Apa saja yang menjadi gagal fungsi paru menyebabkan kematian

KBRN, PADANG: Gagal napas adalah kondisi kegawatan medis yang terjadi akibat gangguan serius pada sistem pernapasan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan medis. Jika tidak segera ditangani, gagal napas dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan bahkan kematian.

Gagal napas terjadi saat sistem pernapasan tidak mampu menjalankan fungsinya untuk menyalurkan oksigen ke dalam darah dan organ tubuh, lalu mengeluarkan karbon dioksida dari dalam darah.

Akhirnya tubuh akan mengalami kekurangan oksigen ( Hipoksia ) hingga membuat hampir seluruh organ tubuh, seperti paru-paru, jantung, dan otak, tidak bisa berfungsi dengan baik.

Sementara itu, sistem pernapasan juga berperan dalam membuang karbon dioksida dalam darah. Saat terjadi gagal napas, karbon dioksida dapat menumpuk dan berubah menjadi racun dalam darah, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh.

Gagal napas dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:

  1. Penyakit paru-paru, seperti serangan asma berat, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, emboli paru, edema paru, dan sindrom gagal napas akut (acute respiratory distress syndrome).
  2. Gangguan pada otak atau saraf yang mengatur fungsi pernapasan, seperti cedera kepala berat, stroke, tumor otak, herniasi otak, gangguan saraf tulang belakang, sindrom Guillain-Barré, dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
  3. Penyakit atau kondisi tertentu, seperti syok, perdarahan berat, sepsis, gangguan elektrolit, dan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis dan alkalosis).
  4. Cedera pada otot dan tulang dada atau tulang belakang, sehingga sistem pernapasan terganggu.
  5. Cedera paru akut, misalnya akibat menghirup asap atau zat kimia berbahaya yang dapat melukai paru-paru. Gagal napas juga bisa terjadi akibat paru-paru bocor.
  6. Efek samping obat-obatan, seperti obat antinyeri golongan opioid dan obat penenang.

Selain itu, beberapa kondisi lain, seperti keracunan, overdosis obat, apnea tidur (sleep apnea), dan ketoasidosis diabetik, juga dapat menjadi penyebab gagal napas.

Saat seseorang mengalami gagal napas, dapat timbul beberapa tanda dan gejala yang meliputi:

  1. Sulit bernapas atau sesak napas, hingga sulit berbicara.
  2. Napas cepat.
  3. Dada berdebar.
  4. Batuk-batuk.
  5. Nafas berbunyi, misalnya bunyi mengi atau stridor.
  6. Lemas.
  7. Kulit pucat dan banyak berkeringat.
  8. Gelisah dan linglung.
  9. Jari-jari tangan atau bibir kebiruan (sianosis).
  10. Hilang kesadaran atau pingsan.

Jika terdapat sesak napas disertai beberapa tanda dan gejala di atas, maka seseorang perlu segera dibawa ke IGD rumah sakit terdekat. Hal tersebut bisa jadi menandakan gagal napas yang perlu segera mendapat pemeriksaan dan penanganan dari dokter.

Seseorang yang mengalami gagal napas perlu segera ditangani oleh dokter di IGD rumah sakit. Setelah mendapatkan pertolongan pertama diberikan dan kondisi pasien sudah stabil, pasien akan membutuhkan perawatan lebih lanjut di unit perawatan intensif (ICU).

Saat mengalami gagal napas, penderita kondisi gawat tersebut perlu mendapatkan bantuan pernapasan melalui:

  1. Terapi oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Pemberian oksigen bisa melalui selang hidung atau kanul nasal serta masker oksigen.
  2. Trakeostomi, yaitu prosedur yang dilakukan untuk menempatkan sebuah alat bantu napas berupa tabung di tenggorokan Anda sebagai jalur napas buatan, sehingga pasien dapat lebih mudah bernapas.
  3. Ventilasi mekanis, yakni teknik memberikan bantuan pernapasan dengan menggunakkan mesin ventilator. Pasien gagal napas umumnya membutuhkan pemasangan alat bantu napas berupa tabung endotrakeal atau endotracheal tube/ETT melalui tindakan intubasi atau trakeostomi sebelum dipasangkan mesin ventilator.

