Ilustrasi Difusi. ©Shutterstock/Nikola Spasenoski
TRENDING | 30 Juni 2020 11:57 Reporter : Billy Adytya Merdeka.com - Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat yang ada dalam pelarut. Zat ini pada nantinya akan melakukan perpindahan dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perlu diketahui, difusi sendiri terbagi menjadi menjadi dua jenis yakni difusi biasa dan juga difusi khusus. Selain itu, proses difusi ini juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah suhu. Apabila suhunya semakin tinggi, maka difusi juga akan terjadi semakin cepat pula. Penyemprotan cairan parfum yang Anda lakukan atau jumpai pada kegiatan sehari-hari merupakan contoh proses terjadinya difusi. Partikel dari sebuah parfum akan berdifusi bersama dengan udara. Bagi Anda yang ingin mengetahui apa sebenarnya difusi itu, Merdeka.com akan memberikan informasinya untuk Anda. Berikut pengertian difusi beserta jenis dan faktornya yang berhasi dihimpun dari berbagai sumber. 2 dari 6 halaman
Difusi adalah berpindahnya atau mengalirnya suatu zat dalam sebuah pelarut. Zat tersebut akan berpindah dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian konsentrasi yang lebih rendah. Agar dapat tercipta proses difusi minimal dibutuhkan sebanyak dua zat yang pada salah satunya memiliki konsentrasi lebih tinggi atau bisa disebut belum setimbang. Difusi akan terus beproses dan terjadi sampai seluruh partikelnya tersebar luas dengan rata atau mampu memperoleh keadaan seimbang, yang di mana molekul tetap berpindah meski tidak ada perbedaan pada konsentrasinya. Misalnya adalah sejumput gula yang di larutkan pada cairan teh tawar. Difusi dapat terjadi jika terbentuk sebuah perpindahan lapisan atau layer molekul diam dari fluida atau solid. 3 dari 6 halaman
Difusi ini terbagi dan dibedakan menjadi dua jenis. Umumnya, difusi akan terjadi ketika sel akan mengambil nutrisi ataupun molekul yang tidak berkutub (hydrophobic). Molekul dapat secara langsung melakukan proses difusi ke dalam membran plasma yang tercipta dari phospholipids. Difusi ini tak membutuhkan energi ataupun Adenosine Tri-Phosphate. Proses difusi ini juga terjadi secara khusus pada saat sel ingin mengambil nutrisi maupun molekul yang berpolar hydrophilic dan ion. 4 dari 6 halaman
Jenis difusi biasa ialah sebuah proses difusi yang terjadi pada saat sel ingin mengambil sebuah nutrisi, atau terjadi pada partikel maupun molekul tidak berpolar (hydropobhic). Perlu diketahui, partikel ini dapat secara langsung berdifusi tanpa perlu adanya energi, dan mampu melewati membran dengan langsung. 5 dari 6 halaman
Adapun jenis difusi khusus yakin merupakan proses terjadinya pengambilan nutrisi di dalam se, atau terjadi di partikel yang memiliki ion/polar (hydrophilic). Hal ini diperlukan protein yang khusus untuk partikel dapat melewati membran. 6 dari 6 halaman
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi difusi, antara lain seperti suhu, kelarutan dalam medium, BM, jarak, area dan juga adanya perbedaan konsentrasi. Berikut adalah faktor yang memengaruhi difusi: 1. Suhu 2. BM 3. Kelarutan dalam medium 4. Perbedaan Konsentrasi 5. Jarak tempat berlangsungnya difusi 6. Area Tempat berlangsungnya Difusi
HASIL PENGAMATAN Percobaan 1 : Difusi Gas Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan 2 : Difusi Zat Cair Tabel hasil pengamatan
Percobaan 3 : Osmosis dan Turgor (Buah Pepaya) Data Pengamatan
Pertanyaan
Ya, papaya yang direndam air ledeng mengalami pembesaran dari ukuran semula. Hal ini dikarenakan vakuola yang terdapat di dalam papaya menyerap air yang ada di sekitarnya. Dan terjadilah proses turgor. Sedangkan, papaya yang direndam dengan air garam mengalami penyusutan karena vakuola di dalam papaya mengeluarkan air dari dalam vakuola. Dan terjadilah proses plasmolisis.
