Tulang merupakan penyusun tubuh yang menjadi organ gerak

Sistem gerak pada manusia adalah hal penting untuk diketahui, karena sistem inilah yang memungkinkan kita melakukan aktivitas sehari-hari, mulai dari berjalan, duduk, menulis, hingga berlari.

Agar pergerakan tubuh berfungsi dengan baik, ada berbagai organ yang berperan mulai dari tulang, otot, ligament, hingga saraf.  

Selain berfungsi sebagai penggerak tubuh, salah satu bagian dari anatomi manusia ini juga mempunyai manfaat hingga kemungkinan terjadinya gangguan. Simak penjelasannya di sini.

Pengertian dan cara kerja sistem gerak pada manusia

Tulang merupakan penyusun tubuh yang menjadi organ gerak
Tulang merupakan penyusun tubuh yang menjadi organ gerak
Sistem gerak pada manusia terdiri dari tulang, oto, sendi, dan jaringan lain

Sistem gerak manusia atau sistem musculoskeletal terdiri dari tulang, otot, sendi, serta organ-organ lain seperti ligamen dan tulang rawan.

Mengutip dari Cleveland Clinic, tulang yang kemudian tersusun menjadi sistem rangka akan menjadi penyokong otot serta jaringan lain dan bersama-sama, sistem gerak manusia akan menopang berat badan dan menjaga postur tubuh sehingga Anda bisa bergerak.

Cara kerja sistem gerak pada manusia diawali dengan sistem saraf yang mengirim informasi ke otak, lalu otak akan mengirim perintah ke otot. Saat menerima perintah tersebut, otot akan berkontraksi atau aktif.

Otot yang aktif ini akan menarik tendon dan tendon lah yang akan menarik tulang untuk bergerak.

Setelah pergerakan dianggap selesai, saraf akan mengirim pesan baru ke otak yang kemudian akan membuat otot kembali rileks dan tidak lagi aktif.

Otot yang sudah rileks kemudian akan menempatkan tulang kembali ke posisi istirahat.

Komponen sistem gerak pada manusia

Sistem gerak pada manusia terdiri dari dua macam, yaitu aktif dan pasif. Berikut adalah jenis sistem dan organ gerak pada tubuh manusia, seperti:

Sistem gerak aktif pada manusia

Alat gerak aktif pada manusia adalah organ yang mempunyai kemampuan untuk kontraksi, relaksasi, elastis, dan juga bergerak seperti otot.

1. Otot

Jaringan otot termasuk sebagai sistem gerak pada manusia

Jaringan otot manusia terbuat dari ribuan serat elastis yang berfungsi untuk membuat Anda melakukan gerakan, duduk, berdiam diri, dan lain-lainnya.

Selain itu, ada juga otot yang membantu Anda untuk berbicara, mengunyah, berlari, menari, hingga mengangkat beban.

Dari tiga jenis otot, ada dua jenis otot yang masuk ke dalam sistem gerak manusia, yaitu otot skeletal dan otot halus.

Otot skeletal atau lurik terdiri dari serat-serat elastis yang memungkinkan tubuh untuk bergerak bebas. Otot ini melekat pada tulang dan sekitar sendi.

Pergerakan otot skeletal diatur oleh otak. Selanjutnya, otot ini bergerak secara sadar sesuai keinginan. Contoh otot skeletal adalah otot betis, otot paha, otot perut, dan lengan.

Berbeda dari otot skeletal yang pergerakannya dilakukan secara sadar, pergerakan otot halus terjadi secara otomatis, tanpa keingingan.

Sebenarnya, otot halus diatur oleh otak. Namun, pergerakannya dilakukan berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Contoh otot halus adalah otot pada pencernaan dan nadi.

Sistem gerak pasif pada manusia

Selanjutnya adalah alat gerak pasif yang pergerakannya perlu bantuan organ gerak lainnya. Sebagai contoh adalah tulang, sendi, dan ligamen.

1. Tulang

Tulang merupakan penyusun tubuh yang menjadi organ gerak
Sistem gerak pasif pada manusia salah satunya tulang

Tulang adalah salah satu organ utama dalam sistem gerak pada manusia yang tersusun sebagai sistem rangka. Tulang merupakan alat gerak pasif yang pergerakannya dibantu oleh otot, tendon, ligament, dan jaringan ikat lainnya.

Jumlah tulang di tubuh manusia adalah 206 tulang. Semuanya tersusun dengan struktur lapisan serupa, yaitu lapisan luar yang keras dan lapisan dalam yang lebih lunak.

Segala bentuk dan ukuran tulang sebagai organ gerak berfungsi untuk:

  • Menopang tubuh,
  • Melindungi organ dan jaringan,
  • Meyimpan kalsium, hingga
  • Menghasilkan sel darah.

Secara alami, tulang akan memperbarui dirinya setiap 10 tahun sekali. Jadi, setiap tahun sekitar 20% dari total tulang di tubuh berganti dengan yang baru.

2. Sendi

Sendi lutut bagian dari sistem gerak pada manusia

Pada dasarnya, sendi adalah sebutan untuk pertemuan antara dua buah tulang. Sebagai contoh,  sendi rahang, yaitu pertemuan antara tulang rahang atas dan tulang rahang bawah.

Sendi manusia umumnya bekerja seperti engsel, yang memungkinkan pergerakan antara kedua tulang tersebut. Untuk itu, sendi masuk ke dalam sistem dan organ gerak manusia. 

Sendi pada sistem gerak manusia bisa dibagi berdasarkan beberapa kategori, salah satunya adalah berdasarkan derajat pergerakannya, seperti:

• Sendi sinartrosis ( sendi tidak bergerak)

Ini adalah sendi tetap atau berserat yang berdekatan dengan dua atau lebih tulang tetapi tidak memiliki gerakan. Jadi, fungsi sendi pada lempengan tulang adalah sebagai jahitan.

• Sendi amphiarthrosis (sendi sedikit bergerak)

Dikenal sebagai sendi kartilaginosa, ini adalah sendi yang terdiri dari dua atau lebih tulang yang terikat cukup erat, sehingga gerakannya terbatas. Contohnya adalah ruas tulang belakang.

• Sendi diarthrosis (sendi bebas bergerak)

Sendi diarthrosis adalah jenis sendi pada sistem gerak manusia yang bisa bergerak bebas. Sendi dalam kelompok ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Sendi peluru, untuk menggerakkan bahu dan pinggul.

  • Sendi engsel, untuk menggerakkan siku dan lutu.
  • Sendi kondiloid, untuk menggerakkan jari dan rahang.
  • Sendi pivot (putar), untuk lengan bawah, tulang belakang pertama, dan leher.
  • Sendi geser, untuk meggerakkan pergelangan tangan.
  • Sendi pelana, untuk menggerakkan pangkal ibu jari.

3. Ligamen

Gambar ligamen lutut bagian sistem gerak pada manusia

Ligamen adalah bagian dari sistem gerak pada manusia yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain dan berfungsi untuk menjaga stabilitas sendi. Ligamen tersusun atas kolagen dan serat elastis yang kuat.

Serat elastis pada ligament memungkinkan bagian ini melebar atau memanjang sesuai kebutuhan. Komponen ini berada mengelilingi sendi, sehingga dapat memberikan dukungan ke arah yang spesifik.

Baca Juga: Mekanisme Gerak Refleks pada Manusia

Komponen lainnya dalam sistem gerak pada manusia

Selain alat gerak aktif dan pasif, ada komponen lainnnya yang juga berfungsi sebagai sistem gerak pada manusia, seperti:

1. Tendon

Menghubungkan otot ke tulang yang terbuat dari jaringan fibrosan dan kolagen. Tendon termasuk jaringan yang cukup keras dan tidak terlalu meregang.

2. Tulang rawan

Jenis jaringan ikat yang menjadi bantalan tulang di dalam sendi. Ini berada di sepanjang tulang belakang dan rusuk.

Fungsi tulang rawan lainnya adalah melindungi tulang agar tidak saling bergesekan karena bentuknya yang kuat tetapi kenyal.

3. Saraf

Pada sistem gerak manusia, saraf berfungsi untuk mengontrol kontraksi otot skeletal serta menginterpretasikan informasi rangsangan.

Secara umum, sistem saraf juga berfungsi untuk mengkoordinasi aktivitas yang ada pada sistem organ di seluruh tubuh.

