Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Dalam setiap bisnis, seorang pelaku usaha pasti akan melakukan pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang ataupun jasa. Semuanya tergantung dari jenis bisnis yang Anda lakukan. Untuk Anda yang memiliki usaha seperti menjual barang atau produk, membuat catatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang merupakan salah satu hal yang wajib Anda lakukan. Sebab, tanpa memo tersebut, neraca keuangan pasti tidak akan stabil.

Biasanya, jurnal penyesuaian perusahaan dagang ini dibuat untuk mencatat seluruh invoice atau tagihan yang diberikan kepada pelanggan. Selain itu, jurnal ini dirancang untuk melakukan pengkoreksian tagihan yang telah dicatat. Dengan kata lain, jurnal ini digunakan untuk memeriksa kesalahan yang biasanya terjadi secara tidak sengaja (human error).

Perusahaan dagang adalah sebuah bentuk usaha yang mana menjual lagi sebuah barang tanpa mengubah sifat ataupun fungsi barangnya. Dengan kata lain, jika Anda membeli sebidang tanah, Anda langsung menjualnya kepada orang lain dengan tujuan hanya untuk meraih laba ataupun keuntungan.

Pencatatan jurnal ini dikelompokan ke dalam dua hal yang meliputi:

  • Deferal: Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang belum dicatat ke dalam akun.
  • Akrual: Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat ke dalam akun.

Sejatinya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam membuat jurnal penyesuaian dalam perusahaan dagang dan jasa. Akan tetapi, di dalam melakukan pencatatan di perusahaan dagang, ada 8 akun yang harus dibuat Namun, akun-akun tidak perlu diformat di perusahaan jasa.

1. Persediaan Barang Dagang (PDB)

Dalam melakukan penghitungan jurnal penyesuaian perusahaan dagang di PDB, ada dua metode yang harus dilakukan, yakni:

Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi

Laba rugi selalu identik dengan penjualan sebuah produk. Biasanya, hal ini dipengaruhi oleh persediaan awal dan akhir terhadap harga jual sebuah produk yang akan dijual kepada pelanggan. Untuk mempermudah pembuatan ikhtisar laba rugi, Anda bisa mengingat “IPPI“. Sebagai contoh:

Di akhir periode, saldo persediaan barang awal adalah 5.000.000,- dan saldo persediaan akhir adalah 7.000.000,- bagaimana cara pembuatan ikhtisar laba ruginya?

Ikhtisar Laba Rugi: Rp. 5.000.000,-

Persediaan Barang Dagang Awal: Rp. 5.000.000,-

Persediaan Barang Dagang Akhir: Rp. 7.000.000,-

Ikhtisar Laba Rugi: Rp. 7.000.000,-

Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)

Berbeda dengan PDB sebelumnya, Harga Pokok Penjualan itu tidak hanya menghitung persediaan barang dagang tetapi juga empat akun lainnya, yaitu pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian & pengurangan harga (PH) serta potongan pembelian. Agar lebih mempermudah, silahkan lihat contohnya di bawah sini:

Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp. 8.000.000,- dengan melakukan pembelian sebesar Rp. 20.000.000,-retur pembelian dan PH sebesar Rp. 800.000,-. Beban angkut yang dibayarkan sebesar Rp. 400.000,- dan dengan potongan pembelian Rp. 150.000,-. Persediaan barang dagang akhir mencapai Rp. 10.000.000,-. Bagaimana cara menghitungnya?

HPP: Rp. 8.000.000

Persediaan Barang Dagang Awal: Rp. 8.000.000

HPP: Rp. 20.000.000

Pembelian: Rp. 20.000.000

HPP: Rp. 400.000

Beban Angkut Pembelian: Rp. 400.000

Retur Pembelian dan PH: Rp. 800.000

HPP: Rp. 800.000

Potongan Pembelian: Rp. Rp. 150.000

HPP: Rp. 150.000

Persediaan Barang Dagang Akhir: Rp. 10.000.000

HPP: Rp. 10.000.000

2. Perlengkapan

Dalam konteks jurnal penyesuaian perusahaan dagang, perlengkapan kerap kali dianggap sebagai harta lancar atau biasa disebut sebagai current assets. Jika Anda ingin membuat catatan mengenai perlengkapan ini, Anda harus mengetahui nominal perlengkapan yang digunakan ataupun sudah digunakan sebelumnya.

