Sikap Mandiri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika remaja ditunjukkan dengan

Nabi bersabda, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah

Republika/Mardiah

Rasulullah

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amir Faishol Fath     

Suatu hari Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat-sahabatnya bahwa tidak ada makanan yang lebih baik dari apa yang diperoleh dari keringat sendiri, dan bahwa Nabi Daud tidak pernah makan kecuali dari hasil tangannya sendiri (HR Bukhari).

Abdurrahman bin Auf, setibanya di Madinah dalam perjalanan hijrah dari Makkah, ditawari oleh Sa'ad bin Rabi' untuk mengambil separuh dari kekayaannya. Namun, ia tidak segera menerima tawaran itu. Ia hanya meminta agar ditunjuki jalan ke pasar untuk berdagang.

Baca Juga

Seorang Mukmin adalah pribadi yang selalu mandiri, bekerja keras, tidak segera menyerah pada keadaan, dan tidak mudah tergantung kepada orang lain. Baginya, sempitnya lapangan kerja bukan penghalang, melainkan pemicu semangat untuk membuka lahan-lahan baru yang lebih menjanjikan.

Dalam jiwanya terpatri firman Allah SWT, ''Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.'' (QS 13: 11).

Untuk membangun kemandirian ini, Rasulullah SAW selalu menegaskan kepada sahabat-sahabatnya bahwa tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (mengemis atau meminta). (HR Bukhari-Muslim).

Pernyataan ini tidak saja Rasulullah sampaikan di atas mimbar, melainkan juga dalam pertemuan secara pribadi dengan sahabat-sahabatnya. Dalam sebuah riwayat, seperti diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW suatu hari menyampaikan kepada sahabat-sahabatnya hakikat kemiskinan dan kekayaan.

Kata beliau, yang disebut miskin bukan mereka yang tidak punya sesuap atau dua suap makanan, tidak punya sebiji atau dua biji kurma, melainkan mereka yang meminta-minta (HR Bukhari-Muslim).

Sedangkan yang disebut kaya, masih kata Rasulullah SAW, bukan mereka yang mempunyai harta yang melimpah, melainkan mereka yang puas atas pemberian Allah sekalipun sedikit (HR Bukhari-Muslim).

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, ''Berbahagialah mereka yang masuk Islam. Mereka dikaruniai kemampuan untuk tidak mengemis, dan selalu puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.'' (HR Muslim). Auf bin Malik menceritakan bahwa ia --dengan ditemani beberapa orang-- pernah menemui Rasulullah SAW.

Ketika itu Rasulullah tiba-tiba mengajak mereka berbaiat. Mereka kaget karena merasa pernah melakukan baiat. Namun, karena Rasulullah mengulang ajakannya itu hingga tiga kali, akhirnya mereka mengajukan tangannya untuk baiat.

Yang menarik, setelah baiat untuk bertauhid sekaligus meninggalkan syirik, serta baiat melaksanakan shalat lima waktu, Rasulullah berbisik dengan suara pelan tapi tegas, mengucapkan baiat untuk tidak meminta-minta kepada orang lain. (HR Muslim).

Sikap (baiat) Rasulullah yang demikian itu tidak hanya membangun komitmen agar kita selalu mandiri dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Tapi, juga memberi penekanan agar kita sebagai umatnya bersinergi secara maksimal untuk membangun masyarakat yang ber-ta'wun fil birri wat-taqwa, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan; bukan saling menindas dan menzalimi. Wallahu a'lam.

  • mandiri
  • nabi
  • hikmah
  • nasihat

Sikap Mandiri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika remaja ditunjukkan dengan

sumber : Pusat Data Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

  • , aktif

Kelas 3 SD Semester 1KD 3.14 Tahun Pelajaran 2020/2021

BAB 1 Nabi Muhammad SAW Panutanku

Sikap Mandiri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika remaja ditunjukkan dengan
Ilmu Merupakan Warisan Para Nabi dan Rosul

B. Sikap Mandiri Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW adalah contoh seorang yang sangat mandiri. Sejak kecil, Rasul sudah yatim piatu. Ayahnya (Abdullah bin Abdul Muthalib) meninggal dunia sejak beliau belum lahir. Sedangkan ibunya (Aminah), meninggal ketika usia beliau baru 6 tahun. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Meski yatim piatu, Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyusahkan orang disekitarnya. Nabi Muhammad SAW sangat mandiri. Beliau tidak pernah bermanja-manja dengan siapapun.

        Setelah kakeknya meninggal dunia, Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh pamannya (Abu Thalib) sampai dewasa. Untuk meringankan beban pamannya, Nabi Muhammad SAW ikut mengembala ternak milik orang lain. Ketika usianya beranjak remaja, Nabi Muhammad SAW ikut pamannya berdagang. Nabi Muhammad SAW menabung setiap uang yang dihasilkannya dari berdagang untuk bekal hidup mandiri. Karena kemandiriannya Rasulullah dikenal sebagai pekerja keras, jujur, disiplin dan sabar.

