Beriman kepada kitab kitab Allah SWT termasuk rukun iman yang ke

tirto.id - Iman kepada Allah swt merupakan suatu asas dan pokok yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Dengan mengamalkannya, maka kita akan percaya bahwa Dia merupakan satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, serta pemberi segalanya di dunia ini.

Menurut bahasa, kata “iman" sendiri mempunyai kata dasar amana yu'minu-imanan, yang berarti “percaya" atau “membenarkan". Sementara menurut istilah, iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.

Rukun Iman ada enam dan Iman kepada Allah adalah rukun iman ketiga. Enam rukun Iman yang mesti diyakini seorang muslim sebagai berikut:

  1. Iman pada adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa.
  2. Iman pada adanya malaikat Allah SWT.
  3. Iman pada adanya kitab-kitab Allah SWT.
  4. Iman pada adanya rasul-rasul Allah SWT.
  5. Iman pada adanya hari kiamat.
  6. Iman pada qada dan qadar, adanya takdir baik dan buruk ciptaan Allah SWT.

Iman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah swt merupakan rukun iman yang ketiga, yang memiliki makna percaya dan meyakini bahwa Allah swt mempunyai kitab yang telah diturunkan kepada para rasul-Nya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya.

Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah swt adalah fardhu’ain yakni kewajiban atau sesuatu yang punya hukum wajib bagi setiap orang yang beragama Islam.

Iman kepada kitab-kitab Allah swt menjadi landasan bagi agama kita. Karena, dengan mengimani kitab-kitab Allah, selain percaya akan keagungannya, kita juga percaya atas semua perintah, larangan, serta ajarannya yang diturunkan kepada nabi-nabinya.

Adapun, cakupan iman kepada kitab Allah swt meliputi empat perkara. Antara lain:

1. Iman bahwasanya kitab-kitab tersebut turun dari Allah swt.

2. Iman dengan nama-nama yang kita ketahui dari kitab-kitab tersebut, seperti al-Qur`an yang Allah swt turunkan kepada Muhammad saw, Taurat kepada Musa a.s, Injil kepada Isa a.s, dan lain sebagainya.

3. Pembenaran terhadap berita-berita yang shahih, seperti berita-berita yang ada dalam Al-Qur’an dan kitab-kitab suci sebelumnya selama kitab-kitab tersebut belum dirubah atau diselewengkan.

4. Pengamalan terhadap apa -apa yang tidak di-nasakh (dibatalkan) dari kitab-kitab tersebut, menerimanya dan berserah diri dengannya, baik yang diketahui hikmahnya, maupun yang tidak diketahui."

Dalil Iman Kepada Kitab Allah Swt.

Mengutip laman Sumber Belajar Kemendikbud, dalil mengenai iman kepada kitab Allah swt di antaranya:

1. Q.S. An Nisa ayat 136

“Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya."

Menurut Imam Qurtubi, makna firman Allah swt tersebut adalah bahwa kitab-kitab Allah diturunkan dan ditujukan untuk semua orang yang beriman. Makna “Dan kepada Kitab yang Allah swt turunkan kepada rasul-Nya," memiliki maksud al-Qur’an, sementara “…serta Kitab yang Allah swt turunkan sebelumnya," adalah kepada setiap kitab yang diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw.

2. Q.S. Ali Imron ayat 3-4

“Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur’an) menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan."

Ayat tersebut memiliki makna bahwa diturunkannya kitab-kitab Allah swt ini merupakan anugerah bagi manusia. Mengapa demikian? Manusia dikaruniai akal oleh Allah swt agar dapat mengkaji al-Quran untuk memahami ajaran-ajaran Allah swt sebagai rambu-rambu yang menunjukkan jalan kebenaran, serta menciptakan tatanan kehidupan dunia yang baik dan benar.

Jadi, dengan adanya kitab-kitab Allah swt ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang salah (bathil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.

Baca juga: Pengertian Rukun Iman dan Penjelasan 6 Aspeknya dalam Agama Islam

Baca juga artikel terkait RUKUN IMAN atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
(tirto.id - efd/ylk)


Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Hikmah beriman kepada kitab Allah menjadi salah satu hal penting bagi seluruh umat muslim. Seperti yang sudah kita ketahui, percaya kepada semua kitab-kitab Allah termasuk rukun iman ketiga.

Sedangkan maksud dari kitab itu sendiri merupakan kumpulan firman Allah SWT yang turun kepada nabi dan rasul melalui Malaikat Jibril.

Dengan demikian, iman kepada kitab-kitab Allah berarti kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT sudah menurunkan kitab-kitab tersebut kepada rasul pilihan.

Dengan tujuan, supaya kitab tersebut sampai kembali kepada umatnya. Sehingga umat-umat tersebut mempunyai pedoman hidup dalam meraih kebahagiaan dunia serta akhirat.

