Kolom untuk diskusi mengenai tata kelola jurnal baik berupa pengalaman dari instansi ataupun pribadi anggota.
laluganda Posts: 22 Joined: 31 Dec 2016, 19:45 Location: Mataram Contact: Contact laluganda
sepertinya sudah bermasalah dari volume 1 nya ya pak? sepengetahuan kami jika memang dua kali terbit seperti itu, ketika vol 1 dulu dimulai bulang desember langsung nomor 2 di bulan desember tanpa harus ada vol 1 no 1 jadi terbitan di mulai vol 1 no 2
tanzilmultazam Posts: 52 Joined: 06 Jan 2017, 01:22 Location: Sidoarjo
satu volume tidak selalu satu tahun takwim pak. bisa juga 1 volume itu lebih dari satu tahun takwim. jadi kalau memang satu volume, ya diteruskan saja kedesember sekalian jadi satu volume itu ada 3 nomor. namun tetap tahunnya di bedakan. dan tahun depannya lagi baru satu volume dalam satu tahun takwim. tidak melanggar ketentuan frekuensi terbit, karena terbitnya tetap setahun 2 kali. tirto.id - Saat menulis tulisan ilmiah, maka wajib hukumnya untuk mencantumkan referensi pendukung. Jurnal ilmiah merupakan salah satu referensi favorit setelah buku yang sering dirujuk atau dikutip. Pengutipan pada tulisan ilmiah juga tidak boleh sembarangan, untuk menuliskannya pada daftar pustaka harus sesuai pakem dan aturan. Penulisan pada daftar pustaka adalah bentuk penghargaan pada pemilik buku atau jurnal yang dirujuk, di samping itu digunakan pula sebagai rujukan untuk menguji keabsahan suatu tulisan ilmiah.
Berikut ini tips cara menulis daftar pustaka dari jurnal: Artikel Jurnal (Cetak) Format: Nama belakang penulis, Singkatan Nama depan penulis. (Tahun Publikasi). Judul. Nama Jurnal, Volume (nomor edisi/issue) halaman. (Catatan: Nama Jurnal dan Volume dicetak miring/Italic)
Artikel Jurnal dengan nomor DOI Format: Nama belakang penulis, Singkatan Nama depan penulis. (Tahun Publikasi). Judul. Nama Jurnal, Volume (nomor edisi/issue), halaman artikel mulai dari awal hingga akhir. Nomor DOI: alphanumeric string. (Catatan: Nomor DOI harus ditulis utuh)
Artikel Jurnal tanpa nomor DOI Format: Nama belakang penulis, Singkatan Nama depan penulis. (Tahun Publikasi). Judul. Nama Jurnal, Volume (nomor edisi/issue), halaman artikel mulai dari awal hingga akhir. Diambil dari URL lengkap.
Artikel Jurnal dengan Banyak Penulis Format: Nama belakang penulis pertama, Singkatan Nama depan penulis kedua, & Nama belakang penulis kedua, Singkatan Nama depan penulis kedua. (Tahun Publikasi). Judul. Nama Jurnal, Volume (nomor edisi/issue), halaman artikel mulai dari awal hingga akhir.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
DAFTAR PUSTAKA
atau
tulisan menarik lainnya
Balqis Fallahnda
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Mahasiswa dituntut pandai membaca artikel atau jurnal ilmiah, lihai memahami struktur segala teks atau tulisan, bahkan kreatif dalam menulis punya mereka sendiri… tanpa diberi tahu, tanpa diberi pembedahan, dan tanpa dilatih tentang hal-hal itu terlebih dahulu. Saya sudah kenal dengan artikle dan jurnal penelitian sejak kelas akhir SD saat saya memulai bisnis menerjemahkan, tetapi hari ini saya lihat teman-teman saya kaget dan diam ketika ditanya apakah mereka tahu cara mencari jurnal. Saya tahu mereka sudah tahu, karena sudah pernah ada tugas mencari jurnal mengenai Listening semester lalu, tetapi kemudian setelah kelas ada yang bingung bagaimana cara mencari tahu apa yang perlu mereka jelaskan, dan sepertinya terkejut saat saya jawab abstrak memang cukup pendek. Saat membedah akademia bersama mentor saya, muncullah ide menulis tentang cara memahami artikel dan jurnal penelitian. Pertama-tama, saya harus meluruskan konsepsi tentang artikel dan jurnal. Ada beberapa terminologi khusus di dunia akademik (academia) yang perlu dipahami mahasiswa, bukan hanya karena mereka harus memahaminya, tetapi juga jika mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang mereka habiskan untuk mengampu ilmu meskipun mereka bisa menggunakannya untuk bersama orang-orang tercinta. Jadi, apa itu Artikel, Issue, Volume, Journal, Serial, Periodical, Magazine, dan Database Ilmiah/Penelitian? Artikel (article) adalah tulisan ilmiah yang memiliki satu judul, dan merupakan “kertas”/”isi” yang dibaca oleh peneliti ketika mereka sedang mencari tahu tentang sesuatu. Artikel pada