Saat pemberian napas bantuan diberikan, dokter juga akan memberikan pengobatan untuk mengatasi berbagai kondisi atau penyakit yang menyebabkan gagal napas.

Misalnya, apabila gagal napas disebabkan oleh pneumonia atau sepsis, maka dokter akan memberikan antibiotik guna mengatasi infeksinya. Sementara, jika gagal napas dipicu oleh asma atau penyempitan jalan napas, maka dokter akan memberikan bronkodilator untuk melegakan pernapasan.

Namun jika gagal napas disebabkan oleh pembengkakan paru, maka dokter dapat memberikan obat golongan diuretik untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru.

Tingkat kesembuhan pasien tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, penyebab yang mendasari gagal napas, seberapa cepat pasien mendapat penanganan, dan ada tidaknya penyakit atau komplikasi yang menyertai.

Kondisi gagal napas yang tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin berisiko tinggi menimbulkan komplikasi atau kerusakan pada berbagai organ tubuh, seperti:

1. Paru-paru

Gagal napas bisa menyebabkan fibrosis paru, pneumothorax, dan gagal napas kronis. Pada pasien gagal napas yang memiliki penyakit paru kronis, alat bantu napas mungkin akan perlu digunakan seumur hidup untuk membantu mencukupi kebutuhan oksigennya.

2. Jantung

Gagal napas dapat memicu terjadinya serangan jantung, gagal jantung, dan kelainan irama detak jantung atau aritmia akibat kekurangan oksigen pada jantung.

3. Ginjal

Gagal napas yang membuat kekurangan oksigen dapat dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Fungsi ginjal yang rusak dan terganggu ini bisa memperparah gangguan elektrolit dan gangguan asam basa.

4. Otak

Gagal napas yang menyebabkan kekurangan oksigen dapat membuat sel otak mengalami kerusakan. Kondisi ini bisa berkembang menjadi koma hingga kematian.

5. Sistem pencernaan

Gagal napas dapat memicu terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan, serta gangguan pada lambung dan usus.

Jika terlambat ditangani, gagal napas dapat menyebabkan kerusakan organ permanen yang berakibat fatal. Karena itu, kondisi ini perlu segera diperiksa oleh dokter di Rumah Sakit.

Setelah mendapatkan penanganan darurat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menentukan diagnosis dan mencari penyebab gagal napas. Dokter juga akan mengukur kadar oksigen dalam darah pasien dengan alat yang disebut oximeter.

Pemeriksaan yang akan dilakukan antara lain berupa tes darah, analisa gas darah, dan pemeriksaan radiologis, seperti foto Rontgen atau CT scan dan MRI pada organ yang dicurigai mengalami kerusakan. Barulah kemudian dokter dapat menangani gagal napas sesuai dengan penyakit atau kondisi penyertanya.

Gagal napas terjadi saat tubuh kehilangan kemampuan menyalurkan oksigen dari paru ke darah dan/ atau mengangkut karbondioksida dari darah. Bila oksigen tidak lagi mampu diedarkan, fungsi dan kerja sel yang akan menjadi korbannya. Begitu pula bila karbondioksida tidak lagi mampu diangkut untuk dibuang dari darah. Karbondioksida ini akan menumpuk sebagai zat sisa yang beracun dan berbahaya bagi tubuh.

Seluruh penyakit yang menyerang sistem pernapasan dapat mengakibatkan gagal napas. Termasuk gangguan pada paru, otot, jantung maupun saraf.

Apa saja yang menjadi gagal fungsi paru menyebabkan kematian

Penentuan diagnosis gagal napas ditetapkan atas dasar wawancara medis mendetail, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Lewat wawancara medis dapat diketahui bila terdapat riwayat penyakit tertentu yang dapat menyebabkan komplikasi gagal napas. Misalnya, pada seseorang dengan COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), di mana aliran oksigen dari paru terganggu. Begitu pula dengan pembuangan karbondioksidanya.

Sedangkan pada pemeriksaan fisik, umumnya penderita gagal napas terlihat pucat, bibir dan kuku kebiruan, mengalami sesak, dan pada pemeriksaan dengan stetoskop ditemukan suara napas tambahan. Irama jantung yang tidak teratur (aritmia) juga dapat ditemukan bila gangguan distribusi oksigen melibatkan jantung.

Selain itu, pemeriksaan pulse oxymetri di ujung jari juga umumnya menunjukkan kadar oksigen yang rendah di ujung jari. Sedangkan analisa gas darah ada gagal napas menunjukkan kadar oksigen yang rendah dan kadar karbondioksida yang tinggi.

Pemeriksaan tambahan berupa rontgen dada dan elektrokardiogram (EKG) dapat dilakukan, sesuai kecurigaan organ yang memiliki kemungkinan menyebabkan gagal napas.

Gagal napas dapat terjadi akibat adanya gangguan di sepanjang saluran pernapasan hingga ke pusat saraf, seperti:

  • Gangguan saraf yang mengontrol pusat napas seperti cedera saraf tulang belakang, stroke
  • Kerusakan jaringan dan tulang di sekitar paru akibat kecelakaan ataupun penyakit
  • Kelainan struktur tulang belakang yang dapat mempengaruhi tulang dan otot untuk bernapas
  • Overdosis obat atau alkohol
  • Adanya penyakit paru seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), pneumonia, ARDS (acute respiratory distress syndrome), emboli paru, dan fibrosis paru

Gejala yang tampak pada pasien dengan gagal napas adalah sebagai berikut:

  • Sesak napas. Pada awal tahapan gagal napas, gejala yang dominan terlihat adalah sesak napas. Sesak napas ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbondioksida dalam darah.
  • Bibir, kuku, dan kulit terlihat pucat. Rendahnya kadar oksigen menyebabkan bibir, kuku, dan kulit penderitanya terlihat pucat.
  • Penurunan kesadaran. Bila tidak segera tertangani, rendahnya kadar oksigen akan membuat otak tidak dapat bekerja dengan baik. Padahal otak merupakan pusat kesadaran. Itulah sebabnya bila tidak segera ditangani, pada akhirnya pusat kesadaran ini yang akan dikorbankan.
  • Irama jantung tidak teratur (aritmia). Kekurangan oksigen pada otak akan menyebabkan penurunan kesadaran, sedangkan pada jantung mengakibatkan ketidakteraturan irama jantung.

Pada prinsipnya, pengobatan utama gagal napas adalah pemberian oksigen dengan metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Pada pasien dengan gagal napas akut, penanganannya membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dan membutuhkan alat bantu napas atau ventilator. Sedangkan pada gagal napas kronik, umumnya perawatan dapat dilakukan di rumah. Selebihnya, pengobatan diberikan sesuai dengan penyakit yang mendasari gagal napas tersebut.

Komplikasi:

Pada tahap awal, gagal napas dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran dan mengalami gangguan irama jantung atau aritmia. Bila tidak juga tertangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan kerja berbagai organ tubuh (multi organ failure) dan berujung pada kematian.

Pencegahan gagal napas dapat dilakukan dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik, misalnya, gagal napas dapat dicegah dengan memberikan pengobatan serta fisioterapi hingga PPOK benar-benar terkontrol.

Pada pasien dengan trauma dada akibat kecelakaan, gagal napas dapat dicegah dengan pemberian pertolongan pertama yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Apa saja yang menjadi gagal fungsi paru menyebabkan kematian

Klikdokter