sebutkan operasi operasi militer untuk menumpas pemberontakan prri? Jawaban Gerakan atau upaya pemerintah untuk menumpas gerakan PRRI Permesta di Sumatra, TNI melakukan 4 operasi militer. diantaranya adalah: 1. Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Ahmad Yani, 2. Operasi Tegas yang dipimpin oleh Lekol Kaharudin Nasution yang bertugas mengamankan Riau, 3. Operasi Sapta Marga yang dipimpin oleh Brigjen Djatikusumo untuk mengamankan daerah Sumatra Utara dan, 4. Operasi Sadar yang dipimpin oleh Lekol Dr. Ibnu Sutowo untuk mengamankan daerah Sumatra Selatan. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah Operasi Tegas, Operasi 17 Agustus, Operasi Saptamarga dan Operasi Sadar.
Agustus 16, 2020 | Soal Sejarah SMA | |
Operasi milter yang berhasil mengamankan daerah Sumatra Selatan dari gerakan PRRI dikenal dengan operasi… . A. sadar B. tegas C. insyaf D. guntur E. mena Pembahasan: Berikut ini merupakan berbagai operasi militer guna menumpas pemberontakan PRRI yaitu:
Akhirnya Letkol Achmad Husein beserta pengikutnya menyerah pada tanggal 29 Mei 1961. Untuk materi tentang BENTUK BENTUK ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih Kunci jawaban: Operasi milter yang berhasil mengamankan daerah Sumatra Selatan dari gerakan PRRI dikenal dengan operasi… . A. sadar Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Operasi Tegas adalah operasi yang diluncurkan pada tanggal 22 Februari 1958 guna menumpas pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) khususnya di Riau. Operasi ini dibawahi langsung oleh Letnan Kolonel Kaharudin Nasution dengan mulai menyerang Pekanbaru. Serangan ini ditujukan untuk mengamankan wilayah Riau yang kaya minyak dan mencegah komplotan PRRI melarikan diri ke Singapura maupun Malaysia.[1] Pemerintah Revolusioner Rakyat Semesta (PRRI) adalah sebuah gerakan pemberontakan di Sumatera yang timbul dari ketidakpuasan terhadap ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah. Gerakan ini ditumpas melalui berbagai operasi gabungan, salah satunya adalah Operasi Tegas.[1] Setelah diluncurkan pada tanggal 22 Februari 1958, Operasi Tegas dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 1958 dengan sandi “Tegas” yang melibatkan berbagai unsur matra tentara nasional baik TNI AD, AU maupun AL. Hal unik dari operasi ini adalah komunikasi antar prajurit menggunakan bahasa jawa dengan maksud mengelabuhi penyadapan dari tentara asing. Operasi ini dapat menguasai Riau dalam waktu singkat.[2]
Operasi 17 Agustus merupakan operasi militer yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani yang bertujuan untuk menumpas gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berada di Sumatra Barat, tepatnya di Padang. Operasi militer ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.[1] 17 Agustus merujuk pada sandi yang digunakan oleh Kolonel Ahmad Yani.
Soekarno
Syafruddin Prawiranegara
Kolonel Ahmad Yani memimpin briefing pada 12 April 1958(1958-04-12) (umur 35) selama "Operasi 17 Agustus" PRRI merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Gerakan yang dianggap sebagai pemberontakan ini dipicu oleh rasa ketidakpuasan pemerintah daerah di beberapa kota di Sumatera terkait dengan kebijakan alokasi dana dari pemerintah pusat serta berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.[2] Rasa ketidakpuasan itu juga didukung oleh beberapa panglima militer. Karena hal tersebut, pemerintah pusat menganggap gerakan ini harus segera diselesaikan dengan kekuatan senjata. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Ahmad Yani untuk melakukan operasi militer demi menumpas PRRI yang berada di Sumatera Barat.[3] Ahmad Yani juga diberi mandat untuk memimpin pasukan TNI di Padang. 17 April 1958 merupakan hari yang ditentukan sebagai pendaratan awal di Padang. Pada pukul 05.00 – 06.00 WIB, penembakan ke titik pendaratan dilakukan oleh TNI Angkatan Laut. Lalu 25 menit kemudian, pasukan TNI Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat “Red Flight” melakukan penembakan yang disusul oleh pesawat “Blue Flight”. Serangan penembakan ini ditujukan ke lapangan terbang Tabing. Tidak lama, Pasukan KKO melakukan pendaratan melalui Pantai Padang. Pada siang hari, seluruh pasukan gabungan berhasil mendarat di Padang. Operasi pendudukan ini berlangsung selama satu setengah bulan. Hasilnya, Kota Padang, Solok, Payakumbuh, dan Bukittinggi berhasil dikuasai oleh TNI.[3] Pada tanggal 24 Mei 1958, sebanyak 500 prajurit PRRI menyerahkan diri. Dengan ini, PRRI berhasil ditumpas.
|