4. Bursae

Bursae adalah suatu kantung berisi cairan yang bertindak sebagai bantalan dan mengurangi gesekan di permukaan organ tubuh yang bergerak, seperti tulang, otot, tendon, dan kulit.

Baca Juga: Proses Pembentukan Tulang Manusia

Kelainan sistem gerak pada manusia

Penyakit pada sistem gerak manusia

Gangguan atau kelainan pada sistem gerak adalah sekumpulan kondisi yang merujuk pada gangguan pada fungsi saraf.

Kondisi ini mengakibatkan adanya pergerakan abnormal, membuat Anda bergerak lebih cepat, atau lebih lambat dari biasanya.

1. Penyakit Huntington

Penyakit Huntington adalah kelainan pada sistem gerak manusia yang bisa menjadi semakin parah. Ini terjadi ketika Anda mengalami kerusakan pada sel otak.

Kelainan ini menyebabkan pergerakan yang tidak bisa dikendalikan. Selain memicu kelainan pada organ gerak, penyakit Huntington juga mengganggu kondisi psikis dan kemampuan berpikir.

2. Myoclonus

Anda mungkin jarang mendengarkan kelainan pada sistem gerak yang bernama myoclonus.

Gangguan ini dapat menyebabkan gerakan-gerakan menyentak dan cepat pada otot atau sekumpulan otot tubuh.

Gerakan-gerakan tersebut bisa berupa kejang otot dan dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti penyakit Huntington, penyakit celiac, dan sebagainya.

3. Ataksia

Ataksia adalah kelainan pada sistem gerak yang membuat penderitanya tidak bisa bergerak secara teratur juga kesulitan untuk bergerak dan berbicara.

Tak hanya itu saja, penderita juga mungkin memiliki keseimbangan tubuh yang buruk sehingga lebih mudah jatuh atau menabrak sesuatu.

Kelainan pada sistem gerak manusia ini menyerang bagian otak yang mengatur koordinasi tubuh dan bisa menjadi lebih parah siring berjalannya waktu.

4. Osteoporosis

Gangguan pada sistem gerak lainnya yang mungkin saja terjadi adalah osteoporosis. Yaitu, kondisi kesehatan yang melemahkan tulang sehingga lebih rapuh dan mudah patah.

Tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk bisa membuat tulang patah. Penyebabnya adalah karena tidak terjadi pembentukan tulang baru

5. Masalah punggung

Kelainan atau gangguan pada sistem gerak juga meliputi masalah pada punggung Anda.

Sebagai contoh, sakit punggung, kejang otot, hingga stenosis tulang belakang. Kondisi pada area punggung ini dapat mengakibatkan rasa sakit serta pergerakan terbatas.

Baca Juga: Berapa Berat Tulang Manusia? Ini Penjelasannya

Upaya menjaga kesehatan sistem gerak

Sistem gerak manusia memang bisa dibilang cukup rumit, karena melibatkan begitu banyak bagian tubuh.

Oleh karena itu, jagalah kesehatan organ gerak Anda untuk mencegah terjadinya gangguan tertentu.

Cara terbaik untuk menjaga sistem muskuloskeletal Anda adalah dengan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan lewat perubahan gaya hidup yang positif.

Beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan sistem gerak adalah:

  • Rutin bergerak dan beraktivitas fisik.
  • Biasakan berolahraga minimal 30 menit untuk 3-5 hari per minggu. Utamakan latihan kardio, strength training, dan latihan fleksibilitas.
  • Biasakan pola makan bergizi seimbang yang mencakup jumlah kalsium dan vitamin D harian sesuai rekomendasi AKG Kemenkes.
  • Hindari merokok, atau berhenti merokok jika Anda perokok.
  • Utamakan keselamatan saat berkendara dan bekerja.
  • Biasakan tidur cukup dan teratur, 7-8 jam tiap malam untuk orang dewasa.
  • Jaga berat badan dalam angka sehat.
  • Jalani pemeriksaan kesehatan (medical check up) rutin, termasuk tes kepadatan tulang jika usia Anda sudah lebih dari 65 tahun.  

Anda juga bisa berkonsultasi online dengan dokter melalui aplikasi SehatQ untuk mengetahui informasi mengenai gejala yang Anda rasakan. Download sekarang di App Store dan Google Play.