Sebagai contoh, misalkan saldo akun perlengkapan perusahaan Anda pada bulan Juni 2018 lalu berjumlah Rp. 1.500.000,- akan tetapi di akhir periode, sisa akunnya mencapai Rp. 500.000,-. Lantas, berapakah jumlah perlengkapan yang seharusnya dicatatkan?

Rp. 1.500.000- Rp. 500.000= Rp. 1.000.000

Di dalam jurnal tersebut, nominal perlengkapan tertera merupakan sisa akun yang digunakan. Jadi, Anda bisa menulisnya dengan nominal Rp. 1.000.000,-

3. Beban Dibayar di Muka

Beban yang dibayar pada awal periode sebuah peminjaman atau pembelian barang dan produk untuk mempermudah pekerjaan. Biasanya, seorang pelaku usaha melakukan hal ini ketika akan menyewa atau membeli gedung. Beban dibayar di muka dapat diklasifikasikan ke dalam dua hal, yaitu Harta dan Beban. Agar lebih mudah, silahkan cek contoh di bawah ini.

Pada awal bulan Agustus 2018, perusahaan A menyewa sebuah ruko untuk bekerja selama setahun dengan nominal Rp. 3.000.000/bulannya. Namun, karena hanya digunakan hingga akhir tahun 2018, biaya sewa yang dikeluarkan hanya 5 bulan. Bagaimana cara menghitung bebannya?

Dihitung hanya 5 bulan (Agustus – Desember).

5 x (Rp. 3.000.000: 12 (bulan dalam tahun)) = Rp. 1.250.000,-

4. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan yang diterima terlebih dahulu atas transaksi terhadap pelanggan walaupun produknya belum dikirimkan. Pendapatan jenis ini bisa dimasukkan sebagai utang ataupun pendapatan. Sebagai contoh, Anda bisa lihat soal di bawah ini.

Sebagai seorang pemilik gedung, Anda menerima pembayaran uang sewa sebanyak Rp. 5.000.000,- selama satu tahun. Akan tetapi, penyewa baru memulai peminjamannya di bulan Oktober.

Jika Anda mencatat sebagai hutang

Perhitungan dilakukan selama 3 bulan penyewaan karena dimulai dari awal Oktober hingga akhir tahun. Jadi,

3 x (Rp. 5.000.000 : 12 (bulan dalam tahun))= Rp. 1.250.000

Jika Anda mencatat sebagai pendapatan

Perhitungannya dilakukan selama sisa bulan tanpa pemakaian jadi dari awal Januari hingga September, 9 bulan.

9 X (Rp. 5.000.000 : 12 (bulan dalam tahun))= Rp. 3.750.000

5. Beban yang Harus Dibayar

Beban yang harus dibayar biasa juga disebut sebagai hutang merupakan tunggakan yang dimiliki seorang pengusaha dan dibayarkan setiap akhir periodenya. Misalkan, Anda memiliki 5 karyawan, jadi anda mempunyai beban pembayaran gaji yang harus dibayarkan. Agar lebih mudah, silahkan cek contoh di bawah ini:

Sebuah perusahaan mempunyai 100 karyawan. Perusahaan tersebut harus membayar gaji mereka dengan rincian 5 orang pemimpin Rp. 15.000.000/bulan dan 95 orang staff dengan gaji Rp. 7.000.000/bulan. Lantas, berapa beban yang harus dibayar setiap bulannya oleh perusahaan itu?

Penghitungan:

5 (Pemimpin) x 1 bulan x Rp. 15.000.000= Rp. 75.000.000,-

95 (staff) x 1 bulan x Rp. 7.000.000= Rp. 665.000.00,-

Jika dijumlah, beban yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah Rp. 740.000.000

6. Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Ini merupakan sebuah pendapatan yang akan diterima oleh sebuah perusahaan di masa mendatang lantaran mereka belum mendapatkan bayaran dari pelanggannya. Dengan kata lain, pendapatan ini merupakan sisa hutang yang belum dibayarkan namun akan didapatkan kemudian hari. Biasanya, para pelaku usaha juga menyebut ini sebagai piutang pendapatan. Contohnya:

Klien X membeli 10 ton beras terhadap pengusaha A dengan jumlah nominal harga mencapai Rp. 200.000.000,- namun ia membayarnya dalam 5 tahap dengan nominal yang serupa. Berapa biaya yang dibayarkan olehnya?

