Cara menghitung Reorder point tanpa safety stock

Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Reorder Point (ROP) yang sering dijumpai dalam manajemen stok produk. Sebelum membahas lebih jauh tentang Reorder Point, ada yang perlu kamu ketahui terlebih dahulu tentang pentingnya apa itu ROP dan masalah yang mungkin akan dihadapi kalau kamu tidak mengenal arti ROP.

Cara menghitung Reorder point tanpa safety stock

Kamu akan sadar bahwa menerapkan ROP itu penting. Selain itu, mengerti hal ini juga akan membantu kamu tentang penerapannya sesuai dengan kondisi pada usaha kamu.

Bagi pebisnis yang sudah terbiasa menggunakan manajemen persediaan barang, istilah reorder point mungkin sudah tidak aneh lagi. Reorder point dapat diartikan sebagai pemesanan ulang stok barang di gudang sebelum stok barang tersebut habis. Reorder point dapat membantu kamu untuk menentukan batas minimal stok barang di gudang.

Table of Contents

  • Pengertian Reorder Point
  • Manfaat Reorder Point
  • Masalah yang Timbul Jika Tak Mengenal ROP (Reorder Point)
  • Cara Menghitung Reorder Point
  • Menemukan ROP

Pengertian Reorder Point

Seperti dijelaskan secara singkat sebelumnya, reorder point merupakan salah satu bentuk manajemen persediaan barang yang dilakukan untuk menghindari kehabisan stok barang di gudang.

Saat ini masih banyak pebisnis yang belum mengetahui cara menghitung reorder point yang benar. Banyak di antara-nya hanya mengandalkan insting dalam penyediaan stok barang di gudang. Saat permintaan produk meningkat, mereka merasa butuh melakukan reorder point dengan segera. Padahal belum tentu stok barang yang tersedia di gudang membutuhkan penambahan dalam waktu dekat. Alhasil, di gudang pun terjadi penumpukan barang.

Sebaliknya, saat para pebisnis tersebut melihat permintaan terhadap barang tertentu menurun, mereka tidak menambah stok barang. Hal ini bisa berakibat habisnya stok barang ketika tiba-tiba permintaan terhadap barang tersebut melonjak.

Manfaat Reorder Point

Dalam produksi massal ketersediaan bahan baku harus terjamin agar tidak memakan waktu kerja dua kali. Reorder point adalah salah satu cara perusahaan memaksimalkan persediaan yang ada dalam produksi. Manfaat lainnya dari reorder point adalah sebagai berikut :

  1. Menyesuaikan kebutuhan perusahaan bila permintaan tinggi atau sebaliknya maka persediaan yang ada tidak dalam kondisi overload. Perusahaan bisa terhindar dari pembelian berlebihan atas persediaan
  2. Membantu perputaran persediaan barang dan modal kerja yang lebih efisien
  3. Menekan biaya produksi semaksimal mungkin dan memaksimalkan sumber daya yang ada
  4. Menentukan safety stock yang dibutuhkan perusahaan karena hampir separuh aset perusahaan merupakan dalam bentuk inventory. Safety stock adalah jumlah persediaan yang aman bila lead time dirasa lebih lama dari biasanya.

Masalah yang Timbul Jika Tak Mengenal ROP (Reorder Point)

Dalam dunia bisnis, khususnya spesifik pada manajemen stok produk di gudang, ROP sangat penting kedudukanya. Bila tidak diterapkan, berpotensi menyebabkan masalah yang mengganggu siklus bisnis kamu. Beberapa masalah tersebut adalah:

Stok barang menipis, padahal permintaan tinggi

Misalkan kamu adalah seorang pengusaha tas kulit. Ternyata ketika kamu memasarkan produk tas kulit kamu ke pasar, direspon dengan sangat baik. Tas kulit kamu laku keras dan membuat toko kebanjiran pesanan.

Saat itu, kamu mulai panik sebab kamu tidak memiliki stok tas kulit di gudang. Sehingga pasokan barang pun menipis, padahal antusiasme pembeli sedang tinggi-tingginya. Alhasil banyak konsumen yang merasa kecewa karena tidak mendapatkan produk tersebut.

Cara menghitung Reorder point tanpa safety stock

Sedangkan untuk memesan/membuatnya tentu butuh waktu yang tak sebentar. Sehingga ada waktu dimana produk yang sedang diminati pasar tidak tersedia. Saat produk sudah tersedia, mungkin saja minat beli konsumen sudah turun atau konsumen sudah memenuhi kebutuhannya dengan membeli di toko lain.

Stok barang sangat melimpah, padahal permintaan minim

Masalah lain yang timbul akibat tidak diterapkanya ROP adalah kebalikan dari kasus diatas. Misalkan kamu telah memiliki pasokan tas kulit hingga ribuan unit dengan berbagai model. Semula kamu optimis, barang akan cepat laku sebab pasar sedang menggemari produk tersebut.

Namun ketika dipajang di etalase toko, tak banyak pembeli yang tertarik karena sudah tidak menjadi trend lagi. Alhasil tas kulit tersebut hanya mangkrak di etalase dan gudang kamu. Kerugian bertambah jika ternyata penyimpanan buruk dan membuat produk kamu rusak.

Nah oleh sebab itu ROP sangat penting untuk dipahami oleh pengusaha. Perhitungan ROP yang baik akan membuat pemesanan barang kamu berjalan lancar, tanpa harus mengalami berbagai macam kerugian seperti contoh di atas.

Cara Menghitung Reorder Point

Ada 3 langkah untuk menghitung ROP. Berikut caranya:

Lead Time Demand

Lead time adalah jeda waktu antara pemesanan sampai barang tersebut sampai di tangan kamu. Sedangkan lead time demand adalah perkiraan jumlah permintaan selama jeda waktu tersebut.
Lama waktu bisa berkisar beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Lamanya tergantung pada tingkat kesulitan barang yang dipesan, jumlah, hingga jarak tempuh pengiriman barang tersebut.

Contoh :

Kamu pesan souvenir import hari ini dengan jumlah 1,000 buah. Supplier membutuhkan 3 hari untuk mengemas barang. Kemudian, membutuhkan waktu sekitar 5 hari menuju pelabuhan. Dan butuh waktu 3 minggu untuk sampai di Indonesia. Setelah itu produk harus melalui pengecekan di bea cukai selama 1 minggu dan dikirim lewat darat dalam 2 hari hingga akhirnya sampai ke gudang kamu.

Lead Time
Langkah pertama, kamu harus memastikan stok souvenir masih cukup hingga pemesanan sampai di gudang. Dari kasus diatas, kamu membutuhkan 3 + 5 + 21 + 7 + 2 = 38.

Cara menghitung Reorder point tanpa safety stock

kamu harus memastikan persediaan barang yang ada cukup untuk 38 hari kedepan. Untuk menghitungnya. Jangan sampai stok barang habis terlebih dulu sebelum barang sampai.

Lead Time Demand
Kemudian untuk menghitung Lead Time Demand rumusnya adalah:

= Lead Time x Rata-rata penjualan per hari
= 38 x 15
= 570 pcs

Safety Stock

Safety stock adalah jumlah barang untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Kemungkinan buruk yang bisa terjadi diantaranya adalah jumlah permintaan yang tiba-tiba melonjak tajam atau pengiriman barang yang terlalu lama. Sehingga rawan membuat kamu kehabisan produk.

Rumus menghitung safety stock adalah:

(Penjualan Harian Tertinggi x Lead Time Terlama) – (Rata-Rata Penjualan Harian x Rata-Rata Lead Time)

Contoh:
Rata-rata penjualan tas per hari pada kondisi normal adalah 15 pcs. Namun ada kalanya naik signifikan menjadi 30 pcs. Sedangkan lead time standard biasanya 38 hari. Tapi jika ada gangguan bisa sampai 45 hari. Sehingga hitunganya menjadi:

Safety Stock = (45 x 30) – (38 x 15)

Safety Stock = 1350 – 570

Safety Stock = 765 pcs

Sehingga dapat disimpulkan, kamu harus menyiapkan 765 pcs souvenir sebagai safety stock untuk antisipasi gangguan yang terjadi selama penyediaan barang. Dengan begitu, konsumen masih bisa membeli barang yang dibutuhkan, tanpa khawatir kehabisan.

Menemukan ROP

Langkah terakhir, kamu tinggal melakukan perhitungan ROP. Meneruskan dari contoh diatas, maka hitunganya menjadi:

ROP = Lead time demand + Safety stock

ROP = 585 + 765 = 1,350

Jadi, kamu harus mulai memesan pada suplier jika sisa souvenir yang tersedia kurang dari 1,350 pcs.

Dengan ini, kamu telah memastikan persedian souvenir cukup hingga pesanan selanjutnya sampai di gudang kamu.

Menghitung reorder point adalah hal yang penting dalam manajemen stok produk. Namun yang jadi kendala adalah sulitnya memprediksi hal-hal yang di luar dugaan seperti bencana atau musibah. Jika terjadi kondisi yang mengharuskan kamu untuk mengupdate nilai safety stock, maka kamu harus mengupdatenya secara manual.

Bagaimana cara menghitung reorder point?

3. Reorder Point (ROP) Rumusnya adalah Lead time + Safety stock. 160 (Lead time) + 220 (safety stock) = 380 (Reorder point).

Bagaimana cara menentukan besarnya safety stock?

Cara menghitung safety stock adalah dengan menggunakan rumus: Safety Stock = Safety Factor x Standar Deviasi. Safety factor adalah jumlah maksimal penjualan dalam rata-rata siklus yang digunakan, sementara standar deviasi adalah besarnya tingkat penyimpangan yang terjadi terhadap safety factor yang dimiliki.

Apa perbedaan safety stock dan reorder point?

Metode Safety Stock dipilih karena dapat mengetahui persediaan aman yang harus ada, sedangkan metode Reorder Point dipilih karena dapat mengetahui pada jumlah berapa suatu barang harus dipesan kembali.

6 Apa yang dimaksud dengan reorder point dan bagaimana menentukannya?

Reorder point adalah pemesanan kembali barang persediaan baik bahan baku atau sediaan lainnya sebelum stok di gudang habis. Reorder point menentukan batas minimal persediaan yang ada di gudang. Bila jumlah stok sudah mencapai minimum reorder point maka pihak perusahaan harus segera melakukan pemesanan kembali.