Perestroika (bahasa Rusia: перестройка; IPA: [pʲɪrʲɪˈstrojkə] ( Perestroika memperbolehkan tindakan yang lebih independen oleh berbagai kementerian dan memperkenalkan banyak reformasi mirip pasar. Namun, dugaan tujuan dari perestroika bukanlah untuk mengakhiri ekonomi terencana, tetapi untuk membuat sosialisme dapat dijalankan lebih efisien untuk lebih memenuhi kebutuhan masyarakat Soviet dengan mengadopsi elemen-elemen ekonomi liberal.[1] Proses untuk mengimplementasikan perestroika menimbulkan kelangkaan; ketegangan politik, sosial, dan ekonomi di dalam Uni Soviet; dan sering disalahkan akibat kebangkitan politik nasionalisme dan partai politik nasionalis di republik-republik konstituennya. Perestroika dan penyakit struktural yang terkait dengan itu disebut sebagai katalis utama yang mengarah pada pembubaran Uni Soviet.[2] Istilah ini pertama kali digunakan oleh Mikhail Gorbachev saat berpidato dalam kunjungannya ke Kota Togliatti tahun 1986. Perestroika berlangsung dari 1985 hingga 1991 dan terkadang dianggap sebagai sebab yang signifikan atas jatuhnya Blok Timur dan pembubaran Uni Soviet. Ini menjadi penanda berakhirnya Perang Dingin.[3]
GLASNOST,
PERESTROIKA DAN RUNTUHNYA KOMUNISME
Runtuhnya Uni Soviet merupakan peristiwa fenomenal dan
bersejarah yang terjadi menjelang
berakhirnya abad ke duapuluh. Abad keduapuluh sendiri ditandai oleh adanya
persaingan dan konflik ideologis antara Blok Barat yang menganut demokrasi
liberal dan Blok Timur yang menganut komunisme. Dengan tumbangnya rezim komunis
di Uni Soviet maka berakhirlah persaingan dan konflik kedua kubu tersebut.
Runtuhnya Uni Soviet dapat dimaknai sebagai berakhirnya era
komunisme. Komunisme telah menjadi ideologi yang usang setelah sebelumnya
mengalami kejayaan. Pada masa Perang Dingin, sekitar 1/5 penduduk dunia berada
di bawah pemerintahan komunis, baik di Uni Soviet, Eropa Timur, China, dan Asia
Tenggara. Akan tetapi Revolusi 1989 di Eropa Timur dan runtuhnya Uni Soviet
menandai sebuah era baru. Komunisme telah ditinggalkan oleh negara-negara yang
sebelumnya menganutnya dengan gigih.
Kuba pasca Fidel Castro berada diambang kapitalisme,
demikian pula dengan Vietnam. Vietnam mengembangkan sebuah model baru komunisme
dengan memadukan dengan prinsip ekonomi liberal yang dikenal dengan istilah Doi
Moi. China secara normatif masih menganut komunisme. Akan tetapi komunisme yang
dianut oleh negara tersebut sekedar sebagai alat untuk mempertahankan dominasi
elit di Cina terhadap rakyatnya. China juga telah bergabung dengan sistem pasar
bebas dengan terlibat dalam berbagai organisasi dan kerjasama pasar bebas
seperti APEC, ACFTA dan WTO. Runtuhnya Uni Soviet dan komunisme tidak dapat dilepaskan dari program reformasi yang dicanangkan oleh Mikhail Gorbachev, yaitu Glasnost dan Perestroika. Program reformasi tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan struktural dan kultural dalam negeri Uni Soviet. Kurang lebih sekitar empat tahun setelah dicanangkannya, Uni Soviet akhirnya dibubarkan pada 15 Desember 1991.
LATAR
BELAKANG PERESTROIKA DAN GLASNOST
Salah satu alasan Gorbachev mengeluarkan Perestroika adalah
adanya permasalahan ekonomi yang akut. Persoalan ekonomi tersebut mengakibatkan
Uni Soviet berada diambang keruntuhan. Kemunduran perekonomian Uni Soviet
terjadi di segala aspek. Dalam konteks persaingannya dnegan negara-negara Barat
khususnya dengan Amerika Serikat, Uni Soviet jauh tertinggal.
Standar hidup rakyat Soviet jauh di bawah negara-negara
Barat. Ketika rakyat di negara-negara Barat menikmati pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berbagai fasilitas publik lainnya, rakyat Uni Soviet mengalami yang
sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi Soviet jauh tertinggal dengan hanya rata-rata 3
% pertahun. Perekonomian juga mengalami stagnasi dan kejenuhan. Misalnya selama sekitar 30 tahun tidak pernah terjadi kenaikan harga roti di Uni Soviet. Kondisi tersebut menunjukkan kelesuan kegiatan usaha. Para pengusaha tidak melihat prospek usaha yang cerah dikarenakan iklim kompetisi yang sangat rendah.
Di bidang manufaktur ditandai oleh beredarnya produk-produk
barang yang dihasilkan Uni Soviet tidak dapat bersaing di pasar internasional
akibat rendahnya mutu produk industrI Uni Soviet. Produk barang yang dihasilkan
Soviet memiliki mutu yang sangat rendah, jauh dibandingkan dengan produk yang
dihasilkan oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan
Prancis. Berbagai kelemahan perekonomian tersebut diantaranya disebabkan oleh sistem ekonomi terpusat yang dijalankan oleh Uni Soviet. Sistem tersebut dianggap sudah tidak efektif dalam mengembangkan dinamika kehidupan ekonomi dan kegiatan usaha serta mematikan inisiatif individu.
Perstroika dan Glasnost tidak dapat dilepaskan dari figur Mikhail
Gorbachev. Gorbacev muncul sebagai pemimpin Uni Soviet pada tahun 1985 dan
kemudian mengeluarkan program reformasi politik dan ekonominya yang terkenal.
Tujuan dari dikeluarkannya Perestroika dan Glasnost adalah dalam rangka untuk
mengurangi pengaruh Partai Komunis Uni Soviet.
Gorbachev memandang bahwa kekuasaan dominan dari Partai
Komunis Uni Soviet (PKUS) telah menimbulkan berbagai inefisiensi dan distorsi
ekonomi.Segala kebijakan strategis di bidang ekonomi harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari partai. Birokratisasi inilah yang
mengakibatkan kemandekan perekonomian di Uni Soviet. Faktor lain yang mendorong dikeluarkannya program reformasi Gorbachev adalah meluasnya ketidakpuasan di kalangan rakyat. Rakyat Uni Soviet pada umumnya tidak ideologis. Mereka tidak mempermasalahkan ideologi aapun asal dapat memberikan kesejahteraan kepada mereka. Selama berada di bawah sistem komunis, rakyat Uni Soviet merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Bahkan untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti roti seringkali rakyat harus mengalami antrian yang panjang dan melelahkan.
❸ LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA
Di bidang sosial budaya, diantara yang melatarbelakangi
gerakan reformasi Gorbachev adalah meluasnya korupsi dan penyalahgunaan jabatan.
Hal ini sudah menjadi tradisi yang mengakar di Uni Soviet. Terjadinya korupsi
merata di seluruh birokrasi pemerintahan. Segala urusan selalu terkait dengan
sogok dan suap menyuap yang melibatkan elit birokrasi dan partai Komunis. Faktor di bidang sosial budaya lainnya yang melatarbelakangi dikeluarkannya Perestroika dan Glasnost adalah terjadinya berbagai konflik berlatarbelakang etnis dan bangkitnya nasionalisme etnik. Semenjak berdirinya Uni Soviet, persoalan etnisitas selalu menjadi hambatan integrasi sosial. Faktor etnis selalu menjadi faktor laten yang terus membayangi sejarah Uni Soviet.
Persoalan pembentukan identitas Soviet selalu terhambat
dengan adanya sentimen primordial. Setiap negara bagian berupaya memperjuangkan
kepentingannya masing-masing. Bahkan persoalan etnis seringkali menjurus kepada
terjadinya konflik antaretnis yang melibatkan kekerasan. Uni Soviet tidak mampu mengelola dinamika hubungan antara kelompok-kelompok minoritas dengan kelompok mayoritas yaitu bangsa Rusia/Slavia dan hubungan antara kelompok minoritas dengan kelompok minoritas lainnya. Menjelang runtuhnya Uni Soviet terjadi peningkatan konflik berlatarbelakang etnis seperti berikut : ♦ konflik antara etnis Kazakh dan etnis Rusia ♦ konflik antara orang Armenia dan orang Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno Karabakh ♦ konflik antara orang Tatar dan etnis Rusia ♦ munculnya gerakan nasionalisme etnik dari bangsa Estonia, Lithuania dan Latvia yang menginginkan kemerdekaan ♦ konflik antara bangsa Georgia dan etnik minoritas Abkhaz ♦ konflik antara etnik Uzbek dan minoritas Turki di Uzbekistan ♦ konflik antara orang-orang Kirgiz dan minoritas Uzbek di Kirgistan
❹ LATAR BELAKANG IDEOLOGI
Adapun yang menjadi faktor utama kemunduran Uni Soviet
adalah tidak efektifnya sistem komunis. Gorbachev menganggap bahwa komunisme
yang diterapkan di Uni Soviet sudah tidak lagi relevan sehingga harus
direvitalisasi. Menurut Gorbachev, pemerintahan Soviet sebelumnya telah
menyalahartikan ajaran Marxisme sehingga tidak sesuai dengan cita-cita dari
Marxisme itu sendiri. Beberapa penyimpangan yang dianggap oleh Gorbachev terhadap
ajaran Marxisme selama ini diantaranya adalah ;
→ dibatasinya kepemilikan barang secara pribadi
→ dibatasinya ruang geral parlemen dan pranata-pranata
demokrasi lainnya → dihambatnya kebebasan pers
❶ REFORMASI DI BIDANG EKONOMI :
Pelaksanaan Perestroika dalam bidang ekonomi menurut
Gorbachev bertujuan mengembangkan suatu model sosialisme baru yang harus
menggantikan model lama yan dipaksakan di bawah kekuasaan Stalin. Reformasi
ekonomi menurutnya merupakan komponen vital dari restrukturisasi masyarakat
Soviet. Tujuan utama reformasi ekonomi itu adalah untuk secara mendassar
meredisain dan memodernisasi keseluruhan sistem ekonomi sebagai berikut :
♦ penataan ekonomi
atas dasar prinsip cost accounting, self
financing dan self-repayment, dan
bukan berdasarkan prinsip komando terpusat
♦ penutupan perusahaan yang merugi
♦ perbaikan manajemen alat produksi, sistem keuangan dan
perbankan
♦ membangkitkan motivasi buruh
♦ memunculkan konsep socialist
market economy, yaitu sintesa antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis
♦ menciptakan mekanisme baru ; produksi harus ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang ditentukan oleh konsumen, dan bukan produsen
♦ sebagai konsekuensinya adalah diadakannya perubahan
orientasi dari ekonomi yang berorientasi pada produksi ke ekonomi dengan
orientasi masyarakat dan rakyat
♦ mengubah pendekatan ekstensif pembangunan industri yang
memboroskan penggunaan sumber daya ke pendekatan intensif yang meningkatkan
efisiensi dan kualita dengan lebih memanfaatkan kemajuan ekonomi
♦mengganti manajemen ekonomi komando sentral dengan
mekanisme yang lebih mengandalkan pasar, insentif, serta pelibatan lebih banyak
pekerja dalam manajemen produksi ♦ mengganti sistem ekonomi tertutup dengan ekonomi terbuka yang diintegrasikan ke dalam ekonomi dunia dan pasar dunia. ❷ REFORMASI DI BIDANG POLITIK :
♦ pelibatan rakyat dalam proses restrukturisasi
♦ membuka pintu demokrasi selebar-lebarnya bagi semua aspek
kehidupan
♦ pengurangan kekuasaan Partai Komunis Uni Soviet
♦ pemisahan partai dengan institusi pemerintah
♦ larangan pimpinan partai menjadi pimpinan serikat buruh
di pabrik
♦ demokratisasi dan transparasi dalam pemilihan pimpinan
fungsionaris partai
♦ pembatasan masa jabatan sekjen PKUS dan anggota politbiro
♦ kebebasan pers yang mendorong banyak kontroversi di ruang
publik
♦ mendorong perbedaan pendapat
♦ memberlakukan sistem presidensial yang memperbesar
kekuasaan presiden sebagaimana di Amerika Serikat
♦ membatasi peran PKUS sebatas ideologi negara dan
menghapus peran PKUS terhadap kebijakkan politik luar negeri dan pertahanan ♦ pembersihan besar-besaran di tubuh politbiro PKUS seperti KGB dan kepala urusan ideologi partai ❸ REFORMASI DI BIDANG SOSIAL-BUDAYA
♦ menghapus kultur munafik, sikap menjilat, dan kultus
terhadap pemimpin
♦ menghimbau rakyat agar melakukan apa saja, sepanjang
undang-undang tidak melarang. Hal ini berbeda dengan kultur masa lalu yang
memaksa rakyat melakukan perintah undang-undang. Di luar itu jangan dikerjakan,
sehingga rakyat menjadi pasif ♦ menghendaki rakyat bersikap aktif,reaktif dan inovatif terhadap setiap permasalahan yang dihadapi
Hubungan antara Glasnost dan Perestroika bersifat saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Glasnost merupakan keterbukaan politik
sedangkan Perestroika merupakan restrukturisasi ekonomi.
Glasnost
memiliki makna sebagai berikut ;
√ keterbukaan penguasa terhadap koreksi, kritik, bahkan
kecaman
√ memberitahukan rakyat segala persoalan yang ada
(transparasi ) √ membuka dialog dengan berbagai kekuatan sipil yang ada Glasnost bertujuan agar segala bentuk penyimpangan dalam praktek ekonomi dan birokrasi pemerintah serta partai bisa diekspos dan diketahui oleh rakyat.
TUJUAN
PERESTROIKA DAN GLASNOST
♦ memperkuat sendi-sendi sosialisme berdasarkan prinsip : “
From each according to his ability, to each according his need”
♦ memperbaiki sosialisme yang selama ini diinterpretasikan
salah seperti adanya larangan orang menjadi kaya, menyangkal HAM, demokrasi ,
dan anggapan bahwa semua orang harus setara.
♦ ingin menyesuaikan sosialisme dengan tuntutan zaman
♦ meningkatkan harkat dan martabat rakyat Rusia ♦ mengembangkan aspek kemanusiaan dari sistem sosialisme
HAKEKAT
PERESTROIKA DAN GLASNOST
Gorbachev sebagai inisiator Perestroika dan Glasnost
merupakan seorang tokoh yang kontroversial. Gagasan reformasinya tersebut telah
banyak menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat , baik di Uni Soviet
maupun masyarakat luar negeri. Sebagian berpendapat bahwa Gorbachev masih sebagai
seorang Komunis. Yang ia lakukan sebatas berupaya merevitalisasi ajaran
Komunisme agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan zaman.
Sedangkan sebagian lagi menganggap Gorbachev sedang atau akan meninggalkan
Komunisme.
Pendapat tersebut didasarkan atas tindakan-tindakan
Gorbachev yang tampaknya kontroversial dengan Komunisme. Gagasannya mengenai
liberalisasi ekonomi dna perdagangan serta pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia
serta kebebasan pers nampaknya lebih dikenal sebagai pandangan demokrasi yang
dikenal di dunia barat ketimbang pandangan Komunisme itu sendiri. Menurut Zbigniew Brzezinsky, pada hakekatnya program reformasi Gorbachev merupakan kritik atas tafsiran dan praktek komunisme yang dijalankan baik oleh Breznev, Stalin bahkan Lenin. Menurut Gorbachev, pelaksanaan Komunisme di Uni Soviet sudah jauh menyimpang dari gagasan awal Marx. Ajaran Marx menurut Gorbachev sangat mengagungkan humanisme dan tidak menentang kepemilikan pribadi. Demikian pula dengan lembaga-lembaga perwakilan yang menurut Gorbachev memiliki tempat dalam pemikiran Karl Marx.
KELOMPOK
POLITIK DI UNI SOVIET Dicanangkannya Perestroika dan Glasnost telah menimbulkan berbagai reaksi berupa pro dan kontra. Masing-masing kelompok baik yang pro terhadap gerakan reformasi Gorbachev maupun yang menentangnya kemudian berupaya keras untuk memenankan tujuannya. Berikut ini adalah sejumlah kelompok kepentingan yang ada di Uni Soviet terkait dengan program reformasi yang digagas oleh Gorbachev :
DAMPAK PERESTROIKA DAN GLASNOST
❶ DAMPAK DI BIDANG EKONOMI
♦ kondisi ekonomi makin memburuk dengan laju pertumbuhan
ekonomi hanya 2,3 %
♦ terjadi inflasi 6-7 % di tahun 1988
♦ anjloknya produksi barang-barang
♦ berkembangnya Black
Economy ♦ meningkatnya utang luar negeri dan defisit perdagangan dengan negara-negara Barat
❷ DAMPAK DI BIDANG SOSIAL-BUDAYA
♦ merebaknya kriminalitas sebagai akibat dari hilangnya
wibawa pemerintah
♦ meningkatnya korupsi dan pungli
♦ meluasnya kebebasan untuk menyuarakan dan menyatakan
pendapat
♦ Munculnya kebebasan pers. Kebebasan pers di Uni Soviet
pasca Galsnost ditandai oleh berkembangnya pers. Pers saat itu telah mengalami
perubahan, baik dalam sikap mapupun perilakunya. Pers mengkritik segala hal,
sehingga seakan tidak ada aspek kebijakkan negara yang tidak mendapatkan kritik
dari pers
♦ masuknya unsur-unsur budaya Barat ke Uni Soviet seperti
musik rock, celana jeans, menjamurnya fitness
center,kegiatan pemilihan ratu kecantikan bahkan majalah playboy ♦ meningkatnya arus urbanisasi Yahudi Soviet ke Palestina ❸ DAMPAK DI BIDANG POLITIK
♦ makin merosotnya kekuasaan dan wibawa Partai Komunis Uni
Soviet
♦ Gorbacev menjabat sebagai presiden pada 1 Oktober 1988
menggantikan Andrei A.Groyko
♦ Gorbacev mempunyai jabatan rangkap sebagai presiden dan
sekjen PKUS dan mempunyai kewenangan mengeluarkan Dekrit sehingga Gorbacev
menjadi presiden yang sangat berkuasa.
♦ tantangan terhadap kekuasaan Gorbacev makin meningkat
♦ munculnya kelompok oposisi di parlemen dan di dalam
masyarakat
♦ munculnya organisasi-organisasi politik independen
♦ terjadinya kudeta terhadap Gorbacev sebagai bentuk
gerakan kontra reformasi
♦ makin melebarnya konflik antaretnis di seluruh negeri
♦ bangkitnya nasionalisme etnik ♦ melemahnya sosialisme dan mengakhiri Komunisme di Uni Soviet
♦ dunia terbebas dari ancaman perang nuklir
♦ berakhirnya Perang Dingin dengan runtuhnya Uni Soviet
♦ lepasnya Eropa Timur dari Tirai Besi
♦ terjadinya reunifikasi Jerman
♦ hilangnya ancaman peperangan di Eropa
♦ menguatnya persatuan Eropa dengan terbentuknya Uni Eropa
pada tahun 1992
♦ normalisasi hubungan antara Rusia dan China
♦ meredanya ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan
♦ berakhirnya perang saudara di Afganistan, Ethiopia,Angola,Nikaragua
dan Kamboja
♦ diadakannya perundingan Arab-Israel di Madrid ♦ Kuba mengarah ke demokrasi setelah Uni Soviet menarik komitmen ekonominya atas negara itu.
Dwi Susanto (ed), Perubahan Politik Di Negara-Negara Eropa
Timur, Jakarta : Gramedia, 1990
Fadli Zon, Gerakan Etnonasionalis, Bubarnya Imperium Uni
Soviet, Jakarta ; Sinar Harapan, 2002
Tjipta Lesmana, Runtuhnya Kekuasaan
Komunis,Jakarta : Rika Press, 1992 Tjipta Lesmana, Kapitalisme Soviet ?, Jakarta : Rika Pers, 1987 Zbigniew Brzezinsky, Kegagalan Besar, Muncul dan Runtuhnya Komunisme Dalam Abad Kedua Puluh, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990 |