Walaupun kitab-kitab Allah turun dengan tujuan sama, namun untuk periode atau waktu penurunannya berbeda-beda. Untuk isinya sendiri juga sudah sesuai dengan keadaan umat pada masa itu.

Akan tetapi, pada dasarnya kitab tersebut berisikan ajaran pokok yang sama, perihal kewajiban untuk tauhid atau mengesakan Allah SWT.

baca juga: Hikmah Maulid Nabi Menyadarkan Manusia Sebagai Umat Manusia

Inilah Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah

Seperti halnya dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 136 menjelaskan, “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah untuk beriman kepada Allah, rasul, serta kitab Al-Qur’an yang sudah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu kitab-kitab yang sudah diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, sesungguhnya orang tersebut sangatlah tersesat teramat jauh”.

Meskipun kita tidak mengetahui bagaimana isi kitab-kitab yang turun sebelum Al-Qur’an, namun kita mempunyai kewajiban untuk tetap mengimaninya.

Terdapat 3 kitab yang turun sebelum Al-Qur’an. Ada Zabur yang turun kepada Nabi Daud. Ada Injil yang turun kepada Nabi Isa. Terakhir ada pula kitab Taurat yang turun kepada Nabi Musa.

Mengapa kita harus mengimani kitab-kitab Allah? Hikmah apa yang akan kita dapatkan setelah mengimaninya? Berikut ulasannya.

baca juga: Hikmah Membaca Istighfar, Peluang untuk Menjadi Penghuni Surga

Memperkuat Keimanan

Untuk hikmah beriman kepada kitab Allah yang pertama adalah menjadikan keimanan kita lebih kuat. Kitab-kitab tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan.

Meskipun pokok intinya merupakan tauhid, namun isi dalam kitab tersebut juga dibagi. Ada yang berisikan tentang sejarah nabi, ibadah, muamalah, dan yang lainnya.

Apabila dalam kehidupan sehari-hari kita menjadikan Al-Qur’an itu sebagai pedoman hidup, sudah dijamin dapat meningkatkan keimanan.

Melakukan aktivitas sehari-hari yang berlandaskan dengan Al-Qur’an, memperbanyak untuk beramal salih, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara dzikir.

baca juga: Hikmah Kisah Bilal Bin Rabbah, Budak yang Teguh Memegang Akidah

Tahu Mana Perilaku yang Baik

Hikmah beriman kepada kitab Allah juga menyebabkan kita tahu perilaku terbaik yang seharusnya dilakukan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Misalnya saja salat, zakat, puasa, naik haji, infak, dan yang lainnya. Dengan demikian, kita juga tahu bahwa kita mempunyai kewajiban untuk berlomba-lomba dalam urusan kebaikan.

Menambah Ilmu Pengetahuan

Selanjutnya, hikmah beriman kepada kitab Allah juga menjadikan ilmu kita menjadi bertambah. Bagaimana tidak? Seperti yang sudah kita ketahui, dalam kitab Allah terdapat berbagai pokok isi yang menjadi pedoman dalam kehidupan kita.

Selain itu, terdapat pula hal-hal yang berkaitan dengan fiqih serta sejarah nabi atau umat terdahulu.

Misalnya saja Nabi Nuh, mempunyai kemampuan untuk membuat kapal besar sehingga saat terjadinya banjir bandang tidak hanyut.

Kemudian Nabi Muhammad yang Isra Mi’raj sampai ke Arsy bersama Malaikat Jibril. Lalu ada Nabi Sulaiman yang bisa bekerjasama dengan jin.

Semua itu menjadi pengetahuan penting bagi kita. Dengan membacanya, ilmu pengetahuan kita akan bertambah.

Kehidupan Menjadi Tertata

Membuat kehidupan menjadi tertata juga merupakan hikmah beriman kepada kitab Allah. Karena dalam menjalankan kehidupan, orientasi kita adalah kitab-kitab yang sudah Allah SWT turunkan.

Kapan kita harus berbuat baik, mengerjakan salat, infaq, naik haji, bersedekah, dan lainnya. Hal itulah yang nantinya akan menjadi warning untuk kita.

Sehingga orientasi dalam kehidupan kita itu benar-benar terpaku pada kitab-kitab Allah. Hal inilah yang menyebabkan jiwa kita menjadi tenang dan kehidupan lebih tertata.

Namun bukan hanya itu saja, melainkan juga memupuk sikap toleransi. Alasannya, karena dalam kitab Allah juga terdapat penjelasan yang berkaitan dengan penanaman sikap toleransi.

Maknanya adalah kita mempunyai kewajiban untuk menghargai serta menghormati pemeluk agama lainnya.