Pada dasarnya, osmosis termasuk peristiwa difusi. Difusi adalah perpindahan zat, dengan atau tanpa melewati membrane, dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Pada osmosis, yang bergerak melalui membrane semipermeable adalah larutan hipotonis ( konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah ) ke hipertonis ( konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi ) Percobaan 4 : Plasmolisis (Epidermis daun Rhoeo discolor) Gambar Hasil Pengamatan KETERANGAN HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN Percobaan 1 Penggunaan kertas indicator lakmus pada percobaan ini adalah untuk menguji sifat asam atau basa gas HCl dan OH. Ternyata dalam wajtu 9 menit seluruh kertas lakmus merah berjumlah 10 kertas berubah warna menjadi biru, hal tersebut membuktikan bahwa gas yang terdapat di dalam tabung bersifat basa. Namun dalam percobaan ini, selain menggunakan OH sebagai zat yang bersifat basa, kami juga menggunakan zat HCl yang bersifat asam. Tapi mengapa tidak ada perubahan kertas lakmus biru menjadi merah sebagai tanda bahwa zat HCl bersifat asam? (Syamsuri, Istamar.2007.Biologi untuk SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga) Hal tersebut dikarenakan pada percobaan ini, kami meletakkan kertas lakmus di dalam tabung, kemudian dimasukkan zat HCl dan OH secara bersamaan. Setelah itu tabung ditutup dengan sumbat, sehingga gas HCl dan OH tidak dapat menguap keluar. Di dalam tabung tersebut kedua zat kimia tersebut bereaksi dan menghasilkan persamaan reaksi : HCl + OH → Cl + H2O Pada gas OH dan HCl juga memiliki massa relative yang berbeda. Yaitu OH sebasar 35 dan HCl sebesar 39,45. massa relative gas ternyata berpengaruh terhadap kecepatan difusi karena dari massa relative suatu zat dapat menunjukkan molaritas zat tersebut. Molaritas dapat kita cari dengan pembagian antara massa zat yang digunakan dengan massa relative zat tersebut, atau dapat dikatakan bahwa besarnya molaritas berbanding terbalik dengan besar massa relative zat. Apabila massa relative suatu zat lebih besar maka molaritas zat tersebut menjadi lebih kecil dan semakin kecil molaritas mengartikan bahwa zat tersebut memiliki kelarutan yang kecil pula terhadap air, apabila zat tersebut sedikit larut dalam air atau udara menyebabkan semakin sedikit difusi terjadi dan begitu pula sebaliknya. Pada percobaan kali ini, Mr dari HCl lebih besar dibandingkan dengan Mr OH sehingga molaritas HCl lebih kecil dibandingkan dengan molaritas OH, oleh sebab itu pada percobaan kali ini gas OH lebih mendominasi dalam merubah warna lakmus, karena OH memiliki laju difusi yang lebih besar daripada HCl. Massa relative (Mr) juga menunjukkan bsarnya ukuran dari zat tersebut, semakin besar Mr maka semakin besar pula ukuran molekul zat tersebut. Besar molekul merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laju difusi (lihat pada pembahasan percobaan 2) dimana semakin besar ukuran molekul maka laju difusi semakin lambat, hal ini yang menyebabkan pula OH lebih mendominasi dalam percobaan tersebut karena OH mempunyai Mr yang lebih kecil, yang artinya OH memiliki ukuran molekul lebih kecil dibandingkan HCl sehingga lebih mudah dan cepat untuk berdifusi dengan udara dalam tabung. Percobaan 2 Difusi adalah gerakan pasif molekul dalam larutan yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah (Rifai, Mien. A. 2002. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka). Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke seluruh ruangan yang ada (Campbell, et.al : 2002 ( hal 147)). Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang konsentrasi tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, setiap substansi berdifusi menuruni gradient konsentrasinya, difusi merupakan proses spontan karena difusi itu menurunkan energi bebas. Dalam setiap system terdapat suatu kecenderungan untuk meningkatkan entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut dalam air meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih acak daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir (Campbell, et.al : 2002 ( hal 147)). Difusi suatu substansi melintasi membrane biologis disebut transport pasif, karena sel tidak harus mengeluarkan energi untuk membuat difusi terjadi. Difusi zat cair dapat ditunjukkan dengan percobaan 2, dari percobaan tersebut diperoleh bahwa apabila kita meneteskan tinta ke dalam tabung yang berisi air tersebut, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam tabung (konsentrasi rendah) sampai terjadi keseimbangan. Keseimbangan ini disebut dengan keseimbangan dinamik, yaitu molekul pewarna yang melintasi membrane dalam satu arah jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membrane dalam arah yang berlawanan setiap detik (Campbell, et.al : 2002 ( hal 147)) atau dalam percobaan dapat dikatakan bahwa pergerakan tinta menyebar ke seluruh bagian air sama besarnya dengan pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan tabung difusi zat cair didapat bahwa tinta-tinta tersebut setelah diteteskan ke dalam tabung yang berisi air langsung menyebar secara perlahan menempuh jarak tertentu dalam selang waktu 4 x 5 menit yang telah dicatat dalah hasil pengamatan, pada awalnya tinta biru menempuh jarak yang lebih panjang setengah sentimeter dibandingkan dengan jarak yang ditempuh oleh tinta merah dalam waktu yang sama, padahal jenis tinta yang digunakan sama otomatis konsentrasi dan besar molekul dapat dibilang sama antara tinta merah dengan tinta biru. Namun mengapa hal ini terjadi ?. itulah gunanya ketelitian dalam percobaan, hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan dalam percobaan seperti ketidaksamaan dalam meneteskan jumlah tinta karena ada yang tumpah, walaupun yang tumpah hanya sedikit tapi hal tersebut dapat mempengaruhi laju dari difusi. Hal-hal yang mempengaruhi difusi antara lain :
(Didik, indradewa, dkk. 2008. diunduh dari http://faperta.ugm.ac.id/buper/lab/kuliah/pertemuan%201%20(pendahuluan).ppt#282,30,Laju gerakan partikel. Rabu, 22 oktober.8:48) Pada point ke-3 dikatakan semakin besar kelarutan maka difusi semakin cepat, hal inilah yang menyebabkan mengapa walaupun hanya tumpah sedikit terjadi perbedaan dalam laju difusi. Larutan yang tumpah secara otomatis akan berkurang jumlah volumenya, berkurangnya volume menyebabkan suatu larutan memiliki konsentrasi yang lebih kecil dan konsentrasi mempengaruhi kelarutan dari suatu larutan, semakin besar konsentrasi maka kelarutannya pun semakin besar sehingga dapat lebih larut dalam air atau lebih cepat berdifusi dan begitu pula sebaliknya. Difusi gas lebih cepat dibandingkan dengan difusi zat cair, hal ini disebabkan berat molekul gas lebih ringan dibandingkan dengan berat molekul zat cair. Gas dikatakan memiliki berat yang lebih ringan karena molekul-molekul gas dapat melayang di udara dan menyatu dengan udara lain di atmosfer sedangkan molekul zat cair tidak dapat melayang atau naik ke atas kecuali telah terjadi penguapan. Oleh karena berat molekul merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laju difusi, maka gas yang memiliki berat molekul ringan lebih cepat mengalami difusi dibandingkan dengan zat cair. Dalam difusi sebenarnya dapat dilalui oleh molekul besar ataupun kecil, ukuran molekul hanya mempengaruhi laju dari difusi tersebut, semakin kecil ukuran molekul (oksigen) maka semakin cepat laju difusi sedangkan semakin besar ukuran molekul (karbondioksida) semakin lambat laju difusi, akan tetapi besarnya molekul yang dapat berdifusi juga punya batasan tertentu. Ada beberapa syarat suatu partikel atau molekul yang dapat melewati membrane dengan cara difusi :
(Hian. 2009. diunduh dari http://aslikoe.blogspot.com/2009/09/proses-difusi.html. Rabu, 22 oktober. 20:50) Macam-macam membrane permeabilitas :
Percobaan 3 Pada papaya yang direndam dengan air ledeng , ukurannya akan menjadi lebih besar dari ukurannya yang semula. Hal ini dikarenakan air akan berosmosis kedalam vakuola melalui sitoplasma yang bersifat semipermeable. Karena adanya air yang masuk ke dalam vakuola ( yang berisi cairan zat-zat terlarut ), vakuola akan menekan membrane plasma dan dinding sel. Peristiwa ini disebut dengan turgor. Sedangkan pada papaya yang direndam dengan larutan garam 20%, ukurannya akan menjadi lebih kecil dari ukurannya yang semula. Hal ini dikarenakan air yang ada di dalan vakuola akan keluar sehingga membrane sitoplasma akan mengkerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan konsentrasi larutan di sekeliling sel atau di lingkungan sekitar sel. Jika sel tumbuhan yang pada percobaan kali ini diwakili oleh buah papaya diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan tersebut akan kehilangan air karena pada kondisi ini sel tumbuhan bersifat hipotonik terhadap larutan yang menyebabkan air dalam sel tumbuhan tertarik ke lingkungan sekitar yang konsentrasinya lebih tinggi dengan adanya hal ini menyebabkan sel tersebut kehilangan tekanan turgor, yaitu tekanan dari vakuola yang menekan membrane sel, dengan kehilangan tekanan turgor tersebut menyebabkan sel menjadi lemah atau lembek, dalam percobaan ditandai dengan berkurangnya ukuran dari buah papaya tersebut. Sedangkan pada saat sel tumbuhan yang diwakili oleh buah papaya diletakkan di air ledeng yang sifatnya lebih hipotonik terhadap cairan dalam sel dan cairan dalam sel bersifat lebih hipertonik dibandingkan dengan air ledeng yang berada di sekitar sel tersebut, menyebabkan cairan sel menarik air ledeng yang lebih hipotonis. Hal ini membuat sel tumbuhan tersebut menjadi lebih besar keadaannya, pada saat yang bersamaan pula vakuola melakukan tekanan terhadap membrane sel untuk menjaga kondisi dari sel tersebut agar tetap menjadi kaku dan tidak lisis, peristiwa ini yang disebut dengan turgor yang memiliki besar tekanan yang disebut dengan tekanan turgor. Jadi, pada percobaan kali ini, terjadi dua peristiwa yaitu osmosis, difusi pelarut dari konsentrasi tinggi ke rendah, ditandai dengan terjadinya perubahan kondisi dari buah papaya menjadi lebih besar dan kecil. Kemudian peristiwa turgor yang merupakan dampak dari peristiwa osmosis, karena dengan adanya perpindahan pelarut ke dalam sel tersebut yang menyebabkan vakuola melakukan tekanan turgor terhadap membrane sel untuk mempertahankan kondisi sel agar tidak terjadi lisis (pecah) Percobaan 4 Pergerakkan molekul air melalui membran semi permeable selalu dari larutan hipotonis menuju larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua zat seimbang (isotonic). Pada saat sel diletakkan dalam air suling , konsentrasi zat terlarut dalam sel hipertonik karena adanya garam mineral, asam organic dan berbagai zat lain yang di kandung sel. Dengan demikian air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membrane sel mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak pecah. Pada sel tumbuhan hal ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. (Fiktor Ferdinand P. dan Moekti Ariwibowo.2007.Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Visindo Media Persada) Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi dalam zat terlarut diluar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel. Pada sel rhoeo discolor yang di tetesi air suling sel menjadi membengkak karena air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. hal ini di sebabkan sel berada pada kondisi paling sehat dalam lingkungan hipotonik dimana kecenderungan untuk menyerap air secara terus-menerus akan diimbangi oleh dinding lentur yang mendorong sel. (Jane B. Reech.2003.Campblle edisi kelima.Jakarta:Erlangga) Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel . sel akan mengerut mengalami dehidrasi dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini di sebut plasmolisis. (Jane B. Reech.2003.Campblle