Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

HousingEstate, Jakarta - Tidak peduli musim hujan atau kemarau, kebakaran karena hubungan arus pendek (menempelnya dua kabel listrik telanjang yang menyebabkan korsleting) atau penumpukan arus pada satu titik terus terjadi dan umumnya menimpa rumah kecil milik orang kebanyakan.

Memang, pemasangan instalasi listrik di rumah urusan kontraktor atau instalatir. Tapi, kita tetap perlu memahaminya agar penggunaan listrik di rumah aman. Apalagi, tidak semua instalasi listrik dikerjakan kontraktor yang tergabung dalam AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia). Kebanyakan dipasang instalatir partikelir.

Menurut Willy Purbaya, Direktur PT Adriv Jaya Bersama, sebuah perusahaan kontraktor kelistrikan di Jakarta, pemasangan listrik di rumah sudah ada standarnya dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). PUIL yang sudah berbentuk buku panduan itu wajib menjadi acuan semua instalatir, karena setiap daya berbeda pemasangan dan penanganannya. Pemilik rumah juga perlu membaca dan memahaminya sebagai bahan untuk mengontrol pekerjaan instalatir.

PLN hanya menyuplai

Perlu dipahami, PLN hanya bertanggung jawab terhadap suplai listrik hingga boks meter di depan rumah. Boks ini sudah disertai papan-hubung-bagi (PHB) dilengkapi sekering atau mini circuit breaker (MCB) untuk pengaman arus, serta alat pengukur dan pembatas (APP) untuk mengetahui penggunaan daya. Sedangkan aliran listrik dari boks meteran ke dalam rumah menjadi tanggung jawab pemilik rumah.

Kabel memenuhi standar

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Berkaitan dengan itu penggunaan kabelnya berbeda-beda. Misalnya, untuk rumah di bawah 70 m2 yang berisi 2-3 kamar tidur, instalasinya harus menggunakan kabel berdiameter 2,5 mm yang cukup kuat dialiri daya hingga 5.000 watt.

Kabel sebaiknya dibungkus pipa conduit yang lentur sehingga makin aman dan mudah dicek atau diganti. Dengan pipa conduit, bila kabel tergencet atau digigit tikus, masih ada perlindungan yang menjamin arus di kabel tetap baik.

“Jenis kabelnya bisa NYM atau NYY (tergantung daya listrik terpasang di rumah) dan sudah berstandar SNI,” kata Willy.

Penyalurannya ke perangkat listrik seperti titik lampu, bisa dengan kabel 1,5 mm. Kabel ukuran ini aman untuk jalur stop-kontak (colokan) atau lampu dengan daya di bawah 100 watt. Kabel yang memenuhi standar (SNI) tidak mudah digigit tikus, terkikis atau terkelupas selubungnya akibat terkena panas.

Minimal delapan grup

Sugeng Susilo, General Supervisor Unit Electrical PT Aditeam Indonesia, perusahaan kontraktor listrik lain di Jakarta, menambahkan, untuk rumah tipe di bawah 70 m2 instalasi atau perkabelannya setidaknya dibagi dalam delapan grup.

“Masing-masing satu jalur untuk pompa air, dua untuk AC dan water heater, dan masing-masing satu jalur untuk lampu dan stop-kontak. Satu jalur bisa digunakan untuk maksimal 12 titik lampu dan delapan titik stop kontak. Kemudian dua jalur dengan MCB tersendiri untuk cadangan,” katanya.

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

MCB adalah alat pemutus aliran listrik saat terjadi korsleting atau pemakaian berlebih (overload). Aplikasi grup saluran listrik itu di rumah biasanya dikelompokkan dalam blok-blok pembagi daya. Setiap blok grup itu ada MCB-nya sendiri. Jadi, bila terjadi korsleting, yang putus hanya daya di grupnya. Pembagian grup bisa dilakukan per 500 watt daya atau 1 amphere.

Jalur tersendiri

Perkakas elektronik seperti pompa air, AC, kulkas, dan pemanas air, masing-masing harus menggunakan jalur sendiri supaya lebih aman. Perangkat listrik berdaya besar itu perlu dibuatkan jalur tersendiri, karena bila disatukan dengan jalur lain seperti penerangan, lampu akan berkelip-kelip saat pompa atau AC bekerja. Dengan dibagi dalam grup-grup dan jalur tersendiri, kabel sebagai media penghantar arus listrik pun menjadi lebih awet karena beban arusnya tidak berlebihan.

Kapasitas daya

Sementara cadangan diperlukan untuk mengantisipasi penambahan perangkat listrik. Jadi, kita tinggal mengambil dari jalur yang sudah ada, tidak perlu membuat baru. “Untuk rumah tipe di bawah 70 m2 daya 1300 VA (voltase amper) sudah mencukupi. Tapi, supaya lebih aman sebaiknya ditingkatkan menjadi 2200 VA. Dengan daya lebih besar, tidak perlu khawatir bila ada penambahan perangkat listrik di rumah,” kata Willy.

Grounding

Agar penggunaan listrik lebih aman lagi, harus ada juga mekanisme pembumian (grounding) arus ke dalam tanah bila tiba-tiba daya membesar, karena misalnya ada perawatan PLN di jaringan dan gardu, atau ada sambaran petir. Grounding atau earth leakage circuit breaker (ELCB) memastikan perangkat listrik tetap aman karena daya besar itu disalurkan ke dalam tanah dan tidak meledak di salah satu saluran listrik di rumah.

“Grounding disalurkan dari blok MCB ke dalam tanah dengan kedalaman 1,5 meter. Ukuran kabel grounding 4-6 mm dan harus dipastikan menancap ke dalam tanah,” jelas Sugeng. Bahkan, bila ada kabel yang terkelupas dan tersentuh seseorang, dengan ELCB arus listrik langsung terputus dalam 0,1 detik dan dilepaskan ke dalam tanah sehingga si orang selamat dari sengatan listrik.

Harga ELCB lebih mahal daripada MCB dan baru sedikit rumah di Indonesia yang memakainya. Sebab itu sekarang di pasaran ditawarkan orang MCB sekaligus ELCB seperti RCBO (residual circuit breaker overcurrent) SlimDomae dari Schneider yang menggabungkan fungsi MCB dan ELCB dalam satu produk.

“RCBO menghemat biaya karena menggabungkan dua alat dalam satu produk dengan harga terjangkau,” kata Riyanto Maslan, Country President PT Schneider Electric Indonesia, beberapa waktu lalu.

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Cek berkala

Setelah 10 tahun instalasi listrik di rumah perlu dicek untuk memastikannya tetap aman mengalirkan arus. Kalau ada yang rusak atau mengelupas, perangkat dan kabelnya harus diganti. Bila kabel dipelintir atau dibengkokkan, selubungnya sudah mengeras dan tidak empuk lagi, itu indikasi harus diganti.

Colokan mantap

Pertemuan antara perangkat listrik dan stop kontak (colokan) juga harus selalu mantap, tidak longgar. Apalagi, kalau ada penumpukan di satu titik. Bila longgar atau tidak terkoneksi sempurna, akan terjadi lompatan-lompatan arus yang bisa membuat perangkat memuai karena panas dan memicu percikan api. Bila kualitasnya jelek, lompatan-lompatan arus listrik akan melumerkan selubung kabel dan memicu korsleting.

“Hindari memakai kabel serabut karena tidak tahan lama, kecuali untuk perangkat berdaya kecil. Arus listrik yang mengalir di kabel serabut juga tidak sempurna, beda dengan kabel dari kuningan (yang tidak berserabut) yang sangat baik menghantarkan listrik,” tutur Willy.

Supervisi

Anda bisa menggunakan kontraktor listrik bersertifikat untuk memeriksa (supervisi) perkabelan di rumah, juga melakukan audit instalasi bila tidak yakin dengan keamanan instalasi listrik di rumah. “Kami akan memeriksa jaringan kabel dan yang berhubungan dan memberikan rekomendasi, mana yang masih baik, harus diganti, ditambah dan lain-lain,” kata Willy.

