Apa yang dimaksud dengan disintegrasi sosial dan contohnya?

Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat mengalami perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Perubahan yang terjadi merupakan proses dari modifikasi sosial dan budaya di dalam masyarakat. Walaupun perubahan berjalan ke arah yang lebih baik, terkadang tidak bisa berjalan mulus karena ada unsur atau pihak yang tidak sejalan, sehingga memunculkan adanya konflik sosial. Pertentangan dalam suatu perubahan tersebut merupakan suatu gejala disintegrasi sosial.

Disintegrasi atau disorganiasi adalah adanya kondisi ketidaksimbangan dan ketidakserasian antar unsur di masyarakat karena ada beberapa unsur yang tidak berfungsi dengan baik. Disintegrasi sosial menjadikan keadaan kacau dan masyarakat bisa kehilangan kepercayaan satu sama lain.

Disintergasi sosial bisa berbentuk aksi demonstrasi, pergolahan daerah bagi mereka yang merasakan adanya diskriminasi, aksi kriminalitas yang tak terkendali, perilaku remaja yang menyimpang, serta konflik yang melibatkan isu agama, ras dan antar golongan (SARA). Permasalahan tersebut dapat menimbulkan disintegrasi bangsa yang ditandai dengan hilangnya nasionalisme pada jiwa masyarakat sehingga menyebabkan kerusuhan dan disharmonisasi.

Pada dasarnya perubahan yang terjadi di masyarakat dan terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia untuk melakukan perubahan. Manusia akan cenderung bosan dan ingin mengembangkan dirinya mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat.

Perubahan sosial dapat terjadi di segala bidang kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, budaya dan politik. Perubahan sosial ini dapat berdampak pada nilai-nilai sikap perilaku dan kebiasaan masyarakat. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) ataupun kemunduran (regress).

Gejala Disintergarasi

Dilansir dari Wikipedia, disintegrasi sosial di dalam masyarakat Indonesia dapat ditandai oleh beberapa gejala, antara lain :

Baca juga: Apa Saja Proses Integrasi Sosial?

  • Tidak adanya persamaan pandangan antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.
  • Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama.
  • Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yanga da di dalam masyarakat.
  • Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik dan maksimal sebagaimana mestinya.
  • Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
  • Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif seperti persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antar individu maupun kelompok, perang urat saraf, dan seterusnya.

Penanggulangan Disintegrasi

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi sosial secara nasional adalah sebagai berikut :

  • Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu.
  • Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun consensus.
  • Membangun kelembagaan yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak dan wilayah.
  • Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif.

tirto.id - Melalui studi sosiologi yang dipelajari sejak SMA, kita bisa mendapatkan pengetahuan mengenai proses dan gejala-gejala disintegrasi sosial atau disorganisasi sosial. Apa itu?

Dalam buku Perubahan Sosial Budaya karangan Sriyana, disintegrasi sosial disebut sebagai proses memecahnya suatu kesatuan menjadi beberapa bagian kecil yang terpisah. Kasus ini berawal dari hilangnya ikatan kolektif yang bisa mempersatukan beberapa kelompok.

Mereka yang telah memiliki pandangan serta kebudayaan yang berbeda, akan merasa tidak sesuai ketika hidup bersama. Jadi, disintegrasi sosial dapat dikatakan sebagai bentuk ketidakinginan persatuan terjadi antara suku, ras, agama, hingga pandangan yang dinilai berbeda.

Dalam buku Sosiologi: Jilid 2, sifat primordialisme yang mengakui identitas sebuah golongan atau kelompok sosial sebagai cara melindungi diri dari budaya luar, dapat menjadi penyebab disintegrasi sosial. Dari sifat tersebut, seseorang dapat membangkitkan perasaan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok lain.

Sifat ini ternyata juga bisa berlanjut menjadi etnosentrisme, di mana seseorang dianggap fanatik terhadap suku, agama, atau pandangan. Mereka yang sudah mencapai tahap ini akan menilai golongan lain dari sudut pandang subjektifnya. Bahkan, mereka bisa menilai dirinya lebih tinggi dari kelompok lain.

