Game bahasa Inggris adalah sebuah hal yang mempunyai peran penting di dalam pembelajaran. Menggunakan game yang baik, seorang guru bisa membuat kelas yang tadinya sunyi senyap, menjadi ramai dan penuh dengan semangat. Untuk Anda yang ingin menggunakan game dalam pembelajaran bahasa Inggris, cobalah 2 Most Popular Games from Teachingenglish.org.uk di bawah ini. Game ini tujuannya untuk meningkatkan penguasaan kosakata seorang siswa dan prosedur pelaksanaanya bisa Anda lihat melalui poin-poin berikut ini:
Ini merupakan sebuah permainan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan respon seorang siswa serta meningkatkan kemampuan kosakata.
Annis Wahidatul Hasanah, - (2019) PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN HOT SEAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA DASAR BAHASA JEPANG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Official URL: http://repository.upi.edu Kosakata merupakan salah satu penunjang empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menulis, keterampilan mendengar, dan keterampilan membaca. Namun, dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang, sebagian besar pembelajar sering kali mengalami kesulitan terutama dalam mengingat kosakata tersebut. Maka dari itu penulis mencoba menerapkan teknik permainan Hot Seat dengan menggunakan media gambar dalam mempelajari kosakata dasar bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata dasar bahasa Jepang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa pemagang (Trainee) di LPK Mulia Mandiri Indonesia sebanyak 30 orang, yakni 15 orang kelas eksperimen dan 15 orang kelas kontrol. Setelah diberikan treatment yang berbeda pada masing-masing kelas, terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Dari hasil analisis data didapat t hitung sebesar 2,404 dengan db = 29 (t tabel pada taraf signifikasi 5% = 2,04 dan 1%= 2,76). Karena t hitung lebih besar daripada t tabel maka hipotesis kerja (Hk) diterima. Berdasarkan hasil analisis angket yang diperoleh, sebagian besar siswa memberikan respon positif pada teknik permaianan Hot Seat dengan menggunakan media gambar. Sehingga teknik permainan ini dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata dasar bahasa Jepang.------- Vocabulary is one of the supporting four language skills, there are speaking skills, writing skills, listening skills, and reading skills. However, in learning Japanese vocabulary, most of student have difficulty to remembering the vocabulary. Therefore the writer tries to apply the Hot Seat game technique by using image media in learning basic Japanese vocabulary. The purpose of this study is to improve the mastery of basic Japanese vocabulary. The method used is an experimental research method. The sample of this study was 30 trainees at LPK Mulia Mandiri Indonesia, 15 of them were the experimental class and 15 were the control class. After being given a different treatment in each class, there is a significant improvement. From the results of data analysis obtained t count of 2.404 with db = 29 (t table at the significance level of 5% = 2.04 and 1% = 2.76). Because t arithmetic is greater than t table then the working hypothesis (Hk) is accepted. Based on the results of the questionnaire analysis obtained, the majority of students responded positively to the Hot Seat game technique using drawing media. So this game technique can be used in learning Japanese basic vocabulary. Actions (login required)
Rahmawati, Gusfina (2018) Implementing Hot Seat Game to teach Vocabulary as a part of Speaking Activities at Senior High School. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang. AbstractMakalah ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana guru bahasa Inggris bisa menggunakan Hot Seat Game untuk mengajarkan kosakata bahasa Inggris sebagai salah satu bagian dari aktifitas berbicara bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas. Adapun tujuan Hot Seat Game adalah untuk mendorong siswa agar lebih aktif berbicara bahasa Inggris melalui aktifitas kelompok. Hal utama yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana guru mengimplementasikan Hot Seat Game dalam mendorong siswa di Sekolah Menengah Atas berbicara bahasa Inggris. Dalam Hot Seat Game guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4-5 orang siswa. Guru akan memilih salah satu siswa menjadi Hot Seat Member, yaitu siswa yang akan menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan tanda-tanda yang diberikan teman-teman kelompoknya. Pertanyaan yang diberikan guru dapat berupa gambar atau kartu yang berisi kata dan siswa yang menjadi Hot Seat Member akan menebak gambar atau kartu itu tanpa melihatnya. Melalui Hot Seat Game ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif berbicara bahasa Inggris untuk memberikan tanda-tanda kepada temannya yang menjadi Hot Seat Member. Actions (login required)
Utami Emaribu SPd, Guru SMAN 2 Banguntapan Kab Bantul
Oleh: Utami Emaribu SPd, Guru SMAN 2 Banguntapan Kab Bantul PELAJARAN Bahasa Inggris masih menjadi momok bagi para siswa di Indonesia pada umumnya. Fakta menunjukkan mayoritas siswa masih kesulitan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulis. Sebagai akibatnya, tujuan pembelajaran pun belum bisa dicapai dengan maksimal. Terbatasnya penguasaan kosakata siswa. Bahasa dan kosakata bak jiwa dan raga. Keduanya harus ada dan seiring sejalan. Tanpa kosakata mustahil sesorang dapat berkomunikasi verbal dengan baik dan lancar. Faktor penyebab yang lainnya adalah rasa malu yang senantaisa menggelayuti siswa. Mereka merasa malu manakala berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Tentunya hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi para guru bahasa Inggris di Indonesia pada umumnya. Kreativitas guru dalam pembelajaran pun seakan menjadi tuntutan guna terciptanya pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan. Pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan akan mengikis rasa malu yang senantiasa menggelayuti siswa. Dengan demikian penguasaan kosakata siswa pun bisa bertambah. Banyak strategi pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru guna terciptanya pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui permainan atau game. Dengan permainan, kelas yang semula sunyi dan senyap akan menjadi ramai dan penuh semangat. Salah satu permainan tersebut adalah permainan hot seat. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Menurut Sutomo (2018:41) dalam menerapkan Permainan Hot Seat dilakukan langkah-langkah dalam sebagai berikut : Pertama, guru membagi siswa menjadi dua atau tiga kelompok besar. Kedua, dibuat dekorasi sederhana yakni ada dua atau tiga kursi di depan kelas sebagai hot seat. Di belakang hot seat adalah papan tulis. Kursi di depan kelas menghadap ke seluruh siswa. Kedua, pilih empat siswa dari masing-masing kelompok untuk maju ke depan kelas. Kemudian urutkan empat siswa dari masing-masing kelompok tersebut. Salah satu siswa duduk di hot seat. Tiga siswa yang lainnya berdiri di depan siswa yang duduk di hot seat. Ketiga siswa tersebut disebut helpers. Ketiga, guru menuliskan kata di papan tulis. Siswa yang duduk di hot seat harus menebak kata tersebut. Ketiga helpers memberikan klu seperti sinonim, antonim, kegunaan kata sehari-hari dan sebagainya. Anggota kelompok yang tidak maju bisa membantu dengan memberikan klu secara tertulis. Klu tersebut diberikan kepada helpers untuk disampaikan kepada siswa yang duduk di hot seat. Keempat, ketiga kelompok praktik secara bersama-sama. Siswa yang pertama kali menyebutkan kata dengan benar sebagai pemenangnya. Keenam, setelah kata pertama terjawab, siswa yang duduk di hot seats kembali ke tempat duduknya di belakang bersama anggota kelompok yang lainnya. Kemudian salah satu helper mengisi hot seat tersebut. Guru memanggil salah satu siswa lagi untuk menjadi helper. Kelima, permainan dilanjutkan ke kata berikutnya. Secara keseluruhan ada 10 kata. Setiap siswa yang mampu menjawab, maka ia memberikan satu poin untuk kelompoknya. Kelompok dengan jumlah poin terbanyak sebagai pemenangnya. Dengan diaplikasikannya permainan hot seat pada materi Recount Text kelas 10 SMA Negeri 2 Banguntapan Kabupaten Bantul maka kelaspun menjadi lebih bergairah. Rasa malu untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris pun sirna. Penguasaan kosakata siswa terutama jenis kata kerja ke-2 pun bertambah. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis pun dapat dilakukan oleh siswa dengan baik dan lancar. Akhirnya hasil belajar pada materi Recount Text bisa mencapai ketuntasan. (*)
|