Berapa lama batas waktu menanam batang cangkokan

Berapa lama batas waktu menanam batang cangkokan
ilustrasi mangga muda. ©magforwomen/LoggaWiggler.com

JABAR | 4 Juli 2020 16:02 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Mangga merupakan buah yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Buahnya yang lezat dan bergizi sering menjadi favorit bagi banyak orang. Kita juga bisa melihat banyak rumah yang menanam pohon mangga ini.

Dalam mengembangbiakkan pohon mangga, tidak harus dengan menanam bijinya. Selain dengan cara menanam biji, memang ada cara lain untuk mengembangbiakkan tanaman.

Ada dua cara yang umum dalam pengembangbiakkan tanaman. Cara tersebut adalah dengan cara generatif (dengan menanam bijinya) dan dengan cara vegetatif (cangkok, stek, okulasi, kultur jaringan, dsb).

Cara lain yang dimaksud sebelumnya adalah dengan cangkok. Ya, untuk mendapatkan tanaman mangga yang mirip dengan dengan indukannya, Anda bisa menggunakan cara mencangkok pohon mangga.

Cara mencangkok pohon mangga ini tidak sulit dan sudah banyak orang yang berhasil mencobanya.

2 dari 5 halaman

Pengembangbiakkan dengan cara mencangkok pohon mangga memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan yang bisa Anda dapatkan ketika melakukan pencangkokan yaitu:

  1. Pohon hasil pencangkokan akan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Jika indukannya memiliki buah yang enak dan manis, maka hasil cangkokannya juga akan memiliki rasa buah yang sama.
  2. Pohon hasil pencangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan pohon mangga yang ditanam dengan cara generatif.
  3. Kualitas dan produksi buahnya akan sama dengan indukannya.
  4. Cocok bagi Anda yang ingin membuka bisnis buah manga karena tingkat keberhasilannya yang tinggi.

3 dari 5 halaman

Namun, dibalik kelebihan yang disebutkan sebelumnya, juga ada beberapa kelemahan dari metode cangkok ini. Berikut kelemahan dari metode pencangkokan yang mungkin akan muncul:

  1. Kekuatan dari tanaman mangga hasil pencangkokan tidak sebagus tanaman yang ditanam dengan biji, sehingga lebih mudah roboh.
  2. Pada saat musim kemarau pohon mangga tidak tahan kering.
  3. Pencangkokan hanya bisa dilakukan beberapa kali pada satu pohon indukan, sehingga tidak bisa mengembangbiakkan dalam jumlah yang banyak.
  4. Indukan biasanya akan menjadi rusak karena bagian cabang banyak yang di potong.

4 dari 5 halaman

Untuk menerapkan cara mencangkok pohon mangga, juga harus memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar peluang sukses dalam mencangkok lebih besar.

Berikut ini, dilansir dari Bibit Bunga, beberapa kriteria pohon mangga yang baik ketika ingin menggunakan cara mencangkok pohon mangga agar menghasilkan tanaman yang subur.

Induk yang Produktif

Kriteria yang paling penting pada saat memilih indukan pohon mangga adalah memilih indukan yang produktif. Indukan tersebut harus sudah terbukti menghasilkan buah yang banyak, rasa yang manis, pertumbuhan yang baik, dan bebas dari penyakit.

Karena pencangkokan bertujuan untuk mendapatkan pohon mangga yang menghasilkan banyak buah dengan lebih cepat, Anda harus memilih indukan yang sudah terbukti produktif. Pilihlah batang indukan yang sudah dewasa. Paling tidak indukan sudah berumur 2 tahun.

Pilih Batang yang Bagus

Kriteria yang tak kalah penting lainnya adalah dengan memilih batang yang bagus. Salah satu ciri batang yang bagus untuk dicangkok adalah yang tidak terdapat luka atau memar pada bagian kulit batangnya. Selain itu batangnya juga harus kuat dan kokoh.

