Bagaimana penerapan teori teori kreativitas untuk mengembangkan bakat dan kreativitas seorang anak

Getty Images/iStockphoto

Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her".

James J. Gallagher (1985)

Kutipan tersebut mengartikan kreativitas sebagai suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau juga bisa dengan mengombinasikan antara keduanya sehingga akan melekat pada diri individu tersebut. Sementara itu bakat pada hakikatnya adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan bakat, karena saling berhubungan satu sama lainnya. Pada anak usia dini, bakat dan kreativitas merupakan salah satu urgensi yang harus diperhatikan oleh pendidik. Sehingga perlu disadari bahwa setiap potensi bakat dan kreativitas pada anak membutuhkan pengembangan yang sesuai dengan tahap usianya.

Jika kreativitas anak diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka bakat dapat dipandang sebagai tahapan paling  awal dari sebuah perjalanan panjang. Ditahap ini harus diketahui dengan benar jalan mana yang harus dilewati. Walaupun hasil ukurannya sangat kecil atau bersifat sementara. Kreativitas anak juga termasuk salah satu hal yang tak terlihat. Karena itu, upaya membangun kreativitas anak seringkali diabaikan oleh para orang tua.

Dalam pengembangan kreativitas anak, sesuai dengan definisi kreativitas kita menggunakan pendekatan 4P yaitu ditinjau dari aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Di bawah ini akan dijabarkan secara rinci, sebagai berikut:

Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat peserta didiknya dan jangan mengharapkan semua peserta melakukan dan menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama. Guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

Pendorong

Untuk perwujudan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan, yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif dan lain-lainnya. Dan dorongan kuat dalam diri anak itu sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi juga dapat dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan bakat itu.


Page 2

Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her".

James J. Gallagher (1985)

Kutipan tersebut mengartikan kreativitas sebagai suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau juga bisa dengan mengombinasikan antara keduanya sehingga akan melekat pada diri individu tersebut. Sementara itu bakat pada hakikatnya adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan bakat, karena saling berhubungan satu sama lainnya. Pada anak usia dini, bakat dan kreativitas merupakan salah satu urgensi yang harus diperhatikan oleh pendidik. Sehingga perlu disadari bahwa setiap potensi bakat dan kreativitas pada anak membutuhkan pengembangan yang sesuai dengan tahap usianya.

Jika kreativitas anak diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka bakat dapat dipandang sebagai tahapan paling  awal dari sebuah perjalanan panjang. Ditahap ini harus diketahui dengan benar jalan mana yang harus dilewati. Walaupun hasil ukurannya sangat kecil atau bersifat sementara. Kreativitas anak juga termasuk salah satu hal yang tak terlihat. Karena itu, upaya membangun kreativitas anak seringkali diabaikan oleh para orang tua.

Dalam pengembangan kreativitas anak, sesuai dengan definisi kreativitas kita menggunakan pendekatan 4P yaitu ditinjau dari aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Di bawah ini akan dijabarkan secara rinci, sebagai berikut:

Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat peserta didiknya dan jangan mengharapkan semua peserta melakukan dan menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama. Guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

Pendorong

Untuk perwujudan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan, yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif dan lain-lainnya. Dan dorongan kuat dalam diri anak itu sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi juga dapat dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan bakat itu.


Bagaimana penerapan teori teori kreativitas untuk mengembangkan bakat dan kreativitas seorang anak

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 3

Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her".

James J. Gallagher (1985)

Kutipan tersebut mengartikan kreativitas sebagai suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau juga bisa dengan mengombinasikan antara keduanya sehingga akan melekat pada diri individu tersebut. Sementara itu bakat pada hakikatnya adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan bakat, karena saling berhubungan satu sama lainnya. Pada anak usia dini, bakat dan kreativitas merupakan salah satu urgensi yang harus diperhatikan oleh pendidik. Sehingga perlu disadari bahwa setiap potensi bakat dan kreativitas pada anak membutuhkan pengembangan yang sesuai dengan tahap usianya.

Jika kreativitas anak diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka bakat dapat dipandang sebagai tahapan paling  awal dari sebuah perjalanan panjang. Ditahap ini harus diketahui dengan benar jalan mana yang harus dilewati. Walaupun hasil ukurannya sangat kecil atau bersifat sementara. Kreativitas anak juga termasuk salah satu hal yang tak terlihat. Karena itu, upaya membangun kreativitas anak seringkali diabaikan oleh para orang tua.

Dalam pengembangan kreativitas anak, sesuai dengan definisi kreativitas kita menggunakan pendekatan 4P yaitu ditinjau dari aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Di bawah ini akan dijabarkan secara rinci, sebagai berikut:

Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat peserta didiknya dan jangan mengharapkan semua peserta melakukan dan menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama. Guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

Pendorong

Untuk perwujudan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan, yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif dan lain-lainnya. Dan dorongan kuat dalam diri anak itu sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi juga dapat dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan bakat itu.


Bagaimana penerapan teori teori kreativitas untuk mengembangkan bakat dan kreativitas seorang anak

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 4

Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her".

James J. Gallagher (1985)

Kutipan tersebut mengartikan kreativitas sebagai suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau juga bisa dengan mengombinasikan antara keduanya sehingga akan melekat pada diri individu tersebut. Sementara itu bakat pada hakikatnya adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan bakat, karena saling berhubungan satu sama lainnya. Pada anak usia dini, bakat dan kreativitas merupakan salah satu urgensi yang harus diperhatikan oleh pendidik. Sehingga perlu disadari bahwa setiap potensi bakat dan kreativitas pada anak membutuhkan pengembangan yang sesuai dengan tahap usianya.

Jika kreativitas anak diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka bakat dapat dipandang sebagai tahapan paling  awal dari sebuah perjalanan panjang. Ditahap ini harus diketahui dengan benar jalan mana yang harus dilewati. Walaupun hasil ukurannya sangat kecil atau bersifat sementara. Kreativitas anak juga termasuk salah satu hal yang tak terlihat. Karena itu, upaya membangun kreativitas anak seringkali diabaikan oleh para orang tua.

Dalam pengembangan kreativitas anak, sesuai dengan definisi kreativitas kita menggunakan pendekatan 4P yaitu ditinjau dari aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Di bawah ini akan dijabarkan secara rinci, sebagai berikut:

Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat peserta didiknya dan jangan mengharapkan semua peserta melakukan dan menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama. Guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

Pendorong

Untuk perwujudan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan, yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif dan lain-lainnya. Dan dorongan kuat dalam diri anak itu sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi juga dapat dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan bakat itu.


Bagaimana penerapan teori teori kreativitas untuk mengembangkan bakat dan kreativitas seorang anak

Lihat Pendidikan Selengkapnya