Berikut yang merupakan isi perundingan roem royen adalah

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Selasa, 15 Jun 2021 13:00 WIB

Berikut yang merupakan isi perundingan roem royen adalah

Kendati kemerdekaan telah diproklamasikan, namun Indonesia masih berupaya untuk melepaskan diri dari Belanda, salah satunya lewat Perjanjian Roem Royen. (Foto: www.anri.go.id)

Jakarta, CNN Indonesia --

Perjuangan Indonesia di masa awal kemerdekaan Indonesia setelah Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi amatlah berat.

Para tokoh bangsa saat itu masih berupaya keras untuk melepaskan diri dari Belanda melalui jalur diplomasi, salah satunya lewat Perjanjian Roem Royen atau Roem Roijen.

Sebelumnya Indonesia telah dua kali menempuh jalur diplomasi dengan pemerintah Belanda yakni melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946 dan Perjanjian Renville pada 1948.

Perjanjian Roem Royen berlangsung hampir sebulan. Perjanjian ini dimulai sejak 14 April 1949 dan menemui titik temu hingga penandatanganan pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

Nama Perjanjian Roem Royen sendiri diambil dari nama masing-masing delegasi. Delegasi Indonesia yakni Mohammad Roem dan delegasi Belanda yakni Herman van Roijen.

Perundingan perjanjian berjalan sangat alot hingga memaksa menghadirkan Mohammad Hatta dari pengasingannya di Bangka kala itu serta Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta.

Kala itu Yogyakarta merupakan Ibu Kota sementara Indonesia dan merupakan sasaran utama dalam Agresi Militer Belanda II. Karenanya kehadiran Sri Sultan dalam perundingan Roem Royen memberikan dampak tersendiri.

Keberhasilan Perjanjian Roem Royen kemudian membuahkan pengakuan kedaulatan penuh Belanda atas Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag di tahun yang sama.

Berikut yang merupakan isi perundingan roem royen adalah
s first vice president, later also serving as the country's Prime Minister. On August 17, 1945, he and Sukarno proclaimed the Independence of Indonesia from the Dutch. (Photo by AFP)" title="Mohammad Hatta" />Perundingan Perjanjian Roem Royen berjalan sangat alot hingga harus menghadirkan Mohammad Hatta dari pengasingannya di Bangka (Foto: AFP)

Isi Perjanjian Roem Royen

Isi perjanjian Roem Royen merupakan kesepakatan perdamaian kedua belah pihak sebelum ditandatangani pada 7 Mei 1949. Berikut isi Perjanjian Roem Royen dari delegasi Indonesia dan Belanda:

Isi Perjanjian Delegasi Indonesia

  • Indonesia akan memerintahkan Angkatan bersenjatanya untuk menghentikan segala aktivitas perang gerilya.
  • Pemerintah Indonesia meminta Belanda hadir dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
  • Indonesia dan Belanda akan bekerjasama mengembalikan ketertiban, keamanan, dan menjaga perdamaian.


Isi Perjanjian Delegasi Belanda

  • Pemerintah Belanda menyetujui Pemerintahan Indonesia kembali ke Yogyakarta.
  • Pemerintah Belanda membebaskan tanpa syarat semua tahanan politik.
  • Pemerintah Belanda menyetujui Republik Indonesia merupakan bagian dari Negara Indonesia Serikat.
  • Pemerintah Belanda menyetujui KMB diadakan secepatnya setelah Pemerintahan Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.


Dari poin-poin tersebut, dirangkum kesepakatan kedua belah pihak sebagai berikut:

  • Belanda akan menghentikan semua kegiatan militer dan membebaskan semua tahanan perang dan politik.
  • Belanda menyerahkan secara utuh dan tanpa syarat kedaulatan kepada pemerintah Indonesia.
  • Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada Indonesia.
  • Belanda dan Indonesia akan mendirikan persekutuan atas dasar sukarela dan persamaan hak.
  • Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
  • Belanda akan mengembalikan pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta.
  • Angkatan bersenjata Republik Indonesia akan menghentikan semua kegiatan gerilya.
  • Indonesia dan Belanda akan hadir dalam Konferensi Meja Bundar.

Hasil Perjanjian Roem Royen

Tekanan dari dunia Internasional atas Agresi Militer Belanda II memberikan dampak serius ke Belanda. Terbukti setelah tercapainya perjanjian Roem Royen, Belanda menepati semua kesepakatan yang dibuat dengan Indonesia.

  • Pada 6 Juli, Soekarno dan Hatta dikembalikan dari pengasingan ke Yogyakarta yang merupakan ibu kota sementara Republik Indonesia saat itu.
  • Pada 13 Juli, Moh. Hatta mengesahkan Perjanjian Roem Royen dan menunjuk Sjafruddin Prawiranegara sebagai Presiden PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) pada 22 Desember 1948.
  • Pada 3 Agustus, gencatan senjata Belanda dan Indonesia dimulai di Jawa dan Sumatera.
  • KMB mencapai persetujuan tentang seluruh masalah di agenda pertemuan, kecuali masalah Papua-Belanda.
  • Pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta pada 24 Juni 1949.
  • Pasukan Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
  • Pembahasan penghentian permusuhan dibahas setelah kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.