umumnya terdiri atas abstrak (abstract), pendahuluan (introduction), metode (methods), hasil (results), dan conclusions (simpulan) atau interpretasi (interpretation) atau diskusi (discussion) atau implikasi (implication), dan referensi (references). Isu (issue) adalah berapa kali sebuah jurnal telah dipublikasi pada tahun tersebut. Volume (volume) adalah jumlah tahun sebuah publikasi telah berputar. Jurnal (journal) adalah suatu koleksi yang berisi artikel-artikel berbeda dengan satu tema khusus dan dipublikasi secara rutin atau dengan interval yang reguler. Para penulis artikel-artikelnya adalah peneliti (scientists), kontennya berisi ilmu-ilmu baru, diarsip (archived), dan dibaca oleh para peneliti. Karena dipublikasi secara rutin, jurnal juga sering disebut sebagai periodikal (periodical) atau serial (serial). Mirip dengan jurnal, majalah (magazine) adalah koleksi berisi artikel-artikel berbeda dengan satu tema khusus dan dipublikasi secara rutin. Bedanya, artikel-artikelnya ditulis oleh para jurnalis (journalists), kontennya berisi pengetahuan “lama”, tidak diarsip, dan dibaca oleh publik. Terakhir, database adalah katalog/daftar/perpustakaan berbagai macam sumber-sumber berupa buku, film, dokumen, artikel, dll.
Abstrak sebuah artikel bertujuan untuk memberi gambaran umum (general overview) mengenai konten/isi artikel penelitian. Berikut adalah contoh sebuah abstrak artikel: Nama peneliti artikel tersebut adalah Sarah Anne Isaacson, dan penelitian yang ia publikasi di tesol journal pada tanggal 7 bulan Desember tahun 2017 tersebut adalah tentang dampak dari interaksi dengan sesuatu (interface), tepatnya e-book dan buku/kertas cetak (paper texts), pada strategi dan pemahaman membaca English sebagai bahasa kedua (English as a Second Language = ESL). Isaacson (2017) melakukan penelitian tersebut karena meskipun penggunaan e-book semakin meningkat, kurikulum institusi pendidikan masih banyak belum memasukkan e-book ke dalam silabus, masih mengandalkan buku cetak. Jadi, ia ingin menyelidiki dampak penggunaan e-book pada pemahaman dan penggunaan strategi membaca peserta didik dibandingkan dengan paper texts. Level publikasi ini adalah post-secondary (melampaui tingkat high school). Sampel (yaitu “bahan” atau “sumber”) yang digunakan pada penelitian Sarah A. Isaacson adalah 22 orang dengan kemampuan ESL level intermediate tinggi. Strategi membaca yang dibahas dalam penelitiannya ada 3 jenis. (1) Global strategies, yaitu teknik-teknik yang direncanakan secara rinci untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada pembacaan selanjutnya (memiliki tujuan tertentu dalam benak pikiran ketika sedang membaca). (2) Problem-solving strategy adalah prosedur yang digunakan pembaca saat membaca teks yang fokus untuk memecahkan suatu masalah atau sesuatu yang ingin pembaca pahami secara khusus {menebak arti istilah-istilah baru, membaca dengan lambat, membaca mengulang-ulang supaya lebih paham}. (3) Support strategy merupakan mekanisme dukungan untuk lebih memahami teks, seperti kamus, mencatat, menggarisbawahi, highlighting, color-coding, dll. Metode yang digunakannya ada banyak. Isaacson (2017) mengoleksi data dengan pre-tests, support strategy mini-lessons, reading sessions with observation, post-tests, surveys, dan delayed post-tests. Isaacson (2017) menganalisis data yang ia koleksi dengan independent-sample t-tests untuk menunjukkan apakah ada perbedaan yang signifikan antara pemahaman membaca oleh grup A yang membaca e-books dengan grup B yang membaca books. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan/besar, tetapi ada variasi frekuensi dan penggunaan strategi membaca. Hasil (results) penelitian juga menawarkan dukungan untuk pemasukan atau implementasi e-books ke dalam kurikulum ESL, serta menyarankan untuk para instruktur atau dosen untuk menawarkan strategi membaca e-books agar mahasiswa bisa menggunakan gadget teknologi mereka lebih baik dan bermanfaat. Kesimpulan dari penelitian Isaacson (2017) adalah meskipun frekuensi dan penggunaan strategi antara grup yang membaca e-book dan buku tradisional ada variasi, tetapi pemahaman mereka rata-rata sama dan tidak ada perbedaan besar, artinya institusi pendidikan yang memiliki ESL bisa memasukkan e-book ke dalam kurikulum.
|