Apakah Dinasti Ayyubiyah ada hubungannya dengan dinasti Abbasiyah?

Apakah Dinasti Ayyubiyah ada hubungannya dengan dinasti Abbasiyah?

Apakah Dinasti Ayyubiyah ada hubungannya dengan dinasti Abbasiyah?
Lihat Foto

Tribunnews.com

Ilustrasi Shalahuddin Al-Ayyubi, pendiri Dinasti Ayyubiyah

KOMPAS.com - Dinasti Ayyubiyah merupakan dinasti muslim Sunni yang beretnis Kurdi. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Sholahuddin Al Ayyubi yang berpusat di Mesir.

Sholahuddin Al Ayyubi merupakan panglima perang muslim yang berhasil merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib.

Perang Salib dikenal tidak hanya dikenal di dunia Islam tapi juga peradaban barat. Selama Dinasti Ayyubi berkuasa disebagian besar wilayah Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13.

Apa faktor pendukung berdirinya Dinasti Ayyubiyah.

Baca juga: Ashabul Kahfi, Kisah 7 Pemuda Tidur Selama 309 Tahun dalam Gua

Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Dinasti Ayyubiyah dibawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menggantikan Dinasti Fatimiyah yang berkuasa sebelumnya.

Dinasti Ayyubiyah diketahui telah membawa angin segar bagi pertumbuhan dan perkembangan paham sunni, terutama dalam bidang fiqh syafi'ah.

Karena pada masa Dinasti Fatimiyah yang dikembangkan adalah paham syiah.

Wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah mencapai wilayah wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman.

Dalam buku Shalahuddin Al-Ayyubi: Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis (2007) karya Ali Muhammad Ash-Shallabi, kekuasaan Shalahuddin bermula sejak menjabat sebagai perdana menteri di bawah kekuasaan politik Dinasti Ubaidiyah.

Akan tetapi secara de jure, ia tunduk kepada kekuasaan Nurrudin Mahmud yang berkuasa di Damaskus hingga wafatnya pada 569 H atau 1174 M.

Oleh karena itu, merupakan permulaan berdirinya Dinasti Ayyubiyah yang diakui oleh Khalifah Abbasiyah, Al-Mustadhi Billahi pada 570 H atau 1175 H.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Turki Usmani

Faktor berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Lemahnya atau kemunduran Dinasti Fatimiyah menjadi salah satu faktor berdirinya Dinasti Ayyubiyah.

Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran karena ada permasalahan internal kerajaan.

Masalah tersebut timbul karena ada perebutan Wazir di antara para suku yang ada di dalam kerajaan. Selain itu juga adanya serangan pasukan Salib ke Mesir.

Awalnya Shalahuddin Al-Ayyubi dikirim ke Dinasti Fatimiyah di Mesir bersama pamannya Syirkuh pada 1164 oleh penguasa Damaskus Nuruddin Zanki.

Pengiriman tersebut untuk membantu melawan serangan pasukan Salib.

Dalam pertempuran tersebut pasukan Syirkuh dapat mengalahkan tentara salib sekaligus menguasai Mesir.

Syirkuh kemudian diangkat sebagai wazir (perdana menteri). Namun hanya menjabat selama dua bulan karena meninggal.

Baca juga: Kejayaan Turki Usmani

Jabatan wazir kemudian digantikan oleh keponakaannya, Shalahuddin Al-Ayyubi. Shalahuddin Al-Ayyubi mulai menguasai Mesir 1169 M, tapi baru dapat menghapus kekuasaan Dinasti Fatimiyah pada 1171 M.

Meski telah menjadi penguasa Mesir penuh, namun tetap tunduk kepada Nuruddin Zangi dan tetap mengakuai kekhalifahan Fatimiyah.

Setelah Nuruddin wafat dan digantikan anaknya Sultan Ismail Malik Syah timbul krisis politik internal.

Kondisi itu mampu dimanfaatkan pasukan Salip menyerang Damaskus. Namun Shalahuddin Al-Ayyubi mampu mengamankannya.

Karena hasutan, Sultan Ismail Malik Syah balik menyerang Shalahuddin Al-Ayyubi dengan meminta bantuan pasukan Salib. Namun pasukan Sultan Ismail Malik Syah dapat dikalahkan.

Dinasti Ayyubiyah terkenal mengenai jihadnya.

Dinasti tersebut memiliki peran besar dalam menghadapi gempuran musuh dalam perang Salib diberbagai wilayah.

Shalahuddin Al-Ayyubi memiliki dua ambisi besar dalam hidupnya. Di mana menggantikan Islam Syiah di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam perang suci. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Dinasti Ayyubiyah atau Bani Ayyubiyah adalah dinasti Muslim Sunni keturunan etnis Kurdi yang pernah berkuasa sejak abad ke-12.

Pada masa jayanya, dinasti yang pusat pemerintahannya berada di Mesir ini pernah menguasai hampir seluruh wilayah Timur Tengah.

Pendiri Dinasti Ayyubiyah adalah Salahuddin Al-Ayubi, yang sebelumnya menjadi wazir (setara perdana menteri) di Mesir, di bawah Dinasti Fatimiyah.

Dinasti Ayyubiyah berkuasa selama kurang lebih satu abad, hingga pertengahan abad ke-13.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Sejarah berdirinya

Sejarah berdirinya Daulah Ayyubiyah dapat ditelusuri sejak melemahnya Dinasti Fatimiyah (909-1172).

Pada pertengahan abad ke-12, Dinasti Fatimiyah semakin melemah karena beberapa faktor. Salah satunya disebabkan oleh permasalahan internal, khususnya perebutan posisi Wazir.

Wazir adalah seorang penasihat atau menteri berkedudukan tinggi, yang biasanya ditemukan dalam sistem monarki Islam.

Selain itu, serangan pasukan Salib ke Mesir juga menjadi salah satu penyebab melemahnya Dinasti Fatimiyah.

Pada 1164, Salahuddin Al-Ayyubi dan pamannya, Syirkuh, dikirim oleh penguasa Damaskus, Nuruddin Zanki, ke Mesir untuk membantu Fatimiyah melawan serangan pasukan Salib.

Dalam pertempuran itu, pasukan Salahuddin dan Syirkuh berhasil mempertahankan Mesir setelah mengalahkan pasukan Salib.

Menyusul keberhasilan itu, Syirkuh diangkat sebagai wazir (perdana menteri) di Mesir pada 1169. Namun, ia hanya menjabat selama dua bulan karena meninggal.

Baca juga: Dinasti Mamluk, Wangsa yang Didirikan Bangsa Budak

Jabatan Wazir Mesir kemudian digantikan oleh Salahuddin, yang memiliki ambisi menggantikan Islam Syiah (Dinasti Fatimiyah) di Mesir dengan Sunni dan memerangi orang-orang Franka dalam Perang Salib.

Karena posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin Al-Ayyubi pun mampu menggantikannya dengan Dinasti Ayyubiyah yang didirikannya pada 1171.

Apakah Dinasti Ayyubiyah ada hubungannya dengan dinasti Abbasiyah?

Apakah Dinasti Ayyubiyah ada hubungannya dengan dinasti Abbasiyah?
Lihat Foto

Tribunnews.com

Ilustrasi Shalahuddin Al-Ayyubi, pendiri Dinasti Ayyubiyah

Masa kejayaan

Dinasti Ayyubiyah telah mengalami perkembangan pesat sejak didirikan oleh Salahuddin Al-Ayyubi.

Ambisi Salahuddin untuk menggeser aliran Syiah dengan Islam Sunni pun tercapai. Segera setelah berkuasa, ia juga melakukan ekspansi wilayah dengan menguasai Yaman (1174), Suriah (1180-an), bahkan merebut Yerusalem dari Tentara Salib pada 1187.

Tidak berhenti di situ, wilayahnya terus meluas hingga berhasil menguasai Afrika Utara, Nubia Utara, Arab Barat, Syam, Mesopotamia, Palestina, dan Transyordania.

Selain itu, Dinasti Ayyubiah mencapai kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan arsitektur.

Baca juga: Revolusi Abbasiyah, Runtuhnya Kekhalifahan Bani Umayyah

Bidang ekonomi

Perang Salib ternyata tidak hanya menyisakan cerita tentang peperangan yang sadis, tetapi juga mampu menguatkan hubungan dagang dengan Eropa.

Sejak awal, Dinasti Ayyubiyah melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Pada akhirnya, berbagai jenis tanaman produksinya mampu menyebar ke Eropa.

Industri dan perdagangan Dinasti Ayyubiyah pun menjadi semakin kuat karena ketertarikan bangsa Eropa terhadap barang-barang baru yang ditawarkan pedangang Muslim.

Selain hasil pertanian, berbagai kerajinan tangan seperti kaca, tembikar, dan permadani juga bernilai tinggi di Eropa.

Kemakmuran ekonomi Ayyubiyah masih berlangsung hingga pemerintahan Al-Kamil (1218-1238), yang dikenal sangat memerhatikan kondisi ekonomi negara.

Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah

Bidang pendidikan

Kemajuan pendidikan ditandai dengan dibangunnya beberapa madrasah di Aleppo, Yerussalem, Kairo, dan Iskandariyah.

Meski Dinasti Ayyubiyah menganut teologi Sunni dan bermazhab Syafi'i, pemerintah juga membangun lembaga pendidikan untuk mazhab lain, seperti Hanafi, Hanbali, dan Maliki.

Kesejahteraan guru dan siswa juga diperhatikan oleh pemerintah. Selain dibayar, guru dan siswa diberikan fasilitas tempat tinggal berupa asrama, agar kegiatan belajar mengajar semakin intens.

Bidang kesehatan

Kemajuan di bidang kesehatan dibuktikan dengan pembangunan beberapa rumah sakit dan penunjang pelayanan kesehatan di beberapa kota, seperti di Damaskus dan Kairo.

Selain itu, dibangun juga sekolah khusus untuk mencetak tenaga kesehatan.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Pemerintahan Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad

Arsitektur

Dari arsitektur, pencapaian terbesar Dinasti Ayyubiyah adalah pembangunan benteng-benteng ditambah dengan sejumlah madrasah Sunni.

Pembangunan yang dilakukan difokuskan di Mesir dan Suriah. Ketika Salahuddin berkuasa, ia membangun tembok kota untuk menutup Kairo.

Pada 1183, Salahuddin juga membangun benteng di Kairo, yang diselesaikan oleh Al-Kamil.

Beberapa bangunan yang pernah didirikan pada masa Dinasti Ayyubiyah adalah Benteng Salahuddin di Kairo (1187), Benteng Aleppo, Madrasah Zahiriya (1219) di Aleppo, Madrasah al-Sahiba di Damaskus (1233), dan Madrasah Al-Salih (1243) di Kairo.

Selain itu Masjid Al-Firdaus di Allepo juga menjadi salah satu bentuk majunya arsitektur Dinasti Ayyubiyah.

Baca juga: Pertempuran Zab, Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah

Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah

Selama berkuasa, Dinasti Ayyubiyah sangat bergantung pada Mamluk (tentara budak) untuk menangani urusan militernya.

Sayangnya, runtuhnya dinasti ini sebagian besar disebabkan oleh para Mamluk dari Turki sendiri.

Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan Sultan As-Salih (1240-1249). Pada masa ini, para Mamluk telah memegang kendali atas pemerintahan.

Setelah Sultan As-Salih meninggal pada 1249, bangsa Mamluk mengangkat istri mendiang sultan, Syajarat ad-Durr, sebagai pemimpin Ayyubiyah.

Pengangkatan Syjarat ad-Durr menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir dan berdirinya Dinasti Mamluk (1250-1517).

Kendati demikian, keturunan Ayyubiyah ada yang masih memimpin di daerah hingga 70 tahun kemudian.

Baca juga: Faktor Penyebab Runtuhnya Kekhalifahan Bani Umayyah

Raja-raja Dinasti Ayyubiyah

  • Salahuddin Al-Ayyubi (1174-1193)
  • Al-Aziz ibn Salahuddin (1193-1198)
  • Mansur ibn al-Aziz (1198-1199)
  • Al-Adil I Ahmad ibn Ayyub (1199-1218)
  • Al-Kamil I (1218-1238)
  • Al-Adil II (1238-1240)
  • Malik al-Shalih Najmuddin (1240-1249)
  • Muazzam Tauransyah ibn Shalih (1249)
  • Syajarah al-Durr, istri Malik Saleh (1249)
  • Asyraf ibn Yusuf (1249-1250)

Referensi:

  • Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2016). Bangkit dan Runtuhnya Daulah Ayyubiyah.  Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.