Selamat bertemu di pelajaran akuntansi dalam topik pembahasan jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud, yang telah di rangkum dalam sebuah tulisan untuk tujuan pembelajaran akuntansi yang lebih memadai. Semoga dengan topik pembahasan jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud ini dapat menambah wawasan pembaca dan bermamfaat, berikut ini pembahasannya. Aktiva tidak berwujud merupakan non monetary asset yang tidak memiliki wujud ataupun fisik yang terdapat dalam neraca perusahaan, yang digunakan untuk memproduksi barang ataupun jasa.
Dalam analisa terhadap aktiva tidak berwujud terdapat berbagai kesulitan, diantaranya: kapan aktiva tidak berwujud diakui, bagaimana penilaiannya, pengukuran, dan pelaporannya dalam neraca perusahaan. Seiring dengan tuntutan seluruh pihak yang menginginkan adanya perlakuan akuntansi yang memadai untuk aktiva tidak berwujud, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Exposure Draft. Setiap orang yang akan dan telah berprofesi akuntan selayaknya dapat benar-benar memahami konsep aktiva tidak berwujud, perlakuan akuntansinya, dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Pengertian aktiva tetap tidak berwujud Pengertian aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset) menurut ilmu wikipedia adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. [1] Yaitu hak-hak istimewa, atau posisi yang menguntungkan guna menghasilkan pendapatan. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun. Konsep aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tak berwujud (Intangible assets) adalah aset nonmoneter yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh suatu entitas. Menurut IAS 38 dan PSAK 19 (revisi 2009), suatu asset dikatakan dapat di identifikasi jika: a. Dapat dipisahkan Dapat dipisahkan atau dibebankan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aktiva atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut. b. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya. Terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.Entitas dikatakan mengendalikan asset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis untuk masa depan yang timbul karena aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Aktiva tak berwujud diakui apabila:
Jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud - Aktiva tidak berwujud diakui sebesar harga perolehan, untuk periode selanjutnya dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Untuk menentukan besaranya harga perolehan tergantung cara perolehan aktiva tak berwujud tersebut, apabila diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas atau setara dengan kas maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan. Jika aktiva tersebut diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujud tersebut sebesar harga saat ini aktiva yang ditukarkan.Karakteristik Aktiva Tetap Tak Berwujud1. Didapat atau dibeli dari pihak lain atau dikembangkan oleh perusahaan sendiri2. Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan tersebut3. Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan 4. Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi. Baca juga: Inflasi untuk perubahan harga dalam ekonomi. Pengelompokan aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva aktiva tetap tidak berwujud dapat di kelompokkan berdasarkan:
Akuntansi terhadap aktiva tetap tidak berwujud
1. Pada saat didapat Masalah Akuntansi saat didapat menyangkut penentuan harga perolehan aktiva bersangkutan.
2. Dalam masa penggunaan Jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud - Masalah akuntansi dalam masa penggunaan menyangkut usaha untuk mempertahankan atau menjaga pemilikan atas aktiva dan program alokasi harga perolehan aktiva tersebut sesuai dengan masa kegunaannya (amortisasi).
Pemberhentian aktiva tetap tidak berwujud Pemberhentian aktiva tetap tidak berwujud terjadi apabila:1. Aktiva yang bersangkutan dijual2. Aktiva yang bersangkutan ditukar dengan aktiva lain3. Karena sebab lain sehingga aktiva tersebut harus dihapuskan. Perlakuan akuntansi pemberhentian aktiva tetap tidak berwujud sama dengan perlakuan akuntansi pemberhentian aktiva tetap berwujud. idak Berwujud Yang Dapat Di Indentifikasi Secara Pesifik 1. Hak Paten Hak paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah atau instansi yang berwenang kepada pemegangnya untuk menggunakan atau mengawasi dan mengkomersilkan hasil temuannya. Ketentuan dan penjelasannya:
2. Hak Cipta (Copyright) Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah atau instansi yang berwenang kepada pengarang, pencipta lagu, pencipta musik, pencipta barang-barang seni dan lain-lainnya untuk mempublikasikan, menerbitkan, mengawasi, dan mengkomersialkan hasil ciptaannya. Ketentuan dan penjelasannya:
Franchises adalah hak monopoli yang diberikan oleh instansi pemerintah untuk menggunakan fasilitas umum yang manfaatnya akan dinikmati oleh masyarakat. Ketentuan dan penjelasannya:
Cap dan merk dagang adalah suatu tanda yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Ketentuan dan penjelasannya:
Aktiva Tetap Tidak Berwujud Yang Tidak Dapat Di Indentifikasi Secara Spesifik Jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud - Goodwill merupakan bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Dengan kata lain Goodwill adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba di atas laba normal dari perusahaan lain yang sejenis untuk industri yang sama. Goodwill adalah contoh dari aktiva tetap tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik. Goodwill berhubungan dengan atau timbul dari berbagai macam faktor yang sulit diukur secara kuantitatif. Faktor yang sulit diukur secara kuantitatif dalam goodwill:
Penentuan Harga Perolehan GoodwillDalam Goodwill yang boleh dicatat hanyalah apabila perusahaan membeli kekayaan bersih dari perusahaan lain yang sudah berjalan, dengan pembayaran di atas harga pasar dari seluruh aktiva yang secara spesifik dapat diidentifikasikan dikurangi dengan seluruh hutang-hutangnya.Dengan demikianh harga perolehan goodwill adalah sebesar selisih lebih dari harga yang dibayar untuk perusahaan secara keseluruhan di atas harga pasar kekayaan bersih yang dapat diidentifikasikan, di dalam transaksi pembelian atau penggabungan badan usaha. Baca juga: Analisis penentuan keputusan investasi perusahaan.
