Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan

a. Macam-macam Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum 

Selain mengetahui Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum Beserta Sanksinya, kalian juga mesti mengetahui perilaku yang bertentangan dengan hukum yang berlaku, supaya kalian bisa terhidar untuk melakukan perilaku tersebut. Oleh karena itu, pada bagian ini kalian akan diajak untuk mengidentifikasi perilaku yang bertentangan dengan hokum.

Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari rendahnya kesadaran hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu: 

1) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan; 

2) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan. 

Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di negara ini. Hampir setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri dari Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum Beserta Sanksinya. Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Macam-Macam Sanksi 

Pernahkah kalian melihat tayangan iklan layanan masyarakat di televisi yang menggambarkan seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan kartu peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu merah yang akan diberikan atau kartu kuning. Keragu-raguan wasit itu merupakan satu bukti penegakan sanksi tidak tegas dalam Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum Beserta Sanksinya.

Peristiwa serupa sering kali kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengapa sopir angkutan kota tidak sungkan-sungkan berhenti menunggu penumpang pada tempat yang jelas-jelas dilarang berhenti? Penyebabnya karena petugas tidak tegas menindaknya. Karena peristiwa seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas, maka lama-kelamaan dianggap hal yang biasa. Dengan kata lain, jika suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang, tidak ada sanksi, walaupun melanggar aturan, maka akhirnya perbuatan itu dianggap sebagai norma. Seperti kebiasaan sopir angkutan kota tadi, karena perbuatannya itu tidak ada yang menindak, maka akhirnya menjadi hal yang biasa saja.

Hal yang sama bisa juga menimpa kalian. Misalnya jika para siswa yang melanggar tata tertib sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas, maka esok lusa pelanggaran akan menjadi hal yang biasa. Perilaku yang bertentangan dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja akan selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau ditaati. Untuk mencegah terjadinya tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum, maka dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut.

Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi dari segi tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Baca Juga 

Demikian Artikel Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum Beserta Sanksinya Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)



  • Menampilkan Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum
  • Sistem-Sistem Hukum Di Indonesia
  • Permasalahan Dalam Keberagaman Dari Masyarakat Di Indonesia
  • Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Contoh Perilaku Menentang Hukum – Tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan hukum dapat menciptakan ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, maupun Negara.

Perilaku menentang hukum yang akan dibahas dibawah sangat berbanding terbalik dengan contoh sikap taat terhadap hukum yang pernah kami bahas sebelumnya.

Kurangnya kesadaran hukum menjadi sebab perilaku menentang hukum muncul. Perilaku menentang hukum bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu:

  1. Pelanggaran hukum yang dilakukan pelaku dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan.
  2. Hukum yang berlaku tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Simak contoh sikap menentang hukum yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Contoh Perilaku Menentang Hukum

A. Dalam Lingkungan Keluarga

Keluarga itu tiang Negara, membangun karakter suatu bangsa tentu harus dimulai dari keluarga sebagai unit sosial-kemasyarakatan terkecil.

  1. Mengabaikan perintah orang tua.
  2. Ibadah tidak tepat waktu.
  3. Menonton televisi sampai larut.
  4. Bangun kesiangan.
  5. Tidak menjaga nama baik keluarga.
  6. Tidak menghormati anggota keluarga.
  7. Mengabaikan nasihat anggota keluarga.

B. Dalam Lingkungan Sekolah

Sekolah sering menjadi tempat dimulainya perilaku yang menentang hukum yang dilakukan oleh para siswa-siswi. Contohnya:

  1. Tidak jujur (mencontek) ketika ulangan.
  2. Datang terlambat ke sekolah.
  3. Alpa (bolos/) pelajaran.
  4. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
  5. Tidak berpakaian sesuai dengan peraturan.
  6. Tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan.

C. Dalam Lingkungan Masyarakat

Pelanggaran hukum di lingkungan masyarakat tidak hanya buruk bagi diri sendiri, tetapi membuat daerah sekitar juga bisa terkena dampaknya. Diantaranya:

  1. Tidak ikut serta dalam kerja bakti tanpa alasan yang jelas.
  2. Melecehkan tetangga sekitar.
  3. Tidak membayar iuran yang sudah disepakati.
  4. Mengkonsumsi minum-minuman keras (mabuk) dan obat terlarang di kampung.
  5. Tidak patuh terhadap peraturan yang ditetapkan.
  6. Mencuri barang berharga milik tetangga.
  7. Melakukan judl.
  8. Membuat sampah tidak pada tempatnya (sembarangan).
  9. Tidak menjaga ketertiban, keamanan, dan ketenteraman.

