Buku panduan cara membuat makalah

1

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. dan shalawat dan salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW., mudah-mudahan kita mendapatkan
syafaatnya kelak di yaumil mahsyar.
Alhamdulillah dengan kerja keras dan kerja ikhlas dari penulis E-Book
Panduan Penulisan Makalah dapat diselesaikan dengan baik. Sebagaimana diketahui
bahwa penyusunan E-Book Panduan Penulisan Makalah dilatarbelakangi oleh suatu
kenyataan bahwa belum adanya pedoman dalam penulisan makalah bagi mahaiswa.
Terbitnya E-Book tentu sangat membantu mahasiswa untuk mempermudah dalam
menyusun sebuah makalah.
Keberadaan E-Book Panduan Penulisan Makalah bagi mahasiswa di Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum merupakan suatu kebutuhan praktis dalam kaitannya
dalam meningkatkan mutu penulisan makalah. Selain hal tersebut, diharapkan
adanya keseragaman terkait teknik penulisan dan sistematika penulisan. Dalam hal
ini mahasiswa juga harus lebih memperhatikan kedua hal tersebut dan jangan
mengabaikannya.
Dengan demikian, semoga E-Book ini dapat memberi banyak manfaat buat
para mahasiswa dan dapat meningkatkan mutu makalah pada mahaiswa Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan.

Padangsidimpuan, 18 Oktober 2021
Wakil Dekan I,

Dr. Ikhwanuddin Harahap, M.Ag

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I MENGENAL KARYA ILMIAH ........................................................................... 1
A. PENGERTIAN KARYA ILMIAH ....................................................................... 1
B. CIRI-CIRI KARYA ILMIAH ............................................................................... 2
C. URGENSI KARYA ILMIAH................................................................................ 4
D. JENIS-JENIS KARYA ILMIAH ......................................................................... 5
E. KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH ................................................................ 6

BAB II MENGENAL MAKALAH .................................................................................. 7
A. PENGERTIAN MAKALAH ............................................................................... 7
B. CIRI-CIRI MAKALAH ....................................................................................... 8
C. JENIS MAKALAH .............................................................................................. 9
D. LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT MAKALAH .......................... 10

BAB III MENGUNGKAP TEKNIS MENYUSUN MAKALAH .................................... 12
A. CARA MENYUSUN MAKALAH ..................................................................... 12
B. ATURAN DALAM PEMBUATAN MAKALAH .............................................. 12

BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH ..................................................... 17
A. COVER .................................................................................................................. 18
B. KATA PENGANTAR .......................................................................................... 19
C. DAFTAR ISI.......................................................................................................... 21
D. BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 21
E. BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 23
F. BAB III PENUTUP ............................................................................................... 24
G. DAFTAR PUSTKA ............................................................................................... 25

BAB V PENCARIAN REFERENSI ................................................................................. 26
A. TUJUAN REFERENSI.......................................................................................... 26
B. KAPAN HARUS MENCANTUMKAN REFERENSI? ....................................... 27
C. TEKNIK PENGUTIPAN....................................................................................... 27
D. TEKNIK PENULISAN FOOTNOTE.................................................................... 29
E. TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA .................................................... 32
F. PENGGUNAAN ZOTERO DAN MENDELAY.................................................. 35

BAB VI TEKNIK PRESENTASI ..................................................................................... 40
A. PENGERTIAN PRESENTASI.............................................................................. 40
B. TUJUAN PRESENTASI ....................................................................................... 41
C. TAHAPAN PRESENTASI.................................................................................... 41
D. TEKNIK PRESENTASI........................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 46

ii

BAB I
MENGENAL KARYA ILMIAH

A. DEFENISI KARYA ILMIAH
Karya ilmiah terdiri dari dua kata yaitu: karya dan ilmiah. Karya menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil
karangan).1 Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu dan secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat
(kaidah) ilmu pengetahuan.2 Ilmiah diartikan sebagai hal yang berlandaskan kepada ilmu
pengetahuan. Dalam membuat sesuatu yang bersifat ilmiah seseorang harus memiliki landasan
yang kuat atau dikenal dengan istilah teori.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan
masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku,
serta didukung fakta atau bukti empirik.3 Senada dengan pengerian tersebut, karya ilmiah
merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang
ilmuwan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seninya yang diperoleh
melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.4
Menurut Wahyu, karya ilmiah adalah suatu karangan yang dapat diuji kebenarannya atau ilmiah
jika karangan itu mengungkapkan permasalahan dengan metode ilmiah.5 Menurut Tatang karya

1W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), h. 448
2Ibid, h. 373.
3Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2014, h. 5.
4Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah dan Laporan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 1.
5Wibow Wahyu, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia
untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h. 18.

1

tulis ilmiah merupakan karangan dalam bidang ilmu tertentu yang memuat suatu hal yang bener-
benar terjadi atau logis yang disusun secara berururtan dengan meenggunakan ragam karya ilmiah
disajikan dalam bahasa santai dan mudah dipahami.6

Karya ilmiah diperoleh oleh ilmuan biasanya melalui pengamatan, peninjauan, wawancara,
angket, penelitan dalam bidang tertentu, yang disusun secara sistematis, bahasa yang baik, objektif
dan mudah dipahami serta dapat dipertanggung jawabkan. Penyajian karya ilmiah didahului dari
studi pustaka dan studi lapangan. Sudah selayaknya jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru dan belum pernah ditulis orang lain. Walaupun tulisan tersebut sudah
pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema
yang sebelumnya dan bisa juga disebut dengan penelitian lanjutan.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa karya ilmiah adalah serangkaian kegiatan
dalam rangka menemukan hal yang baru melalui metode ilmiah dengan mengumpulkan sebuah
data dan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang sistematis, logis dan objektif.

B. CIRI-CIRI KARYA ILMIAH

Secara umum, ciri-ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut:

a. Mengemukakan kenyataan atau fakta yang dapat diuji kebenarannya dan disusun
secara sistematis secara khusus.7

b. Reproduktif, artinya pembaca bisa menerima dan memaknai karya tersebut selaras
dengan maksud yang hendak penulis ungkapkan. 8

c. Tidak ambigu, dikarang berdasarkan kaidah bahasa yang baik dan benar. Penulis
harus menguasai materi dan mampu untuk menyusun kalimat dengan subyek dan
predikat yang jelas juga tidak memiliki makna ganda.

d. Tidak emotif, disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan penulisnya. Hal-hal
yang diungkapkan harus rasional berdasarkan kenyataan atau fakta di lapangan, tanpa
diberi tambahan pada subjektifitas penulis.

6 M. Amirin Tatang, Menulis Karya Ilmiah (Artikel), Makalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi
Guru-Guru se-Indonesia, (Yogyakarta. ), h. 18

7Mukayat Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, (Jakarta: Akademika Presindo, 1985), h. 22.
8 Dalman, Menulis Karya Ilmiah, h. 18.

2

e. Penggunaan bahasa baku, memuat kaidah berbahasa yang benar, baik dalam ejaan,
kata, dan paragrafnya agar pembaca tidak terjadi kesalah pahaman dalam
mengartikan.

f. Memakai kaidah keilmuan, penulis memuat istilah atau kata dalam aspek keilmuan
dan harus sesuai akan topik yang disampaikan juga latar belakang penulis, hal ini
menjadi suatu bukti penulis menguasai apa yang ditulisnya.

g. Bersifat dekoratif dan rasional, penulis dalam karyanya harus menggunakan kata yang
hanya memiliki satu makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan kerunutan
pikiran yang logis, lancar dan kecermatan penulisannya.

h. Adanya kohesi dan straight forward, perlu terdapat kohesi atau keterhubungan
antarkalimat pada setiap paragraf dalam setiap bab. Sedangkan straight forward berarti
langsung menuju tujuan atau sasaran. Tertuju pada pembahasan dan tidak berbelit.

i. Kalimat yang digunakan harus efektif dan fokus. Isi harus padat dan berisi.
j. Objektif, pembahasan suatu hasil penelitian dari fakta yang objektif harus sesuai

dengan yang akan diteliti. Jika fakta yang disajikan adalah fakta umum objektif dan
dapat dibuktikan kebenaran atau pun tidaknya serta harus ditulis secara ilmiah.
Maksud dari secara ilmiah adalah menurut prosedur atau aturan penulisan ilmiah,
dengan mengikuti prosedur tersebut maka karya tulis dapat dikatakan karya ilmiah.
Sedangkan jika fakta yang disajikan merupakan fakta dari pribadi yang bersifat
subyektif dan tidak dapat dibuktikan kebenaran atau tidaknya disertai dengan tidaknya
ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut dikatakan karya tulis non-ilmiah.
k. Sistematis dan metodis, dalam pembahasan masalah digunakan suatu metode tertentu
dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara teratur dan harus terkontrol
dengan rapi dan tertib.
l. Harus selaras, tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah yang baku dan formal.
Ini dapat dikatakan sebagai laras ilmiah. Laras ilmiah harus jelas dan lugas agar tidak
menimbulkan keambiguan.

Sedangkan menurut Wardhani, ciri-ciri karya ilmiah yaitu dari segi isi (substansi) karya
ilmiah menampilkan pengetahuan berupa ide dan mendeskripsikan tentang suatu solusi,
pengetahuan tersebut ditampilkan berdasarkan fakta/data empirik yang telah diuji kebenarannya

3

dan tidak mengada, kemudian bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia.9 Ciri-ciri tersebut
terdapat kesamaan yang telah penulis paparkan di atas.

C. URGENSI KARYA ILMIAH

Mahasiswa biasanya identik dengan karya tulis ilmiah. Produk keilmuan ini biasanya
diperkenalkan di bangku kuliah dan terus dilatih selama proses pembelajaran. Pentingnya karya
tulis ilmiah ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh
seluruh orang yang berkecimpung dalam hal keilmuan. Manfaatnya lebih besar dari sekadar
menjawab permasalahan. Salah satu urgensi karya ilmiah adalah untuk meningkatkan
keterampilan membaca dan menulis.10

Proses pengumpulan fakta dan data dalam pembuatan karya tulis ilmiah menuntut
mahasiswa untuk membaca efektif. Membaca efektif adalah kegiatan membaca yang disertai
dengan pemahaman isi bacaannya. Hal ini tentu berbeda dengan membaca bacaan ringan yang
bisa dilakukan sambil lalu. Proses ini dilakukan agar mahasiswa menemukan materi yang
mendukung gagasan dari penyusunan karya ilmiah tersebut.

Pentingnya karya tulis ilmiah adalah melatih mahasiswa untuk mengembangkan
keterampilan ini. Dengan membiasakan diri membaca efektif, mereka akan mampu menyaring
informasi serta memilahnya antara yang perlu dan tidak. Akhirnya, mahasiswa mampu
memperkaya cakrawala wawasannya sendiri.

Setelah mengumpulkan berbagai fakta, mahasiswa dituntut menyampaikannya dalam
karya tulis ilmiah dengan menyertakan sumber. Penyertaan sumber ini adalah suatu kewajiban
karena semua fakta dan data harus dapat dipertanggungjawabkan dan ditelusuri asalnya. Tujuan
dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar mahasiswa dapat menyimpulkan gagasannya
sebagai suatu kenyataan yang bisa diterima publik. Jika pondasi sumbernya tidak kuat, gagasan
ini dapat dipatahkan dan dianggap sebagai kebenaran yang diterima sebagian orang saja.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa urgensi menulis karya ilmiah ini mampu
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Sehingga mahasiswa menjadi terbiasa untuk

9Wardani, Teknik Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 24.
10Dalman, Menulis Karya Ilmiah, h. 20.

4

menulis karya ilmiah. Hal ini tentu keterampilan yang harus di asah agar karya ilmiah yang
dihasilkan lebih berkualitas dan bagus.

D. JENIS-JENIS KARYA ILMIAH

Ada beberapa bentuk karya ilmiah, di antaranya sebagai berikut

a. Skripsi: tulisan ilmiah yang mengungkapkan pendapat penulis berdasarkan
pendapat-pendapat orang lain dari hasil sebuah penelitian lapangan atau
perpustakaan yang dilakukan seorang mahasiswa untuk mendapat gelar akademik
sarjana strata satu (S1)11

b. Tesis: tulisan ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru berdasarkan
pendapat-pendapat orang lain dari hasil sebuah penelitian lapangan atau
perpustakaan dengan suatu kajian yang mendalam untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana stara dua (S2)

c. Disertasi: tulisan ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana strata tiga (S3). disertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan
penulis dengan menggunakan penelitian yang mendalam terhadap suatu hal yang
menjadi tema.12

d. Proposal penelitian: tulisan ilmiah yang memberi gambaran tentang rencana
penelitian.

e. Makalah: tulisan ilmiah yang menyajikan satu atau beberapa topik atau yang
dibahas berdasarkan data dari lapangan dan atau perpustakaan. Data yang dihimpun
dari beberapa sumber diolah kembali dengan analisis, sintesis dan interpretasi yang
baru. Jumlah halamannya sekitar 10 lembar.

f. Kertas kerja: tulisan ilmiah yang bersifat lebih mendalam dari makalah dengan
menyajikan data bersumber dari lapangan atau perpustakaan. Jumlah halamannya
mencapai 40 lembar atau lebih.

g. Artikel ilmiah: makalah atau kertas kerja yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah.

11 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah dan Laporan
Penelitian, (Malang: UM Press, 2017), h. 1.

12 Dalman., Menulis Karya Ilmiah, h. 17.

5

h. Laporan penelitian: tulisan ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian ilmiah.
i. Monograf/buku: tulisan ilmiah asli dan menyeluruh tentang sebuah persoalan

ilmiah. Ia dapat berupa tesis atau disertasi yang dikembangkan.
j. Buku ajar: tulisan ilmiah berbentuk buku dengan kegunaan khusus sebagai

penuntun kegiatan perkuliahan yang biasanya diterbitkan perguruan tinggi.
k. Resensi: tulisan ilmiah dalam bentuk tanggapan terhadap suatu karangan atau buku

yang memaparkan manfaat dan kelemahan buku tersebut bagi pembaca.
l. Referat: tulisan ilmiah dalam bentuk tinjauan atas karangan sendiri.
E. KARAKTERISKTIK KARYA ILMIAH
Berikut ini adalah karakteristik yang baik bagi sebuah karya ilmiah
a. Dalam pembahasan masalah merujuk pada teori sebagai landasan berfikir.
b. Lugas: tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
c. Logis: disusun berdasarkan urutan yang konsisten13
d. Efektif: ringkas dan padat
e. Efisien: hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
f. Objektif berdasarkan fakta: setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya, dan konkret.
g. Sistematis: baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sitem yang
berlaku.

13Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah dan Laporan , h. 3.

6

BAB II
MENGENAL MAKALAH

A. PENGERTIAN MAKALAH
Makalah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang membahas sebuah gagasan/

topik yang telah ditentukan dan wajib menaati sistematika penulisan ilmiah.14 Makalah juga
merupakan karya tulis ilmiah yang bentuknya formal, sehingga harus mengikuti kaidah Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.15 Hal tersebut juga senada dengan pengertian makalah dalam Buku
Panduan Praktis Penulisan Makalah yakni jenis karya ilmiah yang membahas suatu topik yang
dilengkapi dengan penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis.16

Dalam buku Teknik Menulis Karya Tulis Ilmiah kripsi, Tesis, Disertasi, Artukel, Makalah
dan Laporan disebutan bahwa makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah
suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif.17
Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Sebuah makalah dapat dikatakan memiliki
kualitas yang bagus dilihat dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan,
kelogisan pembahasan dan kesistematisan pembahasan.18 Jika dilihat dari bentuknya, makalah
adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain.

14Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 149.
15Masduki, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Review Buku dan Jurnal Ilmiah, (Jawa Barat:
Penerbit Adab, 2020)h. 3
16 Erie Hariyanto dkk, Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syariah, (Madura: Fasya IAIN
Madura, 2020),h. 4.
17Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artukel,
Makalah dan Laporan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 4.
18Muhammad Qustulani dan Ecep Ishak F, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Artikel dan Skripsi,
(PSP Nusantara: Press, 2016), h. 14.

7

Alex dan Achmad menyatakan bahwa makalah adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari
topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum resmi (seminar).19
Menulis makalah biasanya disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah tertentu atau memberikan
saran pemecahan masalah secara ilmiah.

Di dunia akademik, makalah sangat sering dijadikan sebagai salah satu tugas bagi
mahasiswa dan harus dipresentasikan di depan kelas. Makalah sering dikaitkan dengan karya tulis
di kalangan mahasiswa yakni segala jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang studi,
hasil pembahasan buku atau tulisan tentang suatu persoalan. Makalah juga diartikan karya tulis
yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan objektif.20 Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh Dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum
ilmiah.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa makalah adalah karya tulis ilmiah yang paling
sederhana yang membahas suatu permasalahan atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis
dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah juga termasuk karya ilmiah yang paling
sederhana yang halamannya antara 10-15 halaman.

B. CIRI-CIRI MAKALAH

Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa
topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis
memang perlu diketahui dan diperhatikan.21 Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat
keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat objektif, tidak memihak,
berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan kriteria ini, baik tidaknya suatu makalah
dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan,
kelogisan pembahasan, dan kejelasan pengorganisasian pembahasannya.

19Alex & Achmadi H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 111.
20Erie Hariyanto dkk, Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syariah, h. 2.
21Dwiloka & Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah.( Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 97..

8

Namun, secara umum makalah yang baik (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai
berikut:

1. Akurat dan Menyeluruh (Comprehensive)

Artinya makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat dan membahas
masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga mengantisipasi pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian
menjawabnya dengan baik.

2. Memiliki Sumber Informasi yang Baik

Ciri yang paling penting dalam setiap makalah adalah memiliki sumber informasi yang
baik. Makalah yang baik mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya dalam topik yang
berkaitan telah diterbitkan.

3. Seimbang
Makalah tersebut membahas fakta, gagasan dan sudut pandang yang dibicarakan secara

objektif dan seimbang dan memerhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing. 22

4. Kreatif
Kreatif dalam arti makalah tersebut tidak hanya menyajikan fakta belaka, namun bukan

berarti informasi yang disajikan itu dikarang atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang
berkualitas, fakta-fakta tersebut di tata, dianalisis, dipadukan dan digunakan sebagai dasar
kesimpulan dengan cara inovatif, kreatif dan orisinil.

5. Secara Teknis Penulisannya Benar
Ini berarti makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tata bahasa, tanda baca,

penggunaan kata dan ejaan.

6. Tertata dengan Baik
Ini berarti makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas,

materinya di tata secara logis dan sistematis.

C. JENIS-JENIS MAKALAH

Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi
tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah campuran.

 Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian
teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, metode
berfikir yang digunakan adalah deduktif. Metode berfikir deduktif adalah metode

22Dalman, hal. 150.