Dalam kesubjektifan ini, terdapat juga politik aliran. Mereka yang sudah memiliki aliran tersendiri akan berusaha mempertahankan kedudukannya dalam berpendapat. Bahkan, pandangan mereka ini bisa membuat konflik yang berakhir disintegrasi.

Selain itu, terdapat konsolidasi yang membuat sebuah kelompok memperkuat kedudukannya dengan menetapkan golongan lain sebagai musuh bersama. Dari perasaan senasib seperjuangan yang dihasilkan melalui konsolidasi, kelompok akan lebih kuat solidaritasnya, namun bertentangan dengan golongan lainnya.

Gejala-gejala Disintegrasi Sosial

Terlepas dari berbagai pengertian dan bentuknya, disintegrasi memiliki beberapa macam gejala yang dapat dideskripsikan dan dikaji secara jelas sebagai bagian dari ilmu kehidupan sosial.

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, dijelaskan, gejala-gejala disorganisasi atau disintegrasi sosial dimulai dari hal-hal berikut:

  1. Tidak ada lagi kesepakatan anggota kelompok mengenai tujuan sosial yang hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok tersebut.
  2. Norma-norma sosial tidak lagi membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan yang disepakati.
  3. Norma-norma dalam kelompok yang dihayati oleh setiap anggota dianggap tidak sesuai lagi.
  4. Sanksi sudah lemah, bahkan sudah tidak dilaksanakan secara konsekuen. Dengan kata lain, sanksi yang seharusnya diberikan kepada seseorang yang melanggar dianggap tidak berlaku lagi.
  5. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat sudah bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca juga:

  • Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial dari Ekonomi hingga Pendidikan
  • Kelompok Sosial: Pengertian, Syarat Terbentuk, Serta Jenis-Jenisnya
  • Pengertian Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya dari Para Ahli

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/ale)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Didalam kehidupan sosial pastinya akan ada perubahan sosial. Perubahan yang terjadinya dalam masyarakat tentunya tidak akan selalu berjalan baik. Perubahan sosial dalam masyarakat itu bisa diterima dan bahkan bisa saja ditolak. Perubahan sosial yang ditolak ini menyebabkan adanya konflik dalam masyarakat.

Konflik yang terjadi di masyarakat biasanya disebabkan karena adanya perubahan sosial dan jika dibiarkan akan menjadi disintegrasi. Sebagian orang belum mengetahui mengenai apa itu disintegrasi. Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai pengertian disintegrasi sosial, bentuk-bentuk dan juga contoh dari sosial. Simak penjelasannya dibawah ini.

Pengertian Disintegrasi Antar Sosial

Masyarakat merupakan suatu kesatuan atau dengan kata lain masyarakat itu merupakan suatu sistem. Di dalam suatu sistem terdiri dari unsur-unsur, apabila salah satu unsurnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka yang keseimbangan sistem terganggu akan secara keseluruhan. Disorganisasi sosial terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam sistem atau masyarakat, disorganasisasi sosial jika dibiarkan saja maka akan menjadi disintegrasi dalam sosial. Jadi, apa itu disintegrasi sosial? berikut penjelasannya:

  • Disintegrasi dalam sosial adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya perubahan yang dipaksakan maka keadaan itu menimbulkan proses disintegrasi dalam sosial.
  • Disintegrasi dalam sosial akan terjadi apabila salah satu unsur masyarakat tidak dapat menyesuaikan satu sama lain atau adanya ketidakseimbangan, maka unsur yang lainnya itu akan melakukan pemberontakan ataupun melawan.

Contoh dari disintegrasi sosial yaitu kekacauan yang terjadi di Timor Timur pasca jajak pendapat dan juga kekacauan di Maluku saat terjadi kerusuhan SARA. Contoh lainnya pemerintah merencanakan suatu proyek yang dimana nantinya akan melewati pemukiman warga, maka pemerintah akan melakukan penggusuran. Pada situasi ini kedua unsur yaitu masyarakat dan pemerintah akan saling membela masing-masing dan akan memaksakan kehendak masing. Maka keadaan seperti ini akan menimbulkan disintegrasi dalam sosial. Itulah beberapa contoh dari kemungkinan terjadinya disintegrasi dalam sosial.