edisi kelima.Jakarta:Erlangga. )Pada sel rhoeo discolor yang di beri larutan gula 10% peristiwa ini Nampak jelas terlihat. Sel- sel pada rhoeo discolor menjadi menkerut dan terlihat bertumpuk. Hal ini di sebabkan potensial air di luar sel rhoeo discolor lebih rendah daripada potensial air di dalam sel. Jika sel kehilangan air cukup besar, maka ada kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Sel yang sudah terplasmolisis dapat disehatkan kembali dengan memasukkannya ke dalam air murni (Tjotrosomo, 1983: 11). Setelah 10 menit sel yang ditambahkan larutan gula 10 % kembali kekeadaan semula hal ini Dengan demikian pada saat tertentu sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotic dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya di sebut osmoregulasi. Demikian seterusnya sel selalu aktif dan hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi seimbang antara sel dan lingkungannya. Sel yang telah mengalami plasmolisis dapat kembali ke keadaan semula. Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah deplasmolisis (Elsa, 2009). Prinsip kerja dari deplasmolisis ini hamper sama dengan plasmolisis. Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada di luar bergerak masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena membran sel mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk. Akhir dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan semula. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada atau tidaknya plasmolisis menjadi indicator dari ada atau tidaknya osmosis yang terjadi KESIMPULAN
a) Suhu, b) Berat molekul c) Kelarutan dalam medium d) Beda potensial kimia e) Perbedaan Konsentrasi f) Jarak tempat berlangsungnya difusi g) Area tempat berlangsungnya difusi h) Struktur tempat berlangsungnya difusi i) Ukuran dan tipe molekul yang berdifusi
a) Partikel atau molekul tersebut merupakan partikel sederhana b) berukuran kecil c) Dapat larut dalam air ataupun lemak
15. Plasmolisis terjadi karena sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik sehingga air akan terus-menerus keluar dari sel dan menyebabkan sel mengerut, begitu sel ini mengerut membrane plasmanya tertarik menjauhi dindingnya. 16.
17. Semakin tinggi konsentrasi perendam semakin banyak sel yang terplasmolisis karena 18. Sel yang telah mengalami plasmolisis akan dapat kembali kekeadaan semula. Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal dengan istilah deplasmolisis. Prinsip kerja dari deplasmolisis ini hampir sama dengan plasmolisis. Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis, sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada di luar bergerak masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena membran sel mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk. Akhir dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan semula. DAFTAR PUSTAKA Bambang.2006.Biologi.Jakarta:Erlangga Campbell, Neil A, Reece, Jane B, G. Mitchell, Lawrence, Alih bahasa, Rahayu Lestari…[et al.].1999. BIOLOGI. Jilid 3. Jakarta: Erlangga Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar “Konsep-Konsep Inti”.Edisi kelima. Jilid 1.Jakarta : Erlangga Didik, indradewa, dkk. 2008. diunduh dari http://faperta.ugm.ac.id/buper/lab/kuliah/pertemuan%201%20(pendahuluan).ppt#282,30,Laju gerakan partikel. Rabu, 22 oktober.8:48) Fiktor Ferdinand P. dan Moekti Ariwibowo.2007.Praktis Belajar Biologi.Jakarta:Visindo Media Persada Hian. 2009. diunduh dari http://aslikoe.blogspot.com/2009/09/proses-difusi.html. Rabu, 22 oktober. 20:50 Jane B. Reech.2003.Campblle edisi kelima.Jakarta:Erlangga Kaseng, Ernawati dkk. 2006.BIOLOGI. Jakarta :Widya Utama Rifai, Mien. A. 2002. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka Sihombing, Betsy.et. al.,2000.Panduan Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta. Jakarta Syamsuri, Istamar.2007.Biologi untuk SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga |