Hallo Agan...Pembangkit listrik adalah suatu alat yang dapat membangkitkan dan memproduksi tegangan listrik dengan cara mengubah suatu energi tertentu menjadi energi listrik selain itu, pembangkit listrik bisa disebut juga dengan semua mesin yang mengubah tenaga gerak, cahaya dan minyak bumi atau benda kimia lainnya menjadi tenaga listrik. Pembangkit listrik telah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia karena kehidupan manusia pada jaman modern ini sangat tergantung dengan listrik.
1. PLTA Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasadisebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbaharui. Contohnya PLTA BAKARU Sulawesi selatan, PLTA sigura-gura Sumatera Utara dan PLTA Saguling Jawa Barat dan lain-lain. 2. PLTU Pada PLTU, uap ditampung dan disalurkan untuk memutarkan turbin uap. Energi mekanis dari putaran turbin diubah menjadi energi listrik oleh generator. Contohnya PLTU Semarang Jawa Tengah dan PLTU Suralaya Cilegon banten 3. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) Pembangkit listrik ini menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh reaktor nuklir untuk memutarkan turbin uap. Dari turbin inilah energi mekanis diubah menjadi energi listrik. Contohnya PLTN di Jepang dan OBNINKS di Uni Soviet. 4. PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara) Pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar fosil berupa batubara yang dibakar untuk mendidikan air agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakan turbin uap atau turbin gas kemudian diubah menjadi energi listrik. Contohnya PLTB Bukit Asam Sumatera Utara. 5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pembangkit listrik ini menggunakan cahaya matahari sebagai energi utama. Energi dari cahaya matahari dapat langsung diubah menjadi energi listrik oleh konventer generator dan disimpa didalam baterai. 6. Pembangkit Listrik Tenaga Angin Hembusan angin digunakan untuk meutarkan baling-baling kemudian putaran tersebut digunakan untuk memutarkan generator. Dari generator inilah energi mekanik diubah menjadi energi listrik melalui bantuan solarcell agar energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan perlu disimpan pada baterai. Tenaga listrik yang biasa dihasilkan oleh pembangkit listrik biasanya dibangkitkan dalam arus bolak balik yang berbalik arah sebanyak 50 atau 60 kali per detik. Satuan untuk mengukur daya listrik adalah watt. Tenaga yang biasa dihasilkan oleh pembangkit listrik adalah sebesar satu kilowatt (1000 watt) atau satu megawat (sejuta watt) Baca juga : pengertian sumber arus listrik searah DC Demikian postingan tetang pembangkit listrik semoga bermanfaat bagi agan.
Jakarta - Seiring dengan perkembangan teknologi, harga modul surya semakin murah. Harga panel surya di Indonesia saat ini sudah berada di kisaran US$ 1/Watt peak (Wp) atau US$ 1.000/kilowatt peak (kWp). Tiga tahun lalu, harga solar panel masih sekitar US$ 1.500/kWp, jadi sudah menurun sekitar 30% dalam 3 tahun. Jika dikonversi dalam rupiah, harga panel surya dengan kapasitas 1 kWp sekitar Rp 13,2 juta. Ditambah biaya instalasi di atap rumah, biayanya sekitar Rp 15 juta/kWp. Untuk kebutuhan listrik rumah tangga, kira-kira perlu 1-2 kWp atau 1.000-2.000 Wp. Meski harganya relatif kurang terjangkau oleh masyarakat pada umumnya, panel surya memberi manfaat langsung berupa penghematan tagihan listrik dan pengurangan emisi karbon. Energi dari sinar matahari tentu tak akan habis, hanya mahal di awal saja tapi selanjutnya sangat murah, dan tidak menghasilkan polusi seperti halnya energi fosil. Arya mengungkapkan, panel surya dengan kapasitas 1 kWp dapat menghasilkan listrik selama 8 jam dari pukul 08.00 sampai 16.00, total yang dihasilkan kurang lebih 3,5 kWh dengan intensitas sinar matahari di Jakarta. Maka konsumsi listrik dari PLN berkurang 3,5 kWh per hari atau setara dengan Rp 5.000 (tarif listrik PLN Rp 1.400/kWh). Berarti dalam sebulan, tagihan listrik berkurang Rp 150.000. "Kalau listrik dari panel surya dipakai 8 jam per hari saja, menghasilkan listrik 3,5 kWh, maka dalam sebulan jadi 150 kWh. Penghematan per bulannya adalah 150 dikali Rp 1.400/kWh (tarif listrik PLN), itu yang dihemat," paparnya. Tanpa baterai, panel surya hanya menghasilkan listrik saat matahari sedang terik. Penghematan yang diperoleh akan lebih besar lagi kalau panel surya dilengkapi dengan baterai sehingga dapat menyimpan energi untuk digunakan pada malam hari. "Tapi sekarang baterai masih mahal. Kalau pakai baterai, kira-kira biayanya jadi 2 kali lipat, jadi sekitar Rp 30 juta/kWp," Arya menambahkan. Meski demikian, harga panel surya dan baterai pembangkit listrik tenaga surya semakin murah, tren harganya ke depan makin turun. "Ke depan akan ada revolusi di kelistrikan. Dalam 2-3 tahun terakhir panel surya roof top booming di Jepang, Jerman, Australia, dan sebagainya," tegasnya. Sekarang diperkirakan ada 10 juta rumah di Pulau Jawa yang termasuk kelas menengah atas. Kalau sepersepuluhnya saja memasang solar panel berkapasitas 1 kWp di atap rumah, sudah ada tambahan listrik 1.000 Megawatt (MW) dari tenaga surya.Bersama pemerintah dan berbagai asosiasi lainnya, AESI membidik pemasangan panel surya di sejuta atap rumah. "Kalau 1 juta rumah saja pasang 1 kWp, berarti sudah 1.000 MW, sudah cukup besar," tutupnya. (mca/ang) Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.[1] Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air.[butuh rujukan] Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator.[butuh rujukan] Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.[butuh rujukan] Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head).[butuh rujukan] Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.[2] Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro.
Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt.[3] Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.[4] Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah sebagai berikut:[3]
Prinsip dasar dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah transformasi energi dari energi potensial yang ada pada aliran dan ketinggian menjadi energi mekanik dan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang dimiliki oleh aliran air. Aliran air yang memiliki beda ketinggian dapat diperoleh dari saluran irigasi, sungai ataupun dari air terjun. Energi mekanik dihasilkan melalui perputaran poros turbin oleh aliran air.[5] Dalam skema pembangkit listrik tenaga mikrohidro, ketinggian jatuh air dan debit air merupakan dua hal penting dalam menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan.[5] Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik. Daya yang masuk (Pgross) merupakan penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet) ditambah dengan faktor kehilangan energi (loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan dengan efisiensi konversi (Eo).[1] Pnet = Pgross ×Eo kW Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor gravitasi (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah : Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kW Di mana head dalam meter (m), dan debit air dalam meter kubik per detik (m3/s).[butuh rujukan] Beberapa komponen yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro baik komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain:[6]
Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan tempat instalasi (kondisi geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian tempat) serta budaya masyarakat.[butuh rujukan] Sehingga terdapat kemungkinan terjadi perbedaan desain mikrohidro serta komponen yang digunakan antara satu daerah dengan daerah yang lain.
|