Pada saat anda mengelupas kulit batang, akan ada cairan yang keluar disekitar tempat pengelupasan. Cairan tersebut berasal dari cambium yang menjadi tanda khas dari metode pencangkokan.

Setelah dikelupas, diamkan terlebih dahulu agar cairan cambium tersebut kering. Disarankan untuk menggunakan batang bagian tangga ketiga percabangan dari bagian pangkal batang.

5 dari 5 halaman

Berapa lama batas waktu menanam batang cangkokan
lifemartini.com

Jika Anda sudah mengetahui kriteria indukan pohon mangga yang baik untuk proses cangkok, Anda bisa memulai untuk mengaplikasikan cara mencangkok pohon mangga. Berikut alat dan bahan beserta langkah-langkah dalam cara mencangkok pohon mangga.

Alat & Bahan Mencangkok

• Pisau• Gunting• Kompos• Pupuk kandang• Tali rafia• Tabung bambu / plastic bening / sabut kelapa atau ijuk untuk membalut

Cara Mencangkok Pohon Mangga:

  1. Pilihlah batang pohon mangga yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah. Ukurannya sekitar 120 cm.
  2. Kerat batang tersebut dengan menggunakan pisau. Panjang luka keratan kurang lebih 10 cm.
  3. Kambium yang terdapat dibatang harus dibersihkan terlebih dahulu. Anda bisa membersihkannya dengan cara mengeriknya.
  4. Getah yang masih menempel biarkan mengering terlebih dahulu. Anda membutuhkan waktu 2 sampai 3 minggu untuk membuat getahnya benar-benar kering.
  5. Berikan zat perangsang tumbuh (ZPT), misalnya yang paling populer adalah clonex, dan pupuk andalan Anda pada bagian batang yang sudah dikerat.
  6. Ambil beberapa tanah subur kemudian kepalkan dan balut pada bagian batang tadi. Pastikan semua bagian batang yang sudah dikerat tertutup tanah dengan sempurna.
  7. Bungkus sayatan tersebut dengan menggunakan media pembalut yang Anda gunakan. Bisa plastic bening, sabut kelapa dan sebagainya. Kemudian ikat dengan tali rafia sampai kencang.
  8. Sirami batang cangkokan tersebut secara rutin setiap harinya.
  9. Kurang lebih selama 3 sampai 4 bulan dan akar sudah mulai tumbuh, balutan plastiknya bisa Anda lepas dan cangkokan bisa ditanam pada media yang baru.
  10. Potong bagian daun dan ranting kecil, supaya tidak berpengaruh pada pertumbuhan cangkokannya.
  11. Buka bungkus cangkokannya dengan hati-hati.
  12. Tanam batang cangkokan pada polybag terlebih dahulu sampai daun dan rating bertumbuh.
  13. Jika ranting dan daun udah tumbuh, batang cangkokan bisa ditanam pada tanah.
(mdk/ank)

Berapa lama batas waktu menanam batang cangkokan
Ilustrasi tanaman sage. ©Shutterstock.com/elfthryth

JATIM | 14 Mei 2020 20:00 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Ada berbagai macam cara untuk memperbanyak tanaman. Berbagai macam cara tersebut dikategorikan menjadi dua, yakni memperbanyak tanaman dengan cara generatif (dengan menanam bijinya) dan memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif (cangkok, stek, okulasi, kultur jaringan, dsb).

Hasil yang diperoleh dengan cara mencangkok tanaman adalah, Anda akan mendapatkan bibit tanaman yang kualitasnya boleh dibilang sama atau mirip sekali dengan kualitas induknya. Teknik mencangkok ini biasanya memang menjadi salah satu cara yang efisien untuk memperbanyak tanaman, khususnya adalah tanaman buah.

Hanya saja, teknik mencangkok memiliki satu kelemahannya, yakni Anda akan mendapatkan bibit tanaman yang kurang sempurna perakarannya jika dibandingkan dengan memperbanyak tanaman dengan cara generatif. Berikut adalah informasi mengenai cara mencangkok tanaman dengan praktis, mudah, dan benar yang dihimpun dari berbagai sumber.

2 dari 7 halaman

Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam adalah untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar tumbuh ketika masih berada di pohon induk.

Tujuan pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan/bibit untuk pembangunan bank klon, kebun benih klon, dan kebun persilangan. Karena dengan teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga/berbuah. Pencangkokan dilakukan pada pohon-pohon plus yang telah dipilih di kebun benih.

Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain media cangkok (moss cangkok, top soil dan kompos), bahan pembungkus cangkok dari polibag hitam, tali rafia, zat pengatur tumbuh akar, insektisida, pita label, spidol permanen, pisau cangkok, parang, gergaji tangan dan alat tulis.

3 dari 7 halaman

Ada banyak jenis tanaman yang bisa dicangkok. Umumnya, tanaman ini merupakan tanaman yang ber-kambium baik tanaman penghasil buah ataupun bukan. Ciri-ciri tanaman berkambium adalah tanaman tersebut biasanya merupakan tanaman berbatang keras (kayu) yang bisa dikupas kulitnya.

Kambium terletak di antara kulit dan batang kerasnya. Contoh tanaman yang tidak bisa dicangkok di antaranya adalah pohon kelapa, tebu, mentimun, semangka, dan lain sebagainya. Sementara contoh pohon yang bisa dicangkok adalah jambu, mangga, rambutan, durian, dan lain sebagainya.

Untuk tanaman buah, syarat yang harus dipenuhi agar tanaman ini bisa dicangkok adalah ketika pohon telah berusia setidaknya dua tahun dan memiliki banyak percabangan. Akan tetapi, mencangkok tanaman buah sebaiknya menunggu dahulu agar pohon induk berbuah terlebih dahulu. Semakin tua semakin baik (asal masih dalam masa produktif).

Untuk cara mencangkok tanaman buah, pilihlah tanaman yang selalu menghasilkan buah banyak dan berkualitas bagus (misalnya buah tersebut berukuran besar, jarang busuk, rasa buahnya enak, jarang diserang hama, dsb). Jika kita menggunakan pohon indukan seperti itu, maka bibit hasil cangkokan kita tentunya merupakan bibit yang berkualitas bagus

4 dari 7 halaman

Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:

  • Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya. 
  • Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan. 

Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:

  • Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering. 
  • Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
  • Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
  • Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

5 dari 7 halaman

Berikut ini adalah cara mencangkok tanaman dengan cara konvensional atau cara mencangkok tanaman yang paling banyak dan biasa dilakukan oleh petani;

  1. Pertama, pilih cabang yang sudah sehat dan kuat atau sudah berkayu.
  2. Ukuran diameternya sekitar 0,5-2 cm, tidak lebih kecil dari ukuran pensil. Sebaiknya warna kulit cabang coklat muda atau hijau kecoklatan tergantung jenis tanaman buah-buahannya.
  3. Cabang kemudian disayat dengan pisau secara melingkar dan dibuat memanjang ke bawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali diameter cabang.
  4. Kemudian, kulitnya dikelupas sehingga bagian kambium yang seperti lendir tampak jelas. Kambium ini dihilangkan dengan cara dikerik dengan mata pisau sehingga bersih atau kering.
  5. Setelah dikerik pada keratan bagian atas diolesi ataupun tanpa diolesi dengan hormon tumbuh. Contoh hormon tumbuh adalah Liquinox Start Vitamin B-1 yang banyak dijual di toko pertanian dengan dosis 2 cc untuk 1 liter air.
  6. Siapkan lembaran plastik atau sabut kelapa melingkar menyelubungi batang di bagian bawah keratan (1-2 cm). Ikat dengan tali plastik atau rafia.
  7. Selanjutnya, bekas sayatan ditutup dengan media cangkok, media diatur penempatannya agar rata menutupi luka keratan sampai melewati luka keratan bagian atas (1-2 cm). 
  8. Cangkokan dirawat dengan cara disiram secara rutin agar tidak kering. Biasanya setelah 2-3 bulan pada cangkokan yang berhasil akan tumbuh akar.
  9. Pada cangkok akar keluar karena aliran zat makanan (karbohidrat) dan auksin (hormon tumbuh yang mendorong keluarnya akar) mengalir ke bawah melalui kulit kayu (phloem) dan tertahan di bagian keratan sebelah atas, sehingga pada keratan bagian atas ini penimbunan karbohidrat dan hormon jadi meningkat dan berbentuk kalus yang berubah menjadi akar tanaman.
  10. Apabila akar sudah memenuhi media, hasil cangkokan dianggap berhasil. Daun pada cabang terlihat segar. Cangkokan sudah bisa dipotong atau disapih dari induknya. Pemotongan cangkokan yang sudah tumbuh ini dilakukan dengan menggunakan gunting stek atau gergaji di bawah ikatan cangkok.
  11. Setelah dipotong dari induknya sebagian daun dikurangi untuk menghindari penguapan yang berlebihan. Potong 1/2-1/3 helai daun dari seluruh daun yang ada dengan gunting stek. Plastik pembungkus media dilepaskan. Setelah itu cangkok disemaikan dalam polybag.
  12. Setelah cukup besar cangkokan bisa dipindah ke kebun.

6 dari 7 halaman

Teknik ini hampir sama dengan cara mencangkok tanaman konvensional. Bedanya adalah media cangkok yang gunakan, yaitu cocopit (serbuk sabut kelapa) yang banyak tersedia di toko pertanian atau sabut kelapa yang sudah lebih dulu dimasukkan ke dalam kantong plastik.

  1. Sabut kelapa dikupas atau dipisahkan dengan bagian kulit luarnya yang keras. Yang digunakan hanya sabut kelapa tanpa kulitnya.
  2. Sabut kelapa direndam dalam air, paling lama 1 minggu agar melunak sehingga mudah dipisah-pisahkan dan hilang kandungan zatnya. Karena zat tersebut dapat menghambat pembentukan akar tanaman.
  3. Sabut kelapa dijemur dan dipisahkan serat-seratnya, maka sabut kelapa tersebut sudah siap digunakan, atau sabut kelapa kita potong-potong lebih kecil.
  4. Media, serbuk/potongan sabut kelapa ditaruh di wadah.
  5. Tambahkan hormon pertumbuhan atau vitamin, contoh Liquinox Start Vitamin B-1 yang banyak dijual di toko pertanian dengan dosis 2 cc untuk 1 liter air.
  6. Media tadi dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran ¼ kg untuk diameter batang yang kecil dan ½ kg untuk diameter batang yang lebih besar (ukuran kantong plastik disesuiakan dengan diameter batang yang akan dicangkok).
  7. Isikan media dan padatkan sampai ¾ plastik, kemudian tarik ujung kantong plastik dan ditalikan. Dari 2 kg media akan dihasilkan 15-20 media dalam kantong plastik. Media dalam kantong plastik tersebut tahan sampai dengan 1 bulan.
  8. Cara penggunaan media tersebut tinggal menyobek/mengiris memanjang satu sisi kantong plastik. Sisi sobekan tadi dimasukkan dari bagian bawah luka bila posisi batang melintang atau datar. Pada posisi batang tegak bebas dimasukkan, kemudian diselubungkan secara merata ke keratan batang tanaman.
  9. Selanjutnya diikat, agar media pada posisi yang benar.

7 dari 7 halaman

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan pencangkokan, yaitu;

  • Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan, sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar.
  • Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2-3 bulan. Pemotongan cangkok menggunakan gergaji kemudian diturunkan secara hati-hati. Cangkok yang terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya dikurangi untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
  • Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam (aklimatisasi) pada media campuran tanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1). Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas cahaya lebih dari 50%. Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai bibit siap ditanam di lapangan. Biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki perakaran yanag kompak dan siap dipindahkan ke lapangan.
  • Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut.
(mdk/edl)