Rp. 200.000.000 : 5 (tahap) = Rp. 40.000.000

Jadi, piutang pendapatan yang dapat ditulis di dalam jurnal penyesuaian perusahaan dagang adalah Rp. 40.000.000,-

7. Penyusutan dalam Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Penyusutan merupakan kerugian yang mana dialami sebuah usaha karena menurunnya harga nilai aktiva tetap. Biasanya, benda-benda yang mengalami penyusutan adalah kendaraan bermotor (mobil, motor), mesin untuk pekerjaan dan harga gedung. Lihat contoh di bawah untuk mempermudah pemahaman Anda.

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, menetapkan penurunan 7% setiap tahunnya terhadap sebuah mobil yang akan dijual di sana dengan harga rata-rata Rp. 150.000.000,-. Jadi, berapakah nilai penyusutannya?

Rp. 150.000.000 x 7% = Rp. 10.500.000,-

Jadi, biaya penyusutan yang akan dicatat adalah Rp. 10.500.000,-

8. Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih merupakan sejumlah tunggakan pembayaran yang tidak dibayarkan oleh pihak pelanggan terhadap pelaku usaha. Biasanya, hal ini juga dianggap sebagai beban perusahaan. Dalam konteksnya, hal ini mengacu kepada pembayaran yang dilakukan dengan cara mencicil dalam beberapa periode tertentu. Lihat contoh agar lebih jelasnya.

Sebuah perusahaan telah menetapkan sejumlah 3% piutang tidak tertagih dari jumlah total tunggakan yang mencapai Rp. 20.000.0.00,-. Berapakah jumlah yang akan dituliskan di dalam jurnal?

Rp. 20.000.000 x 3%= Rp. 600.000,-

Jumlah yang harus dituliskan di dalam jurnal adalah sebesar Rp. 600.000,-

Demikianlah penjabaran mengenai jurnal penyesuaian perusahaan dagang. Semoga dapat membantu Anda dalam menangani usaha bisnis di kemudian hari. Jika Anda membutuhkan mitra terbaik dalam melakukan penagihan terhadap pelanggan, kenapa tidak coba Paper.id saja?

(Visited 46.904 times, 2 visits today)

Apa yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian? Seperti apa contoh dan bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian khususnya bagi perusahaan dagang? Tentu saja untuk menjawab dan memahami pertanyaan tersebut, Anda harus membaca tulisan di Blog Mekari Jurnal sampai selesai.

Jurnal penyesuaian perusahaan dagang digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat dan digunakan juga untuk mencatat transaksi yang telah dicatat tetapi memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Pencatatan jurnal penyesuaian dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu deferal atau penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun dan akrual atau pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun dan harus disesuaikan ke dalam buku besar perusahaan pada akhir siklus akuntansi  dengan tujuan untuk mencatat pendapatan atau beban yang tidak diakui untuk periode tersebut.

Jurnal ini dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.

Secara umum, manfaat yang diberikan yaitu menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode tertentu.

Ketika sebuah transaksi dimulai dalam satu periode akuntansi dan diakhiri pada periode selanjutnya, laporan ini diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut dengan benar.

Hal ini dapat mengacu pada pelaporan keuangan yang mengoreksi kesalahan yang dilakukan sebelumnya dalam periode akuntansi.

Salah satu tujuan dibuatnya  jurnal penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi tunai menjadi metode akuntansi akrual.

Akuntansi akrual didasarkan pada prinsip pengakuan pendapatan yang berusaha mengakui pendapatan pada periode perolehannya, bukan pada periode penerimaan kas.

Sebagai contoh, coba asumsikan sebuah perusahaan konstruksi memulai konstruksi dalam satu periode tetapi tidak menagih pelanggan hingga pekerjaan selesai dalam enam bulan.

Perusahaan konstruksi perlu melakukan jenis jurnal ini pada setiap akhir bulan untuk mengakui pendapatan 1/6 dari jumlah yang akan ditagih pada titik enam bulan.

