Apa maksud dari broken home

Setiap anak pasti ingin terlahir dan berada di keluarga yang utuh (kedua orangtua lengkap) serta rukun.

Namun, keadaan sebuah keluarga tak bisa ditebak, ada kalanya kerukunan tersebut retak bahkan hancur hingga terjadi perceraian. Kondisi ini sering disebut juga dengan "Broken Home".

Keadaan keluarga yang seperti itu ternyata berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan masa depan anak-anak.

Anak yang berada dalam keluarga broken home tetap bisatumbuh dengan baik dan mencapai masa depan gemilang.

Namun tidak menutup kemungkinan, broken home membuatanak menjadi terpuruk, berperilaku negatif, dan masa depan menjadi hancur.

Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber hal-hal yang berkaitan dengan broken home. Simak yuk, Ma!

1. Apa itu "broken home"?

Apa maksud dari broken home
yourteenmag.com

Broken home berasal dari dua kata bahasa Inggrisbroken dan home. Broken memiliki arti rusak, home memiliki arti rumah. Jika dua kata tersebut digabung berarti rumah yang rusak. Rumah yang yang dimaksud adalah rumah tangga atau hubungan antar orangtua.

Jadi, dapat diartikan brokenhome adalah situasi di mana keluarga mengalami perpecahan atau adanya kesenjangan dalam rumah tangga, entah itu perselisihan antar kedua orangtua, perselingkuhan, atau bahkan perkelahian yang berakibat putusnya tali kekeluargaan atau perceraian.

Keadaan keluarga tersebut sudah dapat dikatakan benar-benar rusak jika sudah tidak ada cinta, tidak ada kebaikan, tidak ada aspek-aspek positif dari keluarga tersebut setelah terjadinya permasalahan-permasalahan.

2. Kesulitan yang dirasakan anak broken home

Apa maksud dari broken home
Pixabay/Rubberduck1951

Melihat kedua orangtua bertengkar, tidak akur, bahkan sampai bercerai pasti akan membuat anak sulit menjalani hari-harinya bahkan bisa sampai depresi.

Berikut ini beberapa kesuitan yang dirasakan oleh anak-anak broken home antara lain:

1. Anak akan sedih berkelanjutan

Semua anak pasti akan bersedih jika melihat kedua orangtua yang ia sayangi bertengkar hingga membuat perpecahan dalam keluarga.

Kesedihan tersebut akan terus berlanjut karena dengan keadaan keluarganya hancur hidupnya kedepannya tidak akan bahagia. Tidak ada lagi kasih sayang untuknya.

Selain itu, kenangan indah yang yang dulu pernah dilalui dengan keluarganya tak akan pernah terulang kembali.

Biasanya pada usia pra sekolah hingga remaja akan mengungkapkan kesedihan tersebut degan selalu menangis.

Namun, untuk anak-anak yang sudah beranjak dewasa, ia akan lebih memendam rasa kesedihannya tersebut.

2. Anak akan merasa marah

Perasaan marah anak bisa saja muncul akibat kekecewaannya terhadap pertikaian atau perceraian kedua orangtuanya.

Ungkapan marah yang dirasakan oleh anak beragam, seperti diam tidak mau diajak bicara lagi dengan kedua orangtuanya, bisa juga mengungkapkan segalanya yang ia rasakan, atau bisa saja melampiaskannya dengan merusak barang.

3. Mulai merasakan kesepian

Rumah yang tadinya rukun dihuni dengan kedua orangtua mungkin akan menjadi sepi. Salah satu orangtuaakan meninggalkan rumah. Rasa sepisecara fisik pasti akan sangat terasa.

Selain itu, hati pun akan merasa kesepian. Biasa mendapatkan curahan kasih sayang dari keluarga, mungkin saat menjadi broken home akan menjadi hampa tanpa kasih sayang orangtua karena meraka sibuk dengan urusan masing-masing.

Saat anak merasa kesepian bisa jadi memikirkan hal-hal buruk bahkan bisa jadi menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab perceraian.

Rasa kesepian ini juga dapat berujung depresi bila tidak ditangani dengan benar.

4. Merasa kehilangan kasih sayang

Kedua orangtua yang berpisah membuat anak merasakan kehilangan kasih sayang.

Ia mungkin tidak akan bertemu salah satu dari orangtuanya setiap hari dan merasa kasih sayang yang ia dapatkan sebelumnya berkurang bahkan menghilang.

5. Tidak mempunyai identitas diri

Perasaan-perasaan pada poin sebelumnya dapat menyebabkan anak broken home tidak memiliki identitas diri yang kuat.

Sebab, rasa sedih, rasa kecewa, rasa, rasa tidak di sayang membuatnya merasa jadi tidak berharga dan kehilangan identitas diri.

  1. 7 Penyebab Remaja Alami Bruntusan di Wajah dan Cara Mengatasinya
  2. 5 Cara untuk Menumbuhkan Jiwa Kompetisi pada Anak
  3. 10 Tips Mempererat Hubungan Anak dengan Papa

3. Hal-hal yang dapat dilakukan anak agar bisa melewati hari-hari sulit menjadi broken home

Apa maksud dari broken home
Freepik/Doidam10

Jika keadaan keluarga telah terlanjur rusak dan runtuh, janganlah bersedih dan terpuruk lama-lama. Karena broken home bukan selalu tentang kehancuran.

Masih ada hal-hal lain yang menyenangkan menunggu di depan. Berikut adalah cara yang ampuh agar kamu selalu semangat menjalaninya.

