Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh:

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
dan
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
.

Alat Ukur Suhu

Artikel utama: Termometer

Secara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure).

Tipe termometer

Beberapa tipe termometer antara lain:

  • termometer alkohol
  • termometer basal
  • termometer merkuri
  • termometer oral
  • termometer Galileo
  • termometer infra merah
  • termometer air kristal
  • termistor
  • bi-metal mechanical thermometer
  • electrical resistance thermometer
  • reversing thermometer
  • silicon bandgap temperature sensor
  • six's thermometer, juga dikenal sbg maximum minimum thermometer
  • thermocouple
  • coulomb blockade thermometer

Termometer yang sering dipakai

Termometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut:

Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

  • Memakai gelembung akbar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung air, dan tabung sempit (lubang kapiler) sbg menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian air.
  • Berdasar pada prinsip suatu air volumenya berganti sesuai temperatur. Air isian kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga dapat air metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
  • Mempunyai nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
  • Keutungan termometer bulb ditengahnya tidak membutuhkan alat bantu, relatif murah, tidak remeh terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok sbg laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
  • Kelemahan termometer bulb ditengahnya remeh pecah, remeh terkontaminasi air (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang berbelit (pencelupan).
  • Penggunaan thermometer bulb mesti melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
  • Sumber kekeliruan termometer bulb:
- time constant effect, ketika yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- air (alkohol, merkuri) yang terputus
- kekeliruan pembacaan
- kekeliruan pencelupan

Termometer spring

  • Memakai suatu coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
  • Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer memainkan usaha naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer memainkan usaha turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
  • Penggunaan termometer spring mesti selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan mesti ditaruh di tempat yang tidak terpengaruh getaran...

Termometer non kontak

Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan.

Termometer elektronik

Mempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.

Satuan Suhu

Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.

Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

Mengubah Skala Suhu

Cara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan

  • 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25

Trivia

Lihat juga

  • Formula konversi temperatur

edunitas.com


Page 2

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh:

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
dan
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
.

Alat Ukur Suhu

Artikel utama: Termometer

Secara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure).

Tipe termometer

Beberapa tipe termometer antara lain:

  • termometer alkohol
  • termometer basal
  • termometer merkuri
  • termometer oral
  • termometer Galileo
  • termometer infra merah
  • termometer air kristal
  • termistor
  • bi-metal mechanical thermometer
  • electrical resistance thermometer
  • reversing thermometer
  • silicon bandgap temperature sensor
  • six's thermometer, juga dikenal sbg maximum minimum thermometer
  • thermocouple
  • coulomb blockade thermometer

Termometer yang sering dipakai

Termometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut:

Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

  • Memakai gelembung akbar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung air, dan tabung sempit (lubang kapiler) sbg menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian air.
  • Berdasar pada prinsip suatu air volumenya berganti sesuai temperatur. Air isian kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa air metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
  • Mempunyai nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
  • Keutungan termometer bulb ditengahnya tidak membutuhkan alat bantu, relatif murah, tidak remeh terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok sbg laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
  • Kelemahan termometer bulb ditengahnya remeh pecah, remeh terkontaminasi air (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang berbelit (pencelupan).
  • Penggunaan thermometer bulb mesti melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
  • Sumber kekeliruan termometer bulb:
- time constant effect, ketika yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- air (alkohol, merkuri) yang terputus
- kekeliruan pembacaan
- kekeliruan pencelupan

Termometer spring

  • Memakai suatu coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
  • Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer memainkan usaha naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer memainkan usaha turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
  • Penggunaan termometer spring mesti selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan mesti ditaruh di tempat yang tidak terpengaruh getaran...

Termometer non kontak

Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan.

Termometer elektronik

Mempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.

Satuan Suhu

Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.

Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

Mengubah Skala Suhu

Cara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan

  • 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25

Trivia

Lihat pula

  • Formula konversi temperatur

edunitas.com


Page 3

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh:

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
dan
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
.

Alat Ukur Suhu

Artikel utama: Termometer

Secara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure).

Tipe termometer

Beberapa tipe termometer antara lain:

  • termometer alkohol
  • termometer basal
  • termometer merkuri
  • termometer oral
  • termometer Galileo
  • termometer infra merah
  • termometer air kristal
  • termistor
  • bi-metal mechanical thermometer
  • electrical resistance thermometer
  • reversing thermometer
  • silicon bandgap temperature sensor
  • six's thermometer, juga dikenal sbg maximum minimum thermometer
  • thermocouple
  • coulomb blockade thermometer

Termometer yang sering dipakai

Termometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut:

Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

  • Memakai gelembung akbar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung air, dan tabung sempit (lubang kapiler) sbg menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian air.
  • Berdasar pada prinsip suatu air volumenya berganti sesuai temperatur. Air isian kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa air metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
  • Mempunyai nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
  • Keutungan termometer bulb ditengahnya tidak membutuhkan alat bantu, relatif murah, tidak remeh terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok sbg laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
  • Kelemahan termometer bulb ditengahnya remeh pecah, remeh terkontaminasi air (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang berbelit (pencelupan).
  • Penggunaan thermometer bulb mesti melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
  • Sumber kekeliruan termometer bulb:
- time constant effect, ketika yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- air (alkohol, merkuri) yang terputus
- kekeliruan pembacaan
- kekeliruan pencelupan

Termometer spring

  • Memakai suatu coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
  • Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer memainkan usaha naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer memainkan usaha turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
  • Penggunaan termometer spring mesti selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan mesti ditaruh di tempat yang tidak terpengaruh getaran...

Termometer non kontak

Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan.

Termometer elektronik

Mempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.

Satuan Suhu

Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.

Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

Mengubah Skala Suhu

Cara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan

  • 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25

Trivia

Lihat pula

  • Formula konversi temperatur

edunitas.com


Page 4

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh:

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
dan
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
.

Alat Ukur Suhu

Artikel utama: Termometer

Secara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure).

Tipe termometer

Beberapa tipe termometer antara lain:

  • termometer alkohol
  • termometer basal
  • termometer merkuri
  • termometer oral
  • termometer Galileo
  • termometer infra merah
  • termometer air kristal
  • termistor
  • bi-metal mechanical thermometer
  • electrical resistance thermometer
  • reversing thermometer
  • silicon bandgap temperature sensor
  • six's thermometer, juga dikenal sbg maximum minimum thermometer
  • thermocouple
  • coulomb blockade thermometer

Termometer yang sering dipakai

Termometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut:

Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

  • Memakai gelembung akbar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung air, dan tabung sempit (lubang kapiler) sbg menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian air.
  • Berdasar pada prinsip suatu air volumenya berganti sesuai temperatur. Air isian kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa air metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
  • Mempunyai nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
  • Keutungan termometer bulb ditengahnya tidak membutuhkan alat bantu, relatif murah, tidak remeh terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok sbg laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
  • Kelemahan termometer bulb ditengahnya remeh pecah, remeh terkontaminasi air (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang berbelit (pencelupan).
  • Penggunaan thermometer bulb mesti melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
  • Sumber kekeliruan termometer bulb:
- time constant effect, ketika yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- air (alkohol, merkuri) yang terputus
- kekeliruan pembacaan
- kekeliruan pencelupan

Termometer spring

  • Memakai suatu coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
  • Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer memainkan usaha naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer memainkan usaha turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
  • Penggunaan termometer spring mesti selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan mesti ditaruh di tempat yang tidak terpengaruh getaran...

Termometer non kontak

Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan.

Termometer elektronik

Mempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.

Satuan Suhu

Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.

Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

Mengubah Skala Suhu

Cara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan

  • 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25

Trivia

Lihat pula

  • Formula konversi temperatur

edunitas.com


Page 5

Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Sejarah

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Identitas Batak

R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.

Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7]

Penyebaran agama

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.

Masuknya Islam

Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur

Misionaris Kristen

Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11]

Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12].

Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13]

Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934.

Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15]

Gereja HKBP

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16]

Gereja Katolik di Tanah Batak

Misi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak.

Keyakinan

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis.

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

  • Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa untuk manusia. Tondi di mampu sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, karenanya orang tersebut akan sakit atau meninggal, karenanya diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
  • Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
  • Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang kelakuannya sama dengan kelakuan manusia, hanya muncul pada saat malam.

Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

Salam Khas Batak

Tiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya

1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”

2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”

3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”

4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”

5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir.

Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan.

Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Rumah Hukum budaya Batak Toba

Falsafah dan sistem kemasyarakatan

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak

1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru

2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru

3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei

4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru

5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru

  • Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menguasai posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga untuk semua orang Batak dipesankan harus hormat untuk Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Guna harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking akrabnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak menciptakan hubungan satu marga dapat terpisah. Diumpamakan seperti cairan yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian untuk semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus ahli untuk saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menguasai posisi paling rendah sbg 'parhobas' atau hamba, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara hukum budaya. Namun walaupun berfungsi sbg hamba bukan berfaedah dapat diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.

Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.

Ritual kanibalisme

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Pejuang Batak

Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi.

Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut.

Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19]

Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21]

Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23]

Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24]

Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25]

Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27]

Tarombo

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Kontroversi

Sebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.

Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).

Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29]

Pustaka

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. ISBN 9812302123. 
  2. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Revised edition, University of Hawaii Press, Honolulu, 1997
  3. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. 
  4. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  5. ^ Liddle, R.W. Ethnicity, party, and national integration: an Indonesian case study. New Haven: Yale University Press. 
  6. ^ Castles, L. Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule. Kuala Lumpur: Monograph no 6 of MBRAS. p. 67-66. 
  7. ^ Tideman, J. Hindoe-Invloed in Noordelijk Batakland. Amsterdam: Uitgave van het Bataksche Institut no 23. p. 56. 
  8. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  9. ^ Kipp, 1990.
  10. ^ Burton, R. and Ward, N., "Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824." Transactions of the Royal Asiatic Society, London 1:485-513.
  11. ^ "Missionaries: The Martyrs of Sumatra," in The Most of It: Essays on Language and the Imagination. by Theodore Baird, Amherst, Mass.: Amherst College Press, 1999.
  12. ^ Tuuk, H. N. van der, Bataksch Leesbok, Stukken in het Mandailingsch; Stukken in het Dairisch. Amsterdam, 1861.
  13. ^ Voorma, H.O. The Encounter of the Batak People with Rheinische Missions-Gesellschaft in the Field of Education, 1861-1940, A Historical-Theological Inquiry. (2000), p. 173.
  14. ^ Ooi KG. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. Santa Barbara, Calif.: ABC-CLIO, 2004.
  15. ^ Sherman, George, Rice, Rupees and Ritual, Cornell University Press, Ithaca, NY 1990.
  16. ^ Kushnick, G. "Parent-Offspring Conflict Among the Karo of Sumatra," Doctoral dissertation, University of Washington, Seattle, 2006, p. 7.
  17. ^ Polo M, Yule H, Cordier H. The Travels of Marco Polo: The Complete Yule-Cordier Edition, Dover Pubns, 1993, Vol. II, Chapter X, p. 366.
  18. ^ The Travels of Nicolò Conte [sic] in the East in the Early Part of the Fifteenth Century Hakluyt Society xxii (London, 1857)
  19. ^ Sibeth A, Kozok U, Ginting JR. The Batak: Peoples of the Island of Sumatra: Living with Ancestors. New York: Thames and Hudson, (1991) p. 16.
  20. ^ Nigel Barley (ed.), The Golden Sword: Stamford Raffles and the East, British Museum Press, 1999 (exhibition catalogue). ISBN 0-7141-2542-3.
  21. ^ Barley N. The Duke of Puddle Dock: Travels in the Footsteps of Stamford Raffles. 1st American ed. New York: H. Holt, 1992, p. 112.
  22. ^ Junghuhn, F., Die Batta-länder auf Sumatra, (1847) Vol. II, p. 249.
  23. ^ Junghuhn, p. 87
  24. ^ Von Kessel, O., "Erinnerungen an Sumatra," Das Ausland, Stuttgart (1854) 27:905-08.
  25. ^ Pfeiffer, Ida, A Lady's Second Journey Around the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States. New York, Harper & Brothers, 1856, p. 151.
  26. ^ Sibeth, p. 19.
  27. ^ Kipp RS. The early years of a Dutch Colonial Mission: the Karo Field. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1990.
  28. ^ Perret, Daniel. La Formation d'un Paysage Ethnique: Batak & Malais de Sumatra Nord-Est. Paris: Ecole francaise d'Extreme-Orient. p. 316-325. 
  29. ^ (Inggris) Leo Suryadinata, Evi Nurvidya arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape, Institute of Southeast Asian Studies, Singapura, hal.48.

 
 
 
 
 
 
 
 

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.


edunitas.com


Page 6

Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Sejarah

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Identitas Batak

R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.

Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7]

Penyebaran agama

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.

Masuknya Islam

Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur

Misionaris Kristen

Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11]

Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12].

Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13]

Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934.

Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15]

Gereja HKBP

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16]

Gereja Katolik di Tanah Batak

Misi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak.

Keyakinan

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis.

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

  • Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa untuk manusia. Tondi di mampu sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, karenanya orang tersebut akan sakit atau meninggal, karenanya diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
  • Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
  • Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang kelakuannya sama dengan kelakuan manusia, hanya muncul pada saat malam.

Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

Salam Khas Batak

Tiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya

1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”

2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”

3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”

4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”

5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir.

Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan.

Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Rumah Hukum budaya Batak Toba

Falsafah dan sistem kemasyarakatan

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak

1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru

2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru

3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei

4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru

5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru

  • Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menguasai posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga untuk semua orang Batak dipesankan harus hormat untuk Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Guna harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking akrabnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak menciptakan hubungan satu marga dapat terpisah. Diumpamakan seperti cairan yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian untuk semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus ahli untuk saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menguasai posisi paling rendah sbg 'parhobas' atau hamba, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara hukum budaya. Namun walaupun berfungsi sbg hamba bukan berfaedah dapat diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.

Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.

Ritual kanibalisme

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Pejuang Batak

Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi.

Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut.

Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19]

Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21]

Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23]

Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24]

Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25]

Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27]

Tarombo

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Kontroversi

Sebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.

Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).

Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29]

Pustaka

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. ISBN 9812302123. 
  2. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Revised edition, University of Hawaii Press, Honolulu, 1997
  3. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. 
  4. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  5. ^ Liddle, R.W. Ethnicity, party, and national integration: an Indonesian case study. New Haven: Yale University Press. 
  6. ^ Castles, L. Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule. Kuala Lumpur: Monograph no 6 of MBRAS. p. 67-66. 
  7. ^ Tideman, J. Hindoe-Invloed in Noordelijk Batakland. Amsterdam: Uitgave van het Bataksche Institut no 23. p. 56. 
  8. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  9. ^ Kipp, 1990.
  10. ^ Burton, R. and Ward, N., "Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824." Transactions of the Royal Asiatic Society, London 1:485-513.
  11. ^ "Missionaries: The Martyrs of Sumatra," in The Most of It: Essays on Language and the Imagination. by Theodore Baird, Amherst, Mass.: Amherst College Press, 1999.
  12. ^ Tuuk, H. N. van der, Bataksch Leesbok, Stukken in het Mandailingsch; Stukken in het Dairisch. Amsterdam, 1861.
  13. ^ Voorma, H.O. The Encounter of the Batak People with Rheinische Missions-Gesellschaft in the Field of Education, 1861-1940, A Historical-Theological Inquiry. (2000), p. 173.
  14. ^ Ooi KG. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. Santa Barbara, Calif.: ABC-CLIO, 2004.
  15. ^ Sherman, George, Rice, Rupees and Ritual, Cornell University Press, Ithaca, NY 1990.
  16. ^ Kushnick, G. "Parent-Offspring Conflict Among the Karo of Sumatra," Doctoral dissertation, University of Washington, Seattle, 2006, p. 7.
  17. ^ Polo M, Yule H, Cordier H. The Travels of Marco Polo: The Complete Yule-Cordier Edition, Dover Pubns, 1993, Vol. II, Chapter X, p. 366.
  18. ^ The Travels of Nicolò Conte [sic] in the East in the Early Part of the Fifteenth Century Hakluyt Society xxii (London, 1857)
  19. ^ Sibeth A, Kozok U, Ginting JR. The Batak: Peoples of the Island of Sumatra: Living with Ancestors. New York: Thames and Hudson, (1991) p. 16.
  20. ^ Nigel Barley (ed.), The Golden Sword: Stamford Raffles and the East, British Museum Press, 1999 (exhibition catalogue). ISBN 0-7141-2542-3.
  21. ^ Barley N. The Duke of Puddle Dock: Travels in the Footsteps of Stamford Raffles. 1st American ed. New York: H. Holt, 1992, p. 112.
  22. ^ Junghuhn, F., Die Batta-länder auf Sumatra, (1847) Vol. II, p. 249.
  23. ^ Junghuhn, p. 87
  24. ^ Von Kessel, O., "Erinnerungen an Sumatra," Das Ausland, Stuttgart (1854) 27:905-08.
  25. ^ Pfeiffer, Ida, A Lady's Second Journey Around the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States. New York, Harper & Brothers, 1856, p. 151.
  26. ^ Sibeth, p. 19.
  27. ^ Kipp RS. The early years of a Dutch Colonial Mission: the Karo Field. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1990.
  28. ^ Perret, Daniel. La Formation d'un Paysage Ethnique: Batak & Malais de Sumatra Nord-Est. Paris: Ecole francaise d'Extreme-Orient. p. 316-325. 
  29. ^ (Inggris) Leo Suryadinata, Evi Nurvidya arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape, Institute of Southeast Asian Studies, Singapura, hal.48.

 
 
 
 
 
 
 
 

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.


edunitas.com


Page 7

Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Sejarah

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Identitas Batak

R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.

Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7]

Penyebaran agama

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.

Masuknya Islam

Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur

Misionaris Kristen

Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11]

Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12].

Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13]

Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934.

Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15]

Gereja HKBP

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16]

Gereja Katolik di Tanah Batak

Misi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak.

Keyakinan

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis.

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

  • Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa untuk manusia. Tondi di mampu sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, karenanya orang tersebut akan sakit atau meninggal, karenanya diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
  • Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
  • Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang kelakuannya sama dengan kelakuan manusia, hanya muncul pada saat malam.

Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

Salam Khas Batak

Tiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya

1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”

2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”

3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”

4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”

5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir.

Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan.

Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Rumah Hukum budaya Batak Toba

Falsafah dan sistem kemasyarakatan

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak

1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru

2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru

3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei

4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru

5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru

  • Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menguasai posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga untuk semua orang Batak dipesankan harus hormat untuk Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Guna harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking akrabnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak menciptakan hubungan satu marga dapat terpisah. Diumpamakan seperti cairan yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian untuk semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus ahli untuk saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menguasai posisi paling rendah sbg 'parhobas' atau hamba, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara hukum budaya. Namun walaupun berfungsi sbg hamba bukan berfaedah dapat diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.

Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.

Ritual kanibalisme

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Pejuang Batak

Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi.

Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut.

Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19]

Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21]

Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23]

Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24]

Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25]

Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27]

Tarombo

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Kontroversi

Sebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.

Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).

Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29]

Pustaka

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. ISBN 9812302123. 
  2. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Revised edition, University of Hawaii Press, Honolulu, 1997
  3. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. 
  4. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  5. ^ Liddle, R.W. Ethnicity, party, and national integration: an Indonesian case study. New Haven: Yale University Press. 
  6. ^ Castles, L. Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule. Kuala Lumpur: Monograph no 6 of MBRAS. p. 67-66. 
  7. ^ Tideman, J. Hindoe-Invloed in Noordelijk Batakland. Amsterdam: Uitgave van het Bataksche Institut no 23. p. 56. 
  8. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  9. ^ Kipp, 1990.
  10. ^ Burton, R. and Ward, N., "Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824." Transactions of the Royal Asiatic Society, London 1:485-513.
  11. ^ "Missionaries: The Martyrs of Sumatra," in The Most of It: Essays on Language and the Imagination. by Theodore Baird, Amherst, Mass.: Amherst College Press, 1999.
  12. ^ Tuuk, H. N. van der, Bataksch Leesbok, Stukken in het Mandailingsch; Stukken in het Dairisch. Amsterdam, 1861.
  13. ^ Voorma, H.O. The Encounter of the Batak People with Rheinische Missions-Gesellschaft in the Field of Education, 1861-1940, A Historical-Theological Inquiry. (2000), p. 173.
  14. ^ Ooi KG. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. Santa Barbara, Calif.: ABC-CLIO, 2004.
  15. ^ Sherman, George, Rice, Rupees and Ritual, Cornell University Press, Ithaca, NY 1990.
  16. ^ Kushnick, G. "Parent-Offspring Conflict Among the Karo of Sumatra," Doctoral dissertation, University of Washington, Seattle, 2006, p. 7.
  17. ^ Polo M, Yule H, Cordier H. The Travels of Marco Polo: The Complete Yule-Cordier Edition, Dover Pubns, 1993, Vol. II, Chapter X, p. 366.
  18. ^ The Travels of Nicolò Conte [sic] in the East in the Early Part of the Fifteenth Century Hakluyt Society xxii (London, 1857)
  19. ^ Sibeth A, Kozok U, Ginting JR. The Batak: Peoples of the Island of Sumatra: Living with Ancestors. New York: Thames and Hudson, (1991) p. 16.
  20. ^ Nigel Barley (ed.), The Golden Sword: Stamford Raffles and the East, British Museum Press, 1999 (exhibition catalogue). ISBN 0-7141-2542-3.
  21. ^ Barley N. The Duke of Puddle Dock: Travels in the Footsteps of Stamford Raffles. 1st American ed. New York: H. Holt, 1992, p. 112.
  22. ^ Junghuhn, F., Die Batta-länder auf Sumatra, (1847) Vol. II, p. 249.
  23. ^ Junghuhn, p. 87
  24. ^ Von Kessel, O., "Erinnerungen an Sumatra," Das Ausland, Stuttgart (1854) 27:905-08.
  25. ^ Pfeiffer, Ida, A Lady's Second Journey Around the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States. New York, Harper & Brothers, 1856, p. 151.
  26. ^ Sibeth, p. 19.
  27. ^ Kipp RS. The early years of a Dutch Colonial Mission: the Karo Field. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1990.
  28. ^ Perret, Daniel. La Formation d'un Paysage Ethnique: Batak & Malais de Sumatra Nord-Est. Paris: Ecole francaise d'Extreme-Orient. p. 316-325. 
  29. ^ (Inggris) Leo Suryadinata, Evi Nurvidya arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape, Institute of Southeast Asian Studies, Singapura, hal.48.

 
 
 
 
 
 
 
 

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.


edunitas.com


Page 8

Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Sejarah

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang.

Identitas Batak

R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.

Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7]

Penyebaran agama

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak.

Masuknya Islam

Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur

Misionaris Kristen

Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11]

Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12].

Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13]

Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934.

Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15]

Gereja HKBP

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16]

Gereja Katolik di Tanah Batak

Misi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak.

Keyakinan

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Suatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis.

Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:

  • Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa untuk manusia. Tondi di mampu sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, karenanya orang tersebut akan sakit atau meninggal, karenanya diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
  • Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
  • Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang kelakuannya sama dengan kelakuan manusia, hanya muncul pada saat malam.

Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.

Salam Khas Batak

Tiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya

1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!”

2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!”

3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”

4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”

5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

Kekerabatan

Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir.

Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan.

Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat.

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Rumah Hukum budaya Batak Toba

Falsafah dan sistem kemasyarakatan

Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak

1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru

2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru

3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei

4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru

5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru

  • Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menguasai posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga untuk semua orang Batak dipesankan harus hormat untuk Hulahula (Somba marhula-hula).
  • Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu marga. Guna harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking akrabnya kadang-kadang saling gesek. Namun, pertikaian tidak menciptakan hubungan satu marga dapat terpisah. Diumpamakan seperti cairan yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian untuk semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus ahli untuk saudara semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
  • Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). Boru ini menguasai posisi paling rendah sbg 'parhobas' atau hamba, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara hukum budaya. Namun walaupun berfungsi sbg hamba bukan berfaedah dapat diperlakukan dengan semena-mena. Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.

Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.

Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru.

Ritual kanibalisme

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Pejuang Batak

Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi.

Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut.

Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19]

Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21]

Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23]

Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24]

Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25]

Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27]

Tarombo

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Kontroversi

Sebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.

Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009).

Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29]

Pustaka

  1. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. ISBN 9812302123. 
  2. ^ Peter Bellwood, Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago, Revised edition, University of Hawaii Press, Honolulu, 1997
  3. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. 
  4. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  5. ^ Liddle, R.W. Ethnicity, party, and national integration: an Indonesian case study. New Haven: Yale University Press. 
  6. ^ Castles, L. Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule. Kuala Lumpur: Monograph no 6 of MBRAS. p. 67-66. 
  7. ^ Tideman, J. Hindoe-Invloed in Noordelijk Batakland. Amsterdam: Uitgave van het Bataksche Institut no 23. p. 56. 
  8. ^ Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784 – 1847. 
  9. ^ Kipp, 1990.
  10. ^ Burton, R. and Ward, N., "Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824." Transactions of the Royal Asiatic Society, London 1:485-513.
  11. ^ "Missionaries: The Martyrs of Sumatra," in The Most of It: Essays on Language and the Imagination. by Theodore Baird, Amherst, Mass.: Amherst College Press, 1999.
  12. ^ Tuuk, H. N. van der, Bataksch Leesbok, Stukken in het Mandailingsch; Stukken in het Dairisch. Amsterdam, 1861.
  13. ^ Voorma, H.O. The Encounter of the Batak People with Rheinische Missions-Gesellschaft in the Field of Education, 1861-1940, A Historical-Theological Inquiry. (2000), p. 173.
  14. ^ Ooi KG. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. Santa Barbara, Calif.: ABC-CLIO, 2004.
  15. ^ Sherman, George, Rice, Rupees and Ritual, Cornell University Press, Ithaca, NY 1990.
  16. ^ Kushnick, G. "Parent-Offspring Conflict Among the Karo of Sumatra," Doctoral dissertation, University of Washington, Seattle, 2006, p. 7.
  17. ^ Polo M, Yule H, Cordier H. The Travels of Marco Polo: The Complete Yule-Cordier Edition, Dover Pubns, 1993, Vol. II, Chapter X, p. 366.
  18. ^ The Travels of Nicolò Conte [sic] in the East in the Early Part of the Fifteenth Century Hakluyt Society xxii (London, 1857)
  19. ^ Sibeth A, Kozok U, Ginting JR. The Batak: Peoples of the Island of Sumatra: Living with Ancestors. New York: Thames and Hudson, (1991) p. 16.
  20. ^ Nigel Barley (ed.), The Golden Sword: Stamford Raffles and the East, British Museum Press, 1999 (exhibition catalogue). ISBN 0-7141-2542-3.
  21. ^ Barley N. The Duke of Puddle Dock: Travels in the Footsteps of Stamford Raffles. 1st American ed. New York: H. Holt, 1992, p. 112.
  22. ^ Junghuhn, F., Die Batta-länder auf Sumatra, (1847) Vol. II, p. 249.
  23. ^ Junghuhn, p. 87
  24. ^ Von Kessel, O., "Erinnerungen an Sumatra," Das Ausland, Stuttgart (1854) 27:905-08.
  25. ^ Pfeiffer, Ida, A Lady's Second Journey Around the World: From London to the Cape of Good Hope, Borneo, Java, Sumatra, Celebes, Ceram, the Moluccas, etc., California, Panama, Peru, Ecuador, and the United States. New York, Harper & Brothers, 1856, p. 151.
  26. ^ Sibeth, p. 19.
  27. ^ Kipp RS. The early years of a Dutch Colonial Mission: the Karo Field. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1990.
  28. ^ Perret, Daniel. La Formation d'un Paysage Ethnique: Batak & Malais de Sumatra Nord-Est. Paris: Ecole francaise d'Extreme-Orient. p. 316-325. 
  29. ^ (Inggris) Leo Suryadinata, Evi Nurvidya arifin, Aris Ananta, Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape, Institute of Southeast Asian Studies, Singapura, hal.48.

 
 
 
 
 
 
 
 

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.


edunitas.com


Page 9

D G I L N Q V X 
Cari di Pusat Ilmu Pengetahuan   

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Sepak bolaFormula SatuBulu tangkisTenisOlimpiade


Portal Beberapa Negara


Portal Yang lain


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
AllahMuhammadAl Qur'anRukun IslamRukun ImanMazhabSejarah


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Yesus KristusTritunggalAlkitabSejarah



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat



Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania


Negara di Amerika Selatan

Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


Negara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara

Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland
Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda
Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon
Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko
Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos |
Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat


Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo |
Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena


Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis dan Futuna


Daftar Portal

Page 10


Daftar Inti
Ensiklopedia Dunia
Berbicara Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
AteismeBuddha
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
HinduIslam & Al Qur'an
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
KristenMitologi
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Yahudi


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
SumateraJabodetabek
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
KalimantanWayang
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Jawa


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Sepak bolaFormula Satu

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Bulu tangkisTenis

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Olimpiade


Portal Beberapa Negara


Portal Yang lain


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
AllahMuhammad
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Al Qur'anRukun Islam
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Rukun ImanMazhab
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Sejarah


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Yesus KristusTritunggal
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
AlkitabSejarah



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat



Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania


Negara di Amerika Selatan

Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


Negara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara

Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland
Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda
Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon
Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko
Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos |
Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat


Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo |
Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena


Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis dan Futuna


Daftar Portal

Page 11


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

FootballFormula One

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

BadmintonTennis

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
GodMuhammad
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Qur'anPillars of Islam
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Pillars of FaithSchool
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
History


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Jesus ChristTrinity
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 12

D G I L N Q V X 
Search in Center of Studies   

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia

FootballFormula OneBadmintonTennisOlympics


Some Countries Portal


Other Portal


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
GodMuhammadQur'anPillars of IslamPillars of FaithSchoolHistory


Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Apa nama satuan suhu yang digunakan di Indonesia
Jesus ChristTrinityBibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 13

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 14

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 15

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 16

Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian


Page 17

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 18

Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero