Sudah 5 bulan makan obat paru tapi masih sesak lemas dan Meriang kenapa ya

Sudah 5 bulan makan obat paru tapi masih sesak lemas dan Meriang kenapa ya

Sudah 5 bulan makan obat paru tapi masih sesak lemas dan Meriang kenapa ya
Lihat Foto

shutterstock/Twinsterphoto

ilustrasi sesak napas

KOMPAS.com – Mengalami sesak napas setelah makan bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak mengenakan.

Ada banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan hal itu menimpa seseorang.

Jika hanya terjadi sekali atau tidak berulang, sesak napas setelah makan biasanya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Namun, jika sering menyerang, sesak napas setelah makan bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang layak diwaspadai.

Baca juga: 4 Penyebab Pusing Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Berikut ini adalah beberapa penyebab sesak napas setelah makan yang dapat dikenali:

1. Alergi makanan

Sebagian orang bisa memiliki alergi makanan.

Kebanyakan gejala alergi makanan dapat muncul dalam beberapa menit atau jam setelah makan.

Merangkum Medical News Today, sesak napas setelah makan adalah salah satu dari beberapa gejala yang berhubungan dengan alergi makanan.

Orang yang mencurigai punya alergi makanan dapat berbicara dengan dokter terkait cara terbaik untuk penanganan sesak napas setelah makan maupun kondisi yang mendasirnya tersebut.

Halodoc, Jakarta - Tuberkulosis atau TBC adalah salah satu penyakit infeksi yang tak bisa dianggap remeh. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,4 juta orang meninggal akibat TBC. Di seluruh dunia, TBC menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan penyebab utama dari satu agen infeksi (di atas HIV / AIDS).

Biang keladi dari penyakit paru ini disebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menular melalui percikan ludah (droplets) pengidapnya. Namun, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan lama dengan pengidapnya. Dengan kata lain, penularannya tidak semudah penyebaran flu.

Hati-hati, TBC bisa menyebabkan kematian bila tak ditangani dengan tepat. Lantas, bagaimana sih cara mengobati TBC? Apa saja hal-hal yang mesti diperhatikan saat menjalani pengobatan TBC? 

Baca juga: Bagaimana Aturan Minum Obat Pengidap TBC saat Puasa?

Harus Patuh, Tak Boleh Putus

Penyakit TBC sebenarnya dapat disembuhkan, asalkan pengidapnya taat ketika mengikuti saran dan instruksi dokter saat melakukan pengobatan. Selama menjalani pengobatan TBC, kamu harus patuh mengonsumsi obat selama jangka waktu yang dianjurkan dokter, minimal selama enam bulan. 

Hati-hati, jangan sekali-kali berhenti mengonsumsi obat TBC tanpa anjuran dokter. Mengutip Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku, kepatuhan menjalani pengobatan TBC secara teratur selama enam bulan, dan rutin meminum obat menjadi kunci keberhasilan penyembuhan pasien TBC.

Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka penyakit TB ini akan menjadi Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB-MDR) yang kebal obat. Ingat, TBC yang kebal obat memerlukan waktu yang lebih lama untuk disembuhkan. Di samping itu, TBC jenis ini juga berpotensi menimbulkan efek samping dan pembiayaan berlipat ganda dibandingkan pengobatan TB yang masih sensitif obat.

Sekali lagi, kunci sukses pengobatan TBC adalah harus patuh dan tidak boleh putus. Pasien harus menjalani pengobatan dan menerima suntikan selama enam bulan, agar sembuh dari penyakit TBC. Pasien yang menolak pengobatan akan menjadi sumber penularan bagi orang lain, bahkan bisa meninggal.

Lantas, kapan pasien TBC dinyatakan sembuh? Nah, pasien suspek TBC dinyatakan sembuh jika mengikuti setiap proses pengobatan selama enam bulan tanpa putus. Namun, sayangnya tidak sedikit pasien suspek TBC yang tidak mengikuti proses pengobatan ini secara total. 

Banyak pasien yang berhenti melakukan pengobatan TBC ketika mereka merasa tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya. Padahal, kelalaian ini justru membuat pasien suspek TBC membuat kuman Mycobacterium Tb dalam tubuhnya menjadi kebal terhadap obat. Dampaknya, beberapa di antara mereka meninggal dunia sebelum atau sesudah pengobatan. 

Nah, bagi kamu yang mau tahu lebih jauh mengenai pengobatan pada penyakit TBC, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Baca juga: Apakah Pengidap Penyakit Kronis Diperbolehkan Puasa?

Amati Gejala Tuberkulosis

TBC bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada tiap pengidapnya. Di tahap awal infeksi, TBC biasanya hanya menimbulkan gejala ringan. Bahkan, sering tidak muncul sampai penyakit ini berkembang di dalam tubuh.

Meski begitu, terdapat gejala penyakit TBC yang umumnya dialami pengidapnya, yaitu:

  • Batuk kronis (berlangsung 3 minggu atau lebih).
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
  • Penurunan berat badan.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Batuk mengeluarkan darah.
  • Lemas.
  • Demam dan menggigil.
  • Nafsu makan menurun.
  • Warna urine berubah menjadi kemerahan atau keruh.
  • Nyeri dada yang bisa sebabkan sesak napas.

Baca juga: Ini Alasan Pengidap TBC Lebih Mudah Terkena Virus

Bagi kamu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan? 