Baca juga materi kelas 3 lainnya :

Soal PTS PAI Kelas 3 SD Semester 1

Pelajaran PAI Kelas 3 SD BAB 1//Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad SAW

Soal Pilihan Ganda PAI BAB 1 KD 3.14 Kelas 3 SD Semester 1

        Sikap kemandirian Nabi Muhammad SAW itu juga beliau ajarkan dan tunjukkan kepada kaum Anshor. Kaum Anshor diminta untuk mencari kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam sebuat hadits disebutkan yang artinya :

"Demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah SWT mencukupkannya dengan kayu, itu lebih baik baginya dari pada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya". (HR. Bukhari dari Zubair bin Awwam).

        Mandiri yaitu tidak bergantung kepada orang lain. Mengerjakan segala sesuatu sesuai kemampuan yang dimilikinya. Mandiri juga berarti kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain.

        Anak yang mandiri akan disukai banyak orang. Sebaiknya, anak yang manja akan menyusahkan banyak orang. Anak yang mandiri biasanya suka membantu orang tua dan bisa mengurus diri sendiri. Anak mandiri tidak mudah menyerah jika menghadapi masalah. Anak yang mandiri akan lebih sabar menghadapi segala situasi, disukai teman-teman, orang tua dan semua orang yang kita kenal.

Manfaat Mandiri :

1. Memupuk tanggung jawab2. Memecahkan masalah3. Berfikir kreatif, dan banyak ide4. Percaya diri yang kuat5. Meningkatkan keterampilan6. Mengambil keputus

7. Berfikir kritis

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Assalamu'alaikum wr. wb anak shalih dan shalihah, semoga sehat selalu ya...

Untuk pembelajaran hari ini kita akan belajar tentang sikap Mandiri. Sebelum memulai pembelajaran ini sebaiknya kita membaca kalimat Basmallah...

( Bismillaahirrahmaanirrahiim )

1. Siswa dapat menyebutkan sikap mandiri Nabi Muhammad Saw. dengan benar.

2. Siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri.

Sikap Mandiri Nabi Muhammad saw.

   Rasulullah saw. adalah contoh manusia yang sangat mandiri. Sejak kecil, Nabi sudah yatim piatu. Ayahnya, bernama Abdullah, sudah meninggal sejak ia belum lahir. Sedangkan ibunya, Aminah, meninggal ketika usianya baru 6 tahun. Meskipun yatim piatu, Nabi tidak pernah menyusahkan orang di sekitarnya. Nabi kemudian diasuh oleh Ummu Aiman. Ummu sangat mencintai Nabi oleh karena sifat-sifat Nabi yang mandiri. Nabi tidak pernah bermanja-manja kepada siapapun juga. Ketika usianya beranjak remaja, Nabi pergi ke pasar berdagang mencari rezeki sendiri mengikuti pamannya, Abu Talib. Nabi menabung setiap uang yang dihasilkannya dari berdagang untuk bekal hidup mandiri. Karena kemandiriannya Rasulullah dikenal sebagai pekerja keras, jujur, disiplin dan sabar.

   Tahukah kamu, seperti apakah sifat mandiri itu? Bila kita suka menyusahkan orang di sekitar kita, bermanja-manja kepada orangtua, tidak mau membantu orangtua, tidak ikut merapikan tempat tidur setiap pagi hari, suka menyuruh pembantu, sering meminta bantuan orang lain padahal kita mampu melakukannya, maka itulah tanda-tanda kita tidak mandiri. Mandiri adalah kebalikan dari sifat manja. Anak yang mandiri akan disukai banyak orang. Anak yang manja akan menyusahkan banyak orang. Anak mandiri biasanya suka membantu orangtua dan bisa mengurus diri sendiri. Sebaliknya, anak manja selalu minta tolong dan bergantung kepada orang lain. Anak mandiri tidak mudah menyerah jika menghadapi masalah. Sedangkan anak manja akan cepat menyerah dan putus asa ketika menghadapi masalah.

   Jadilah anak mandiri. Baik kita anak orang miskin ataupun anak orang kaya. Mengapa? Karena anak yang mandiri akan lebih sabar menghadapi segala situasi, disukai teman-teman, orangtua dan semua orang yang kita kenal. Jadi janganlah mau menjadi anak manja!.

     ayo anak shaleh dan shalihah kita saksikan video di bawah ini !


Berilah tanda (√) di kolom di bawah ini !

Aku berusaha bangun tidur sendiri.

Aku membereskan kamar tidur sendiri.

Ketika aku makan, disuapi.

Aku mencuci piring sendiri setelah makan.

Aku menyiapkan buku-buku pelajaran sendiri.