] Island, [[Riau]], Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2011-03-18. 
  2. ^ Pemerintah Indonesia (2 Mei 2019). "Riset Genetika dan Antropologi Ubah Sejarah Migrasi Leluhur". indonesia.go.id. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  3. ^ "Pemerintah Diminta Hentikan Buku dengan Teori Usang". Analisadaily.com. 9 Januari 2015. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 

Lihat pula

  • Melayu Negrito
  • Melayu Deutero
Jelaskan latar belakang bangsa proto melayu melakukan migrasi ke indonesia

Artikel bertopik suku bangsa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proto-Melayu&oldid=21989449"

A. Proses Migrasi Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu ke Indonesia

Jelaskan latar belakang bangsa proto melayu melakukan migrasi ke indonesia
Gambar. Salah satu peninggalan bersejarah yang menjadi saksi keberadaan nenek moyang.

Seorang sejarawan asal Belanda yang bernama Van Heine Geldern mengemukakan bahwa sejak 2000 SM (Zaman Neolitikum) sampai dengan 500 SM (Zaman Perunggu) telah terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia menuju daratan sebelah selatan Asia dan Indonesia. Daerah sebelah selatan Asia yang digunakan sebagai tempat tinggal membentang sangat luas yakni mulai dari Pulau Madagaskar (barat) sampai ke Pulau Paskah (Timur) kemudian ke Taiwan (utara) dan Selandia Baru (selatan). Bangsa yang mendiami pulau-pulau di selatan Asia dinamakan sebagai bangsa Austronesia. Austronesia itu sendiri berasal dari dua kata yaitu austro artinya selatan dan nesos yang berarti pulau.

Sebagian penduduk yang lain (sekitar 1500 SM) mereka berpindah dari daerah Campa (Vietnam) menuju Kampuchea (Kamboja) yang kemudian melanjutkan perjalanan ke Semenanjung Malaka. Pendapat ini mendapat dukungan dari hasil penemuan yang berupa beliung batu yang memiliki bentuk persegi. Di Indonesia, beliung batu ditemukan di daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi bagian selatan. Ini merupakan hasil penemuan yang sama di Asia. Di Asia, beliung batu juga ditemukan di daerah Myanmar, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan daerah Cina Selatan (Yunan).

Perpindahan penduduk sekitar 500 SM (Zaman Perunggu) diikuti dengan adanya perpindahan budaya masyarakat terutama terkait alat dan benda-benda. Alat dan benda-benda tersebut antara lain genderang (neraka) dan kapak sepatu yang merupakan barang dari daerah Dongson sehingga kita namakan sebagai kebudayaan Dongson. Kebudayaan Dongson dilestarikan oleh penduduk Austronesia yang mendiami pulau-pulau selatan Asia dari Pulau Madagaskar hingga Australia.

Nah, disini nenek moyang Indonesia sendiri pindah dari daerah Yunan kemudian menyebar di sekitar Sungai Salween dan Sungai Mekong yang kaya air. Keadaan demografi yang demikian menyebabkan nenek moyang Bangsa Indonesia memiliki kemampuan dalam bercocok tanam, berdagang dan berlayar.

Pelayaran nenek moyang Bangsa Indonesia kemudian berlanjut ke perairan nusantara secara berkelompok menggunakan perahu bercadik yang kemudian menetap di pulau-pulau Nusantara. Bangsa Austronesia yang menetap di bumi nusantara ini kemudian dinamakan sebagai Bangsa Melayu.

Bangsa melayu secara umum dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

Bangsa melayu tua (Proto Melayu) merupakan bangsa austronesia yang pertama kali ke nusantara sekitar 1500 SM. Kebudayaan mereka kita sebut sebagai budaya batu yang sudah maju karena alat-alatnya berasal dari batu yang telah dihaluskan. Hal ini berbeda dengan manusia purba yang alat-alatnya masih berupa batu kasar atau belum dihaluskan. Bangsa melayu tua (Proto Melayu) berhasil berlayar dan menetap di bumi nusantara melalui dua jalur yaitu:

a) Jalan barat yaitu dari daerah Yunan (Cina Selatan) berpindah melalui Selat Malaka (Malaysia) kemudian masuk ke
Pulau Sumatra dan masuk ke Pulau Jawa. Kapak persegi merupakan alat yang biasa mereka bawa.

b) Jalan utara (timur) yaitu dari Yunan (Cina Selatan)berpindah melalui Formosa (Taiwan) kemudian masuk ke Filipina dilanjutkan penyebrangan ke Pulau Sulawesi dan masuk ke Pulau Papua. Mereka biasanya membawa alat yang berupa kapak lonjong.

2. Bangsa Melayu Muda (Deutero Melayu)

Bangsa Melayu Muda (Deutero Melayu) merupakan bangsa austronesia yang datang dari Yunan ke nusantara sekitar 500 SM. Mereka berpindah dari Yunan menuju Teluk Tonkin (msih daerah Yunan) kemudian ke Vietnam, lalu melanjutkan perjalanan ke Semenanjung Malaka kemudian berlayar ke Pulau Sumatra dan pada akhirnya masuk ke Pulau Jawa.