Pada intinya, hikmah beriman kepada kitab Allah menjadikan kita manusia yang selalu menumbuhkan sikap optimis guna meraih kebahagiaan serta kesuksesan dunia dan akhirat. [Muhafid/R6/HR-Online]

This post was last modified on Januari 9, 2022 4:36 AM

Ilustrasi Islami. [Photo by nurhan on Unsplash]

Bola.com, Jakarta - Rukun iman merupakan pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Ada enam rukun Iman yang perlu diketahui dan diyakini umat Islam.

Secara bahasa, iman berarti membenarkan, sementara menurut syariat Islam, iman artinya mengakui secara lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkannya dengan perbuatan.

Pokok-pokok kepercayaan dalam agama Islam terkandung dalam Rukun Iman. Adapun keenam Rukun Iman dalam agama Islam tersebut berdasarkan ayat Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Sebagai umat Islam, wajib mengetahui Rukun Iman yang terdiri dari enam, yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari Kiamat, terakhir iman kepada Qada dan Qadar.

Bagi setiap umat Muslim wajib mengetahui dan memahami masing-masing dari keenam rukun iman tersebut.

Berikut ini rangkuman tentang pengertian enam rukun iman dalam Islam lengkap beserta maknanya, dikutip dari Dalamislam dan Dream, Selasa [8/6/2021].

Sebagai umat Muslim, sudah semestinya beriman kepada Allah SWT, yang artinya percaya akan keberadaan Allah. Allah ada sebagai Tuhan alam semesta yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

Meyakini Allah tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dibutuhkan bukti. Dari amal perbuatan, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua makhluk diwajibkan menyembah Allah SWT.

Makna dari rukun iman kepada Allah adalah kita meyakini bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah SWT.

Rukun iman yang kedua adalah iman kepada malaikat. Allah SWT memberikan tugas untuk mengatur seluruh isi alam, melalui malaikat-malaikatnya.

Ada 10 malaikat Allah yang perlu kamu ketahui, yakni Jibril [penyampai wahyu], Mikail [pembagi rezeki], Israfil [peniup terompet sangkakala], Izrail [pencabut nyawa], Munkar dan Nakir [penanya di alam kubur], Raqib dan Atid [pencatat amal], Malik [penjaga neraka], Ridwan [penjaga surga].

Makna rukun iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada, yang senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia.

Rukun Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Adapun kitab yang perlu diimanin oleh umat Islam terdiri empat kitab.

Keempat kitab tersebut ialah taurat yang diturunkan melalui Nabi Musa, kitab Zabur yang diturunkan melalui Nabi Daud, kitab Injil yang diturunkan melalui Nabi Isa, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kitab itu diturunkan kepada para Rasul, untuk kemudian dilanjutkan ke seluruh umat-Nya. Dengan berpedoman teguh pada kitab-kitab Allah, niscaya manusia bisa selamat dari siksa api neraka.

Rukun Iman yang keempat adalah iman kepada para nabi dan rasul. Hal ini berarti kita harus meyakini bahwa nabi dan rasul adalah manusia utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi.

Beriman kepada nabi dan rasul, artinya memercayai segala ajaran baik lisan maupun tindakan sebagai teladan para nabi dan rasul.

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, namun kita diwajibkan memercayai 25 nama-nama nabi dan rasul.

Umat Islam diwajibkan percaya akan adanya hari akhir atau yang sering disebut dengan kiamat. Hari kiamat merupakan hari di mana seluruh alam semesta dihancurkan atau dimusnahkan.

Meyakini adanya hari kiamat maka manusia bisa menjadi lebih baik, mengumpulkan banyak pahala, sebagai saku atau simpanan di hari akhir kelak.

Selain itu, kita juga harus memercayai adanya kehidupan setelah kematian, di mana kehidupan yang kekal sesungguhnya itu ada di akhirat kelak.

Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qada dan qadar. Umat Muslim wajib percaya kepada qada dan qadar yang merupakan takdir Allah yang baik maupun buruk. Takdir merupakan ketentuan yang terjadi di alam semesta.

Menurut bahasa, qada berarti ketetapan. Sebelum manusia lahir dan sebelum dunia tercipta, Allah sudah punya ketetapan. Qada tertulis pada kitab Lauh Mahfuz. Baik tentang hidup, kebaikan, keburukan, dan kematian.

Sementara, qadar menurut bahasa berarti ketentuan atau kepastian Allah. Sedangkan berdasarkan istilah, qadar berarti penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan oleh Allah. Termasuk yang sedang terjadi, akan terjadi, dan belum terjadi.

Hubungan qada dan qadar tidak bisa dipisahkan, karena qada merupakan rencana dan qadar adalah perwujudan atau kenyataan. Dua kata ini juga dikenal sebagai takdir oleh Allah SWT.

Sumber: Dalamislam, Dream.co.id [Reporter: Arini Saadah. Published: 21/7/2020]

Dapatkan artikel Islami dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Berita video para pesepak bola muslim yang berprestasi pada saat ini.

Video yang berhubungan