Amortisasi GoodwillHarga Perolehan Goodwill yang umurnya terbatas harus diamortisasi dan dibebankan pada rugi atau laba selama jangka waktu kegunaannya. Tetapi apabila kemudian jangka waktu kegunaan yang diperkirakan kemudian berbeda dari jangka waktu yang sesungguhnya, maka diperkenankan untuk mengadakan koreksi terhadap program amortisasinya.Amortisasi goodwill biasanya menggunakan metode garis lurus, tetapi metode lain seperti present value method, yang akan berakibat besarnya amortisasi semakin bertambah setiap tahun, juga dapat diterapkan.Contoh:Amortisasi goodwill dengan metode garis lurus Rp 1.895.500,-Amortisasi per tahun = -------------------- 5 tahun = Rp 379.100,-Amortisasi goodwill dengan metode present valueAmortisasi per tahun= Rp 500.000 – ( N B Goodwill awal tahun x 0,1) Goodwill yang usianya tidak terbatas harus tetap dinyatakan sebesar harga perolehannya sampai ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya kerugian atau keterbatasan umurnya. Harga perolehan goodwill harus dihapuskan sekaligus (write-off), bila terbukti tidak ada manfaatnya lagi, dan membebankannya pada rugi laba. Biaya Yang Ditangguhkan Pembebanannya 1. Manfaat jangka pendek Manfaat jangka pendek yaitu aktiva lancar contohnya: persekot asuransi, sewa dibayar di muka, biaya atau pengeluaran di muka 2. Manfaat jangka panjang Ketentuan umum biaya manfaat jangka panjang adalah: a. Biaya dialokasikan berdasar waktu, yaitu berdasarkan periode saat pengeluaran itu memberikan manfaatnya. b. Biaya dialokasikan berdasar pada kuantitas yaitu unit produk yang dihasilkan c. Biaya dialokasikan berdasar bearnya omzet penjualan d. Biaya dihapuskan secepatnya bila ternyata tidak dapat dihubungkan dengan periode-periode tertentu atau dengan aktivitas produksi atau penjualan. 3. Biaya Pendirian Biaya pendirian contohnya biaya notaris, yang termasuk didalamnya: biaya Pendaftaran, biaya cetak, penerbitan dan promosi penjualan saham. Biaya-biaya tersebut harus diperlakukan sebagai biaya yang ditangguhkan pembebanannya pada saat pengeluaran itu terjadi, dan dialokasikan sepanjang kelangsungan usaha perusahaan. Akan tetapi karena batas waktu kelangsungan hidup perusahaan tidak mudah untuk ditentukan, maka pada umumnya biaya pendirian ini diamortisasi dalam waktu yang relatif singkat.Baca juga: Surat berharga untuk investasi jangka pendek. Biaya Riset dan Pengembangan Biaya riset dan pengembangan dirasakan perusahaan pada waktu yang akan datang, yang kemungkinan memerlukan tenggang waktu yang cukup lama dari saat terjadinya pengeluaran biaya. Keadaan yang ideal terhadap pengeluaran biaya riset dan pengembangan adalah:
Alternatif perlakuan akuntansi terhadap biaya riset dan pengembangan, yaitu:1. Memperlakukan biaya tersebut sebagai biaya/beban yang ditangguhkan, sampai hasilnya diketahui secara pasti. Biaya yang memberikan manfaat di masa yang akan datang harus diamortisasikan kepada periode-periode yang menikmatinya. Sedang biaya yang ternyata tidak memberikan manfaat harus dihapuskan dan dibebankan sebagai biaya sekaligus.2. Memperlakukan biaya tersebut sebagai biaya dalam periode saat terjadi. 3. Perlakuan ini dipilih didasarkan atas alasan bahwa kegiatan riset dan pengembangan merupakan kegiatan yang harus secara rutin dilakukan. Baca juga: Pengertian dan jenis-jenis persediaan. Kesimpulan jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud: Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dilihat, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain. Perlakuan aktiva tidakk berwujud menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap. Perlakuan yang dimaksud diantaranya adalah penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud yang material dan permanen. Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat aktiva tersebut, seperti tidak adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti keberadaannya kabur, dan kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomiannya. Demikian pembahasan artikel mengenai jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud, semoga dengan pemahaman artikel ini anda semakin memahami tentang akuntansi untuk jenis dan klasifikasi aktiva tetap tidak berwujud. Terimakasih atas kunjungannya dan semoga bermamfaat. |