Baca juga: Pahami Cara Membuat dan Contoh Jurnal Koreksi

Fungsi dari Jurnal Penyesuaian

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari jurnal penyesuaian:

  1. Menentukan akun nominal (pendapatan dan beban) agar dapat mengetahui kondisi sebenarnya dari akun tersebut selama periode akuntansi tertentu.
  2. Menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan jumlah yang sebenarnya.
  3. Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di penghujung periode yang dimaksud.

Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian di Akhir Periode

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Di bawah ini, terdapat beberapa akun pada jurnal penyesuaian serta penjelasan dan cara pencatatannya:

  • Akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian.
  • Akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu telah dijalani/jatuh tempo.
  • Akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan aktiva.
  • Akun pendapatan, yaitu memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan.
  • Akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.
  • Akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

Adapun hal yang perlu diperhatikan ketika membuat jurnal penyesuaian adalah:

  1. Hampir tidak pernah menyertakan kas. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah untuk membuat catatan akuntansi secara akurat mencerminkan prinsip pencocokan — mencocokkan pendapatan dan biaya selama periode operasi. Ada beberapa kasus yang jarang terjadi di mana kas perlu disesuaikan, tetapi idealnya, semua penyesuaian harus dilakukan sebelum menjalankan neraca saldo yang belum disesuaikan.
  2. Debit selalu sama dengan kredit.
  3. Memiliki satu akun neraca (aset, kewajiban, atau ekuitas) dan satu akun laporan laba rugi (pendapatan atau beban) di entri jurnal. Ingat, tujuan adalah untuk mencocokkan pendapatan dan biaya periode akuntansi.

Tahapan atau Cara Membuat Jurnal Penyesuaian

Langkah utama dalam cara membuat jurnal penyesuaian dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu adalah sebagai berikut:

  1. Cetak neraca saldo yang belum disesuaikan.
  2. Analisa setiap akun.
  3. Cari apa saja yang hilang.
  4. Mencatat ayat jurnal penyesuaian.

Berikut adalah langkah-langkah cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan:

1. Beban Perlengkapan

Perlengkapan merupakan kelompok harta/aktiva yang sifatnya lancar atau biasa disebut dengan harta lancar / aktiva lancar / current assets.

Jika diminta membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat adalah nilai atau nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.

Untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, dapat diketahui dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.

Current assets/harta lancar/aktiva lancar juga harus memperhatikan aset jangka pendek maupun jangka panjang.

Hal ini karena current assets yang dimiliki setiap usaha terbagi menjadi beberapa bagian.

Dengan menuliskan secara detail, akan mempermudah proses pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan.

Contoh:

Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp500.000.

Sedangkan data akhir periode menunjukkan saldo masih ada senilai Rp200.000.

Analisis:

Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit dalam akuntansi).

Maka dihitung jumlah yang habis terpakai di sisi debit beban, yaitu Rp500.000 – Rp200.000 = Rp300.000.

Kemudian, catatlah akun beban perlengkapan Rp300.000 di sisi debit dan kurangi jumlah akun perlengkapan sejumlah Rp300.000 seterusnya dicatat di sisi kredit.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat untuk akun perlengkapan adalah sebagai berikut :

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

2. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka adalah beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan pada periode mendatang.

Anda mendapati beban yang harusnya dibayarkan di periode akan datang namun harus dilaporkan pada periode saat ini.

Contoh:

Akun asuransi dibayar di muka menunjukkan saldo sementara Rp360.000.

Data akhir periode: jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp120.000 yaitu untuk 4 bulan.

Analisis:

Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai harta.

Yang dicatat untuk penyesuaian adalah berapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani).

Beban asuransi sebesar Rp120.000 di sisi debit.

Kemudian pada akun asuransi dibayar di muka Rp120.000 dicatat di sisi kredit.

Contoh yang dibuat untuk akun beban di bayar di muka adalah sebagai berikut:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Akun peralatan menunjukkan saldo Rp3.000.000.

Pada akhir periode: peralatan disusutkan 10%.

Analisis:

Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x Rp3.000.000 = Rp300.000 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debit.

Kemudian dalam akun akumulasi penyusutan peralatan di catat Rp300.000 di sisi kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan setiap tahunnya.

