Apa yang dimaksud dengan peristiwa filtrasi?

Proses pembentukan urine memiliki peran penting dalam tubuh Anda. Pada setiap aliran darah, mengandung zat-zat sisa metabolisme yang bisa merugikan tubuh.

Untung saja, ada ginjal serta organ sistem perkemihan lainyya dalam tubuh yang bisa membuangnya dalam bentuk urine. Sebenarnya, bagaimana proses pembentukan urine atau berkemih dalam tubuh manusia?

Proses pembentukan urine dalam tubuh

Apa yang dimaksud dengan peristiwa filtrasi?
Apa yang dimaksud dengan peristiwa filtrasi?
Gambar proses pembentukan urine

Mengutip dari University of Rochester Medical Center, ginjal dan sistem kemih membantu tubuh membuang limbah cair yang disebut urea. Nantinya, urea akan dibawa melalui darah ke organ ginjal. Di sinilah urea akan keluar bersama air dan zat sisa lainnya dalam bentuk urine.

Ada tiga urutan dari proses pembentukan urine atau berkemih di dalam ginjal, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi, dan sekresi.

Beberapa proses ini memastikan hanya limbah atau zat sisa serta kelebihan air saja yang dikeluarkan tubuh lewat urine. Ada beberapa tahapan sampai akhirnya timbul rasa ingin buang air kecil, seperti:

1. Glomerulus mulai melakukan tugasnya

Proses pembentukan urine dimulai dari glomerulus, yang menyaring air dan zat-zat lain dari aliran darah. Organ ginjal manusia mengandung satu juta struktur kecil bernama nefron.

Setiap nefron memiliki glomerulus, tempat proses penyaringan darah. Glomerulus adalah jaringan kapiler yang dikelilingi struktur seperti cangkir, yaitu kapsul glomerulus (kapsul Bowman).

Saat darah mengalir melalui glomerulus, tekanan darah mendorong air dan zat-zat terlarut dari kapiler ke dalam kapsul, melalui membran filtrasi. Akhirnya, filtrasi glomerulus ini lah yang memulai proses pembentukan urine.

2. Membran filtrasi

Membran filtrasi menyimpan sel darah merah dan protein besar dalam aliran darah. Tekanan darah terus mendorong cairan dari kapiler ke kapsul glomerulus, melalui membran filtrasi.

Kemudian, membran filtrasi memberikan “izin” kepada air dan zat terlarut untuk terus melaju. Ini sekaligus menahan sel darah dan protein besar, untuk tetap berada di dalam aliran darah.

Setelah tahap proses pembentukan urine ini selesai, filtrat (cairan yang telah melewati membran filtrasi) akan mengalir ke kapsul glomerulus dan meluncur ke nefron.

3. Proses reabsorpsi

Glomerulus kembali menyaring air dan zat terlarut, agar keluar dari aliran darah. Perlu diketahui, filtrat yang berhasil melewati membran filtrasi, masih mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Ketika keluar dari glomerulus, filtrat akan mengalir ke saluran nefron, yaitu tubulus ginjal. 

Saat bergerak, zat-zat penting beserta air akan kembali diserap melalui dinding tabung kapiler yang berdekatan. Penyerapan ini terjadi di dalam lengkung Henle.

Nutrisi dan zat yang kembali diserap ini disebut sebagai proses reabsorpsi. Reabsorpsi pada proses pembentukan urine berlangsung di bagian tubulus kontortus. Nantinya, akan menghasilkan urine sekunder.

4. Sekresi urine

Filtrat yang sudah diserap dalam glomerulus akan mengalir lewat tubulus ginjal. Tahapan ini memungkinkan penyerapan kembali nutrisi dan air ke dalam kapiler.

Pada saat yang bersamaan, ion limbah dan hidrogen akan pindah ke tubulus ginjal. Proses inilah yang disebut sitem sekresi. Ion yang keluar akan bergabung dengan sisa filtrat dan menjadi urine.

Akhirnya, urine mengalir dari tubulus nefron ke saluran pengumpul. Kemudian, keluar dari ginjal melalui pelvis ginjal ke ureter dan terakhir, menuju kandung kemih.

