Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C) Show
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti: C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh: dan .Alat Ukur SuhuArtikel utama: TermometerSecara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure). Tipe termometerBeberapa tipe termometer antara lain:
Termometer yang sering dipakaiTermometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut: Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya - air (alkohol, merkuri) yang terputus - kekeliruan pembacaan - kekeliruan pencelupan Termometer spring
Termometer non kontakTermometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan. Termometer elektronikMempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia. Satuan SuhuMengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F. Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K. Mengubah Skala SuhuCara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan
TriviaLihat juga
edunitas.com Page 2Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C) Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti: C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh: dan .Alat Ukur SuhuArtikel utama: TermometerSecara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure). Tipe termometerBeberapa tipe termometer antara lain:
Termometer yang sering dipakaiTermometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut: Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya - air (alkohol, merkuri) yang terputus - kekeliruan pembacaan - kekeliruan pencelupan Termometer spring
Termometer non kontakTermometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan. Termometer elektronikMempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia. Satuan SuhuMengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F. Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K. Mengubah Skala SuhuCara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan
TriviaLihat pula
edunitas.com Page 3Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C) Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti: C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh: dan .Alat Ukur SuhuArtikel utama: TermometerSecara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure). Tipe termometerBeberapa tipe termometer antara lain:
Termometer yang sering dipakaiTermometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut: Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya - air (alkohol, merkuri) yang terputus - kekeliruan pembacaan - kekeliruan pencelupan Termometer spring
Termometer non kontakTermometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan. Termometer elektronikMempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia. Satuan SuhuMengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F. Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K. Mengubah Skala SuhuCara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan
TriviaLihat pula
edunitas.com Page 4Air hendak mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C) Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, makin tinggi suhu suatu benda, makin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing memainkan usaha, berpihak kepada yang benar itu dalam wujud perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suatu peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat jenis termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti: C:R:(F-32) = 5:4:9 danK = C + 273.(derajat)Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, karenanya dari itu, sbg mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya memakai atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena bila kita memakai Kelvin hendak semakin berbelit sbg mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sbg contoh: dan .Alat Ukur SuhuArtikel utama: TermometerSecara kualitatif, kita mampu mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya suatu benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita mampu mengetahuinya dengan memakai termometer. Suhu mampu diukur dengan memakai termometer yang mengandung air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang berfaedah panas dan meter yang berfaedah mengukur (to measure). Tipe termometerBeberapa tipe termometer antara lain:
Termometer yang sering dipakaiTermometer yang kebanyakan dipakai sbg berikut: Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, hendak banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya - air (alkohol, merkuri) yang terputus - kekeliruan pembacaan - kekeliruan pencelupan Termometer spring
Termometer non kontakTermometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati dan diteliti, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sbg suhu, dengan mengetahui banyak energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek mampu dibedakan. Termometer elektronikMempunyai dua jenis yang dipakai di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri memakai nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sbg sensor Pt-100. Pt adalah simbol sbg platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia. Satuan SuhuMengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering dipakai di alam. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 sbg semakin tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F. Sbg satuan baku, Kelvin tidak membutuhkan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K. Mengubah Skala SuhuCara remeh sbg mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah memakai cara itu, ditambahkan
TriviaLihat pula
edunitas.com Page 5Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. SejarahOrang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. Identitas BatakR.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7] Penyebaran agamaKabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak. Masuknya IslamDalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur Misionaris KristenPada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11] Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12]. Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13] Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934. Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15] Gereja HKBPGereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16] Gereja Katolik di Tanah BatakMisi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak. KeyakinanSuatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis. Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Salam Khas BatakTiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya 1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!” 2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!” 3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!” 4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!” 5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!” KekerabatanKekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir. Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan. Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat. Rumah Hukum budaya Batak Toba Falsafah dan sistem kemasyarakatanMasyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak 1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru 2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru 3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei 4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru 5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru
Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Ritual kanibalismePejuang Batak Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi. Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut. Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19] Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21] Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23] Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24] Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25] Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27] TaromboSilsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga. KontroversiSebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut. Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009). Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29] Pustaka
edunitas.com Page 6Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. SejarahOrang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. Identitas BatakR.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7] Penyebaran agamaKabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak. Masuknya IslamDalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur Misionaris KristenPada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11] Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12]. Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13] Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934. Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15] Gereja HKBPGereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16] Gereja Katolik di Tanah BatakMisi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak. KeyakinanSuatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis. Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Salam Khas BatakTiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya 1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!” 2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!” 3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!” 4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!” 5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!” KekerabatanKekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir. Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan. Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat. Rumah Hukum budaya Batak Toba Falsafah dan sistem kemasyarakatanMasyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak 1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru 2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru 3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei 4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru 5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru
Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Ritual kanibalismePejuang Batak Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi. Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut. Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19] Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21] Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23] Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24] Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25] Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27] TaromboSilsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga. KontroversiSebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut. Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009). Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29] Pustaka
edunitas.com Page 7Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. SejarahOrang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. Identitas BatakR.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7] Penyebaran agamaKabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak. Masuknya IslamDalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur Misionaris KristenPada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11] Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12]. Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13] Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934. Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15] Gereja HKBPGereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16] Gereja Katolik di Tanah BatakMisi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak. KeyakinanSuatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis. Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Salam Khas BatakTiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya 1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!” 2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!” 3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!” 4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!” 5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!” KekerabatanKekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir. Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan. Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat. Rumah Hukum budaya Batak Toba Falsafah dan sistem kemasyarakatanMasyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak 1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru 2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru 3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei 4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru 5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru
Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Ritual kanibalismePejuang Batak Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi. Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut. Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19] Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21] Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23] Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24] Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25] Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27] TaromboSilsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga. KontroversiSebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut. Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009). Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29] Pustaka
edunitas.com Page 8Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Masa ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi hadir pula yang menganut keyakinan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. SejarahOrang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak dikenal kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang bercakap Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum). [2]Karena sampai sekarang belum hadir artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak karenanya mampu diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada 100 tahun ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India membangun kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara. Mereka jualan kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bernilai tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada 100 tahun ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera[3]. Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak diduduki oleh pedagang Minangkabau yang membangun koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, sampai Natal[4]. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan suatu tema kolektif sebagai mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sbg Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut agama Kristen dan sisanya beragama Islam. Tetapi hadir pula yang menganut agama Malim dan juga menganut keyakinan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun sekarang banyak penganut kedua nasihat ini sudah semakin menjadi kurang. Identitas BatakR.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum 100 tahun ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kumpulan etnis sbg satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai 100 tahun ke-19, interaksi sosial di kawasan itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kumpulan kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak hadir kesadaran sebagai menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih akbar.[5] Pendapat pautan mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai suatu keluarga akbar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.[6] Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" dibuat oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba mencetuskan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sbg Batak, dan Belandalah yang telah menciptakan terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Suatu mitos yang memiliki berbagai macam versi mencetuskan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga mencetuskan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena hal hadir migrasi keluarga-keluarga dari wilayah pautan di Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berlandaskan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, kawasan asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil dianggarkan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera dampak serangan pasukan Minangkabau yang datang pada 100 tahun ke-14 sebagai menguasai Barus.[7] Penyebaran agamaKabupaten-kabupaten di Sumatera Utara yang diwarnai, memiliki mayoritas penduduk Batak. Masuknya IslamDalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sbg orang-orang "liar" dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.[8] Pada masa Perang Paderi di awal 100 tahun ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak mampu mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada kemudiannya mereka menganut agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.[9] Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam mengislamkan masyarakat Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur Misionaris KristenPada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berlanjut kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak.[10] Setelah tiga hari berlanjut, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua ahad di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada tahun 1834, kegiatan ini disertai oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika sebagai Misi Luar Negeri.[11] Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk sebagai menerbitkan buku atur bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan sebagai memudahkan misi-misi kumpulan Kristen Belanda dan Jerman berucap dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi tujuan pengkristenan mereka.[12]. Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861, dan suatu misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru sebagai awal mulanya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak gampang dibaca, lebih kurang kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.[13] Kemudian Misi Katolik di Tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum, OFM.Cap masuk ke jantung Tanah Batak, yakni Balige tanggal 5 Desember 1934. Masyarakat Toba dan sebagian Karo menyerap agama Kristen dengan cepat, dan pada awal 100 tahun ke-20 telah menjadikan Kristen sbg identitas aturan sejak dahulu kala[14]. Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba habis pada tahun 1907, setelah pimpinan kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.[15] Gereja HKBPGereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada belakang tahun 1920-an, suatu sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan untuk bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan.[16] Gereja Katolik di Tanah BatakMisi Katolik masuk ke Tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai sekitar 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah benar kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah Misi Katolik masuk ke Tanah Batak. KeyakinanSuatu kalender Batak yang terbuat dari tulang, dari 100 tahun ke-20. Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis. Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan, mereka benar sistem keyakinan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu. Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep, yaitu:
Demikianlah religi dan keyakinan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Salam Khas BatakTiap puak Batak memiliki salam khasnya masing masing. Meskipun suku Batak terkenal dengan salam Horasnya, namun sedang hadir dua salam lagi yang kurang populer di masyarakat yakni Mejuah juah dan Njuah juah. Horas sendiri sedang memiliki penyebutan masing masing berlandaskan puak yang menggunakannya 1. Pakpak “Njuah-juah Mo Banta Karina!” 2. Karo “Mejuah-juah Kita Krina!” 3. Toba “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!” 4. Simalungun “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!” 5. Mandailing dan Angkola “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!” KekerabatanKekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup. Hadir dua struktur kekerabatan bagi suku Batak, yakni berlandaskan garis keturunan (genealogi) dan berlandaskan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak hadir. Struktur kekerabatan berlandaskan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berlandaskan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Hukum budaya adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga. Gunanya misalnya Harahap, kesatuan hukum budayanya adalah Marga Harahap vs Marga pautannya. Berhubung bahwa Hukum budaya Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan saat dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar kawasan. Hal hadir falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul. merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat. Namun dalam pelaksanaan hukum budaya, yang pertama dicari adalah yang satu marga, walaupun pada landasannya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat. Rumah Hukum budaya Batak Toba Falsafah dan sistem kemasyarakatanMasyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sbg struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Berikut penyebutan Dalihan Natolu menurut keenam puak Batak 1. Dalihan Na Tolu (Toba) • Somba Marhula-hula • Manat Mardongan Tubu • Elek Marboru 2. Dalian Na Tolu (Mandailing dan Angkola) • Hormat Marmora • Manat Markahanggi • Elek Maranak Boru 3. Tolu Sahundulan (Simalungun) • Martondong Ningon Hormat, Sombah • Marsanina Ningon Pakkei, Manat • Marboru Ningon Elek, Pakkei 4. Rakut Sitelu (Karo) • Nembah Man Kalimbubu • Mehamat Man Sembuyak • Nami-nami Man Anak Beru 5. Daliken Sitelu (Pakpak) • Sembah Merkula-kula • Manat Merdengan Tubuh • Elek Marberru