Penyebab Disintegrasi Dalam Sosial

Suatu proses akan terjadi pastinya akan ada penyebabnya. Adapun suatu ketidakseimbangan dalam masyarakat disebabkan karena beberapa hal. Berikut ini penyebab terjadinya disintegrasi dalam sosial :

  1. Adanya perbedaan pandangan mengenai tujuan yang ingin dicapai bersama. Contohnya, masyarakat Indonesia mempunyai cita-cita terbentuknya masyarakat adil dan makmur sebagaimana tercantum pada UUD 1945. Jika ada kota ataupun provinsi yang mendirikan negara sendiri maka sudah pasti akan terjadi disintegrasi dalam sosial.
  2. Norma yang ada pada masyarakat mulai tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Contohnya permasalahan hukum di Indonesia, hukum ditegakkan dengan tidak adil. Orang korupsi dihukum sebentar karena hukum dengan uang dapat dibayar, tetapi orang yang hanya mencuri sebuah singkong dihukum berat. Hal seperti ini yang menyebabkan disintegrasi dalam sosial.
  3. Terjadinya pertentangan antar norma yang ada didalam masyarakat. Hal seperti ini biasanya terjadi hanya di tingkat RT ataupun RW. Misalkan dalam hal minuman keras, ada beberapa orang yang menganggap minuman keras itu tidak salah, tetapi ada masyarakat lain yang menganggap minuman keras itu bertentangan dengan normal agama. Maka hal itu akan mengakibatkan kekacauan sosial, dalam hal minuman keras dibutuhkan keputusan hukum apakah salah atau tidak.
  4. Adanya ketidak konsekuensian pemberian sanksi kepada pelanggar norma. Hal ini berhubungan dengan penyebab lainnya seperti hukuman untuk para koruptor dan rakyat kecil yang tidak adil menyebabkan disintegrasi dalam sosial.
  5. Penyebab yang terakhir yaitu tindakan warga yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku faktor penghambat perubahan sosial budaya . Keadaan ini merupakan keadaan paling parah, karena jika warga sudah tidak mematuhi norma yang berlaku maka kekacauan tidak akan bisa dihindari. Karena dalam kehidupan sudah semestinya ada norma yang berlaku, nilai dan norma menjamin kelangsungan hidup lantas jika tidak dipatuhi bagaimana kehidupan kita nantinya?

Bentuk-bentuk Disintegrasi Dalam Sosial

Proses disintegrasi dalam sosial terjadinya karena adanya perubahan sosial didalam masyarakat. Proses dsintegrasi dapat banyak kita jumpai di sekitar lingkungan kita dalam kehidupan sehari-hari. Proses disintegrasi dalam sosial dapat berbentuk pergolakan daerah, demonstrasi, kriminalitasi, dan kenakalan remaja. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai bentuk-bentuk disintegrasi dalam sosial.

1. Pergolakan Daerah

Pergolokan daerah yaitu suatu gerakan sosial yang dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan berbagai cara untuk memaksakan suatu kehendak ataupun cita-cita. Suatu pergolokan daerah terjadi disebabkan karen hal-hal sebagai berikut :

  • Adanya perbedaan ideologi
  • Terjadinya pertentangan antar masyarakat yang berkepanjangan sehingga sulit untuk diatasi
  • Adanya pihak yang memegang kekuasaan betindak dengan seenaknya
  • Adanya provokator yang mendorong terjadinya pergolakan daerah

Biasanya pergolokan daerah disebabkan terjadinya kesejangan dalam bidang politiik, bahkan konflik agamapun terkadang membuat pergolakan daerah. Di Indonesia tercatat beberpa peristiwa pergolakan daerah. Berikut ini beberapa peristiwa pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia. (baca juga:Bentuk Penyimpangan Sosial)

1. Pemberontakan PKI di Madiun

Latar belakang terjadinya pemberontakan di Madiun yaitu saat terjadinya penandatanganan perjanjian Renville yang ditandatangani oleh Amir Syarifudin. Namun, masyarakat Indonesia merasa adanya perjanjian itu dapat merugikan bangsa Indonesia, sehingga pada tanggal 28 Juni 1948 Presiden Soekarno yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia mencabut mandatnya. Kemudian, presiden membentuk kabinet baru dan menunjuk Mohammad Hatta sebagai pemimpinnya. Dengan adanya pembentukan kabinet baru membuat Amir Syarifudin merasa tidak terima sehingga membuat Amir Syarifudi bekerja sama dengan Muso dan membentuk suatu partai yaitu Partai Demokrasi Rakyat yang mempunyai tujuan menentang kinerja kabinet Hatta.

2. Pemberontakan DI / TII

Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat dengan pemimpinnya yaitu S.M. Kartosuwiryo. Selain itu di Aceh DI/TII dipimpin oleh Dauh Beureuh, dan juga di Sulawesi Selatan di pimpin oleh Kahar Muzakar. Pemberontakan ini terjadi karena adanya ketidaksepakatan mereka terhadap Perjanjian Renville, sehingga menyebabkan penolakan bergabung dengan pasukan Siliwangi ketika melakukan perjalanan ke Yogya. Hal ini dianggap sebagai konsekuensi akibat ditandatanganinya Perjanjian Renville.

Baca juga :

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan ini terjadi karena adanya beberapa suku Ambon yang menolak setelah Indonesia Timur bergabung dengan Republik Indonesia. Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Sumokil. Lalu setelah adanya pemberontakan maka diadakan pemburuan pimpinan RMS yang pada akhirnya pemimpin dari RMS ini tertangkap. Namun beberapa pimpinan berhasil melarikan diri dan bergabung dengan beberapa warga Ambon yang juga berhasil melarikan diri. Lalu setelah itu merekapun mendirikan suatu republik yang bernama Republik Maluku Selatan di pengasingan.

4. Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Indonesia) di Sumatra Barat dan PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi Utara

Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatra Barat, dipimpin oleh Achmad Husen dan memproklamasikan PRRI pada tanggal 15 Februari 1958. Mereka memberikan tuntutan yaitu perpangkalan otonomi daerah dan perimbangan keuangan. Perjuangan PERMESTA sama halnya dengan perjuangan PRRI yaitu menolak akan adanya kebijakan pemerintah tentang adanya sentralisasi ekonomi mereka merasa dengan adanya sentralisasi ekonomi merasa tidak adil.

5. Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) ini terjadi di Jawa Barat, dengan dipimpin oleh Westerling. Adapun tuntutan yang mereka ajukan yaitu tetap mempertahankan negara Pasundan yang pada saat itu dibubarkan oleh pemerintah. Mereka merasa tidak puas sehingga melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.

Adapun akibat dari adanya pergolokan daerah yaitu yang pertama pastinya akan sangat merugikan masyarakat dan juga negara baik itu rugi secara materiil ataupun nonmateriil. Selain itu mobilitas masyarakatpun akan terganggu dengan adanya pergolokan daerah ini. Keamanan pada tempat yang mengalami pergolakan daerah akan sangat terganggu dan masyarakat akan risih dan juga ketakutan terhadap situasinya. Dan akibat dari pergolakan daerah yang terakhir yaitu sikap masyarakat yang cenderung berarah menuju negatif.

2. Aksi Protes dan Demonstrasi

Aksi protes yaitu suatu tuntuan baik itu dari individual maupun dari kelompok yang dilakukan untuk memperjuangkan kepentingan suatu tindakan. Suatu aksi protes terjadinya karena adanya pihak yang merasa dirugikan ataupun merasa tidak puas atau sebuah keputusan. Salah stau bentuk aksi protes yaitu dengan berdemonstarasi, demonstrasi yaitu suatu gerakan yang bersifat langsung dan terbuka dilakukan oleh orang banyak untuk memperjuangkan kepentingan ataupun tuntutan. Demontrasi biasa terjadi karena adanya penyimpangan pada suatu sistem ataupun adanya perubahan dalam sistem.