Kandungan dari proses pembentukan urine

Nefron ginjal memproses darah dan memproduksi urine melalui proses penyaringan, reabsorpsi dan sekresi. Bagi Anda yang belum tahu, urine terdiri dari 95% air dan 5% limbah.

Berikut adalah macam-macam kandungan yang ada di dalam urine Anda, seperti:

  • Air.
  • Urea, produk limbah saat protein dipecah.
  • Urokrom, darah berpigmen yang memberikan warna kekuningan pada urine.
  • Garam.
  • Kreatinin, limbah yang terbentuk dengan pemecahan otot.
  • Empedu yang berasal dari hati.
  • Ammonia.

Dari 5% limbah itu, bersifat nitrogen. Seperti urea, kreatinin, amonia dan asam urat. Semuanya keluar saat Anda buang air kecil. Ion seperti natrium, kalium dan kalsium juga dibuang.

Berapa lama kandung kemih dapat menahan urine?

Dokter merekomendasikan agar mengosongkan kandung kemih secara teratur. Yaitu, sekitar tiga kali dalam rentang waktu tiga jam.

Akan tetapi, ada kalanya Anda perlu menahan urine lebih lama. Kandung kemih yang sehat dapat menampung sekitar dua cangkir urine sebelum penuh.

Faktanya, dalam proses pembentukan urine, membutuhkan waktu sekitar 9 – 10 jam untuk menghasilkan dua cangkir urine dalam kandung kemih Anda.

Namun, hindari menunda buang air kecil terlalu sering agar tidak memicu penyakit kandung kemih.

Bahaya menahan buang air kecil

Jika sistem kemih Anda sehat, menahan buang air kecil pada umumnya tidak berbahaya. Namun, orang dewasa yang menahan lebih dari 2 cangkir urine, pasti mengalami rasa tidak nyaman.

Menahan buang air kecil terlalu lama bisa meningkatkan risiko infeksi serta penyakit ginjal. Beberapa masalah di bawah ini juga bisa muncul.

  • Pembesaran prostat.
  • Kandung kemih neurogenik atau hilangnya fungsi kandung kemih akibat kerusakan saraf.
  • Gangguan ginjal.
  • Retensi urine atau kesulitan untuk mengeluarkan dan mengosongkan urine.

Sementara itu untuk wanita hamil, risiko mengidap infeksi saluran kemih memang sudah ada. Jadi, hindari menahan kencing, karena akan meningkatkan risiko tersebut.

Ada baiknya tidak menahan kencing terlalu lama. Jika sudah menemukan toilet, langsung buang air kecil untuk menghindari hal-hal tak diinginkan.

Selain itu, saat Anda buang air kecil sebaiknya memperhatikan warna urine untuk mengetahui apakah warnanya normal atau tidak.

Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai proses pembentukan urine, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Apa yang dimaksud dengan peristiwa filtrasi?

Apa yang dimaksud dengan peristiwa filtrasi?
Lihat Foto

shutterstock.com

ilustrasi pembentukan urin

KOMPAS.com - Setiap makhluk hidup, termasuk manusia pastinya akan melakukan proses eksresi. Eksresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda yang tidak dimanfaatkan lagi di dalam tubuh.

Bentuk eksresi pada manusia yang pertama adalah buang air kecil. Zat sisa yang dibuang adalah urine.

Alat eksresi yang terdapat pada manusia terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Baca juga: Warga Jakarta Utara, Kini Bikin SKCK, Tes Urin, hingga Bayar Pajak Bisa di Mall

Pembentukan urine

Proses pembentukan urine merupakan cara alami yang dilakukan oleh tubuh untuk mengeluarkan racun dan kelebihan kadar air. Dampaknya itu kesehatan di dalam tubuh akan tetap terjaga.

Semakin banyak cairan yang dikonsumsi oleh tubuh, akan semakin banyak urine yang dikeluarkan.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ginjal berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkana zat sisa metabolisme berupa urea, zat sisa empedu dan garam dalam bentuk zat berlarut dalam air.

Urine dibentuk di nefron dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah dengan bahan-bahan bermanfaat. Itu tersisa bahan yang tidak berguna.

Nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urine. Sebelum jadi urine, di dalam ginjal akan diproses terlebih dahulu.

Baca juga: Sistem Ekskresi Manusia

Ada tiga proses dalam pembentukan urine, yakni:

Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.