Contoh mengkritik karya seni rupa 3 dimensi

LAPORAN  APRESIASI PAMERAN


LAMPU HIAS STILISASI MOTIF EMUN BERKUNE




Contoh mengkritik karya seni rupa 3 dimensi


Oleh

Fitriani

Khairunnas

Nasral yuzaili

Santi Punama Sari

Rahman Tua

Desen Pembimbing

Nofrial, S.Sn.,M.Sn

Yuliarni, S.Sn.,M.Sn

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

JURUSAN SENI KRIYA

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunianya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Apresiasi Pameran mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang yang di gelar di galeri taman budaya Sumatera Barat. yang dilaksanakn oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Tujuan pembuatan laporan dan kritik seni ini sebagai tugas struktur mata kuliah kritik seni rupa. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah.

Tentunya Laporan apresiasi pameran dan kritik seni ini masih jauh dari sempurna baik dari segi tulisan, referensi kepustakaan, analisis dan sintesis, penaran, dan pemahaman terhadap yang dikritik. Harapkannya kepada pembimbing, teman-teman dan pembaca memberikan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan isi laporan dan kritik seni ini.

Padangpanjang, 2014 

        Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Pameran Dan Pemutaran Film Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Padangpanjang yang diselenggarakan di Taman Budaya Sumatera Barat terlaksana dengan baik. Pameran tersebut dilaksanakan di galeri taman budaya Sumatra Barat. Pameran berlangsung selama tiga hari pada 16 sampai dengan 19 September 2014. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor ISI Padangpanjang yang diwakili oleh Dekan FSRD Drs. Erizal, MM,. Kemudian dosen, mahasiswa ISI Padangpanjang dan pelajar  SLTA turut menyaksikan pada acara pembukaan pameran ini.

Karya yang dipamerkan terdiri dari karya seni kriya 20 buah, karya seni murni 25 buah, karya Desain Komunikasi Visual 10 buah dan karya Fotografi 10 buah. Selain itu ada juga pemutaran film secara langsung dilokasi pameran karya mahasiswa televisi/film yang berjumlah lima belas karya.

Dekan FSRD ISI Padangpanjang  Drs. Erizal, MM, mengatakan pameran karya mahasiswa merupakan kegiatan rutinitas kampus ISI Padangpanjang baik dilaksanakan di kampus maupun di luar kampus dan sebagai ajang promosi kelembagaan ISI Padangpanjang. Penyajian materi yang yang beragam merupakan representasi dari program studi yang ada di Fakultas Seni rupa dan Desain.

“Harapan kita semua, karya ini bukan hanya disaksikan dan di nikmati oleh pengkarya atau seniman saja, namun instansi pemerintah, peserta didik, kritikus dan seniman senior sumatera barat serta masyarakat umum ikut berpatisipasi didalamnya. Dengan demikian perkembangan seni rupa di Sumatera Barat akan lebih maju dan dikenal secara luas,” Ungkapnya

Kepala Taman Budaya Sumatera Barat  Drs. Muasri menjelaskan Taman Budaya merupakan fasilitator untuk seniman yang ada di Sumatera Barat, dan kampus ISI Padangpanjang merupakan kontribusi terbesar terhadap kegiatan di Taman Budaya Sumatera Barat baik karya seni rupa maupun karya seni pertunjukan.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    DEKRIPSI

Contoh mengkritik karya seni rupa 3 dimensi


Sujud

Karya: Ansar Salihin

Keterangan

Judul karya      : Sujud

Bahan              : Kayu Surian

            Teknik             : Ukir tembus dan ukir sedang

Ukuran                        : 45 x 20 x 60 Cm

Fungsi             : Lampu hias

Finishing         : Melamine system

Karya              : Ansar Salihin

Tahun              : 2014

Sebuah karya seni ekspresi kriya kayu lampu hias bermotif emun berkune kerawang Gayo yang berjudul sujud karya Ansar Salihin (2014) dipajang di tengah  ruangan pada Pameran Seni Rupa galeri taman budaya Sumatra Barat. Media utama yang dipakai Kayu Surian  dan bahan finshing Milamin Sistem Clear gloss. Kemudian warna, berwarna hijau, kuning dan merah mahoni dengan sistem gradiasi warna.

Teknik yang dipakai adalah  teknik ukir sedang dan tembus ukir tembus, yaitu teknik menggunakan pahat ukir yang dibantu oleh mesin pemotong pelubang (Jigsaw). Secara visual fungsinya sebagai hiasan, sedangkan secara fungsional digunakan sebagai lampu hias yang diletakan di atas meja untuk penerang interior ruangan.

B.     ANALISIS FORM

Seni rupa merupakan karya seni yang memiliki wujud visual atau bentuk yang nyata, artinya karya seni rupa karya yang dapat dilihat dan diraba. Pada dasarnya yang dimaksud dengan bentuk (Form) adalah totalitas dari karya seni. Sesuatu yang nampak dalam karya seni rupa adalah bentuk nyata dari karya itu sendiri.

Menurut Dharsono (2004: 30), bentuk itu merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk: pertama Visual Form yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk yang tercipta karena adanya timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena dari bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.

Berdasarkan pendapat di atas, karya lampu hias yang berjudulsujud” secara bentuk Visual adalah karya sini rupa tiga dimensi. Yaitu karya yang memilki panjang, lebar dan tinggi karya. Dari segi sudut padang dapat dilihat dari beberapa sisi, diantaranya sisi kanan, kiri, atas, samping, kecuali tampak bawahnya yang tidak kelihatan serta memiliki volume yang melengkung keatas dan berpusat pada lengkungan kebawah yang berfungsi sebgai fusat dari pencahayaan lampu .

Bentuk fisiknya adalah semua unsur visual yang kelihatan dalam karya tersebut, seperti bentuk karya dari unsur cabang dan relung motif emun berkune, bentuk yang disilisasi, bentuk ruang, irama, dimensi karya, dan tekstur. Titik merupakan unsur terkecil pada sebuah karya seni rupa. Pada bagain badan karya juga diterapkan motif emun berkune yang simetris dan berulang.

Karya tersebut goresannya begitu halus sehingga menghasilkan permukaan halus dan terkesan lembut. Halusnya karya tersebut tentunya melawati beberapa tahapan dalam pembuatannya, seperti pemotongan yang bersih, kemudian dipahat dengan halus dan finshing yang sempurna. Kemudian warna yang digunakan warna yang digradiasi hijau, kuning dan merah mahoni (red mahoni) dengan mempertahan warna alami kayu,  kemudian clear closs sebagai penutup akhirnya. Sehingga karya memancarkan cahaya.

Warna adalah getaran gelombang yang diterima indra penglihatan manusia yang berasal dari pencahayaan melalui sebuah benda. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dpantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Lampu hias “sujud”memiliki tiga jenis warna, hijau, kuning dan merah yang memilki makna filosofis. Hijau yang memiliki makna tenang, lembut, setiadan kepercyaan. Kuning memiliki artian kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimis serta terbuka. Merah adalah semangat dan kekuatan, pemilihan warna sangat oleh pengalaman dan karakteristik pengkarya (Sulasmi Darmaprawira. W.A,2002:37).    

Secara umum tekstur seni rupa ada dua tekstur semu dan tekstur nyata. Tekstur semu adalah kasar halusnya sebuah benda dapat dirasakan dengan rabaan. Sedangkan tekstur nyata adalah tekstur yang dapat diraba halus dan kasarnya. Tektur lampu hias “sujud” menggunakan tektur nyata halus sehingga permukaan kelihatan lebih lembut dan Tekstur semu dapat dirasakan dengan rabaan.

Kemudian secara spesial form lampu hias yang berjudulsujud” merupakan bentuk motif emun berkune yang di stilisasikan. Hubungan antara bentuk fisik dan nilai fisiknya maka lahirlah karya yang demikian. Sehingga semua unsur yang  bentuk yang ada di dalamnya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Stilisasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai cara penggambaran bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek atau benda yang digambar, yaitu dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut (Dharsono,2004:42)

Stilisasi motif emun berkune dalam karya lampu hias brarti merubah bentuk dengan cara menggayakan unsur-unsur yang ada dalam didalam motif tersebut. Penggayaan ini menyesuaikan bentuk dasar motif dengan karya seni yang diciptakan.

Lampu hias dalam karya ini terletak pada bagian dalam berwarna merah, kuning, biru, hijau secara bergantian. Cahaya lampu yang dipancarkan tidak langsung menembus mata, sehingga memberikan kesan indah dan romantis di dalam ruangan

C.     INTERPRETASI

Berdasarkan bentuk di atas maka lahirlah suatu pemaknaan atau isi dalam suatu karya. Dalam sebuah karya seni antara bentuk dan makna merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan. Setiap goresan dalam karya seni memiliki makna dan maksud tersendiri. Sehingga bentuklah yang menentukan keberadaan makna, begitu juga sebaliknya karya seni yang tidak memiliki makna maka bentunya yang bagus akan sia-sia. Kekuatan karya seni adalah kekuatan yang terletak pada ekpresi atau ungkapan jiwa.

Isi atau arti sebenarnya adalah adalah bentuk psikis dari seorang penghayat yang baik. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk hanya cukup dihayati secara indrawi tetapi isi atau arti dihayati dengan mata batin seorang penghayat secara kontenplasi. Sehingga dapat dismpilkan bahwa isi disamakan dengan subjek matter seorang penghayat. (Dharsono, 2004: 30).

Dari karya di atas ada dua makna yang dapat di ambil Mencari kehidupan yang lebih baik, manusia tidak hanya dituntut untuk berusaha mencari kebutuhan hidup, namun manusia juga dituntut memiliki ilmu pengetahuan, iman dan prilaku baik antar sesama. Oleh karena itu, manusia dalam mencari kehidupan harus memiliki landasan hidup ber-Tuhan dan sujud kepadanya. Simbol sujud dalam karya tersebut digambarkan melalui bentuk yang menunduk.

D.    EVALUASI

            Dari beberap karya yang dipamerkan pada acara tersebut karya lampu hias  merupakan karya yang lebih menarik untuk dikaji dan dianalisis. Berdasarkan deskprisi, analisis dan interpretasi di atas serta dibandingkan dengan karya lampu hias yang lainnya, maka karya lampu hias layak untuk diapresiasi oleh masyarkat umum karena bentuk mudah dipahami oleh orang, dibandingkan dengan lampu hias. Sehingga karya ini secara bentuk dapat dikatakan indah memenuhi nilai estetik dan secara pemaknaan memilki pesan moral kepada masyarkat.



BAB. III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

 Pameran Seni Rupa mahasiswa ISI Padangpanjang yang dilaksanakn selama tiga hari, secara teknis mendapat banyak apresiasi dari pengunjung, baik dari lembaga, dosen, dana mahasiswa. Hal ini dapat dilihat saat dilaksakannya acara pembukaan, mahasiswa dan dosen ramai menyaksikan karya-karya yang dipamerkan. Pameran merupakan bentuk kegiatan yang sangat membutuhkan apresiasi dari semua penikmat seni, begitu juga dengan pameran yang dilaksanakan kali ini terlebih lagi dilaksakan di dalam institusi kesenian.

Dari beberapa karya dipamerkan baik seni murni, seni kriya dan televisi dan film karya Ansar Salihin lampu hias lebih layak untuk apresiasi oleh masyarakat, kerana selain bentuknya menarik dan juga memilki pesan moral sebagai motivasi kepada masyarakat.

B.SARAN-SARAN

1.      . karya seni kriya untuk kayu supaya untuk meningkatkan kreativitasnya lebih aktif lagi dalam berkarya.

2.      semoga masyarakat dapat menikmati karya-karya yang demikian.



DAFTAR PUSTAKA

Kartika, Dharsono Sony. 2004, Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains: Bandung

Soedarso, Sp. 2006, Trilogi Seni, Badan Penerbit ISI Yogyakarta: Yoyakarta.

C.Bagun, Sem. Kritik Seni Rupa, ITB Bnadung: Bandung

Mike, Susanto. 2002, Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa, Kanisius anggota IKAPI: Yogyakarta.

Darmaprawira W.A, Sulami. 2002. Wana, Teori Dan Kreatifitas Penggunaannya.ITB: Bandung.

Sumber lain;

Katalog pameran dan pemutaran film mahasiswa fakultas seni rupa dan desain, taman budaya sumatra barat 2014.



Page 2