Bangsa melayu muda memiliki kebudayaan yang lebih maju daripada bangsa melayu tua. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya dalam membuat peralatan dan barang-barang yang telah bisa membuatnya dari bahan besi dan perunggu seperti kapak corong, kapak sepatu dan nekara.

Selain itu, mereka juga mengembangkan kebudayaan megalitikum seperti dolmen (meja batu), menhir (tugu batu), sarkofagus (keranda mayat), punden berundak-undak dan kubur batu. Yang termasuk keturunan bangsa melayu muda antara lain suku Jawa, suku Melayu dan suku Bugis.

B. Keberadaan Bangsa Primitif di Indonesia

Sebelum kedatangan bangsa melayu di bumi nusantara, di nusantara sendiri sebenarnya sudah ada yang mendiami yaitu bangsa primitif. Dinamakan sebagai bangsa primitif karena kebudayaan masyarakat pada saat itu masih sangat sederhana. Adapun yang termasuk sebagai bangsa primitif yaitu:

1. Manusia Pleistosin (purba)

Kehidupan manusia Pleistosin (purba) masih sangat tergantung dengan situasi alam. Ini diperlihatkan dari cara mereka hidup yang selalu berpindah-pindah. Teknologinya pun masih sangat sederhana.

2. Suku Wedoid

Suku Wedoid hidupnya masih sederhana. Mereka hidup dengan mengumpulkan hasil makanan dari alam. Keturunan suku ini masih ada hingga saat ini dan kita bisa melihatnya di suku Sakai di Siak dan suku Kubu di antara perbatasan Jambi dan Palembang.

3. Suku Negroid

Suku ini di Indonesia sudah tidak ada, tapi kita bisa menjumpainya di suku Semang (Semenanjung Malaysia) dan suku Negrito (Filipina). Mereka hidup terisolir dan jauh dari perkembangan serta kemajuan jaman.

Daftar Pustaka

Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah.Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.

KOMPAS.com - Bangsa Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada sekitar 1500 SM.

Bangsa ini masuk ke Nusantara melalui dua jalur, yatu jalur barat (melalui Malaysia dan Sumatera) dan jalur timur (melalui Filipina dan Sulawesi).

Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat itu.

Adapun buktinya adalah banyaknya peralatan yang terbuat dari batu yang dihaluskan, salah satunya kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantam, Bali, dan Sulawesi utara.

Baca juga: Kebudayaan Bacson-Hoabinh: Persebaran, Ciri-ciri, dan Pengaruh

Asal-usul dan jalur persebaran

Bangsa Proto Melayu pada awalnya tersebar di Madagaskar sampai pada pulau paling timur di Pasifik.

Setelah itu, mereka memasuki Provinsi Yunan di China Selatan dan bermigrasi ke Indocina, Siam, hingga akhirnya masuk ke Kepulauan Indonesia.

Bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia pada sekitar 1500 SM melalui dua jalur persebaran, yakni jalur barat dan timur.

Adapun rute perjalanan dari barat adalah melalui Semenanjung Melayu, lalu masuk ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Sedangkan dari timur, jalurnya adalah melalui Filipina kemudian masuk ke Sulawesi, baru menyebar ke suluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia

Ciri-ciri Proto Melayu

Suku yang tergolong suku bangsa Proto Melayu adalah Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias. Berikut ini adalah ciri-ciri dari bangsa Proto Melayu.

  • Berasal dari Yunan
  • Masuk ke Nusantara 1500 SM
  • Kulit berwarna kuning kecoklatan
  • Berambut lurus
  • Bermata sipit

Bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia membawa kebudayaan yang disebut Neolitikum, yang tersebar dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

Berikut adalah beberapa peninggalan Bangsa Proto Melayu.

Kapak Persegi

Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium, dan terbagi menjadi dua, yaitu besar dan kecil.

Kapak persegi besar biasanya disebut beliung, yang diberi tangkai sehingga bentuknya persis cangkul. Sedangkan yang kecil dinamakan tatah.

Persebaran peninggalan bangsa Proto Melayu ini kebanyakan di Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Proto Melayu

Kapak Bahu

Kapak ini menyerupai kapak persegi, tetapi ada bagian yang diikat pada tangkainya sehingga mirip botol persegi. Kapak bahu banyak ditemukan di daerah Sulawesi, terutama di Minahasa.

Kapak Lonjong

Kapak lonjong secara keseluruhan berbentuk bulat telur, yang mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan ujung yang bulat ditajamkan.

Penyebarannya di Kepulauan Indonesia bagian timur, seperti di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Tembikar

Tembikar atau periuk banyak ditemukan di Sumatera dan pantai Selatan Jawa antara Yogyakarta dan Pacitan.

Tembikar ini dihiasi dengan gambar yang didapat dengan menekankan suatu benda ke tanah yang belum kering.

Referensi:

  • Sugiarti, Etty. (2010). Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.