Baca juga: Contoh Ancaman Non Militer

D. Dalam Lingkungan Bangsa dan Negara

Negara telah menetapkan berbagai peraturan yang harus dipatuhi oleh warga Negaranya, berikut ini beberapa sikap menentang hukum:

  1. Tidak mempunyai KTP padahal usia sudah mencukupi.
  2. Tidak mempunyai SIM ketika berkendara.
  3. Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
  4. Melakukan tindak pidana (perampokan, pembunuhan, penggelapan, dll).
  5. Tidak berpartisipasi di kegiatan Pemilu.
  6. Merusak fasilitas Negara dengan sengaja.
  7. Tidak membayar pajak.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu menaati hukum demi kenyamanan bersama. Semangat belajar!

tirto.id - Perilaku menentang hukum disebabkan karena adanya kesadaran diri yang rendah akan adanya kehadiran hukum.

Hampir setiap hari selalu ada pemberitaan tentang perilaku menyimpang dengan peraturan hukum berlaku, entah itu dilakukan oleh masyarakat bahkan dengan aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi teladan dan contoh baik.

Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2017: 108-109) terdapat beberapa ciri yang menunjukkan ketidaksadaran orang akan adanya hukum, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Di antaranya melakukan pelanggaran yang bertentangan dengan hukum karena sudah menjadi kebiasaan bahkan kebutuhan dan hukum yang ada sudah tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan yang ada.

Perilaku menyimpang dapat ditemukan di setiap aspek kehidupan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

Perilaku menentang hukum ada banyak jenis serta contohnya. Tidak hanya dapat ditemukan di lingkungan orang dewasa, bahkan perilaku menyimpang hukum dapat ditemukan di lingkaran terkecil seperti di keluarga, yaitu ketika anak-anak tidak mendengarkan perkataan orangtuanya.

Dalam lingkungan sekolah, salah satu contoh perilaku menyimpang hukum yaitu ketika mencontek saat ulangan berlangsung.

Pada lingkup masyarakat, contoh perilaku tak taat hukum seperti mengonsumsi obat-obat terlarang.

Di konteks bangsa dan negara, salah contoh perilaku tidak sesuai dengan hukum yaitu dengan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Ciri-Ciri Manusia Taat Hukum

Hukum diciptakan untuk mengatur tatanan bermasyarakat di suatu negara.

Ketika berhubungan dengan orang banyak, sudah sewajibnya sebagai manusia bisa tunduk serta taat terhadap hukum yang berlaku tanpa memandang status dan latar belakang dari seorang individu. Hal ini bertujuan agar terciptanya lingkungan aman, tertib, dan damai bagi semua orang.

Taat pada hukum berarti seseorang dapat sadar secara penuh akan pentingnya hukum dam kehidupan. Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2017: 106-107) ketaatan terhadap hukum dapat dilakukan dengan berbagai cara:

    • Memahami serta menerapkan peraturan hukum berlaku;
    • Ikut serta dalam mempertahankan ketertiban hukum;
    • Menegakkan hukum dalam kehidupan.
Contoh dari seseorang taat pada hukum dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari, seperti: anak-anak yang mematuhi perkataan orang tua, tidak mencontek saat melakukan ulangan, menaati peraturan dan rambu lalu lintas, membayar pajak tepat waktu, dan lain sebagainya.

Seseorang taat hukum memiliki beberapa ciri dalam dirinya yang dapat tercermin dari tingkah laku dan perbuatannya di lingkungan sehari-hari, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Beberapa ciri tersebut seperti:

    • Dihormati dan disukai oleh masyarakat pada umumnya;
    • Karena taat pada hukum, tidak menimbulkan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain;
    • Tidak dengan sengaja menyinggung perasaan orang lain;
    • Menciptakan keharmonisan di kehidupan sehari-hari;
    • Selalu mencerminkan sikap sadar terhadap hukum;
    • Selalu mencerminkan sikap patuh terhadap hukum.

Baca juga:

  • Cara Membiasakan Perilaku Terpuji: Percaya Diri, Tekun, dan Hemat
  • Contoh Sikap dan Perilaku Sesuai Norma dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Dampak Negatif Perilaku Menyimpang dalam Pergaulan Remaja

Baca juga artikel terkait PERILAKU MENENTANG HUKUM atau tulisan menarik lainnya Marhamah Ika Putri
(tirto.id - mip/tha)


Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Marhamah Ika Putri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates