Apa yang dimaksud dengan dosa warisan

Dosa Warisan

Diunggah oleh

Daniel Silas

100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)

1K tayangan10 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Deskripsi:

HAMARTOLOGI

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

  • Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

    Facebook

  • Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

    Twitter

  • Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

    LinkedIn

  • Bagikan dengan Email, membuka klien email

    Email

  • Salin Tautan

    Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?

Laporkan Dokumen Ini

Unduh sekarang

SimpanSimpan Dosa Warisan Untuk Nanti

100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)

1K tayangan10 halaman

Dosa Warisan

Diunggah oleh

Daniel Silas

Deskripsi:

HAMARTOLOGI

Deskripsi lengkap

SimpanSimpan Dosa Warisan Untuk Nanti

100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Tanamkan

Bagikan

Cetak

Unduh sekarang

Lompat ke Halaman

Anda di halaman 1dari 10

Cari di dalam dokumen

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.

Buy the Full Version

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.

Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.

Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.

Apa yang dimaksud dengan dosa warisan

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

  • Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru
  • Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru
  • Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru
  • Bagikan dengan Email, membuka klien email
  • Salin Tautan

  • Beranda

  • Buku

  • Buku audio

  • Dokumen

    , aktif

Tags (tagged): pusat ilmu pengetahuan, unkris, dosa, warisan, dosa warisan, umat manusia, keturunannya, kematian jasmani, mulai, berdosa kehilangan, kemuliaan, allah dunia, kebaikan, manusia kehilangan, kehidupan, kekal, tabir tebal, pemisah dikemah, bait, allah keluaran 26, 31 33, pusat, ilmu pengetahuan ev, j littik, kategori, kematian 193 kaisar, romawi dosa

Pak Rudi yang terhormat, saya ingin bertanya mengenai dosa asal/dosa warisan. Saya pernah mendengar adanya pemikiran bahwa sebenarnya hal yang “diwariskan” oleh Adam kepada manusia bukanlah dosa yang diperbuat Adam, melainkan kecenderungan untuk berbuat dosa dan kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri. Apa benar demikian, Pak?

Akan tetapi saya juga pernah mendengar pemikiran bahwa Adam memang “mewariskan” dosa yang diperbuatnya. Nah, jika benar demikian, Pak, bukankah itu menjadi tidak adil, karena wong Adam yang berbuat salah, tetapi koq, semua manusia jadi ikutan berdosa.

Bukan berarti saya menganggap bahwa kalau saya ada di tempatnya Adam saya pasti nggak akan jatuh dalam dosa lho, Pak. Mungkin malah saya nggak hanya makan buahnya, tapi sampai ke akar-akarnya juga. He… he… he… bercanda koq, Pak. Intinya saya tahu bahwa saya nggak lebih baik dari Adam. Mohon penjelasan Bapak mengenai hal ini. Sebelumnya terima kasih atas perhatian dan jawaban dari Pak Pendeta.

Alexandra – Jakarta


Pdt. Rudianto Djajakartika:

Sandra yang baik,
Untuk menjawab pertanyaanmu, saya perlu menjelaskan terlebih dahulu perbedaan antara ‘dosa’ dengan ‘perbuatan dosa’.

Dosa, adalah suatu keadaan di mana manusia memberontak kepada Allah. Sering digambarkan seperti orang yang ‘balik badan’. Dulunya ‘menghadap Allah’ sekarang ‘membelakangi Allah’. Keadaan ini yang kamu sebutkan sebagai ‘kecenderungan untuk berbuat dosa’.

Tetapi saya lebih senang memakai istilah ‘keadaan berdosa’ manusia, bukan ‘kecenderungan’. Sebab kata ‘kecenderungan’ punya konotasi belum berdosa kalau belum melakukan, padahal kesaksian Alkitab menunjukkan bahwa manusia ‘sudah berdosa’ sejak ia dilahirkan (Mz. 51:7). Keberdosaan manusia ini mirip dengan ‘cacat genetik’ yang ada pada setiap keturunan manusia setelah Adam. Hanya darah Yesus yang dapat menyembuhkan ‘cacat genetik’ ini.

Sedangkan ‘perbuatan dosa’ adalah perilaku yang dilakukan manusia sebagai akibat dari pemberontakannya pada Allah. Perilaku itu bisa berbeda-beda. Yang satu mencuri, yang lain membunuh, bisa berdusta termasuk apa yang dilakukan Adam yaitu ‘makan buah terlarang’.

Nah, yang diwariskan oleh Adam tentu bukan perilakunya, tetapi keberdosaannya. Tiap orang bisa melakukan perbuatan dosa yang berbeda, bahkan tiap hari kita juga melakukan perbuatan dosa yang berbeda-beda. Semua itu akibat keberdosaan yang kita warisi dari Adam sejak kita dilahirkan di dunia ini.

Kalau jawaban yang lebih serius begini,
Adam, dalam bahasa Ibrani artinya ‘manusia’. Jadi kitab kejadian sebenarnya ingin menyaksikan bukan hanya Adam sebagai sebuah pribadi tetapi Adam sebagai manusia (mewakili kita semua).

Ketika Adam berdosa, maka yang mau disaksikan adalah bukan hanya Adam sebagai pribadi saja yang berdosa tetapi seluruh umat manusia yang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Di dalam Adam kita melihat manusia termasuk diri kita.

Dalam kerangka berpikir semacam ini, orang kadang lalu melihat bahwa yang makan buah terlarang itu bukan hanya Adam sebagai pribadi tetapi manusia secara keseluruhan. Apapun itu, yang diwariskan tetap adalah keberdosaannya bukan perbuatan dosanya. Perbuatan dosa adalah akibat dari keberdosaan itu.

Apakah cara pandang pewarisan ini adil? Saya katakan ya.

Dulunya Adam (sebagai pribadi) adalah warganegara Surga. Kemudian karena berdosa ia pindah menjadi warganegara Neraka. Nah, anak-anaknya ikut warga negara orangtuanya bukan? Apapun itu, yang mau disaksikan oleh Alkitab sebenarnya bukan soal waris mewarisi tetapi sebuah keadaan di mana manusia semuanya sudah berdosa dan butuh pertolongan Allah.

Karena itu saya lebih senang melihat Adam bukan sebagai pribadi tetapi mewakili manusia secara keseluruhan. Dalam Adam kita melihat diri kita yang sudah berdosa dari sono-nya, entah dari mana itu.

Nah, semoga jawaban ini memuaskan Sandra. Saya senang dengan pernyataanmu bahwa kamu tidak lebih baik dari Adam. Ini sebuah pernyataan yang penting. Karena sebuah pertobatan selalu berawal dari kesadaran diri bahwa saya tidak baik. Bagaimana mungkin saya memperbaiki kesalahan kalau saya tidak tahu bahwa saya salah? Justru pernyataanmu itu meyakinkan saya bahwa kamu sungguh adalah orang yang baik.

Apakah ada dosa waris dalam Islam?

Dalam agama Islam tidak mengenal yang namanya istilah dosa warisan atau dosa turunan. Bagi setiap pemeluknya, mereka diajarkan tentang tanggung jawab personal dan individual. Dalam agama Islam tidak mengenal yang namanya istilah dosa warisan atau dosa turunan.

Apa itu dosa turunan dalam Kristen?

istilah dosa turunan (warisan) adalah bahwa manusia itu berdosa dengan bebas dan sekaligus tidak dapat lepas darinya. memiliki kehendak bebas untuk dapat melakukan dosa, sehingga dosa yang dilakukannya tidak dapat dihindarkannya sendiri. Dosa menjadi suatu masalah rohani dan teologis.

Berapa jumlah dosa?

Pada dasarnya, dosa merupakan tindakan yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. Banyak terminologi dosa dalam alkitab mulai dari dosa secara pikiran, mulut, hati, dan perbuatan. Namun, ada 7 dosa pokok atau 7 dosa besar dalam kristen yang mampu melahirkan dosa-dosa lain.

Apakah semua manusia itu berdosa?

Roma 3:23 jelas-jelas menyatakan bahwa semua orang berada dalam dosa.