Berkaitan dengan itu, sangat penting menyimpan gambar denah rumah dan jaringan listriknya, karena akan mempermudah kontraktor melakukan pemeriksaan. Biaya supervisi bisa hanya untuk jasa pemeriksaan atau berikut materialnya bila perlu penggantian. PT Adriv misalnya, mengenakan biaya jasa Rp50–75 ribu per titik (untuk saklar maupun lampu) atau Rp150 ribu berikut material, sedangkan PT Aditeam Rp90 ribu atau Rp220 ribu berikut material.

Memasang instalasi listrik rumah memang bisa dikerjakan sendiri, namun penting untuk kita mengetahui cara instalasi listrik rumah secara benar, agar jaringan listrik bisa berjalan secara aman dan lancar.

Pasalnya, kekeliruan dalam pemasangan instalasi listrik bukan hanya menyebabkan korsleting jaringan listrik saja, namun berpotensi menimbulkan kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

Lantas, bagaimana caranya menginstalasi listrik rumah secara benar dan aman? Hal pertama yang harus Anda lakukan tentu saja mengetahui dasar-dasar mengenai saluran listrik tersebut.

Dengan mengetahui dasar-dasar pemasangan listrik, risiko kecelakaan yang ditimbulkan oleh kesalahan cara instalasi listrik rumah juga dapat diminimalisir.

Untuk tahu lebih banyak, simak penjabarannya di bawah ini.

Tips Instalasi Listrik Rumah

Ada beberapa hal yang penting Anda perhatikan sebelum masuk ke pembahasan cara instalasi listrik rumah. Hal-hal ini tak boleh dilewatkan, sebab menjadi salah satu penentu keberhasilan instalasi listrik.

Menghitung ukuran rumah atau ruangan sangat penting dilakukan sebelum menginstalasi listrik rumah.

Hal ini dimaksudkan, agar kita mengetahui seberapa panjang kabel-kabel yang dibutuhkan sebagai cara instalasi listrik rumah dan jalur utama jaringan listrik tersebut.

Selain itu, dengan menghitung ukuran ruangan, kita juga dapat mengetahui seberapa banyak kabel, lampu, fitting, serta saklar yang dibutuhkan pada masing-masing ruangan yang terdapat di rumah tersebut.

Jumlah ruangan pada rumah juga harus diperhatikan sebelum melakukan cara instalasi listrik rumah. Dengan mengetahui jumlah ruangan yang ada, kita jadi tahu berapa banyak stop kontak yang dibutuhkan.

Meski begitu, jumlah stop kontak di suatu ruangan biasanya dilihat dari fungsi dan kegunaan ruangan. Oleh sebab itu, perhatikan pula fungsi ruangan tersebut ya.

Perlu digaris bawahi, untuk pemasangan stop kontak sendiri pastikan jarak pemasangannya minimal 125 centimeter dari lantai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari stop kontak dari jangkauan anak-anak.

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Mencari tahu besaran daya listrik yang dibutuhkan juga penting untuk dilakukan, agar kita dapat menentukan ukuran MCB (Miniature Circuit Breaker) yang digunakan.

Untuk rumah yang memiliki ukuran cukup luas atau bertingkat, ada baiknya cara instalasi listrik rumah tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok dengan menggunakan beberapa MCB.

Teknik ini dikenal juga sebagai PHB atau Papan Hubung Bagi, fungsinya untuk memudahkan memperbaiki kerusakan listrik rumah, serta menghindari kerusakan menjalar ke seluruh bagian instalasi listrik.

Sebelum bisa melakukan cara instalasi listrik rumah, tentu kita membutuhkan material-material yang dibutuhkan dalam proses instalasi tersebut, bukan? Maka dari itu, persiapkan dulu barang-barang seperti:

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Menentukan ukuran kabel yang tepat juga dibutuhkan sebagai cara instalasi listrik rumah. Sebab, ukuran kabel listrik menentukan seberapa besar kapasitas ampere kabel tersebut.

Hal ini penting, sebab jumlah kabel ampere yang kurang bisa menyebabkan hubungan pendek arus listrik. Selain itu, kode warna yang terdapat pada kabel listrik juga menentukan besaran ukuran kawat konduktor.