Sudah 5 bulan makan obat paru tapi masih sesak lemas dan Meriang kenapa ya

Referensi:
WHO. Diakses pada 2021. Tuberculosis
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Tuberculosis.
Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku. Diakses pada 2021. Penyakit Tuberkulosis dapat Dicegah dan Disembuhkan.
Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku. Diakses pada 2021. Berobat Gratis, Pasien TB Bisa Sembuh Asal Patuh

Halodoc, Jakarta - Meriang adalah sebutan untuk gejala demam yang disertai menggigil. Sebetulnya banyak sekali kondisi penyakit yang menyebabkan gejala meriang, demam umumnya merupakan reaksi alami dari infeksi di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang bisa menyebabkan gejala meriang ini adalah bronkitis

Bronkitis adalah infeksi umum yang disebabkan oleh adanya peradangan dan iritasi pada bronkus, atau saluran udara utama paru-paru. Untuk mendeteksi dini penyakit ini, kamu bisa memperhatikan terlebih dahulu gejala-gejala yang terjadi demi mencegah kondisi berkembang menjadi semakin parah.

Baca juga: 6 Penyebab Asma Kambuh pada Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Kenali Gejala Bronkitis

Seperti jenis infeksi lainnya, bronkitis juga bisa semakin buruk jika tidak segera ditangani. Melansir dari National Health Service UK, bronkitis terjadi karena saluran udara dalam paru-paru yang seharusnya memproduksi lendir untuk menjebak debu dan kuman yang masuk ke dalam tubuh mengalami gangguan. Kemudian, hal ini membuat produksi lendir berkurang, sehingga membuat saluran udara dan lapisan dalam bronkus alami peradangan dan membengkak.

Nah, beberapa gejala dari bronkitis yang sering diabaikan antara lain: 

  • Batuk Kering Berkepanjangan

Gejala utama dari penyakit bronkitis adalah batuk kering yang terjadi dalam waktu yang cukup lama yakni lebih dari 3 minggu. Pada bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, batuk kering bisa terjadi dan dapat berubah menjadi batuk berdahak.

Oleh karena itu, jika kamu mengalami batuk yang tak kunjung sembuh setelah lebih dari 2 minggu, ada baiknya kamu memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendiskusikannya dengan dokter. Kini buat janji dengan dokter pun lebih mudah dilakukan lewat Halodoc. Tanpa perlu antre, kamu bisa langsung menemui dokter.

Baca juga: Batuk Terus? Waspada Kanker Paru-paru

  • Mengeluarkan Dahak Berwarna Kuning

Dahak adalah mukus atau lendir yang keluar saat kita batuk, dan pada batuk yang normal warnanya putih bercampur bening. Namun, jika kamu mengidap bronkitis dan mengalami gejala batuk berdahak, dahak yang dikeluarkan biasanya akan berwarna kekuningan.

Tidak hanya batuk yang terus-menerus, pengidap bronkitis juga bisa alami sesak napas (mengi). Inilah mengapa penyakit bronkitis juga sering disalahartikan sebagai penyakit asma. Pada anak-anak, gejala sesak napas yang dialami ini bisa terlihat dari adanya suara aneh yang dikeluarkan ketika menarik napas, dan akan terdengar lebih nyaring saat ia tidur.

  • Nyeri pada Bawah Tulang Dada

Tidak hanya sesak, pengidap bronkitis juga akan merasakan sakit di bagian bawah tulang dada, terutama setiap kali mereka menarik napas. Pada kasus yang sudah parah, rasa nyeri ini juga bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh, yang kemudian sebabkan rasa tidak nyaman.

Saat pengidap bronkitis menarik napas, ia bisa saja mengalami dua masalah. Yang pertama adalah sesak dan yang kedua adalah nyeri di bawah tulang dada, seperti telah dijelaskan tadi. Kondisi tersebut tentu akan membuat mereka mudah lelah ketika melakukan aktivitas. Belum lagi jika gejala disertai demam dan menggigil, pengidap bronkitis akan selalu merasa lemas dan sulit melakukan aktivitas berat.

Baca juga: Pahami Ciri, Jenis, dan Cara Mencegah Paru-paru Basah

Waspada, Komplikasi Akibat Bronkitis

Jika kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya tidak mengabaikannya dan pastikan untuk mendapat perawatan dari dokter. Pasalnya, penyakit ini bisa sebabkan komplikasi yang berbahaya. Salah satunya adalah pneumonia, yang menjadi komplikasi yang cukup umum. Pneumonia terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke paru-paru, dan menyebabkan kantung udara kecil di dalam paru-paru terisi oleh cairan.

Sekitar 1 dari 20 kasus bronkitis pun dilaporkan menyebabkan pneumonia. Terdapat beberapa hal yang meningkatkan risiko pneumonia, yaitu: 

  • Lanjut usia;
  • Merokok;
  • Orang dengan kondisi kesehatan lain, seperti penyakit jantung, hati atau ginjal;
  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Pneumonia ringan biasanya dapat diobati dengan antibiotik di rumah. Sementara kasus yang lebih parah mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Sudah 5 bulan makan obat paru tapi masih sesak lemas dan Meriang kenapa ya
Referensi:

Web MD. Diakses pada 2019. Bronchitis.
NHS UK. Diakses pada 2019. Bronchitis.