1. Belajar menerima kenyataan

Menerima kenyataan pahit memang tidak mudah. Tidak usah terburu-buru, bisa dicoba perlahan. Jika sudah bisa menerima kenyataan, anak akan menjadi seseorang yang lebih tangguh dan dewasa dari sebelumnya.

Jangan lari dari pahitnya kenyataan tetapi hadapilah. Sebab, itulah salah satu cara untuk bertahan hidup di tengan kekecewaan dan kesedihan.

2.Fokus pada tujuan hidup

Apa yang sudah menjadi tujuan hidup saat keluarga masih utuh harus tetap dipegang teguh. Jangan sampai ketika keluarga sudah berantakan tujuan hidup dibuang jauh-jauh karena merasa sedih dan terpuruk.

Tetap lanjutkan hidup sesuai rencana. Dengan fokus terhadap tujuan tersebut akan menjauhkan dari rasa sedih yang dirasakan.

3. Selalu berpikir positif

Cobalah untuk selalu berpikir positif dan melakukan hal-hal yang positif. Berhentilah berpikir negatif, yang bisa menyebabkan kehancuran diri.

4. Peran orangtua terhadap anak broken home

Apa maksud dari broken home
Pexels/Nicole Michalou

Perpecahan keluarga membawa kesedihan dan kesulitan untuk anak dalam menjalani hari-harinya.Maka, peran orangtua di situasi seperti ini sangat penting untuk anak.

Hubungan antar kedua orangtua boleh saja pecah dan hancur. Namun, hubungan kedua orangtua dengan anak jangan sampai hilang.

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak melewati masa-masa sulitannya saat menjadi broken home:

1. Tetap mencurahkan kasih dan sayangnya

Saat anak melihat kedua orangtuanya berpisah, anak akan berpikir sudah tidak ada cinta di keluarganya dan sudah tidak ada kasih sayang yang dia dapatkan.

Maka dari itu, sebagai orangtua tetap curahkan kasih sayangsebagaimana dulu masih bersama.

Misalnya, dulu selalu menyapa setiap pagi, setelah terjadinya kerusakan pun tetap harus menyapanya.

Jika tidak dapat bertemu langsung untuk menyapa anak, lakukanlah secara virtual.

Dengan tetap menjaga perhatian-perhatian kecil tersebut, anak tidak akan merasa sepi, sendiri, dan kehilangan kasih sayang.

2. Ajaklah anak berpikir positif dengan kondisi tersebut

Memang tiadk mudah untuk mengajak anak berpikir positif di saat ia terpuruk akan rumahnya yang rusak.

Namun, cobalah terus untuk membantunya berpikir positif dan mengajarkannya untuk bisa menerima keadaan saat ini secara perlahan.

Selain itu, beri penjelasan ke anak bahwa perpecahan ini bukan salahnya. Jangan sampai anak menyalahkan dirinya sendiri hingga merasa depresi dan berujung melakukan hal-hal nergatif.

3. Mengajak anak mencoba hal-hal baru

Ajak anak-anak untuk melakukan sesuatu yang baru. Melakukan aktivitas baru bisa jadi membuatnya melupakan permasalahan keluarganya. Misalnya, mencoba hobi baru seperti memasak, melukis, menari, dan lainnya.

Bisa juga mengajak anak bertamasya, seperti piknik atau mengunjungi taman bermain yang memiliki banyak wahana permainan.

4. Tetap di samping anak dan jadi tempat berbagi untuknya

Situasi broken home membuat emosi anak bercampur aduk, sedih kesal, kecewa dan lainnya.

Cobalah jadi tempat berbagi atas perasaannya tersebut. Jangan biarkan anak merasakan beban tersebut sendirian.

SElain itu, dalam masa pertumbuhan ada saat-saat di mana anak akan merasa kesulitan dan bersedih. Namun, dengan keadaan kedua orangtua yang sudah berpisah akan membuatnya semakin bingung harus mencurahkan perasaannya ke siapa dan bagaimana.

Maka dari itu, Tetaplah di sampingnya dan menjadi tempat berbagi untuknya.

5. Melakukan treatment khusus

Ada perubahan emosi pada anak broken home. Bisa jadi dari gejolak emosi yang dirasakan mengubah sifat dan sikapnya.

Semua perubahan tersebut tak menutup kemungkinan menjerumuskan ke hal negatif sehingga nantinya menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan menyebabkan gangguan jiwa pada anak karena merasa tidak siap dengan kondisi yang ada.

Maka dari itu, dibutuhkan tindakan atau khusus yang dilakukan oleh terapis sehingga kondisi broken home nantinya tidak akan sampai mempengaruhi psikologi anak.

Itulah penjelasan apa itu broken home dan hal-hal yang dirasakan anak broken home. Bantu anak agar tetap positif yuk, Ma.

Situasi broken home memang sulit untuk anak, tetapi masih tetap bisa ditangani jika kedua orangtua tidak mengabaikan dan memikirkan kondisi anaknya.

Sebab, sampai kapanpun anak membutuhkan peran kedua orangtua yang tak akan pernag bisa digantikan oleh siapapun.

Baca juga:

  • Orangtua Berpisah, Begini Dampak Psikologis Anak Broken Home
  • 5 Cara Melatih Kecerdasan Emosi Anak Tanpa Harus Ribet
  • 5 Fakta Toxic Parents yang Berdampak Buruk pada Psikologis Anak