Mengawali tahun 2021, selain masih dalam situasi pandemi, Indonesia juga dihadapkan dengan serangkaian bencana alam yang menimpa. Tidak jarang bencana alam yang terjadi menimbulkan banyak kerugian dan membahayakan hidup masyarakat. Show
Terdapat berbagai penelitian yang menerangkan mengapa banyak terjadi bencana alam di Indonesia. Seperti tercantum di laman milik Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, letak geografis Indonesia yang berada tepat pada pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang menjadikan Indonesia menjadi Jalur Gempa Bumi Dunia, dan juga Cincin Api Pasifik yang melewati wilayah Indonesia1 membuat aktivitas gunung berapi menjadi yang cukup aktif di dunia. Menyikapi fakta tersebut, masyarakat Indonesia wajib memiliki kewaspadaan akan bencana alam dan juga membekali diri dengan pengetahuan mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila bencana tersebut sewaktu-waktu terjadi. Memahami kondisi geografis dan merancang rencana darurat adalah dua langkah utama dalam mitigasi bencana alam. Detail langkah dipaparkan sebagai berikut: 1. Pelajari Kondisi Geografis Wilayah di Sekitar Tempat Tinggal Langkah ini merupakan langkah yang penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Hal-hal apa saja yang perlu kita pelajari? Kita bisa mulai dengan memperhatikan bentang alam wilayah sekitar, seperti perbukitan, lembah, dataran rendah, pegunungan, dan lain-lain. Sebagai contoh, apabila letak tempat tinggal kita berada di lereng gunung, maka bisa mencari tahu tentang intensitas aktivitas vulkanis gunung tersebut, informasi seperti ini bisa diakses pada berbagai sumber. Namun menurut Penulis, langkah tersebut tergolong cukup sulit dilakukan oleh orang yang masih awam. Langkah lainnya yaitu kita bisa menelusuri sejarah bencana alam yang pernah terjadi di wilayah tempat kita tinggal. Kita perlu menyadari bahwa bencana alam yang terjadi di suatu wilayah, terjadi cenderung berulang dan mengikuti bentuk bentang alamnya. Seperti bencana alam tanah longsor tentu biasa terjadi di wilayah pegunungan, bukit, ataupun lereng yang curam. Dengan mempelajari kondisi geografis, kita bisa mengetahui kemungkinan bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita. 2. Merancang Rencana Darurat Bencana Alam Setelah mempelajari kondisi wilayah geografis, dan mampu mengetahui bencana alam apa saja yang mungkin terjadi, kita bisa membuat rencana darurat bila bencana alam itu terjadi. Namun, akan lebih baik lagi jika kita juga membekali diri dengan pengetahuan tentang tindakan pengamanan diri yang harus dilakukan berdasarkan jenis bencana alam tertentu secara lebih spesifik. Beberapa poin yang bisa kita catat dalam rencana darurat antara lain: a. Mengamankan Aset dan Barang-Barang Berharga Kita bisa menyiapkan tempat penyimpanan khusus untuk menyimpan aset-aset kepemilikan pribadi. Apabila aset tersebut berupa surat berharga, kita bisa menyimpan dalam bentuk softcopy ke dalam drive, cloud, ataupun dropbox. Kita juga bisa memercayakan pengamanan aset tersebut dengan menggunakan deposit boks di bank. b. Membuat Daftar Pihak Terkait yang Menangani Peristiwa Bencana Mengumpulkan kontak instansi seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan juga Dinas Pemadam Kebakaran akan sangat berguna apabila terjadi bencana. Meskipun dalam keadaan terburuk, kita memiliki pihak yang dapat dipercaya untuk meminta bantuan. Kita bisa memberi tahu lokasi, serta kondisi apabila membutuhkan pertolongan darurat saat terjadi bencana alam. c. Memiliki Perlengkapan Siaga Bencana Alat paling ringkas untuk menyimpan berbagai kebutuhan saat ini adalah tas. Kita bisa mempersiapkan tas khusus berisi barang barang seperti : - Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), - Persediaan makan dan minum, - Pakaian secukupnya, - Lampu senter, - Pisau lipat, - Obat-obatan pribadi, - Peta, dan lain-lain. Apabila barang-barang tersebut kita rasa kurang, maka bisa ditambahkan sesuai kebutuhan. Jangan lupa, sesuaikan kuantitasnya agar selalu mudah untuk dibawa kemana-mana. Posisikan tas ini di tempat yang mudah dijangkau, agar saat terjadi bencana kita dapat dengan mudah dan cepat mengambil tas tersebut sebelum melarikan diri.Itu adalah dua langkah yang mungkin akan berguna dan bisa kita terapkan. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mampu menginformasikan kapan persisnya suatu bencana alam akan terjadi. Sejauh ini, manusia hanya bisa mempelajari fenomena-fenomena alam yang menjadi tanda suatu bencana alam akan terjadi. Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan diri terhadap segala kemungkinan terjadinya bencana alam. Penulis : Angger Dewantara (Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Palu) Referensi: [1]dikutip dari laman: http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentang-gempa#:~:text=Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi,lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.&text=Lempeng Indo-Australia bergerak relatip,bergerak relatip ke arah barat [diakses pada 18/01/2021] tirto.id - Mitigasi bencana adalah upaya mengurangi risiko bencana yang diharapkan dapat mengurangi dampak sebelum atau pun saat bencana terjadi. Kejadian bencana atau darurat dapat muncul sewaktu-waktu, apalagi berbagai daerah di Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana. Besar kecilnya bencana tentu sulit diprediksi. Ketika bencana terjadi, masyarakat hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengevakuasi diri. Cara terbaik mengurangi risiko korban dan kerugian adalah mempersiapkan diri dengan memiliki rencana manajemen darurat sebelum terjadi bencana. Oleh karena itu, penting untuk membekali diri dengan pengetahuan yang berkaitan dengan kondisi darurat, termasuk mitigasi bencana.
Apa itu mitigasi bencana?Pengertian mengenai mitigasi bencana tertuang dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. PP tersebut menyebutkan bahwa mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Tindakan yang dilakukan dalam mitigasi bencana diharapkan dapat mengurangi dampak dan risiko sebelum atau pun saat bencana terjadi. Mitigasi bencana dilakukan dengan pendekatan manajemen darurat mengenai segala bentuk risiko dan dampak sengaja maupun tidak disengaja, alamiah maupun non alamiah.
Seberapa penting mitigasi bencana?Bencana, baik bencana alam maupun non-alam dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, sehingga kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan. Seperti dilansir laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, tindakan siap siaga terhadap bencana diharapkan mampu meminimalkan korban jiwa, korban luka, hingga kerusakan infrastruktur. Sejumlah ahli bahkan menyebutkan bahwa mitigasi bencana sama seperti investasi yang dapat meminimalisasi kerugian saat terjadi kondisi darurat. Selain itu, langkah-langkah yang terintegrasi dalam mitigasi bencana diharapkan dapat membantu wilayah terdampak kembali normal lebih cepat.
Kapan mitigasi bencana harus dilakukan?Mengutip dari laman BPBD Kabupaten Karanganyar, mitigasi bencana termasuk tahap pra-bencana dalam siklus manajemen bencana. Mitigasi bencana sebaiknya sudah dilakukan jauh sebelum terjadi bencana. Jika memungkinkan, mitigasi bencana dapat menjadi agenda rutin dalam periode tertentu.
Bagaimana melakukan mitigasi bencana dan apa saja yang perlu dipersiapkan?Tujuan mitigasi bencana adalah untuk memastikan respons cepat, terkoordinasi, dan efektif selama terjadi keadaan darurat. Untuk dapat mencapai hal tersebut, ada sejumlah hal yang dipersiapkan dalam mitigasi bencana. Menurut Hanjar Pencegahan dan Mitigasi terbitan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dari sisi pemerintah, persiapan mitigasi bencana berupa persiapan fisik dan non-fisik. Persiapan fisik berupa penataan ruang kawasan bencana serta penataan kode bangunan. Lalu, persiapan non-fisik meliputi upaya:
Sementara dari sisi masyarakat, persiapan mengenai keadaan darurat meliputi upaya kesiapsiagaan seperti yang disebutkan oleh BNPB, meliputi:
Perbedaan mitigasi tiap-tiap bencanaAda perbedaan upaya mitigasi pada tiap-tiap bencana. Seperti yang dilansir dari laman BPBD Kabupaten Karanganyar, baik bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, hingga gunung meletus memiliki upaya mitigasi yang berbeda-beda.
1. Mitigasi BanjirSebelum banjir, upaya yang dapat dilakukan meliputi:
Saat dan setelah banjir, upaya yang dapat dilakukan meliputi:
2. Mitigasi Tanah LongsorMitigasi tanah longsor meliputi upaya:
3. Mitigasi GempaSebelum gempa, yang dapat dilakukan meliputi:
Saat dan setelah gempa, yang dapat dilakukan meliputi:
4. Mitigasi TsunamiMitigasi tsunami meliputi upaya:
5. Mitigasi Gunung MeletusSebelum terjadi gunung meletus, yang dapat dilakukan meliputi:
Saat dan setelah terjadi gunung meletus, yang dapat dilakukan meliputi:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
MITIGASI BENCANA
atau
tulisan menarik lainnya
Yonada Nancy
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|