Pada saat ini demontrasi sangat sering terjadi beda halnya sebelum era reformasi. Pada saat sebelum era reformasi, rakyat sangat mengalami kesusahan untuk menyalurkan aspirasi, untuk menyalurkan aspirasi sangat terbatas. Pihak pemerintah sangat keras terhadap rakyat yang melakukan demonstrasi. Berbeda halnya dengan sekarang, setiap ada kebijakan baru yang dianggap merugikan rakyat maka rakyat selalu melakukan aksi demontrasi. Biasanya yang melakukan demonstrasi yaitu mahasiswa, ormas, ataupun masyarakat lainnya.

Beberapa peristiwa aksi protes besar yang terjadi di Indonesia yaitu sebagai berikut.

  1. Mahasiswa dengan masyarakat menuntut untuk dilakukannya pembubaran PKI dan kabinet seratus menteri
  2. Kaum buruh menuntut kenaikan upah
  3. Tahun 1998 mahasiswa menuntut reformasi
  4. Adanya protes terhadap kenaikan BB,

Aksi protes dan demonstrasi merupakan alat kontrol sosial yang dapat membawa peubahan ke arah perbaikan yang dilakukan secara terbuka. Tapi, terkadang aksi protes dan demonstrasi berujung kerusuhan. Seperti perusakan fasilitas umum, pembakaran, atau tindakan brutal lainnya. (baca juga: Cara Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk)

Akibat adanya aksi protes melalui demonstrasi ini yaitu timbulnya tindak kriminal pada bidang politik ataupun ekonomi, selain itu menghambat pertumbuhan modernisasi. Dengan adanya demonstrasi maka akan muncul banyak bibit konflik yang nantinya akan menghambat kerjasama dalam suatu aktivitas yang dikerjakan secara bersamaan.

3. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan tindakan sosial yang disosiatif. Kriminalitas biasanya ditandai dengan adanya perilaku yang menyimpang yang melawan norma yang berlaku pada suatu tempat. Tindakan kriminal dapat dilakukan secara direncana maupun tidak di rencakan. Contoh dari bentuk kriminal yaitu pembunuhan, perampokan, penculikan, penipuan, pencurian, korupsi, penggunaan obat-obat terlarang, dsb. Berikut beberapa penyebab terjadinya kriminalitas dikalangan hidup kita:

  • Penyebab terjadinya kriminalitas yaitu adanya perbedaan kekayaan sehingga menyebabkan orang yang kekurangan ingin menjadi berkecukupan dengan melakukan hal apapun seperti pencurian, perampokan.
  • Selain itu disebabkan kepadatan penduduk, pertentangan dan persaingan kebudayaan, perbedaan ideologi politik, dan juga mentalitas yang labil.
  • Selain itu adanya teknologipun memicu terjadinya kriminalitas, karena dengan media elektronik kita dapat berinteraksi dengan orang-orang pelaku kejahatan.

Teknologi yang berkembang semakin pesat juga berpengaruh terhadap adanya tindakan kriminalitas. Bahkan dengan adanya teknologi yang berkembang membuat kriminalitas terjadi tanpa adanya perlakuan fisik misalkan penipuan lewat telpon, sms, atau bahkan melalui internet.

Untuk penanggulangan kriminalitas dapat dilakukan secara preventif maupun represif. Cara preventif yaitu dengan cara mencegah, misalkan imbauan dengan mendatangi tiap tempat atau dengan poster dan juga diadakan penyuluhan. Sedangkan ara represif yaitu cara dengan keras, seperti penangkapan ataupun di penjarakan bahkan bisa eksekusi mati.

