Bunga betina semangka non biji yang dipelihara untuk menjadi buah adalah yang terletak pada

Batang yang bagian daunnya terlalu panjang juga dapat dipotong ujungnya, supaya tenaga internal yang ada digunakan untuk perkembangan buah, tanpa adanya kebutuhan tenaga serupa untuk pertumbuhan tunas ataupun pemanjangan batang yang tidak berguna. Luka bekas potongan gunting dapat diolesi dengan fungisida atau herbisida untuk mencegah infeksi penyakit. Untuk memudahkan pengerjaan pengolesan obat, gunakanlah kuas kecil.

PENYERBUKAN BUATAN

Tanaman semangka tergolong tanaman yang berbunga tidak sempurna (tiap-tiap bunga hanya mempunyai satu alat reproduksi, putik atau tepungsari saja). Oleh karena itu untuk penyerbukan bunga membutuhkan bantuan serangga, angin dan dapat dibantu pula dengan penyerbukan buatan. Pada semangka non biji, campur tangan manusia tidak begitu penting, karena dengan bantuan alam saja penyerbukan bunga sudah dapat berlangsung. Tetapi bila tujuan penanaman semangka tersebut komersial, kita dituntut untuk campur tangan dalam hal penyerbukan agar hasilnya benar-benar dapat diandalkan. Tanaman semangka non biji memiliki bunga jantan yang tidak subur (mandul), hingga tidak dapat membuahi bunga betina. Jadi, penyerbukannya harus sobat bantu bunga jantan dari tanaman semangka berbiji. Bunga betina tanaman semangka mulai tampak setelah tanaman berusia kurang lebih 17 hari. Sobat boleh menyerbukkan semua bunga betina yang tersedia, kemudian sobat pilih buah yang paling baik. Bunga dari tanaman semangka, baik yang berkelamin betina ataupun jantan biasanya berwarna kuning cerah. Bunga betina dapat dengan mudah dibedakan dari bunga jantan karena adanya calon buah yang terletak di bawahnya

Cara penyerbukan buatan

Inti bunga baik pada bunga jantan ataupun betina berbentuk seperti lingkaran yang terbagi menjadi 3 segmen. Bedanya segmen-segmen inti pada bunga jantan dipenuhi dengan deretan pial (seperti pial ayam jago) yang berisi serbuk sari. Sedangkan pada bunga betina segmen-segmen intinya berbentuk merata (flat) tanpa adanya kerutan-kerutan seperti pial. Pada proses penyerbukan buatan, setiap segmen inti bunga betina harus terolesi tepung sari secukupnya. Apabila terjadi pengolesan yang tidak mengenai salah satu dari ketiga segmen, calon buah yang terjadi akan mengalami cacat bentuk, hingga kelak bentuk buahnya tidak proporsional.

Untuk menjamin keberhasilan penyerbukan buatan yang perlu diperhatikan adalah tepat waktu dan tepat guna



* Tepat waktu Waktu yang paling tepat untuk penyerbukan buatan adalah pada saat bunga mekar untuk pertama kalinya dari masa kuncup, sebab pada saat itu kondisi bunga masih segar dan utuh, sehingga fertilitas reproduksi bunga masih terjamin.

Bunga yang akan mekar pada hari berikutnya dapat diamati dengan mudah pada sore harinya. Bunga tadi terlihat sudah berwarna kuning dan cukup besar ukurannya (bunga yang masih kuncup berwarna hijau). Untuk menjamin keberhasilan pembuahan, bunga yang esok hari akan mekar, kita beri pelindung sedemikian rupa hingga tidak terkena air embun atau air hujan. Bahan pelindung dapat menggunakan wadah anyaman bambu (besek bhs. Jawa), ukuran sekitar 10 x 10 cm; atau pelepah batang pisang, yang dibelah dan dipotong sepanjang 10 cm; atau topi kerucut yang dibuat dari daun yang cukup lebar. Bunga jantan ataupun betina harus diberi bahan penutup agar kondisinya benar-benar siap untuk penyerbukan.

* Tepat guna

Bahan tambahan sebagai alat bantu penyerbukan buatan perlu diusahakan agar calon buah dapat terbentuk sempurna. Bahan termaksud ialah:

1) Wadah bunga jantan

Wadah ini gunanya adalah untuk menampung bunga jantan yang dipetik menurut banyaknya kebutuhan. Wadah tersebut harus mampu memberikan suasana segar kepada bunga yang ditampung di dalamnya, sehingga bunga tidak layu sebelum digunakan.

2) Kantong kertas minyak

Kantong ini gunanya untuk menutupi bunga betina yang sudah diserbuk, sehingga bunga dapat menumbuhkan calon buah tanpa mengalami rontok ataupun basah terkena air. Selain itu, dengan adanya kantong ini, kita dengan mudah dapat membedakan bunga mana yang belum kita serbuk, hingga risiko adanya bunga yang belum kita serbuk menjadi lebih kecil. Ukuran kantong kertas cukup 8 x 10 cm saja. Dibuat berbentuk persegi panjang dari kertas minyak yang direkatkan dengan lem tahan air

Penyerbukan buatan tersebut dilakukan sebagai berikut:


  • Bunga jantan sebagai penyerbuk kita ambil tepung sarinya yang ada di tengah mahkota bunga dengan menggunakan kuas kecil yang bersih & kering.
  • Kuas yang sudah tertempeli tepungsari kita oleskan pada kepala putik bunga betina yang terlelak di tengah mahkota bunga sampai merata. Pengerjaan pengolesan harus dilakukan dengan hati-hati agar bunga tidak patah.
  • Bunga yang telah diolesi tepungsari kita tutup dengan kantong kertas yang sudah kita persiapkan.
  • Penyerbukan buatan dapat juga dilakukan tanpa dengan kuas, yakni bunga jantan langsung kila oleskan tepung sarinya ke kepala putik bunga betina. Namun cara demikian mengandung risiko kerusakan bunga betina yang cukup besar.
  • Setiap bunga jantan dapat digunakan untuk menyerbukan buah bunga betina, tergantung banyak sedikitnya tepungsari yang dimiliki oleh bunga jantan itu sendiri.
  • Kantong kertas minyak tidak perlu kita lepaskan, karena akan pecah dengan sendirinya beberapa hari kemudian setelah buah berkembang.
Perlu diperhatikan, pada waktu mengoleskan tepung sari, bulu-bulu halus calon buah pada bunga betina jangan sampai tersentuh tangan, agar tidak mengalami kegagalan penyerbukan.

Bunga betina semangka non biji yang dipelihara untuk menjadi buah adalah yang terletak pada

PEMBALIKAN BUAH

Maksud pembalikan buah adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan buah yang menempel di atas tanah dan membuat warna kulit buah merata tanpa adanya bagian yang belang akibat tidak terkena sinar matahari. Namun pembalikan buah yang terlalu sering terkadang dapat menyebabkan buah macet perkembangannya. Sebaliknya, buah yang tidak dibalik sama sekali sering kali berlubang pada dasar buah yang menempel di atas tanah akibat digerogoti oleh binatang atau pun cendawan dan bakteri, terulama bila sering terkena air hujan. Pembalikan buah hanya dianjurkan sekali pada setiap periode penanaman, yakni setelah buah berukuran sebesar bola volley atau beratnya sekitar 17 kg. Pada saat pembalikan buah sebaiknya atas jerami pada tempat buah ditambah dengan jerami baru. Ada baiknya juga bahwa pada permulaan penanaman, lebih tepatnya setelah bakal buah yang akan dipelihara terpilih dibawah calon buah tersebut diberi tambahan jerami kering. Dengan cara demikian walaupun tidak dilakukan pembalikan buah, buab tetap terjamin keadaannya.

PERAWATAN KHUSUS TANAMAN SEMANGKA YANG DITANAM MENGGUNAKAN TURUS



Pada saat pertumbuhan batang, tanaman harus diikat dengan tali plastik pada kaki turus.
  • Cabang utama yang kita pilih dirambatkan pada kaki turus, agar kelak buah dapat mencapai rak buah yang telah kita persiapkan. Kita juga dapat menumbuhkan satu cabang lateral, yang selanjutnya kita rambatkan pada permukaan bedengan.
  • Daun yang terlalu rimbun sebaiknya dipotong, agar tanaman yang merambat di bawah rak dapat terkena sinar malahari.
  • Pengikatan ataupun pemangkasan dapat kita lakukan dengan
    bantuan bangku yang cukup tinggi hingga dapat mencapai puncak turus dengan leluasa, tanpa merusakkan tanaman dan bedengan tanaman.
PENANGANAN KHUSUS PADA BEDENGAN YANG MENGGUNAKAN TURUS DAN RAK BUAH

1. Konstruksi turus dan rak buah Konstruksi turus harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat dicapai tangan (terutama alat penyemprot tanaman), kuat menahan beban buah dan tidak bergoyang. Rak buah sekaligus harus menjadi penguat konstruksi yang dibentuk. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan turus dan rak buah untuk setiap 1000 meter persegi areal penanaman adalah:
  • 150 batang bambu, panjang minimum 5 meter.
  • Kawat pengikat secukupnya; diameter kawat minimum 1 mm.
Alat-alat pengerjaan
  • Parang untuk membelah dan menghaluskan pecahan bambu. Gergaji untuk memotong bambu. Tang untuk mempererat ikatan kawat.
Tahap-tahap pengerjaan
  • Pilihlah bambu yang akan digunakan sebagai kaki-kaki turus, yang sekaligus sebagai penopang, dimulai dari bambu yang besar diameternya. Bambu dipotong sepanjang 230-240 centimeter, kemudian dibelah-belah selebar 5-7 cm untuk turus.
  • Ujung-ujung bambu yang kecil dibelah semampunya untuk dijadikan rak buah. Lebar belahan untuk rak minimal 2 cm.
  • Belahan bambu kemudian dihaluskan dengan parang agar tidak melukai tangan apabila dipegang.
  • Untuk memudahkan pemasangan, belahan bambu untuk turus diruncingkan salah satu ujungnya.
  • Belahan bambu dirakit menjadi suatu bentuk konstruksi.
  • Perakitan turus dan rak buah tersebut dilakukan setelah mulsa plastik selesai dipasang.
2. Pengikatan batang tanaman Setelah tanaman mulai menjalar sampai pada kaki turus yang kita tanam, batang tanaman kita ikat dengan tali plastik agar batang tanaman dapat tegak melekat pada turus. Cara mengikat tidak boleh terlalu kencang supaya batang tanaman dapat membesar dengan leluasa, tidak terjepit tali plastik.

Pada sistem penggunaan turus, batang tanaman yang dipelihara hanya 2 cabang tanaman saja. Bisa dipilih antara batang utama dan satu atau dua cabang lateralnya yang dibiarkan tumbuh. Sedangkan batang utama kita potong setelah terlihat munculnya cabang-cabang lateral. Pemotongan batang tanaman dapat menggunakan pisau atau gunting. Luka bekas potongan kita olesi dengan fungisida atau bak terisida untuk mencegah infeksi bibit penyakit. Dua buah cabang yang telah kita pilih untuk dipelihara, diikatkan pada kaki turus.