Tokoh di Balik Perjanjian Roem Royen

Keberhasilan perundingan tentu tidak lepas dari tokoh-tokoh kunci Perjanjian Roem Royen. Para tokoh bangsa tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mohammad Roem
  2. Ali Sastro Amijoyo
  3. Johannes Leimena
  4. Ir. Juanda
  5. Prof. Supomo
  6. Johannes Latuharhary
  7. A.K. Pringgodigdo
  8. Mohammad Hatta
  9. Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
(imb/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

LAINNYA DARI DETIKNETWORK

Berikut yang merupakan isi perundingan roem royen adalah

Berikut yang merupakan isi perundingan roem royen adalah
Lihat Foto

Arsip Nasional Republik Indonesia

Perjanjian Roem-Royen

KOMPAS.com - Perjuangan Indonesia untuk membebaskan diri dari Belanda di awal kemerdekaan, ditempuh lewat berbagai upaya diplomasi.

Salah satu upaya diplomasi yang dilakukan yakni perjanjian Roem-Royen.

Perjanjian Roem-Royen adalah perundingan yang dibuat Indonesia dengan Belanda pada 7 Mei 1949 untuk menyelesaikan konflik di awal kemerdekaan.

Latar belakang Perundingan Roem-Royen

Sebelum perjanjian Roem-Royen, ada perjanjian Linggarjati pada 1946 dan perjanjian Renville pada 1948.

Dikutip dari Sejarah Diplomasi di Indonesia (2018), perjanjian Renville merugikan Indonesia.

Baca juga: Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Kerugian bagi Indonesia

Wilayah kedaulatan Indonesia semakin kecil. Belanda yang diuntungkan lewat perjanjian itu sendiri, pada akhirnya melanggar janji.

Pada 1 Desember 1948, Belanda secara sepihak tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville.

Buntutnya, pada 19 Desember, Belanda menyerang Ibu Kota Indonesia di Yogyakarta. Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Belanda juga menangkap dan menawan Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Moh Hatta.

Langkah Belanda dikecam dunia. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 4 Januari 1949 memerintahkan Belanda dan Indonesia menghentikan masing-masing operasi militernya.

United Nations Commission for Indonesia (UNCI) membawa perwakilan kedua negara ke meja perundingan pada 17 April 1949.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Delegasi Indonesia diketuai Mohammad Roem. Sementara Belanda diwakili Herman van Roijen (Royen).

Lihat Foto Pekan Buku Indonesia 1954 Mohammad Roem Isi perundingan Roem-Royen

Setelah melalui perundingan berlarut-larut, akhirnya pada 7 Mei 1949 dicapai persetujuan.

Persetujuan itu dikenal sebagai "Roem-Royen Statements" atau Perundingan Roem-Royen.

Berikut isi Perjanjian Roem-Royen bagi Indonesia:

  • Memerintahkan "pengikut RI yang bersenjata" untuk menghentikan perang gerilya.
  • Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
  • Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat "penyerahan" kedaulatan yang sungguh lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat.

Perjanjian Roem-Royen untuk Belanda yakni:

  • Belanda menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
  • Menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
  • Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum tanggal 19 Desember 194x dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan merugikan RI.
  • Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
  • Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya Konferensi Meja Bundar segera diadakan sesudah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar, Belanda Akui Kedaulatan Indonesia

Dampak Perjanjian Roem-Royen

Untuk menindaklanjuti perjanjian Roem-Royen, pada 22 Juni 1949, diadakan perundingan formal antara Indonesia, Belanda, dan Majelis Permusyawaratan Federal atau Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) di bawah pengawasan Critchley (Australia).

Perundingan itu menghasilkan keputusan:

  • Pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta dilaksanakan pada 24 Juni 1949
  • Pasukan Belanda akan ditarik mundur dari Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
  • Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta setelah TNI menguasai keadaan sepenuhnya di daerah itu
  • Mengenai penghentian permusuhan akan dibahas setelah kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta
  • Konferensi Meja Bundar diusulkan akan diadakan di Den Haag, Belanda
  • Yogyakarta baru sepenuhnya ditinggalkan tentara Belanda pada 29 Juni 1949.

Soekarno dan Hatta dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

Jenderal Sudirman yang sakit dan berjuang lewat gerilya selama hampir tujuh bulan, baru kembali ke Yogyakarta pada 10 Juli 1949.

Setelah pemerintahan pulih, pada 13 Juli 1949 diadakan sidang kabinet RI yang pertama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.