Kriminalitas berakibat ke berbagai aspek. Untuk tindak kriminalitas seperti korupsi akan sangat berakibat kepada negara, negara akan menjadi rugi dengan adanya korupsi. Selain negara yang dirugikan, masyarakatpun merasa rugi karena biasanya korupsi itu memakan uang rakyat. Selain korupsi bentuk kriminalitas lainnya pun dapat merugkan masyarakat secara keseluruhan seperti misalkan penipuan, dll.

Baca juga:

4. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang remaja dan apabila yang melakukan orang dewasa maka bisa disebut tindakan kejahatan. Kenakalan remaja semakin hari semakin banyak meresahkan masyarakat karena kenakalan yang terjadi semakin menuju ke arah kriminalitas. Beberapa penyebab mengapa sering terjadi kenakalan remaja yang sering kita lihat:

  • Penyebab terjadinya kenakalan remaja disebabkan karena seorang remaja masih mempunyai emosi yang labil, pada masa remaja biasanya belum memiliki pegangan dan masih dalam proses mencari jati diri.
  • Oleh karena itu, orangtua seharusnya lebih memperhatikan anaknya ketika masa remaja karena pada masa remaja anak mengalami masa pembentukan kepribadian.
  • Kenakalan remaja biasanya ditandai dengan adanya keinginan melawan atau radikalisme, selain itu adanya sikap apatis.

Contoh dari kenakalan remaja diantaranya perampokan, pencurian, penggunaan obat-obat terlarang bahkan zaman sekarang terjadi pembunuhan yang pelakunya masih seorang remaja. Terjadinya kenakalan remaja biasanya disebabkan adanya perkumpulan yang berpengaruh ke arah negatif.

Kenakalan remaja akan berakibat pada psikologis diri sendiri yang melakukan kenakalan remaja itu. Selain itu kenakalan remaja juga akan mengganggu ketertiban pada tempat yang digunakan kenakalan remaja tersebut. Kenakalan remaja yang dibiarkan akan berakibat menjadi sangat serius akan timbulnya kriminalitas pada remaja tersebut. Dan akibat yang terakhir dengan melakukan kenakalan remaja maka dapat merusak nama baik keluarga yang telah membesarkan kita dan juga merusak nama baik apapun yang berada pada wilayah kita.

Cara Mencegah Terjadinya Disintegrasi Dalam Sosial

Seperti yang telah dibahas diatas, bahwa disintegrasi dalam sosial sangat berakibat negatif terhadap berbagai aspek. Oleh karena itu maka kita harus melakukan upaya-upaya yang dapat mencegah terjadinya disintegrasi dalam sosial. Berikut ini upaya mencegah terjadinya Disintegrasi dalam sosial :

  1. Hukum harus ditegakan seadil-adilnya tidak boleh tumpul ke atas dan tajam kebawah. Hukum harus tegas siapapun yang melanggar hukum dan apapun jabatan yang melanggar hukum maka harus tetap di hukum.
  2. Rasa nasionalisme pada diri kita sendiri harus ditingkatkan, dengan meningkatnya rasa nasionalisme pada diri kita maka kita akan mematuhi semua norma yang ada dan menjadikan pancasila sebagai ideologi kita.
  3. Hukum yang berlaku harus sesuai dengan UUD 1945
  4. Toleransi setiap agama, suku, kebudayaan. Indonesia memiliki beragam agama, suku, da juga kebudayaan oleh karena itu maka harus saling menghargai jangan sampai ada perpecahan karena adanya perbedaan.
  5. Integrasi nasioal harus berjalan maksimal dan setiap warna negara wajib melakukannya.

Nah itulah mengenai pengertian dan bentuk-bentuk disintegrasi dalam sosial. Tentunya kita berharap tidak akan terjadi disintegrasi dalam sosial, oleh karena itu kita semua harus mematuhi setiap norma yang berlaku pada daerah setempat. Dengan mematuuhi norma yang berlaku maka dapat menjamin kelangsungan hidup kita semua menjadi contoh hidup rukun. Sekian pembahasan mengenai disintegrasi dalam sosial, semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu memberi pengetahuan mengenai disintegrasi dalam sosial.