Cara membuat dan contoh jurnal penyesuaian untuk akun penyusutan peralatan adalah sebagai berikut:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

4. Pendapatan Diterima di Muka

Merupakan pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan yang tidak langsung dicatat dalam akun pendapatan namun sebagai utang terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi hak perusahaan.

Contoh:

Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp1.800.000.

Data akhir periode dari pendapatan tersebut sebesar Rp200.000 layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Analisis:

Akun pendapatan jasa (saldo di sisi kredit).

Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp200.000 karena pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Jadi kurangkan akun pendapatan jasa Rp200.000 dan dicatat di sisi debit.

Kemudian catatlah ke dalam akun pendapatan diterima di muka Rp200.000 di sisi kredit karena dianggap sebagai utang.

Contoh yang dibuat adalah sebagai berikut:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih belum diterima di mana hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait.

Contoh:

Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000 telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum masuk di neraca saldo Rp 15.600.000 yang menjadi piutang pendapatan perusahaan.

Dengan demikian akan memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp 16.200.000.

Contoh laporan yang dibuat adalah sebagai berikut:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

6. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka

Pencatatan untuk akun ini sama seperti beban yang harus dibayar di muka.

Contoh: 

Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 10.000.000 dimana angka ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp 3.500.000.

Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka mengalami pengurangan senilai Rp 3.500.000.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

7. Persediaan Barang Dagang (PDB)

Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP).

a. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi

Pada waktu dilakukan perhitungan laba-rugi, persediaan awal akan memengaruhi harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku terjual.

Oleh karena itu, pada akhir periode persediaan awal barang dagang dipindahkan ke sebelah debit akun laba/rugi dan mengkreditkan akun persediaan awal barang dagang.

Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan ke sisi debit akun persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun laba/rugi.

b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu diperhatikan adalah akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan.

Akun apa saja yang termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan?

Ada beberapa akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan yaitu persediaan barang dagang (awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan persediaan barang dagang (akhir).

8. Piutang Tidak Tertagih

Piutang tidak tertagih merupakan risiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagihnya piutang dagang.

Transaksi piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai beban perusahaan.

Mengapa menjadi beban perusahaan? Karena perusahaan belum mendapatkan hasil dari transaksi.

Umumnya piutang tidak tertagih muncul dalam suatu perusahaan karea debitur mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat ditagih.

Contoh Jurnal Penyesuaian

Dari contoh pencatatan masing-masing akun yang telah dijelaskan di atas, maka Anda bisa membuat jurnal penyesuaian secara menyeluruh seperti di bawah ini.

Anda juga bisa download contoh jurnal penyesuaian perusahaan jasa sederhana dalam format excel melalui link di bawah ini:

[DOWNLOAD]

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Anda juga bisa membuat jurnal penyesuaian yang lebih lengkap untuk perusahaan dagang seperti contoh di bawah ini:

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Lebih Mudah Dengan Menggunakan Aplikasi Akuntansi Mekari Jurnal

Pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang merupakan hal penting yang dapat membantu mengontrol kondisi perusahaan.

Dengan adanya pencatatan jurnal perusahan, performa perusahaan menjadi lebih terukur dan mampu menentukan langkah perusahaan selanjutnya.

Karena itu tidak ada salahnya jika perusahaan mempercayakan proses pengerjaannya dengan menggunakan software akuntansi online seperti Mekari Jurnal.

Melalui tampilan web dan mobile, Jurnal dapat membantu pengelolaan laporan keuangan perusahaan secara lebih mudah dan akurat.

Manfaat lainnya Anda dapat mengelola dan mengecek inventory Anda dengan aplikasi inventory barang berbasis web.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Jelaskan langkah-langkah penyesuaian persediaan barang dagang menurut pendekatan ikhtisar laba rugi

Nah, di atas adalah penjelasan tentang apa yang dimaksud atau pengertian jurnal penyesuaian, cara membuat, juga contoh pencatatan khususnya bagi perusahaan jasa.

Gunakan aplikasi pencatatan keuangan Mekari Jurnal untuk membantu pembuatan jurnal penyesuaian perusahaan Anda.

Semoga informasi ini bisa berguna, dan silahkan untuk membagikannya ke sosial media.