9

berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
 Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang
diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam hal ini,
metode berfikir yang digunakan adalah induktif. Metode berfikir induktif adalah
metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang khusus terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang umum.
 Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian
teoritis yang digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang
dibahas. Metode berfikir yang digunakan adalah deduktif-induktif. Bertolak dari
hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus, kemudian
disimpulkan kembali menjadi hal yang bersifat umum. 23

Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan jenis
makalah yang paling banyak digunakan.

Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan makalah panjang dan makalah pendek.
Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 15 halaman.
Sedangkan makalah pendek 10 halaman.

D. LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT MAKALAH

A. Menyusun Pola Pikir

Hal yang dapat dilakukan adalah:
 Mengenali persoalan
 Menentukan tujuan dan ruang lingkup
 Menentukan kepada siapa makalah disajikan24

B. Pengumpulan Bahan dan Pengolahan Data

Untuk dapat menyusun makalah dengan baik, maka kita harus mengumpulkan
bahan-bahan referensi untuk mendukung argumentasi yang kita susun dalam makalah.

23 Dalman, h. 152.
24 Dalman, h. 154

10

Bahan ini dapat diperoleh melalui buku, majalah, surat kabar, buletin, hasil penelitian dan
sebagainya. Bahan yang dipilih hendaknya mendukung judul yang kita bahas. Setelah
bahan terkumpul, maka bahan atau materi tersebut kita oleh dengan saya penalaran kita.

C.. Penulisan Makalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Gunakan kalimat yang efektif, sehingga mudah dicerna oleh
pembaca
3. Uraian materi hendaknya berkoherensi
4. Pembahasan singkat, jelas, tegas dan jangan sampai bertele-tele
5. Hindarkan kata-kata yang bombatis yang hanya akan mengaburkan
isi makalah.

D. Koreksi Makalah

Hendaknya sebelum makalah ditampilkan, diadakan koreksi ulang terhadap
makalah yang disusun guna penyempurnaan makalah. Tujuan dari koreksi ulang adalah
mendapatkan hasil yang objektif. Dalam hal ini penulis perlu membaca ulang secara
keseluruhan isi makalah sehingga dapat ditemukan kesalahan berupa isi, penulisan kalimat,
hubungan antarparagraf, dan lain-lain.

Koreksi makalah ini sangat jarang dilakukan oleh mahasiswa ketika pembuatan
makalah. Mengapa demikian? Alasannya adanya pengerjaan makalah yang terburu-buru,
ingin cepat selesai dan waktu yang terbatas. Sehingga mahasiswa tidak melakukan
pemeriksaan atau koreksi terhadap makalah yang sudah dibuatnya sendiri atau
berkelompok. Alhasil ketika persentase makalah, makalah masih berantakan dan tidak
enak untuk dibaca.

Hal ini tentu harus menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh mahasiswa. Agar
meninjau kembali makalah yang telah di buat. Karena pastinya ada kesalahan dalam
penulisan atau di bagian isi ada yang ingin ditambahkan. Hal ini tentunya untuk bisa
membuat makalah lebih baik lagi.

11

BAB III
MENGUNGKAP TEKNIS MENYUSUN MAKALAH

A. CARA MENYUSUN MAKALAH

Penyusunan makalah secara sistematis harus memperhatikan pembagian makalah
sebagai berikut:

a. Pendahuluan (15%)
b. Permasalahan (5%)
c. Pembahasan (65%)
d. Kesimpulan dan Saran (10%)
e. Penutup (5%)

B. ATURAN DALAM PEMBUATAN MAKALAH

a. Kertas yang digunakan adalah jenis A4 dan tidak ditulis bolak-balik.

b. Font dan Size Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan

ukuran 12, kecuali judul makalah dengan ukuran 14.

c. Margin Batas kertas yang digunakan dalam makalah adalah:

Right (kanan) : 2.54 cm Left (kiri) : 2.54 cm

Top (atas) : 2.54 cm Bottom (bawah) : 2.54 cm

d. Pengetikan Judul dan Sub Judul

Judul ditempatkan sedemikian rupa, sehingga berada simetris di tengah-tengah
antara margin kiri dan margin kanan. Bila judul lebih dari satu baris maka diketik
sedemikian rupa sehingga menjadi persis berbentuk piramida.

12

Contoh:

PEMBERIAN TUOR DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DI DESA
TANOBATO KECAMATAN PANYABUNGAN SELATAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL

e. Jarak Baris Spasi yang digunakan dalam makalah adalah 1.5 cm, kecuali daftar
pustaka dengan spasi 1.15 cm.

f. Alinea Baru, setiap alinea baru dalam satu paragraf, maka menggunakan tab
otomatis yang disediakan pada perangkat lunak komputer/laptop.

g. Permulaan Kalimat Permulaan kalimat ditulis dengan huruf besar. Contoh:
“Peradilan adalah lembaga…”

h. Penomoran Penomoran Bab, Sub Bab dan bagian lain yang dianggap perlu dalam
makalah, menggunakan model numbering A, B, kemudian 1, 2 dan seterusnya.
Format ini tersedia dalam menu pada perangkat lunak komputer/laptop. Makalah
Peradilan di Indonesia A. Macam-Macam Peradilan 1. Peradilan Umum; 2.
Peradilan Agama, 3. Peradilan Tata Usaha Negara, 4. Peradilan Militer.
Penggunaan bullets tidak dibenarkan dalam penulisan makalah dan karya tulis
ilmiah lainnya. Penomoran untuk pasal, sub pasal, topik, sub topik dan uraian-
uraian digunakan dengan bentuk sebagai berikut.

A. Warisan
1. Pengertian Warisan
a. ……………
1)……………
a)…………..
(1) .....................
(a) .....................
2. Wakaf
a. Pengertian wakaf.
1) ……………
a) ……………..
(1) ........................
(a) .........................

13

i. Nomor Halaman Makalah menggunakan nomor halaman, guna memudahkan

pembaca serta sebagai standar dari karya tulis ilmiah. Penggunaan nomor

halaman diletakkan pada posisi tengah, bagian bawah halaman. Penomoran

halaman dapat menggunakan menu yang tersedia dalam perangkat lunak.

j. Tabel dan Gambar Setiap tabel/gambar yang disisipkan ke dalam makalah,

diharuskan menggunakan nomor dan keterangan pada bagian atas atau

bawah, serta sumber table/gambar pada bagian bawah tabel atau gambar.

k. Penggunaan Bahasa dalam makalah pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

mengikuti ketentuan bahasa sebagai berikut.

a) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku seperti
yang termuat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.

b) Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek,
prediket, obyek dan/ atau keterangan.

c) Pada satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat
inti dan kalimat penjelas.

d) Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia yang sudah di-
Indonesia-kan

e) Istilah (terminology) asing dapat digunakan jika belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila sangat diperlukan
sebagai penjelas/konfirmasi istilah. Istilah tersebut diletakkan
dalam kurung dan diketik dengan tulisan italic atau cetak miring.

Hal-hal yang harus dihindari:
1. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku,

kami, kita, kamu). Misalnya, kata ”saya” pada bagian kata pengantar
diganti dengan kata “penulis atau peneliti”.
2. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
3. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan
fungsi di dan ke sebagai kata depan atau sebagai kata penunjuk arah
dan tempat).
Contoh salah: di laksanakan, yang benar: dilaksanakan.
Atau contoh salah: diMedan, yang benar: di Medan
4. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan
karya ilmiah, yakni seperti kata-kata yang selalu dipakai dalam
percakapan sehari-hari.
5. Kata sambung (dan, maka dan lain-lain) pada awal kalimat.

14

l. Penulisan Kalimat

Makalah harus menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif
adalah kalimat yang mampu digunakan untuk menyampaikan informasi
secara tepat. Pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan atau
menghayati setiap kalimat sebelum mereka bisa memahami isi kalimat
tersebut secara benar. Terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan
kalimat yang patut dihindari, antara lain:

a. Plenastis atau pleonasme, yakni pemakaian kata yang mubazir
(berlebihan), padahal sebenarnya tidak perlu yang bertujuan
memperbanyak halaman25

b. Salah dalam pemilihan kata
c. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interfensi)
d. Kata depan yang tidak perlu, terutama pada awal kalimat
e. Berisikan banyak anak kalimat, sehingga terlalu panjang dan inti

kalimat atau ide yang disampaikan menjadi kabur.

m. Penulisan Paragraf

Paragraf terdiri dari beberapa kalimat. Paragraf merupakan seperangkat
kalimat yang tersusun secara logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan.26 Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung beberapa buah kalimat. Dalam paragraf tersebut dimulai
dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas hingga kalimat
penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian uraian
untuk membentuk sebuah gagasan.

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan
topik baru atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Kegunaan lain

25Nurhadi, Handbook of Writing Panduan Lengkap Menulis, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2017), h. 235
26Zulmiyetri, Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2020), h. 21.

15

ialah untuk menambah hal-hal yang penting untuk memerinci dari yang
diutarakan dalam paragraph terdahulu.

Berdasarkan tujuan, paragraf dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: paragraf
pembuka, paragraf penghubung dan paragraf penutup. Paragraf pembuka
memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah
yang diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragrap pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf penghubung berfungsi
menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis. Semua persoalan
yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu,
secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang dalam
keseluruhann karangan/tulisan. Uraian dalam paragraf penghubung ini, antar
kalimat maupun antar paragraf harus saling berhubungan secara logis. Paragraf
penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf
penghubung atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap
penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

Kesalahan yang sering dijumpai dalam penulisan paragraf adalah:

a. Paragraf tidak utuh
b. Paragraf tidak padu
c. Paragraf tidak dikembangkan
d. Pargaraf tidak ditulis dengan benar27

27Nurhadi, h. 238.