Namun bukan berfaedah hadir kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Berlandaskan konteksnya, semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula, juga sbg Dongan Tubu, juga sbg Boru. Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual. Sehingga dalam atur kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja dalam atur kekerabatan Batak bukan berfaedah orang yang berkuasa, tetapi orang yang berperilaku baik berlandaskan dengan atur krama dalam sistem kekerabatan Batak. Karenanya dalam setiap pembicaraan hukum budaya selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni Boru. Ritual kanibalismePejuang Batak Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak, yang bertujuan sebagai memperkuat tondi pemakan itu. Secara khusus, darah, jantung, telapak tangan, dan telapak kaki diasumsikan sbg kaya tondi. Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatera dari bulan April sampai September 1292, beliau menyebutkan bahwa beliau berjumpa dengan orang yang menceritakan akan hal hadir masyarakyat pedalaman yang disebut sbg "pemakan manusia".[17] Dari sumber-sumber sekunder, Marco Polo mencatat kisah tentang ritual kanibalisme di selang masyarakat "Battas". Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir, dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman sebagai memverifikasi kisah tersebut, namun dia dapat menceritakan ritual tersebut. Niccolò Da Conti (1395-1469), seorang Venesia yang menghabiskan sebagian akbar tahun 1421 di Sumatra, dalam perjalanan panjangnya sebagai misi perdagangan di Asia Tenggara (1414-1439), mencatat kehidupan masyarakat. Dia menulis suatu deskripsi singkat tentang penduduk Batak: "Dalam bagian pulau, disebut Batech kanibal hidup bertempur terus-menerus untuk tetangga mereka ".[18][19] Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka, serta undang-undang mengenai makanan daging manusia, menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan.[20] Raffles mencetuskan bahwa: "Suatu hal yang biasa dimana orang-orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua sebagai melakukan pekerjaan, dan sebagai kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup-hidup"... "daging dimakan mentah atau dipanggang, dengan kapur, garam dan sedikit nasi".[21] Para dokter Jerman dan mahir geografi Franz Wilhelm Junghuhn, mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840-1841. Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di selang orang Batak (yang beliau sebut "Battaer"). Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar, beliau tiba di suatu desa yang ramah. Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya.[22] Namun hal ini terkadang dibesar-besarkan dengan maksud menakut-nakuti orang/pihak yang bermaksud menjajah dan/atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sbg tukang pundak bagi pedagang maupun sbg tentara bayaran bagi suku-suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut.[23] Oscar von Kessel mengunjungi Silindung di tahun 1840-an, dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup. Menariknya, terdapat deskripsi paralel dari Marsden sebagai beberapa hal penting, von Kessel mencetuskan bahwa kanibalisme diasumsikan oleh orang Batak sbg perbuatan berlandaskan hukum dan aplikasinya dibatasi sebagai pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian, perzinaan, mata-mata, atau pengkhianatan. Garam, cabe merah, dan lemon harus diberikan oleh keluarga korban sbg tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam.[24] Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852, dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun, dia diberitahu bahwa: "Tahanan perang diikat pada suatu pohon dan dipenggal sekaligus, tetapi darah secara hati-hati diawetkan sebagai minuman, dan kadang-kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi. Tubuh kemudian didistribusikan; telinga, hidung, dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja, selain klaim atas sebagian pautannya. Telapak tangan, telapak kaki, daging kepala, jantung, serta hati, dibuat menjadi hidangan khas. Daging biasanya dipanggang serta dimakan dengan garam. Para perempuan tidak diizinkan sebagai mengambil bagian dalam makan malam publik akbar ".[25] Pada 1890, pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka.[26] Rumor kanibalisme Batak bertahan sampai awal 100 tahun ke-20, dan nampaknya kemungkinan bahwa hukum budaya tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816. Hal ini dikarenakan akbarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak.[27] TaromboSilsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan diasumsikan sbg orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga. KontroversiSebagian orang Karo, Angkola, dan Mandailing tidak menyebut dirinya sbg bagian dari suku Batak. Wacana itu muncul disebabkan karena biasanya kategori "Batak" dipandang rendah oleh bangsa-bangsa pautan. Selain itu, perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sbg Batak. Di pesisir timur laut Sumatera, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa. Terutama dalam hal pemilihan pimpinan politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi. Sumber pautannya mencetuskan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang menciptakan etnik Kristen yang berada selang Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau, di wilayah Barus Pedalaman, yang dinamakan Batak. Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing (Angkola) dan Karo, umumnya tak mampu diterima oleh keturunan asli wilayah itu. Demikian juga di Angkola, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, dampak pelaksanaan dari pembuatan afdeeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut. Konflik terbesar adalah pertentangan selang masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak sebagai sebagain akbar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur aturan sejak dahulu kala dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sbg bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam Kasus Syarikat Tapanuli (1919-1922), Kasus Pekuburan Sungai Mati (1922),[28] dan Kasus Pembentukan Propinsi Tapanuli (2008-2009). Dalam sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sbg etnis Batak.[29] Pustaka
edunitas.com Page 9
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal Page 10Daftar Inti Ensiklopedia Dunia Berbicara Indonesia
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal Page 11
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 12
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 13Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 14Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 15Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 16Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 17Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia Page 18Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia Page 19Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 20Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 21Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan Page 22Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan Page 23Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus Page 24Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus Page 25Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero Page 26Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero |