Bolehkah ibu hamil tidur tidak memakai celana dalam

Posisi tidur ibu hamil yang baik penting untuk diketahui, agar ibu hamil dapat beristirahat dengan nyaman dan kondisi janinnya pun aman, terlebih dengan adanya perubahan fisik maupun hormonal yang dapat menyebabkan ibu hamil susah tidur.

Waktu dan kualitas tidur yang baik sangat diperlukan bagi semua orang, khususnya selama masa kehamilan. Selain menjaga kesehatan fisik dan mental, tidur yang berkualitas juga diperlukan untuk menunjang perkembangan janin.

Bolehkah ibu hamil tidur tidak memakai celana dalam

Namun, hal tersebut menjadi kendala tersendiri bagi kebanyakan ibu hamil, baik karena perubahan hormon maupun fisik, di mana mereka kesulitan memperoleh posisi tidur yang nyaman.

Berbagai keluhan selama kehamilan, seperti nyeri otot, punggung, kram, dan nyeri ulu hati juga dapat mengganggu waktu istirahat ibu hamil.

Oleh karena itu, Bumil perlu mengetahui posisi tidur yang baik untuk mengurangi keluhan tersebut serta memaksimalkan kualitas tidur.

Posisi Tidur Ibu Hamil yang Disarankan

Posisi tidur yang disarankan untuk ibu hamil adalah miring ke kiri. Posisi ini disarankan karena dapat meningkatkan aliran darah ke plasenta, sehingga janin akan memperoleh aliran darah dengan optimal. Selain itu, posisi ini dapat mencegah rahim menekan organ hati yang terletak di bagian kanan perut.

Namun, jika belum terbiasa atau merasa kurang nyaman dengan posisi tidur menyamping ke sisi kiri, Bumil bisa sesekali mengubah posisi miring ke kanan untuk mengurangi tekanan pada pinggul kiri.

Selain itu, ada beberapa tips lain untuk membantu Bumil mendapatkan posisi tidur yang lebih nyaman, di antaranya:

  • Letakkan bantal di bawah perut dan di antara lutut untuk menjaga posisi Bumil tetap miring.
  • Posisikan bantal di sisi tubuh bagian bawah agar dada sedikit terangkat dan mengurangi keluhan sesak napas.
  • Tumpuk beberapa bantal agar posisi kepala lebih tinggi. Posisi ini dapat Bumil terapkan untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

Posisi Tidur Ibu Hamil yang Perlu Dihindari

Pada usia kehamilan trimester pertama, biasanya posisi tidur Bumil masih diperbolehkan dalam posisi telentang. Namun, untuk membiasakan diri tidur dengan posisi yang disarankan atau miring ke kiri, Bumil dapat mulai berlatih sejak usia kehamilan trimester pertama.

Pada usia kehamilan trimester kedua, Bumil tidak lagi disarankan untuk tidur dalam posisi telentang. Pasalnya, posisi ini dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah besar dan berisiko menghambat alirah darah ke janin.

Tidur dalam posisi terlentang juga berisiko menurunkan aliran darah balik pada Bumil, yang dapat menyebabkan beberapa keluhan seperti pusing, sesak napas, dan jantung berdetak lebih cepat.

Tips Mengatasi Susah Tidur Saat Hamil

Jika Bumil sulit tidur atau sering terbangun di malam hari, cobalah terapkan beberapa saran berikut:

  • Buat jadwal tidur dan bangun tidur di waktu yang sama setiap harinya.
  • Bersantai ketika waktu tidur semakin dekat dengan minum susu hangat atau membaca buku.
  • Latihan relaksasi, seperti yoga dan mindfulness.
  • Hindari menggunakan gawai saat mendekati waktu tidur.
  • Batasi minuman berkafein dan bersoda serta makanan berlemak dan pedas.
  • Hindari makan berat minimal 3 jam sebelum tidur untuk mencegah munculnya keluhan pencernaan, seperti asam lambung.

Jika Bumil sering terbangun karena merasakan kaki kram, cobalah untuk mengonsumsi makanan tinggi kalsium, seperti brokoli, bok choy, bayam, jeruk, dan pepaya. Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan air minum setiap hari.

Posisi tidur ibu hamil mungkin bisa berbeda-beda sesuai kondisi kesehatan ibu dan janin. Jika Bumil mengalami masalah kesehatan tertentu dan tidak dapat ditangani dengan beberapa tips di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat diketahui penyebabnya dan diatasi dengan tepat.

Terakhir diperbarui: 7 Oktober 2021

Pada usia kehamilan muda, umumnya masih cukup nyaman dengan celana dalam biasa. Tapi, setelah kehamilan memasuki usia 16 minggu, Anda sudah harus mengenakan celana dalam yang ukurannya lebih besar atau celana dalam untuk ibu hamil.

Ada 2 pilihan:

  • Pertama, maternity briefs atau grandma panties, yaitu yang menutupi perut sampai di atas pusar.
  • Kedua, jenis bikini panties, yaitu hanya menutupi perut di bawah pusar pada garis perut (bikini line).  

Pilih yang:

  • Berbahan dasar katun atau kaus karena memungkinkan terjadinya aliran udara yang baik sehingga Anda terhindar dari kelembaban dan infeksi jamur atau bakteri. Apalagi, selama hamil suhu tubuh Anda cenderung meningkat dan cairan vagina sering keluar.
  • Pilih celana yang nyaman dipakai, yakni yang karetnya tidak menekan perut, pinggang dan lingkar paha, serta bisa menutupi dan menopang perut serta bokong dengan baik, namun tidak terlalu ketat menekan bagian selangkangan.

Memilih dan Memakai Pakaian Dalam Selama Kehamilan

Bolehkah ibu hamil tidak pakai celana dalam?

Celana dalam yang benar untuk wanita hamil adalah yang bisa melindung kewanitaan dengan sempurna, tapi nggak memberikan tekanan pada perut. Makanya, celana dalam model ā€œVā€ ini cukup direkomendasikan supaya kamu tetap nyaman berkegiatan di trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Apakah boleh tidak pakai celana dalam saat tidur?

Manfaat tidur tanpa celana dalam berikutnya dapat menjaga kebersihan. Tidak memakai celana dalam saat tidur selain dapat memberikan kenyamanan, juga mendukung kebersihan organ genital. Dikatakan, organ intim sudah terlindungi dari elemen luar hanya dengan mengenakan piyama dan mempraktikkan kebersihan yang baik.

Apa yang terjadi jika kita tidak memakai celana dalam?

Tanpa pakaian dalam, area selangkangan lebih mudah berkeringat. Pada dasarnya, pakaian dalam berfungsi untuk menyerap keringat di area selangkangan yang dihasilkan seharian. Tanpa celana dalam untuk menyerap kelembapan, selangkangan akan dipenuhi oleh keringat yang berbau tidak sedap.

Kenapa saat hamil tua celana dalam basah?

Kondisi Anda yang mendapati celana Anda basah saat hamil bisa jadi wajar disebabkan oleh keputihan berlebih atau keringat yang menumpuk. Namun bisa juga, basahnya celana Anda tersebut terjadi karena ketuban yang merembes, inkontinensia urin, dan gangguan medis lain yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.