Namun, pada arus bolak-balik (AC) kode warna kabel tidak berhubungan dengan kapasitas ampere-nya, seperti kabel hitam untuk sumber arus, biru untuk konduktor netral, dan hijau untuk penahanan.

Cara Instalasi Listrik Rumah

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Setelah mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam memasang jaringan listrik rumah, sekarang Anda sudah siap untuk melakukan cara instalasi listrik rumah tersebut, seperti:

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah saklar dan stopkontak yang ditempat pada sebuah ruangan tergantung fungsi dan kebutuhan dari ruangan tersebut.

Membobok dinding sendiri difungsikan sebagai tempat untuk pemasangan tedus, yakni tempat saklar atau stop kontak.

Setelah lubang untuk menempatkan tempat saklar dan stopkontak telah tersedia, cara instalasi listrik rumah selanjutnya adalah dengan membuat lubang jalur pipa dan kabel listrik.

Pembuatan jalur pipa dan kabel listrik ini biasanya hingga ke bagian plafon rumah. Setelah selesai, maka pipa 5/8” PVC sudah siap untuk dipasang. Jangan lupa untuk jepit pipa tersebut dengan klem pipa.

Pipa ini sendiri berfungsi sebagai pengaman jalur kabel-kabel yang akan di letakkan di dalamnya.

Pada umumnya, pemasangan box MCB diletakkan dekat dengan sumber listrik dari KWH meter. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemasangan kabel dari sumber listrik rumah.

Selain itu, sangat disarankan untuk memasang ELCB pada instalasi listrik rumah. ELCB sendiri berfungsi sebagai pelindung apabila terjadi kerusakan atau kebocoran pada jaringan listrik.

Cara instalasi listrik rumah selanjutnya adalah dengan memasang kabel jalur utama arus listrik. Namun sebelum Anda memasangnya, pastikan bahwa kabel tersebut terdiri atas 3 jenis kabel.

Pertama, terdapat kabel phase (+) berwarna merah; kedua, pastikan ada kabel netral (-) berwarna biru; serta, pastikan pula terdapat kabel arde yang berwarna kuning strip hijau.

Setelah selesai, pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah memasang jalur utama dari MCB/ELCB menuju instalasi listrik rumah. Lalu, sambungkan kabel utama ke stop kontak, saklar, fitting lampu.

Bagaimanakah sistem instalasi listrik rumah tangga yang aman?

Dalam memasang kabel-kabel ke fitting, saklar, dan stop kontak tidak bisa dilakukan sembarang cara. Ada baiknya Anda memanfaatkan kotak sambungan (embodus) dan wire nut agar sambungan lebih rapi.

Selain itu, cara instalasi listrik rumah ini tidak hanya membuat tampilan kabel jadi lebih rapi, namun juga membuat kabel lebih kuat dan aman.

6. Sambungkan Kabel pada MCB, Saklar, Fiting, dan Stopkontak

Setelah seluruh kabel tadi terpasang dengan rapi, saatnya kini Anda menyambungkan kabel-kabel tersebut pada masing-masing baut terminal yang ada pada MCB, ELCB, fitting, saklar, serta stop kontak.

Pastikan Anda telah memasang seluruh jaringan kabel secara benar, lalu tempelkan stopkontak dan saklar sesuai pas tempatnya. Selanjutnya, tutup kembali saluran kabel dengan semen agar tampilannya rapi.

Itu tadi cara instalasi listrik rumah secara aman yang penting Anda ketahui. Setelah melalui serangkaian proses di atas, jangan lupa untuk melakukan uji coba terhadap seluruh instalasi listrik.

Mulai dari menguji coba stopkontak, saklar dan lampu, fungsi MCB, serta ELCB. Pastikan pula seluruh perangkat ini berfungsi dan berjalan dengan baik.

Agar aliran listrik pada rumah bisa berjalan dengan aman dan tidak terjadi korsleting listrik atau aliran arus pendek listrik yang bisa mengakibatkan kebakaran.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, selamat mencoba!