16

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH

Dilihat dari segi fisiknya, makalah lazim dibuat sebanyak 10-15 halaman. Ditulis
dalam tiga bab. Adapun sistematika penulisan makalah adalah:

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

17

A. COVER MAKALAH
Untuk cover makalah berisikan keterangan yang meliputi:

1. Nama Mata Kuliah
2. Logo IAIN Padangsidimpuan
3. Judul Makalah
4. Nama Mahasiswa dan NIM
5. Nama Dosen Pengampu Mata Kuliah
6. Nama Prodi/Jurusan
7. Nama Fakultas
8. Nama Perguruan Tinggi
9. Kota
10. Tahun
Contoh Cover Makalah

MAKALAH PERADILAN DI INDONESIA

PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :

NUR HIKMAH TARINA RITONGA
NIM. 1910200041

DOSEN PENGAMPU:
USWATUN HASANAH, M.AG

18

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2021

B. KATA PENGANTAR
Kata pengantar adalah bagian pada makalah yang berisikan ucapan syukur, rasa terima

kasih penulis dan diakhiri dengan tanda tangan penulis makalah.28 Kata pengantar diletakkan di
bagian awal makalah.

Peletakan ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa dalam menyelesaikan makalah
adanya pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah.

Adapun struktur kata pengantar menjadi tiga bagian yakni pembuka, isi dan penutup.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata pengantar, yakni:

a) Jangan menulis terlalu panjang dalam kata pengantar;
b) Jangan memasukkan ucapan terimakasih kepada orang yang tidak dikenal
c) Jangan menggunakan bahasa yang non formal.

28 S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi dan Makalah,
(Jakarta:PT.Bumi Aksara, 2014), h. 16.

19

Berikut contoh kata pengantar:

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan penulis
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis masih bisa menyelesaikan tugas menyusun
makalah saya yang berjudul " Peradilan Agama guna memenuhi syarat dalam prosedur
proses pembelajaran. Serta salawat dan salam marilah kita panjatkan semoga kita bisa
berjumpadengan beliau di akhirat kelak nanti aminn.

Adapun penulis menyusun makalah ini dengan menggunakan metode membaca dari
beberapa buku dan beberapa jurnal sehingga saya menuliskan beberapa garis besar sebagai
acuan pendukung dalam penyusunan makalah penulis ini. Sebagaimana diketahui bahwa
Peradilan Agama di Indonesia adalah peradilan yang diperuntukan bagi orang yang
beragama Islam. Diketahui bahwa hukum yang dipakai adalah hukum Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih terdapat banyak
kesalahan dan kejanggalan untuk kritik dan saran dosen pembimbing dan teman teman
sekalian sangat penulis harapkan guna membuat makalah ini sampai pada titik
kesempurnaan dalam penyusunannya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu
pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Padangsidimpuan, 30 April 2021

Penulis

20

C. DAFTAR ISI

Daftar isi makalah berisi susunan isi makalah dan gambaran tentang garis besar isi
makalah.29Judul dan nomor halaman setiap uraian yang ada dalam makalah ditulis dan disusun
dengan rapi. Berikut ini contoh daftar isi:

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah .......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN.......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Peradilan Agama ........................... Error! Bookmark not defined.
B. Sejarah Peradilan Agama ............................................................................... 8
C. Struktur Kelembagaan ................................................................................... 9
D. Wewenang dan Kompetensi ........................................................................ 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15

D. BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan terdiri dari 2 bagian, yakni:

1. Latar Belakang Masalah yakni berisi hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan
makalah sesuai dengan topik yang akan dibahas dan yang melandasi pentingnya
ditulis makalah. Biasanya menunjukkan adanya masalah yang akan dibahas dalam
makalah dan diperkuat dengan data. Dan adanya argumentatif teoritis maupun
argumentatif praktis dan bukan alasan bersifat pribadi. 30

29Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah dan Laporan
Penelitian, h. 22.

30 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah dan Laporan
Penelitian, h. 23

21

Biasanya pada latar belakang masalah terdapat pengetahuan yang bersifat umum
atau teori yang relevan dengan masalah atau topik yang dibahas, pertanyaan retoris
yang dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dan yang
terakhir kutipan dari orang yang terkenal.31
2. Rumusan masalah yakni pertanyaan mendasar yang timbul dari latar belakang
masalah. Masalah yang akan dibahas dan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
dalam pembahasan makalah.

Contoh Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pengadilan Agama sebagai salah satu lembaga pelaksana kekuasaan Kehakiman di
Negara Republik Indonesia sebagaimana di tentukan dalam Bab III Pasal 18 yang berbunyi
“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan
yang berada dibawahnya dalam Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan
Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.

Sebagaimana diketahui bahwa Peradilan Agama sebagai Peradilan khusus yang
diperuntukan bagi orang yang beragama Islam. Namun, bagaimana peradilan Agama bisa
menjadi sebuah Peradilan khusus yang hanya diperuntukan bagi orang yang beragama
Islam? Hal ini tentu menjadi pembahasan yang menarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang Peradilan Agama yang dahulu dan sekarang di Indonesia.

Dengan latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk membahas tentang
Peradilan Agama di Indonesia.

31Ibid, h. 22.

22

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Peradilan Agama di Indonesia?
2. Bagaimana sejarah Peradilan Agama di Indonesia?

E. BAB II PEMBAHASAN

Pada Bab II berisi pembahasan atau teori-teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli
berkaitan dengan tema makalah. Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli, maka harus
mencantumkan identitas buku.

Contoh Pembahasan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradilan Agama di Indonesia
Peradilan Agama adalah salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan
kehakiman untuk menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat
pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di bidang
perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari'ah.
Peradilan Islam di Indonesia adalah peradilan yang diperuntukan untuk orang-orang
yang beragama Islam di Indonesia.

B. Sejarah Peradilan Agama

1. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa ini Peradilan Agama dipersempit dan diawasi ruang geraknya.
Karena Peradilan Agama dianggap sebagai salah satu unsur potensial bagi
pengembangan hukum Islam di dunia. Hal tersebut terbukti adanya campur tangan
pemerintah Belanda dalam soal Peradilan Agama yakni pada Staatsblas 1820 no.
22 dalam pasal 13 bahwa termasuk kewajiban seorang Bupati untuk
memperhatikan soal-soal agama Islam. Namun adanya perlawanan dari umat Islam,

23

sehingga untuk menghidari terjadinya perlawanan. Akhirnya Belanda mengizinkan
agar Peradilan Agama berdiri secara mandiri pada 19 Agustus 1882.

2. Masa Jepang

Pada masa ini tidak banyak perubahan, Jepang hanya merubah symbol-
symbol pemerintahan Belanda di Indonesia. Untuk merangkai kedekatan hubungan
Antara pemerintah Jepang dan rakyat Indonesia. Maka, dikeluarkanlah UU NO. 14
Tahuin 1942.

3. Masa Kemerdekaan

Adanya ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakann
bahwa semua lembaga dan peraturan yang ada (pada saat Indonesia belum
merdeka) masih terus berlaku selama belum dibuat lembaga dan peraturan yang
baru menurut UU.

Adanya UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 63 bahwa PA
adalah Pengadilan bagi orang Islam.

F. BAB III PENUTUP

Pada BAB III penutup terdiri atas kesimpulan saran.32

Contoh Penutup

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Pengadilan Agama sebagai salah satu lembaga pelaksana kekuasaan Kehakiman di
Negara Republik Indonesia.
2) Peradilan Islam di Indonesia adalah peradilan yang diperuntukan untuk orang-orang
yang beragama Islam di Indonesia.
3) Sejarah Peradilan Agama terbagi menjadi 2 yakni masa Hindia Belanda, masa
Pemerintahan Jepang dan Masa Kemerdekaan Republik Indonesia.

32 Khairul Azan, Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Panduan Praktis untuk Dosen, Guru dan Mahasiswa, (Riau:
DOTPLUS Publisher, 2021), h. 36.

24

B. Saran
Saran penulis adalah diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan menambaha

khazanah ilmu pengetahuan tentang Pengadilan Agama di Indonesia.

G. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka makalah berisi sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah. Daftar

pustka dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain.
Fungsinya adalah untuk menunjukkan kepada pembaca sumber-sumber data dan teori

dalam makalah sehingga membangun kepercayaan pembaca terhadap keilmiahan makalah.
Sistematika penulisan secara lengkap penulis bahas dalam Bab Referensi.
Contoh Daftar Pustaka:

DAFTAR PUSTAKA
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana Suatu Penganta, Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2014.
Bambang Sugono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Siahaan, Lintang Oloan, Jalannya Peradilan Prancis Lebih Cepat dari Peradilan Kita,

Jakarta: Ghalia Indonesia. 1981.
Sudarto, Hukum Pidana, Semarang: Yayasan Sudarto Fakultas Hukum Undip, 2007.

25

BAB V
PENCARIAN REFERENSI

Istilah referensi berasal dari bahasa Inggris to refer yang artinya menunjuk, sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sumber, acuan, rujukan atau petunjuk. Model
referensi yang digunakan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum – IAIN Padangsidimpuan dalam
penyusunan makalah adalah model referensi Footnote (catatan kaki). Catatan kaki memiliki
beberapa kelebihan, seperti: mampu menunjukkan sumber referensi yang lebih lengkap dan dapat
menjadi Panduan Penulisan Makalah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum – IAIN Padangsidimpuan
memberikan catatan penjelasan tambahan untuk bagian yang diperlukan.

Penulisan catatan kaki tersedia dalam aplikasi perangkat lunak computer/laptop. Bagi mata
kuliah tertentu seperti Hadis dan mata kuliah lain yang memang diperlukan perujukan sumber asli,
maka mahasiswa diwajibkan merujuk kepada buku asli baik versi cetak maupun e-book. Hal ini
agar karya yang dihasilkan lebih otentik dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
A. Tujuan Referensi

Tujuan adanya referensi adalah untuk menghindari plagiarism. Namun sedikitnya ada
empat hal penting tujuan mencantumkan referensi:

a. Memberikan apresiasi (kredit) kepada penulis yang karyanya disitasi;
b. Meyakinkan pembaca mengenai keakuratan data atau informasi yang diperoleh

sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan pembaca;
c. Menunjukkan kepada pembaca tentang tradisi penelitian yang mendukung atau

mempengaruhi karya;

26

d. Membantu pembaca untuk mengikuti atau mengembangkan penelitian tersebut.
Sitasi dan referensi tentu akan membantu mengarahkan pembaca untuk
menemukan artikel atau tulisan yang dirujuk dengan mudah dan cepat untuk
keperluan penelitian mereka sendiri.

B. Kapan Harus Mencantumkan Referensi?
Berikut adalah situasi-situasi di mana penulis harus mencantumkan referensi atau sitasi

dalam karya penelitiannya:
a. Saat penulis mengambil kutipan langsung dari sebuah sumber;
b. Ketika memparafrasakan ide atau tulisan dari sebuah sumber tertentu. Perlu diingat
bahwa meskipun penulis tidak mengutip ide atau tulisan sama persis dengan
sumbernya dan sudah ditulis dengan gaya bahasanya sendiri, sitasi atau referensi
harus tetap dicantumkan;
c. Ketika menggunakan ide/gagasan, data, atau metode yang didapat dari sumber-
sumber tertentu pada saat melakukan penelitian.

C. Teknik Pengutipan
Kutipan dapat dikelompokkan kepada dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan

tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara tekstual dari suatu
sumber berupa buku referensi atau dokumen. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
diambil secara makna dan isinya saja, sedangkan teksnya dibuat sendiri oleh penulis.

Penulisan kutipan langsung antara lain adalah:
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 (empat) baris penuh dapat ditulis dalam teks biasa

dengan ukuran spasi 2 dan diapit oleh dua tanda petik (“...”).
Contoh:
Menurut Anderson “pembaharuan dalam bidang hukum keluarga Islam bukan merupakan
upaya untuk mengadopsi hukum-hukum Barat dan Eropa, tetapi lebih pada upaya
pengembangan hukum dengan tidak beranjak dari corak dasarnya, yaitu Islam.” 1

2. Kutipan yang panjangnya lebih dari 4 (empat) baris, maka teknik penulisannya dilakukan
secara tersendiri (terpisah dari teks) dan tidak diapit oleh dua tanda petik. Kutipan itu ditulis
dengan ukuran satu spasi yang dimulai dari ketukan ke 7 dari garis margin.

27

Contoh:
Hukum adalah suatu peraturan yang sifatnya memaksa. Setiap individu di dalam
suatu masyarakat harus mematahui hukum yang berlaku dan akan dikenakan sanksi
bila melakukan pelanggaran. Pengendara yang tidak memiliki SIM akan dikenakan
sanksi dari pihak berwajib. Di dalam hukum ada sanksi yang akan dikenakan
kepada pelanggarnya. Sanksi tersebut bisa dalam bentuk hukuman penjara, sanksi
sosial, bahkan hukuman mati. Misalnya, pelaku korupsi yang diberikan hukuman
penjara sesuai vonis pengadilan.1

3. Jika ada bagian dari teks yang dibuang atau tidak dikutip satu kata sampai satu kalimat
dalam kuotasi, maka bagian itu diganti dengan titik tiga (…), namun jika bagian yang
dibuang itu sampai satu paragraf atau lebih, maka harus diganti dengan titik lima (.....).

4. Jika dalam kuotasi ada kata-kata penulis, maka kata-kata itu ditempatkan dalam kurung
kurawal, yaitu [kata-kata].

5. Kutipan yang berbahasa Arab, baik untuk kuotasi yang di bawah empat baris atau di atas
empat baris ditulis seperti penulisan kuotasi empat baris ke atas. Selain itu, penulisannya
harus disertai terjemahannya. Untuk penulisan terjemahannya berlaku teknik penulisan
kuotasi yang lebih dari empat baris.

6. Kutipan ayat al-Quran berlaku seperti teks bahasa Arab lainnya.

1١١١ - ‫َولّهِّٰل الْ َم ْشّرُق َوالْ َمغّْر ُب فَاَيْنََما تَُوُلّْوا فَثََّم َو ْجهُ الهِّٰل ۗ اّ َّن الهِٰلَ َوا ّس ٌع ََِّْْ ٌم‬

Contoh:
____________

1 Kementerian Agama, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Citapustaka Media,
2018), hlm. 30.

Sementara teknik penulisan kutipan tidak langsung adalah ditulis sama dengan teks
biasa, dan pada setiap akhir kutipan tidak langsung diberi nomor untuk membuat catatan kaki
(foot note).

Contoh:
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum adalah semua kaidah yang mengatur
pergaulan hidup dalam masyarakat yang bertujuan untuk memelihara ketertiban yang

28

dilaksanakan melalui berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah
sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.1

D. Teknik Penulisan Foot Note
Cara penulisan footnote pada penulisan makalah dan karya ilmiah lainnya pada

Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum adalah sebagai berikut: 33
a. Satu Pengarang

Formatnya adalah: nama pengarang (diikuti dengan koma), judul buku (dicetak miring
dan tidak diikuti tanda koma), kurung pembuka, nama kota (diikuti dengan titik dua), nama
penerbit (diikuti dengan koma), tahun terbit, kurung penutup, tanda koma, hlm, nomor
halaman diikuti dengan titik. (jika ada anak judul, maka diantarai dengan tanda koma : )

Besar hurufnya adalah 10 (font 10)
Contoh:
______________

1 Bushar Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat: Suatu Pengantar (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2015), hlm.12.

b. 2 (dua) Pengarang
Jika buku sumber dikutipan dikarang oleh dua orang maka cara penulisan foot note

sama dengan buku yang ditulis satu orang, hanya saja nama-nama pengarang harus disebutkan
sesuai dengan urutan yang tercantum pada buku.
Contoh:

______________
1 Mahsun Fuad dan Aminul, Hukum Islam Indonesia (Yogyakarta: LKiS, 2014),

hlm.19.

c. Lebih dari 2 (dua) Pengarang
Jika buku sumber pada kutipan dikarang oleh tiga orang atau lebih, maka teknik

penulisannya cukup menuliskan satu nama saja dan diikuti dengan istilah dkk untuk buku
berbahasa Indonesia dan et. al., untuk buku berbahasa Inggris.

33 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi (Padangsidimpuan: IAIN, 2020), H. 10.

29

Contoh:
_______________
1 Ali Abdullah M, dkk, Teori dan Praktik Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara Pasca Amandemen (Jakarta: Prenada, 2017), hlm. 50.

d. Kutipan dari Jurnal
Formatnya adalah: nama pengarang (diikuti dengan koma), judul tulisan (dicetak

tegak) diapit tanda kutip pembuka dan penutup “-----------“ dalam..nama jurnal (cetak
miring), diikuti koma, volume (diikuti titik), nomor (diikuti koma),tahun, hlm., titik.

____________
1 Danu Aris Setiyanto, “Pemikiran Hukum Islam Imam Malik Bin Anas:

Pendekatan Sejarah Sosial” dalam Jurnal Al-Ahkam, Vol. 1 No. 1 Tahun 2016, hlm. 108.

c. Kutipan dari Skripsi, Tesis atau Disertasi
Formatnya: nama pengarang (diikuti koma), judul skripsi, tesis atau disertasi (cetak

normal dan diberi tanda kutip “ ......”), jenis karya ilmiah (skripsi, tesis atau disertasi dicetak
miring), buka kurung nama kota, titik dua, lembaga perguruan tinggi, koma, tahun, tutup
kurung, koma, kata hlm. dan titik.
Contoh:

________
1 Ahmad Yasir, “Pelaksanaan Pembagian Waris di Desa Bargot Topong Kota

Padangsidimpuan”, Skripsi (Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan, 2018), hlm. 45.

e. Kutipan dari Buku Terjemahan.
Cara penulisannya ialah: nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti judul

terjemahan ditulis dengan cetak miring, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
terbitan dan nama penerbit terjemahan.

30

Contoh:
____________
1 Ahmad Fajri, Hukum Pidana Islam, Terjemahan Rofiq (Jakarta: Prenada, 2018),
hlm. 45.

f. Kutipan dari Buku Editor
Formatnya adalah: nama pengarang (diikuti dengan koma), judul tulisan (tidak dicetak

miring, diapit tanda kutip pembuka dan penutup “.......“, (diikuti dengan koma) nama editor
(diikuti dengan kata ed., dan koma, judul buku (dicetak miring, nama kota (diikuti dengan titik
dua), nama penerbit (koma), tahun, tanda buka dan kurung penutup, koma, kata hlm diikuti
dengan titik dan nomor halaman dari dan sampai diikuti dengan titik.
Contoh:

____________
1 M. Amin Abdullah. “Studi Agama di IAIN”, Komaruddin Hidayat (ed.), Antologi

Studi Islam (Jakarta: Paramadina, 2015), hlm. 10-21.

g. Kutipan dari Koran
Formatnya adalah: nama pengarang (koma), kalau tidak ada pengarang maka ditulis

redaksi. judul tulisan (tidak dicetak miring dan diapit tanda kutip pembuka dan penutup
“.........”, (diikuti dengan koma) nama surat kabar (dicetak miring) dan koma, nomor
penerbitan, tahun penerbitan, tempat penerbitan, tanggal penerbitan, nomor halaman, nomor
kolom dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
____________

1 M. Andi, “Menelusuri Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di Perguruan Tinggi”,
Harian Kompas, No. 299, Tahun ke-8, Jakarta, tanggal 12 Mei 2014, hlm. 12, kolom 2-3.

i. Kutipan Berulang.
Kutipan berulang ialah kutipan yang sumber rujukannya telah dirujuk sebelumnya,

sehingga terjadi pengulangan sumber rujukan. Penulisan rujukan berulang ditulis nama
pengarang, judul buku, halaman.

31

Jika judul buku lebih dari tiga kata, maka diambil dua kata dan dilanjutkan titik tiga
(…).
Contoh:
______________

1 Izzuddin ibn Abd al-Aziz Ibn Abd al-Salam, Qawa’id al-Ahkam fi Ishlah al-Anam,
(Damaskus: Dar Qalam, 1999), hlm. 7.

2 Izzuddin ibn Abd al-Aziz Ibn Abd al-Salam, Qawa’id al-Ahkam..., hlm. 87

E. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:

1. Semua nama pengarang disusun dengan urutan abjad.
2. Nama pengarang tidak dibalik.

Contoh:
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999
3. Jika nama pengarang terdiri dari dua kata atau lebih yang salah satunya merupakan nama
untuk kelompok keluarga (marga), maka susunan urutan dimulai dari nama kelompok
keluarga.
Contoh:
Harahap, H.M.D., Adat Istiadat Tapanuli Selatan, Jakarta: Grafindo Utama, 1987
4. Jika nama pengarang menggunakan tambahan alif-lam (nama Arab), maka susunan
ditentukan berdasarkan huruf awal asli, bukan tambahan alif-lam tersebut.
5. Baris pertama penulisan teks dimulai pada awal margin, sedangkan baris kedua dan
selanjutnya dimulai pada ketukan ketujuh dari garis margin
6. Jika susunan nama pengarang memiliki huruf awal yang sama, maka urutan ditentukan
dengan huruf kedua dan demikian selanjutnya.
7. Jika terdapat dua buku yang ditulis oleh seorang penulis, maka urutan ditentukan
berdasarkan tahun terbit. Kemudian nama penulis pada buku yang kedua dan seterusnya
tidak ditulis, tetapi diganti dengan garis penghubung sebanyak empat belas kali ketuk dari
garis margin.34

34Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Pedoman Penulisan …, h. 14-15.

32

Contoh:
Beckmann, Franz Benda & Keebet von Benda-Beckmannn, “Changing One is Changing

All: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle” dalam The Journal of Legal
Pluralism and Unofficial Law Vol. 38, 2006.

--------------, “Legal Pluralism, Social Theory, and The State”, dalam The Journal of Legal
Pluralism and Unofficial Law, Vol. 50, No. 3, 2018. (garis penghubung 14
ketukan)

Adapun format penulisan DAFTAR PUSTAKA adalah sebagai berikut.
1. Buku satu pengarang

Formatnya adalah: nama, koma, judul buku, koma, nama kota, titik dua, nama penerbit,
koma, tahun, titik.
Contoh:
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu, Damaskus: Dar Al-Fikr, 1997.
2. Buku dua pengarang
Formatnya ialah: nama pengarang dipisahkan dengan tanda “&”, koma, judul buku, koma,
nama kota, titik dua, nama penerbit, koma, tahun, titik. Contoh:
Mahsun Fuad & Aminul, Hukum Islam Indonesia, Yogyakarta: LKiS, 2014
3. Buku tiga pengarang dan lebih.
Formatnya ialah: nama pengarang dikuti dengan kata dkk. Titik dan koma, judul buku,
koma, nama kota, titik dua, nama penerbit, koma, tahun, titik.
Contoh:
Ali Abdullah M, dkk, Teori dan Praktik Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

Pasca Amandemen, Jakarta: Prenada, 2017.
4. Buku editor.

Formatnya: nama penulis, koma, judul tulisan (diapit tanda kutip pembuka dan penutup),
nama editor, kata (ed.), koma, judul buku (miring), koma, nama kota, titik dua, nama
penerbit, koma, tahun, titik.
Contoh:
Janet A. Kourani, dkk. (ed.), Feminist Philosophies, New Jersey: Prentise Hall Inc., 1992.

33

5. Jurnal
Formatnya adalah; nama pengarang (koma), judul artikel (diapit tanda kutip), nama jurnal
(ditulis miring), Volume, nomor, tahun

Contoh :
Harahap, Ikhwanuddin, “Elemen-elemen hukum Islam dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga”, Al-
Maqasid:Jurnal Ilmu Kesyariahan dan Keperdataan, Volume 6 Nomor 2, 2020
6. Koran
Formatnya adalah; nama pengarang (koma), kalau tidak ada pengarang maka ditulis
redaksi, judul tulisan (tidak dicetak miring) diapit tanda kutip pembuka dan penutup
“........”, (diikuti dengan koma) nama surat kabar (dicetak miring) dan koma, nomor
penerbitan, tahun penerbitan, tempat penerbitan, tanggal penerbitan, nomor halaman, dan
kolom dan diakhiri dengan titik.
Contoh
Redaksi, “Presiden Tinjau Proyek Hambalang,” Harian Kompas”, No. 299, Tahun ke-8,
Jakarta, tanggal 12 Mei 2016 kolom…..
7. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa
Pengarang dan Tanpa Lembaga
Formatnya: Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan huruf miring, kota
penerbit, dan nama penerbit. Diikuti tahun terbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Jakarta:
Diperbanyak oleh PT. Armas Duta Jaya, 2003.
8. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, judul karangan, nama
tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan
karangan tersebut, tahun terbit.
Contoh:

34

Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi, Padangsidimpuan: IAIN
Padangsidimpuan, 2019.

9. Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama Pengarang Asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan ditulis dengan huruf miring, nama penerjemah, nama tempat penerbitan dan
nama penerbit terjemahan, tahun terbit.
Contoh:
Ahmad Fajri, Hukum Pidana Islam, Terjemahan Rofiq, Jakarta: Prenada, 2018

10.Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Nama penyusun ditulis paling depan. Judul makalah ditulis dalam tanda kutip, kemudian
diikuti pernyataan Makalah disajikan dalam...., nama pertemuan ditulis dengan huruf
miring, lembaga penyelenggara dan tempat penyelenggaraan, tahun penyajian.
Contoh:
Puji Kurniawan, “Pluralisme Pemikiran Politik Bangsa”, Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Hukum, IAIN Padangsidimpuan, 25 Agustus 2018.

F. APLIKASI MENDELAY DAN ZOOTERO
A. APLIKASI MENDELAY
Mendeley merupakan aplikasi yang mengatur penyususnan sitasi dan referensi yang awal

pendiriannya pada tahun 2008 berbasis open source. Mendeley sangat cocok digunakan di
Indonesia, baik untuk keperluan skripsi, tesis, buku maupun artikel jurnal. Dengan mengunakan
aplikasi Mendeley dapat memudahkan penggunanya untuk menambahkan, mengatur dan
membantu mengelola literatur penelitian yang sedang dilakukan serta membantu merancang
penelitian selanjutnya.

Fungsi utama mendeley adalah sebagai perpustakaan pribadi yang ditujang oleh fungsi
pengolah daftar pustaka dalam penyusunan karya ilmiah. Mendeley juga semakin populer karena
dapat didownload dan install gratis tanpa berlangganan. Mendeley juga mengembangkan jejaring
sosial akademik sebagai alternatif sosial media yang bermanfaat untuk berbagai referensi secara
online.

35

Fitur-fitur yang terdapat dalam Aplikasi Mendeley Aplikasi Mendeley juga memiliki fitur-
fitur yang membantu mahasiswa dalam pembuatan daftar pustaka. Ada tujuh fitur utama yang
terdapat dalam aplikasi mendeley, antara lain sebagai berikut:

1) Instalasi sederhana, setelah menyelesaikan proses download, Mendeley desktop boleh
langsung diinstall. Langkah berikutnya, Mendeley MS Word pligin juga boleh langsung
diinstall cukup dengan beberapa klik.

2) Model sitasi dan referensi beragam, Mendeley menyedikan pilihan cepat mencari dan
memilih model sitasi dan referensi. Pilihan ini tersedia di database Mendeley yang dikelola
oleh jurnal, penerbit, institusi, dan komunitas yang terus diupdate. Bahkan setiap user
Mendeley juga dapat membuat sitasi dan referensi baru dengan fitur editor CSL.

3) Referensi di Mendeley terintegrasi dengan Microsoft Word, Mendeley desktop
memudahkan penggunanya mensitasi referensi langsung di microsoft work dan aplikasi
work prosiding serupa. Format sitasi dan daftar pustaka secara otomatis tersusun sesuai
dengan gaya atau model sitasi yang dipilih.

4) Referensi full text, Mendeley juga membantu penggunanya berbagi referensi full text
dengan kolega atau asosiasi melalui grup tertutup. Setiap member dapat menambahkan
atau menghapus referensi yang ada dalam grup. Referensi yang ada dalam grup tertutup
juga dapat dihiglight dan diberi catatan dan dapat ditanggapi dengan kolega sesama
anggota grup.

5) Sinkronisasi Mendeley web dan mobile dengan Mendeley desktop, referensi yang
ditambahkan baik melalui Mendeley web dan mobile (smartphone) maupun Mendeley
desktop dapat disinkronkan. Fotur ini memungkinkan pengguna Mendeley menggunakan
lebih dari satu device dengan akun Mendeley yang sama. Dengan demikian, pengguna
Mendeley dapat menambahkan referensi kapan saja dan di mana saja.

6) Sinkronisasi Mendeley dengan scopus, publikasi user Mendeley di scopus dapat
terintegrasi dengan fitur Mendeley Stars. Fitur ini menampilkan jumlah publikasi
pengguna Mendeley yang diindex oleh scopus. Jumlah pembaca, H-indek dengan jumlah
sitasi juga ditampilkan secara otomatis oleh fitur ini.

7) Academic search engine, Mendeley juga dapat berfungsi sebagai alternatif pencarian
referensi akademik, referensi berupa berbagai jenis file PDF baik artikel jurnal dan
prosiding, tesis, maupun buku dapat disimpan ke Mendeley desktop. Jurnal atau penerbit

36

yang menyediakan „open acces, dapat diakses di Mendeley web atau mobile dan full
textnya disimpan langsung ke Mendeley desktop.

Mendeley menghubungkan peneliti dengan kolega yang produktif menulis dan paper yang
populer. Hal ini, dapat membantu para peneliti memulai percakapan dan kolaborasi dengan orang
lain yang tertarik dalam penelitian yang sama. Mendeley merupakan perangkat gratis yang
menghemat waktu untuk peneliti, menciptakan nilai terlepas dari beberapa banyak potensi jejaring
sosial dari alat ini dapat diexplore.

Cara menggunakan aplikasi mendeley mengunduh dan menginstall mendeley software
mendeley tersedia untuk sistem operasi Windows, Macintosh dan Linux. Software ini bisa diunduh
secara gratis melalui website :www.mendeley.com Halaman pertama website Mendeley
menunjukkan resume fungsi Mendeley dan formulir isian untuk mendapatkan akun Mendeley.
Pertama-tama masukkan nama depan dan nama akhir dengan alamat emailnya. Sebaiknya tidak
menggunakan nama palsu supaya mudah ditemukan jika ada kolega dengan topik penelitian serupa
yang ingin berkolaborasi. Jika memiliki akun Facebook dan alamat email yang dimasukkan sama
dengan alamat email yang terdaftar di Facebook, maka proses login atau sign in bisa dilakukan via
Facebook. Lengkapi karakteristik pengguna seperti password, bidang studi dan status akademis.
Download file instalasi Mendeley dan lakukan proses instalasi seperti instalasi program Windows
lainnya. Instalasi file Mendeley akan membutuhkan ruang/space harddisk sebanyak 63.2MB.

B. ZOTERO

Zotero adalah aplikasi gratis untuk pengelolaan referensi yang diproduksi oleh George
Mason University. Zotero bisa terintegrasi dengan web browser, aplikasi office untuk melakukan
sitasi, footnote atau membuat bibliografi.

Zotero memiliki kemampuan untuk mendeteksi konten‐konten yang tersedia di dalam
laman sebuah web, dan menyimpannya ke dalam komputer sebagai perpustakaan (digital) pribadi
hanya dengan satu kali klik.

Zotero mengumpulkan seluruh karya hasil penelitian yang dimiliki dalam sebuah interface
yang mudah digunakan. Pengguna dapat menambahkan file PDF, gambar, audio, video, dan
snapshot dari halaman web ke dalam Zotero. Zotero secara otomatis akan mengindeks konten teks

37

lengkap dari koleksi yang dimiliki atau ditambahkan ke dalam aplikasi. Zotero juga dilengkapi
dengan kemampuan untuk menemukan apa yang dicari hanya dengan beberapa penekanan tombol.

Secara sederhana ada beberapa kegunaan utama dari Zotero, seperti di bawah ini:

1) Mengambil dan mengelola berbagai sumber dari berbagai media (jurnal, web,
buku, paper, dokumen, video, blog) dalam satu tempat.

2) Membantu mengelola daftar bibliografi untuk riset yang sedang dijalankan.
3) Membantu membuat sitasi atau rujukan dengan berbagai pilihan gaya penulisan

seperti APA, MLA, AMA dll.
4) Membantu membuat daftar bibiliografi

Zotero memiliki dua versi aplikasi yang bisa digunakan. Yang pertama adalah versi “add‐
on”. Versi ini mensyaratkan adanya peramban Mozila Firefox. Aplikasi Zotero akan ditambahkan
(add‐on) dan menjadi bagian dari Mozila Firefox.Versi yang kedua adalah versi
“standalone”. Pada versi standalone, aplikasi akan diinstal sebagai aplikasi berdiri sendiri dalam
Program Files (MS Windows) dan membutuhkan konektor untuk menghubungkan dengan
peramban yang digunakan (Chrome, Safari, Firefox).

Setelah aplikasi Zotero terpasang dalam komputer kita, saatnya untuk mengenali interface
yang tersedia di dalam aplikasi. Untuk membuka interface Zotero, buka peramban Firefox dan klik
logo Zotero di sudut kanan atas peramban.

Interface Zotero terbagi atas tiga bagian :
a. Left panel : berisi struktur koleksi referensi yang dimiliki. Setiap folder dapat
merujuk pada pengelompokan atau peminatan pada topik tertentu. Di bagian
bawah terdapat tag (penanda) untuk memudahkan proses retrieval.
b. Central panel : berisi daftar referensi yang dimiliki atau terdapat dalam perangkat
komputer yang digunakan. Daftar referensi yang ditampilkan dalam central panel
merujuk pada struktur koleksi yang aktif pada left panel
c. Right panel : berisi detail informasi yang merupakan data bibliografi dari
referensi yang ada. Informasi yang tampil pada panel ini merujuk pada item
referensi yang ditunjuk pada central panel.

38

Selanjutntya kita juga harus membuat pangkalan data. Pangkalan data pada
dasarnya merupakan sebuah sistem simpanan data yang tersusun dan terorganisasi dengan
baik. Dalam hal ini data yang dimaksud berupa koleksi referensi yang didapat dan
digunakan untuk rujukan pembuatan karya tulis.

Pada dasarnya Zotero berfungsi sebagai sebuah perpustakaan digital pribadi. Oleh
karena itu, diperlukan manajemen koleksi yang baik untuk memudahkan proses temu
kembali referensi yang diperlukan. Zotero memiliki fasilitas untuk membuat
pengelompokan atau kategorisasi artikel ke dalam folder. Referensi dengan topik bahasan
yang sama dapat dikelompokkan dalam satu folder tersendiri untuk memudahkan
penelusuran.

Dengan demikian, dengan adanya Zotero dapat memudahkan kita untuk menulis
referensi baik footnote maupun daftar pustaka melalui teknologi ini.

39

BAB VI
TEKNIK PRESENTASI

A. PENGERTIAN PRESENTASI
Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara

anda dengan seseorang atau beberapa orang. Seseorang membawa informasi tersebut kemudian
menyampaikannya kepada orang lain. Selanjutnya orang menerima informasi dan bereaksi atas
informasi yang diterimanya tersebut. Keberhasilan suatu presentasi ditentukan oleh seberapa
banyak informasi yang dapat diterima oleh orang dan seberapa ketepatan reaksi yang diberikan
oleh orang seperti yang inginkan.

Presentasi merupakan salah satu tugas penting bagi para mahasiswa. Bahkan rata-rata
dalam perkuliahan menggunakan presentasi. Salah satu contohnya adalah dalam beberapa mata
kuliah, mahasiswa diharuskan atau diberikan tugas untuk berpresentasi dalam bentuk kelompok
maupun individu. Karna dalam berpresentasi mahasiswa bisa belajar untuk tampil percaya diri
didepan audiens dan bisa mengambil atau merangkum beberapa materi untuk disampaikan kepada
audiens dengan bahasa yang mudah dipahami atau dimengerti.

Pada umumnya presentasi disampaikan dengan cara membaca makalah, membaca slide
yang sudah dibuat, dan tidak menggunakan bahasa tubuh yang baik (monoton atau kaku). Namun
ada hal negatif ketika persentasi yakni pemakalah kurang memahami isi makalah yang telah di
buat. Hal yang seperti ini bisa menyebabkan kerugian. Karna sebagai pemakalah kita tidak akan
diperhatikan oleh audiens dan akan gagal mentransfer materi kuliah yang telah kita siapkan atau
yang telah kita pahami untuk diberikan kepada audiens. Dan hal yang merugikan lagi adalah kita

40

akan kehilangan kesempatan untuk menarik perhatian dosen. Karna pada dasarnya dosen lebih
suka kepada mahasiswa yang aktif, terampil, dan kompeten dalam melakukan presentasi.

B. TUJUAN PRESENTASI
Adapun tujuan persentasi adalah :
a. Menyampaikan informasi: penyampaian informasi terkait dengan isi makalah.
Dalam hal ini pemakalah harus benar-benar menguasai isi dari makalah tersebut
agar mampu menyampaikan informasi yang banyak kepada audiens.
b. Meyakinkan pendengar: Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi,
data-data dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang
disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula
yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika
diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang / kelompok orang tersebut menjadi
yakin atas informasi yang diberikan.
c. Membuat suatu ide atau gagasan: Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk
memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar. Tipe tujuan ini
biasanya diterapkan pada suatu perusahan/organisasi yang mengalami suatu
masalah yang sulit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan pendapat/argumen
orang lain untuk memecahkannya.
d. Menyentuh emosi pendengar: Tujuan yang keenam yaitu untuk menyentuh emosi
pendengar. Dalam hal ini pembicara bertugas untuk melakukan pembicaraannya
yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang.

C. TAHAP PRESENTASI
Persiapan pertamanya adalah menyusun makalah, penyusunan tersebut juga harus

dilakukan dengan maksimal agar penyampaian bisa sistematis dan lengkap.
Adapun tahap – tahap dalam presentasi, yaitu :

1) Tahap persiapan
a. Pada tahap ini seseorang yang akan melakukan presentasi harus mempersiapkan
segala sesuatu yang penting dan hal yang menunjang bagi kelancaran presentasi.
diantaranya :Persiapkan materi, jangan memandang remeh materi yang akan kita

41

sampaikan. Meskipun materi yang akan kita sampaikan berupa materi ringan,
buatlah materi semenarik mungkin.
b. Buat catatan kecil sebagai pengingat ketika anda presentasi.
c. Buatlah Slide presentasi supaya audience lebih memahami apa yang anda
sampaikan
d. Cobalah baca dan pahami materi yang akan anda sampaikan.
e. Banyaklah membaca di buku dan internet sebagai tambahan wawasan. supaya
materi tidak monoton.
f. Jaga selalu penampilan agar anda semakin percaya diri.

2) Tahap Pelaksanaan
a. Berdoa sebelum melakukan presentasi
b. Cek materi yang akan kita sampaikan dan peralatan yang menunjang lainnya
minimal 5 menit sebelum melakukan presentasi
c. Periksa kembali penampilan anda, jangan terlalu mencolok dan berpenampilan
aneh, simple dan elegan.
d. Lakukan presentasi dengan santai dan tidak terburu-buru.
e. Sampaikan dengan gaya bicara anda sendiri, tidak meniru-meniru gaya bicara orang
lain karena itu bisa membuat rekan kerja atau teman anda aneh dan kelihatan lucu.
tetapi jika dengan meniru gaya bicara orang lain anda lebih "PD" ha itu tidak
masalah.
f. Jangan melakukan kesalahan di awal karena itu dapat menurunkan rasa percaya diri
anda.
g. Tutup presentasi dengan hal yang berkesan dan tidak bertele-tele. contoh : tutup
presentasi dengan hal yang lucu atau memberi senyuman manis anda.

3) Tahap Penutup
a. Jangan terburu-buru pergi dari tempat presentasi, rapihkan semua hal yang telah
anda sampaikan dan anda bawa. beri kesan anda adalah orang yang rapih dalam
mengerjakan segala hal.
b. Coba untuk menyapa sebagian dari audience anda.

42

c. Jangan lupa salam dan senyum ketika anda meninggalkan ruangan presentasi.

D. TEKNIK PERSENTASI

a) Buatlah Design Slide Presentasi Yang Menarik.

Pada umumnya kita sering melihat banyak mahasiswa saat berpresentasi
menggunakan slide yang isinya penuh dengah tulisan, penuh dengan bullet point, dan tidak
menggunakan visual yang kuat.

Karena jika kita menggunakan slide yang penuh dengan tulisan, kita akan terlalu
fokus dengan tulisan-tulisan tersebut dan akibatnya audiens merasa jenuh. Dan ini sering
terjadi di kampus saat presentasi, jarang sekali mahasiswa yang menggunakan slide yang
baik ketika presentasi. Hal itu disebabkan karena memang mahasiswa kebanyakan belum
menguasai ilmu design slide. Mungkin juga termasuk kita.

Maka dari itu jangan melakukan kesalahan yang sama. Sebelum melakukan
prsentasi buat lah slide presentasi yang benar dan menarik. Walaupun anda belum
menguasai ilmu slide design. Anda bisa mempelajarinya melalui situs-situs internet.
Kemudian anda tinggal mengedit dan sesuaikan dengan konten prsentasi anda.

b) Luangkanlah Waktu Untuk Berlatih Dengan Kelompok.

Luangkanlah waktu sesering mungkin untuk berlatih dengan teman sekelompok,
bagilah untuk siapa yang siap menjadi presenter pertama, kedua, amaupun seterusnya.
Persiapkan segala persiapannya dengan kerja sama satu tim atau satu kelompok. Agar lebih
percaya diri dan siap untuk melakukan presentasi.

c) Usahakanlah Datang Lebih Awal Sebelum Presentasi Dimulai.

Kita bisa datang lebih awal satu jam atau 30 menit sebelum persesntasi dimulai.
Dengan datang lebih awal kita mempunyai waktu untuk mempersiapkan segala keperluan
untuk berpresentasi seperti leptop, persiapan LCD Proyektor, pointer, dan persiapan
lainnya. Dengan datang lebih awal, kita juga bisa mempersiapkan diri kita terlebih dahulu.

43

d) Bukalah Presentasi Dengan Semangat dan Percaya Diri.

Maka dari itu untuk presentasi berkelompok pilihlah seseorang untuk pembicara
pertama atau sebagai moderator yang memiliki percaya diri yang tinggi dan memiliki
semangat yang kuat, karena ini sangat mempengaruhi bagi anggota yang lain. Jika awalnya
saja sudah semangat dan menarik, insyaallah sampai akhir presentasi pun akan berjalan
dengan lancar.

Untuk membuka presentasi makalah kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan
presentasi. Mula-mula moderator bisa memulai dengan senyuman dan salam, kemudian
memperkenalkan diri beserta anggota kelompok, setelah itu langsung membuka presentasi
makalah serta menyampaikan maksud dan tujuan presentasi.

e) Optimalkanlah Presentasi Dengan Menggunakan Komunikasi Verbal dan Non-
Verbal.

Maksud dari mengoptimalkan dengan menggunakan komunkasi verbal yaitu, setiap
apa yang kita sampaikan dalam presentasi atau dalam menyampaikan materi harus
terdengar jelas dan mudah dipahami oleh audiens. Pastikan juga dalam berbicara kita sudah
menggunakan intonasi yang tepat. ketika sedang menjelaskan materi kita juga bisa
menggunakan bahasa tubuh untuk memperjelas materi yang kita sampaikan, seperti
ekspresi wajah, Gerakan tangan, dan gerakan tubuh yang lainnya. Itulah yang disebut
komunikasi non-verbal.

f) Hadapilah Sesi Tanya Jawab Dengan Intelek.

Dalam presentasi makalah kelompok, setiap anggota harus mendisukisan bersama
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh audiens. Diharapkan
para anggota bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jawaban yang intelek.
Karna pada dasarnya walaupun presentasi makalah ini dalam bentuk perkelompok, tetapi
dosen menilainya secara indivdu. Jadi semakin dia intelek dan aktif dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan semakin tinggi pula nilai yang dia dapatkan.

44

g) Akhiri Presentasi Dengan Energik
Apabila presentasi makalah diawali dengan semangat yang kuat dan percaya diri

yang tinggi, maka begitu juga ketika mengakhiri sebuah presentasi. Penutupan presentasi
harus energik dan percaya diri bahwa makalah yang disampaikan adalah sesuatu yang
penting dan sangat bermanfaat. Hal tersebut juga bertujuan agar audiens mengingat materi
atau pembahasan yang telah disampaikan oleh pemakalah. Salah satu cara dalam menutup
presentasi makalah adalah dengan merangkum atau mengambil kesimpulan dari
pemabahasan materi tersebut.

45

DAFTAR PUSTAKA

Alex dan Achmadi H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, 2011.
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,

Makalah dan Laporan, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2014.
Erie Hariyanto dkk, Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syariah, Madura: Fasya

IAIN Madura, 2020.
Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi, Padangsidimpuan : IAIN, 2020.
Khairul Azan, Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Panduan Praktis untuk Dosen, Guru dan

Mahasiswa, Riau: DOTPLUS Publisher, 2021.

M. Amirin Tatang, Menulis Karya Ilmiah (Artikel), Makalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah
Bagi Guru-Guru se-Indonesia, Yogyakarta.

Masduki, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Review Buku dan Jurnal Ilmiah, Jawa Barat:
Penerbit Adab, 2020.

Muhammad Qustulani dan Ecep Ishak F, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Artikel dan
Skripsi, PSP Nusantara: Press, 2016.

Mukayat Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta: Akademika Presindo, 1985.
Nurhadi, Handbook of Writing Panduan Lengkap Menulis, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2017.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah dan

Laporan Penelitian, Malang: UM Press, 2017.
S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi dan Makalah,

Jakarta:PT.Bumi Aksara, 2014.
Wardani, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Wibow Wahyu, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa

Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zulmiyetri, Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2020.
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985.

46

4 langkah proses menulis makalah?

Cara Membuat Makalah.
Tentukan Tema/Topik Pembahasan. Langkah pertama yang harus dilakukan jika akan membuat makalah ialah menentukan tema atau permasalahan yang akan dibahas. ... .
Kumpulkan Referensi. Kemudian, mulai kumpulkan referensi-referensi yang terkait dengan judul. ... .
Tulis Makalah secara Sistematis. ... .
Menyunting Makalah..

Bagaimana cara menyusun makalah yang benar?

Berikut ini cara membuat makalah sederhana yang bisa kamu terapkan dalam menyelesaikan tugas..
Tentukan tema. ... .
Tentukan judul. ... .
Kumpulkan bahan referensi. ... .
Baca referensi makalah dengan tema sejenis. ... .
Menulis makalah secara sistematis. ... .
Penambahan kutipan. ... .
Sunting makalah..

Bab 1 makalah terdiri dari apa saja?

F. BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum dari permasalahan yang akan dibahas. Dalam pendahuluan ini terdiri dari enam sub bab, yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Langkah Langkah Membuat makalah SMA?

Langkah-langkah membuat makalah SMA yaitu sebagai berikut:.
Tentukan Topik Pembahasan. Langkah pertama yaitu tentukan topik atau tema yang ingin dibahas. ... .
Tentukan Judul. Setelah menemukan topik, langkah berikutnya yaitu menentukan judul makalah. ... .
Kumpulkan Bahan Referensi. ... .
Tulis Makalah Secara Sistematis. ... .
Edit Makalah..