Penjelasan: Keadaan laboratorium ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat dan bahan. Untuk penataan alat dan bahan ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yakni: bahan pembuatan alat, bobot alat , kepekaan alat terhadap lingkungan, pengaruh alat yang lain, dan kelengkapan perangkat alat dalam set . Dasar dari penyimpanan alat dibedakan menjadi dua jenis yakni jenis alat dan jenis bahan pembuat. Untuk jenis alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu. Sedangkan untuk jenis bahan pembuat misalnya kaca, porselen, logam dan kayu Seberapa sering alat digunakan terdiri dari dua jenis yakni yang sering digunakan, misalnya gelas kimia . Lalu yang jarang digunakan, misalnya lumpang & alu Alat - alat dapat dikelompokan berdasarkan mapel praktikum, contohnya: Pengelompokan alat - alat fisika berdasarkan pokok bahasan: gaya dan usaha (mekanika), panas, Bunyi, Gelombang, dan lain-lain Pengelompokan alat - alat biologi menurut golongan percobaan, seperti Anatomi, Fisiologi, Ekologi, dsb. Pengelompokan alat - alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat, seperti logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Kelompok 4 : Putri Agustina Laura S Chyntami Putri Ersa Sondang Riana Atikatul Mutmainah
Rak Penyimpanan Laboratorium Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya. Dasar dari penyimpanan alat, yaitu : 1. Jenis Alat Misalnya Gelas Kimia, Corong, Cawan Petri, Lumpang dan Alu 2. Jenis Bahan Pembuat Misalnya Kaca, Porselin, Logam dan Kayu 3. Percobaan Misalnya Laju Reaksi, Kesetimbangan, dll 4. Seberapa sering alat digunakan Yang sering digunakan misalnya: gelas kimia Yang jarang digunakan misalnya: lumpang & alu Dasar dari penyimpanan bahan, yaitu : Wujud Bahan : padat dan cair Sifat Bahan : asam dan basa Sifat Bahaya : korosif, racun, mudah terbakar dll. Seberapa sering digunakan Jumlah bahan yang disimpan Cara Penyimpanan Bahan Kimia Secara Alfabetis Berdasarkan Golongan (klasifikasi) Berdasarkan Kelompok (sifat) · Pedoman Umum Penyimpanan Setelah digunakan dikembalikan di tempat semula Dikontrol periodik Pertimbangan menyimpan berdasarkan jangkauan untuk menghindari kecelakaan Botol besar disebelah bawah, kecil di atas Lemari ditempat khusus Disimpan pada tempat yang sesuai dan terpisah (padat, cair, gas, mudah terbakar, higroskopis, mudah menguap) Cara Menyimpan Alat Laboratorium IPA Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan. Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium IPA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu : 1. Bahan dasar pembuatan alat 2. Bobot alat 3. Kepekaan alat terhadap lingkungan 4. Pengaruh alat yang lain 5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set Cara menyimpan bahan laboratorium IPA Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti : Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium secara umum, antara lain: Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci). Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut : Udara Air dan asam – basa Suhu Mekanis Cahaya Api Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan. Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan. Alat dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya. Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh. Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari alat-alat tertentu, seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam kondisi tercelup pada larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades. Bila dibiarkan kering elektroda gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.
PERMASALAHAN : Berdasarkan pengamatan dilaboratorium kita , kebanyakan rak lemari penyimpanan tidak menggunakan tutup lemarinya . Hal ini tidak memenuhi standar kualifikasi laboratorium yang baik . sehingga seringkali alat dan bahan praktikum sudah terkontaminasi oleh zat asing didalam rak penyimpanan . Apakah dengan keterbatasan ini kita masih bias melanjutkan praktikum ? solusi seperti apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasinya ? Page 2 |